Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1220 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Malaria merupakan masalah utama di Propinsi Papua,Meluasnya penyebaran parasit malaria dan penanganan program malaria yang tidak teratur serta diikuti adanya krisis ekonomi dan perselisihan di masyarakat Papua pada akhir tahun 1990 an telah mengakibatkan situasi malaria di daerah Papua semakin terpuruk."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Malaria merupakan masalah kesehatan utama di propinsi Papua. Meluasnya penyebaran parasit malaria dan penanganan program malaria yang tidak teratur serta diikuti adanya krisis ekonomi dan perselisihan di masyarakat Papua pada akhir tahun 1990an telah mengakibatkan situasi malaria di daerah Papua semakin terpuruk. Untuk menentukan besaran permasalahan malaria saat ini, suatu survei malariometrik telah dilakukan di tiga Kecamatan di Kabupaten Jayapura serta uji sensitifitas obat antimalaria sulfadoksin-pirimetamin (SP) pada pasien malaria di unit rawat jalan RSU Abepura, Puskesmas Hamadi dan Poliklinik Panti Asuhan Katolik Sentani, Kabupaten Jayapura, Propinsi Papua. Pada survei malariometrik, dari 543 subyek yang diperiksa, ditemukan 185 subyek terinfeksi malaria P.falciparum, dan P.vivax serta infeksi campuran keduanya. Seluruh kasus malaria yang ditemukan merupakan kasus tanpa gejala (asimtomatik). Pada uji sensitifitas obat antimalaria dengan SP, dari 56 subyek yang diikutsertakan, ditemukan 32 subyek mengalami kegagalan pengobatan dini (KPD) dan 2 subyek mengalami kegagalan pengobatan kasep (KPK) serta 22 subyek berhasil pada pengobatan ini. Hasil-hasil di atas menunjukkan bahwa prevalensi malaria di Kabupaten Jayapura serta angka kegagalan pengobatan SP cukup tinggi dan oleh karena itu diperlukan adanya obat antimalaria baru yang sesuai dengan keadaan pada daerah tersebut.

Abstract
Malaria poses a major public health problem in Papua. The rapid spread of drug-resistant parasites and deterioration of the malaria control program following the monetary crisis and civil strife in the late 90?es have worsened the malaria situation in many areas of Papua. To re-assess the current magnitude of malaria problem, a malariometric survey was conducted in three sub-districts of Jayapura District, as well as antimalarial drug sensitivity test using sulfadoxine-pyrimethamine (SP) at the outpatient clinics of Abepura General Hospital (RSU), Hamadi Primary Health Center and Panti Asuhan Katolik Clinics, Sentani, Jayapura District, Papua Province. Screening of 543 subjects in three sub-districts revealed 185 malaria positive subjects, either with P. falciparum, P. vivax or mixed of the two species. All of the malaria cases were asymptomatic. In the SP drug sensitivity test, of the 56 subjects involved, 32 were classified as early treatment failure and two subjects were classified as late treatment failure. The remaining 22 subjects were classified as adequate clinical and parasitological response (ACPR). These results indicated that the surveyed area has a high malaria prevalence and treatment failure to SP and therefore alert to the need of deploying new antimalarial regiment that suit the remote setting."
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2007
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Armyn Nurdin
"Epidemiologi malaria di desa Salubarana dan Kadaila, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia telah diteliti selama bulan Juli sampai December 2002 untuk mendapatkan data dasar yang berkaitan dengan faktor parasit, vektor, inang, dan lingkungan. Survei malariometrik bulanan selama kurun waktu 6 bulan menemukan suatu prevalensi malaria yang relatif tinggi di Kadaila dibandingkan dengan Salubarana. Kadaila terutama dihuni oleh transmigran dari Jawa, Bali, Lombok dan dari kabupaten lain di Sulawesi Selatan, sedangkan Salubarana dihuni oleh penduduk asli suku Mandar. Pada analisis 1.113 apusan darah yang diperoleh dari individu-individu yang dilibatkan secara acak pada survei ini ditemukan 59 positif malaria, terdiri dari Plasmodium falciparum dan P. vivax. Kedua spesies tersebut mendominasi apusan darah yang diperiksa dan kadang-kadang ditemukan sebagai infeksi campuran. Anopheles barbirostris dikonfirmasi sebagai vektor malaria pada kedua desa, sedangkan 7 spesies lainnya An. barbumbrosus, An. parangensis, An. vagus, An. crawfordi, An. pseudobarbirostris, An. tessellatus dan An. subpictus harus pula dipertimbangkan sebagai vektor. Di kedua desa, An. barbirostris mendominasi dan pada umumnya vektor ini menggunakan genangan air di sungai dan tanah sebagai tempat perindukan serta memiliki kebiasaan istirahat di dalam dan di luar rumah. Temuan-temuan ini dapat digunakan untuk penyusunan suatu program penanggulangan malaria yang berbasis bukti di daerah tersebut. (Med J Indones 2003; 12: 252-8)

Malaria epidemiology in Salubarana and Kadaila villages, Mamuju District, South Sulawesi Province, Indonesia was studied from July-December 2002 to obtain baseline data related to the parasite, mosquito vector, human host, and environmental factors. Monthly malariometric surveys conducted during the six- month period revealed a relatively high prevalence of malaria in Kadaila in comparison to Salubarana. Kadaila was mainly inhabited by migrants from Java, Bali, Lombok, and from other districts of South Sulawesi. Salubarana, on the other hand, was inhabited mainly by indigenous Mandarese. Analysis of 1,113 blood smears taken from individuals randomly involved in the survey revealed 59 positive samples, consisting of Plasmodium falciparum or P. vivax. These two species predominated the samples examined and were occasionally found as mixed infection. Anopheles barbirostris was confirmed as a vector for malaria in this area whereas 7 other species An. barbumbrosus, An. parangensis, An. vagus, An. crawfordi, An. pseudobarbirostris, An. Tessellatus, and An. subpictus should be considered as potential vectors. The first mentioned species predominated, using mainly riverbeds and ground pools as breeding places with a habit of indoor or outdoor resting. These findings could be useful for establishing evidence-based malaria control program in the area. (Med J Indones 2003; 12: 252-8)"
2003
MJIN-12-4-OctDec2003-252
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zakarias Busiara
"Penyakit malaria di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, terutama daerah-daerah di luar pulau Jawa dan Bali. Dari tahun ke tahun angka kesakitan yang diakibatkan oleh penyakit malaria tidak mengalami perubahan, terbukti dari tahun 1984 - 1991, angka kasakitannya berkisar antara 28, 88 - 87,65-7, 65 persen (Profit Kesehatan.tahun 1992). Khususnya di Propinsi Irian Jaya, penyebab kematian dari 10 besar penyakit di Puskesmas malaria yang paling tinggi, yaitu: 18,94 persen (lihat tabel 1.1), dan di lokasi transmigran Arso VI, Kecamatan Arso Kabupaten Jayapura, sampel darah yang diambil untuk pemeriksaan malaria ternyata yang positif malaria, untuk umur 0 - 12 bulan: 60,00 persen dan umur 1 - 9 tahun: 61,54 persen.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian malaria, pada Balita di lokasi transmigran arso VI Kecamatan Arso Kabupaten Jayapura. Irian Jaya.
Manfaat dari penelitian ini adalah dapat berguna bagi pengelola program dalam upaya menentukan target sasaran intervensi penanganan kejadian malaria di lokasi transmigran Arso VI, Kecamatan Argo Kabupaten Jayapura dan didaerah lain yang mempunyai permasalahan yang sama. Penelitian ini menggunakan pendekatan "Cross Sectional" dengan menggunakan data primer, yang diperoleh di lapangan. Unit analisa adalah: ibu dari balita 0 - 5 tahun, diambil satu anak yang. paling kecil dalam keluarga.
Hipotesis yang diajukan adalah: ? secara bersama-sama " ada hubungan antara variabel-variabel pengaruh (independen variabel) dengan variabel terpengaruh (dependen variabel). Analisa yang digunakan adalah: univariat, untuk melihat gambaran. frekwensi distribusi responden menurut berbagai karakteristiknya; dan analisa bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel-variabel independen dengan dependen variabel. Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square, variabel- variabel independen yang mempunyai hubungan dengan kejadian. malaria (dependen variabel) adalah: variabel tingkat pendidikan responden, dengan nilai p = 0,0000 (p<0,05) dan Chi-Square = 24,5818 pada Df = 1; variabel pengetahuan responden tentang penyakit malaria dengan nilai p = 0,0545 (p <0,05) dan Chi-Square = 13,80 pada Df = 1; variabel perilaku pencegahan penyakit malaria dengan nilai p = 0,0000 (p <0, 05) dan Chi-Square = 24,58 pada Df = 1; dan variabel lingkungan perumahan dengan nilai p = 0,0003 (p < 0,05) dan Chi-Square= 13, 13 pada Df =1; variabel bentuk perumahan dengan nilai p = 0,003 dan Chi-Square = 8,18 pada Df = 1.
Dari hasil penelitian dengen menggunakan uji statistik Chi- Square, ternyata yang mempunyai hubungan dengan kejadian malariaadalah: variabel tingkat pendidikan responden yang masih rendah; variabel pengetahuan responden tentang penyakit malaria yang masih rendah; variabel perilaku pencegahan penyakit malaria yang buruk; variabel bentuk perumahan yang buruk dan variabel lingkungan yang buruk oleh sebab itu untuk menurunkan angka kejadian malaria di lokasi transmigran Arso VI, Kecamatan Arso Kabupaten Jayapura, yang disebabkan oleh faktor-faktor tersebut diatas, diperlukan adanya upaya-upaya sebagai berikut: Perlu diberikan penyuluhan dan pelatihan-pelatihan ketrampilan melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal khususnya dalam bidang pelayanan kesehatan sehingga mereka dapat meningkatkan derajat kesehatan den tidak terlepas dari faktor pendukung lainnya yaitu; faktor sosial ekonomi yang perlu ditingkatkan pula.

The related factors with malaria for children under5years old in transmigration location Arso VI, Subdistrict of Arso, Regency of Jayapura in 1994.In Indonesia, malaria disease is still become a problem for public healthy, especially for the outside areas of Java-and Bali Island. From year to year, the number of sickness that consequences by malaria disease have never been change, it have prove from 1981 - 1991, Number 07 sickness revolve between28, 88 - 87, 65% (Health profile 19-92 ).
From Big ten diseases for the causes of death, in public Health centreespecially in province of Irian Jaya, it could be said that malaria get the highest rank, it is 18,94% ( see table 1 .1 ), and the blood sample for malariaanalysis s in transmigration location Arso VI, subdistrict of Arso, regency of Jaya Pura; positive evidencely for children 0 - 12 months old, is 60,00t and for 1 - 9 years old is . 61,541 purpose ofresearch isto get to know the reisting factors whit malaria occurrence, for children waders 5 years old in transmigration location Arso VI, subdistrict of Arso, regency of Jayapura, Irian Jaya. The advantage of researchcaved be given some beneficial to program processors in effort to determined main interventions target aims for malariaaccurance in transmigration location Arso VI, subditrict Arso, Regency of Jayapura, and for some other areas with the same set of problems.
This research is using primary datasquare with " Cross Sectional Approach ?.
Analysis Unit is: mother of the youngest children from 0 - 5 years old, in family.
Hypothesis that collective remanded have connection between independent variables and dependent variables.
And Analysis use urrivariat analysis means to description about respondent distribution frequency,according to all sort of their characteristics, and bivariat analysis that means to know if there have relationship between independent variables and dependent variables .
According to statistictest with chi-square test, have been know that independent variables which- have- relation with malaria occurance (dependent variables) are :
- Respondent educational-level variables with P value 0,0000 ( p < 0,05 ) and chi - square 24,5818 at Df = I;
- Respondent ability to know about malaria diseasevariable with P value 0,0545 ( P < 0.05 ) and chi-square 13, 80 at Df = I;
- Malaria disease prevention behavior variable with P value0,0000 ( P<0,05 ) and chi-square 24,58 at Df = 1 and housing environment variable with P value = 0, 0003 ( P<0,05 ) and chi-square = 13,13 at Df=1, Housingtype variable with P value = 0,003 and chi-square = 8,18 at Df =1
Based on resulting of research, with chi-square statistic test, therehave been know that some variable having connection with malaria occurance, and the mention variable are : Law range of respondent arilityto know about malaria disease variable, dilapidated malaria disease unproporsional housing type malaria and bad environmental variable.
So, if we want to reduce malaria occurance digit in transmigration location Arso- VI, subdistrict of Arso, Regency of Jayapura, which are causing by some factors as mention above; there. are stall required some efforts as following below : Give some elucidation and skill training through formal and informal education, especially in healthy service sector, until people can raise their selves healthy degrees, without apart from ether proponent factor, such as increasing of social-economy factors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lepa S.
"ABSTRAK
Gamma aminobutyric acid (GABA) reseptor merupakan situs target
insektisida dieldrin dan endosulfan, kelompok insektisida siklodien. Mutasi pada
gen pengkode reseptor GABA menyebabkan resistansi terhadap dieldrin (Rdl).
Resistansi ditandai dengan perubahan asam amino pada kodon A302G/S saluran
ion reseptor GABA. Mutasi tersebut telah ditemukan terhadap beberapa jenis
serangga, termasuk nyamuk anopheline dan dikaitkan dengan resistansi terhadap
insektisida siklodien. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi keberadaan
mutan alel Rdl pada spesies Anopheles di Indonesia. Analisis molekuler dilakukan
pada sampel nyamuk Anopheles dari beberapa daerah di Indonesia (Aceh,
Sumatera Utara, Bangka Belitung, Lampung, Jawa Tengah, Nusa Tenggara
Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Barat, Maluku dan Maluku Utara) untuk
mendeteksi keberadaan alel Rdl. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 11% dari
154 total sampel Anopheles yang dianalisis mengalami mutasi. Mutasi A302S alel
Rdl ditemukan pada An. vagus (dari Jawa Tengah, Lampung dan Nusa Tenggara
Barat), An. aconitus (dari Jawa Tengah), An. barbirostris (dari Jawa Tengah dan
Lampung), An. sundaicus (dari Sumatera Utara dan Lampung), An. nigerrimus
(dari Sumatera Utara), sedangkan mutasi alel A302G hanya ditemukan pada An.
farauti dari Maluku. Uji Kerentanan dilakukan dengan menggunakan prosedur
standar dari WHO, CDC dan modifikasi dari penelitian sebelumnya. Uji tersebut
menggunakan endosulfan (merk dagang Akodan 35 EC) dengan konsentrasi 0-
0.4% (g/L), dua kali ulangan terhadap 20-30 sampel larva dari Kecamatan
Katibung dan Rajabasa, Provinsi Lampung. Setelah bioasay dilanjutkan analisis
molekuler pengkodean subunit GABA. Nilai LC50 larva adalah 0.00893 (0.00332-
xiv
0.01697) dan 0.00904 (0.00401-0.01586) dari Kecamatan Katibung dan Rajabasa.
Analisis molekuler menunjukkan bahwa seluruh larva membawa alel Rdl A302,
tipe normal. Adanya mutasi pada alel Rdl menunjukkan bahwa paparan
insektisida pada populasi Anopheles di daerah ini mungkin masih berlangsung
(meskipun tidak secara langsung terkait dengan program pengendalian malaria)
atau spesies yang membawa alel resistan dapat bersaing dengan spesies normal
pada populasi Anopheles sehingga bentuk mutan dari alel Rdl relatif stabil dalam
ketiadaan insektisida dieldrin yang sudah tidak digunakan lagi. Meskipun
demikian, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa manajemen hama terpadu
diperlukan pada daerah endemik malaria di mana insektisida juga digunakan
untuk keperluan lain seperti pertanian.

Abstract
The gamma-aminobutyric acid (GABA) receptor-chloride channel
complex is known to be the target site of dieldrin and endosulfan, a cyclodiene
insecticide. Mutation in the gene encoding the GABA-receptors, resistance to
dieldrin (Rdl), which renders amino acid substitutions at codon A302G/S in the
putative ion-channel lining region. The mutation has been found in a wide range
of insect including anopheline mosquitoes and confers resistance to cyclodiene
insecticide, such as dieldrin and picrotoxin. The present study aims to explore the
existence and frequency distribution of the Rdl mutant alleles among the
Anopheles species in Indonesia. Molecular analyses have been performed on
Anopheles mosquito samples collected from several areas across Indonesia (Aceh,
North Sumatra, Bangka Belitung, Lampung, Central Java, East Nusa Tenggara,
West Nusa Tenggara, West Sulawesi, Molucca and North Molucca) and the Rdl
gene was Polymerase-Chain Reaction (PCR) amplified and sequenced to detect
the existence of the Rdl mutant alleles. The results indicated that 11 % of the total
154 Anopheles samples examined carried the mutant Rdl alleles. The A302S allele
was observed in An. vagus (from Central Java, Lampung and West Nusa
Tenggara), An. aconitus (from Central Java), An. barbirostris (from Central Java
and Lampung), An. sundaicus (from North Sumatra and Lampung), An.
nigerrimus (from North Sumatra), whereas the A302G allele was only found in
An. farauti from Molucca. Susceptibility test were carried out using World Health
Organization (WHO), Centers Disease Control and Prevention (CDC) and
previously publish method with tight modification standard procedures. The test
using 0-0.4% (w/v) endosulfan concentrations (Akodan 35 EC trademark) with
two replicates and 20-30 larvae samples from the field of Katibung and Rajabasa
sub-district, Lampung Province and followed by molecular analyses of the gene
encoding the GABA subunit. The LC50 of the larvae were 0.00893 (0.00332-
0.01697) and 0.00904 (0.00401-0.01586) from Katibung and Rajabasa and all of
the larvae carried A302 Rdl allele. The existence of the Rdl mutant allele indicates
that, either insecticide pressure on the Anopheles population in these area might
still ongoing (though not directly associated with malaria control program) or that
the mutant form of the Rdl allele is relatively stable in the absence of insecticide.
Nonetheless, the finding suggests that integrated pest management is warranted in
malaria endemic areas where insecticides are widely used for other purposes."
2012
T31006
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Depkes , 1991
614.532 IND m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan , 1993
614.532 IND p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Muhtar Arkan Nauf
"Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasmodium. Malaria disebarkan oleh nyamuk Anopheles betina yang sedang menyelesaikan tahap regenerasi. Malaria adalah masalah kesehatan global serius yang sangat merusak bagi negara berkembang. Sebagian besar program pengendalian malaria menggunakan insektisida untuk mengendalikan populasi nyamuk. Penggunaan berskala besar dari insektisida ini memberikan tekanan seleksi besar-besaran pada nyamuk yang membuat nyamuk menghasilkan keturunan yang tahan insektisida. Dengan demikian, mengembangkan strategi alternatif sangat penting untuk pengendalian malaria berkelanjutan. Malaria tidak dapat menyebar tanpa nyamuk, oleh karena itu mengendalikan populasi vektor, gigitan nyamuk, atau mengganggu kemampuan nyamuk untuk menampung parasit Plasmodium dapat membatasi penyebaran nyamuk. Oleh karena itu metode paratransgenesis dilakukan. Paratransgenesis adalah metode untuk mengganggu kemampuan vektor menampung parasit Plasmodium falciparum. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kegunaan paratransgenesis untuk mengendalikan malaria dengan menggunakan model matematika. Dari model matematika tersebut akan dikaji titik ekuilibrium dan kestabilannya, nilai ambang batas (R0) dan diberikan simulasi numerik untuk model tersebut.

Malaria is a disease caused by the Plasmodium parasite. Malaria is spread by female Anopheles mosquitoes which are completing the regeneration stage. Malaria is a serious global health problem that is very damaging to developing countries. Most malaria control programs use insecticides to control mosquito populations. The large-scale use of these insecticides puts a huge selection pressure on mosquitoes which makes mosquitoes produce insecticide-resistant offspring. As such, developing alternative strategies is very important for sustainable malaria control. Malaria cannot spread without mosquitoes, therefore controlling the vector population, mosquito bites, or interfering with the ability of mosquitoes to accommodate the Plasmodium parasite can limit the spread of mosquitoes. Therefore the paratransgenesis method is carried out. Paratransgenesis is a method for disrupting the vector’s ability to accommodate the Plasmodium falciparum parasite. This research was conducted to evaluate the use of paratransgenesis to control malaria by using mathematical models. From the mathematical model, the equilibrium point and its stability, threshold value (R0) will be examined and numerical simulations are given for the model."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan, 1991
614.532 IND m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
H. Ali Imron Yusuf
"Until now, malaria is still an important community health problem in Indonesia. Prior to the use of DOT in this year 1959, it can be said that there is no region in Indonesia that was free from malaria except for the high lands.
Lampung is a region that is endemic for malaria, but at the peak of eradication in the year 1963, Lampung was protected from malaria, even though in the year 1965 there were still malaria foci in Lampung, with an SPR? Of more than 2%.' Up to the year 1989, for regions outside of Java and Bali, Lampung has the least prevalence for malaria.1
The halt in malaria eradication using DOT was due to a change in the environment due to large developments that resulted in increased vector nesting sites, might have been the cause for the increase in malaria cases lately in Bandar Lampung.
"
Acta Medica Indonesiana, 2001
AMIN-XXXIII-3-JulSept2001-122
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>