Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143830 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Deasy Gustrivia
"Dalam pertumbuhan pasar moderen di Indonesia, banyak bermunculan pasar moderen yang dimiliki oleh peritel asing maupun peritel lokal yang menawarkan beragam nilai pada konsumen, mulai dari ritel skala besar yaitu hipermarket sampai skala kecil dengan sistem waralaba seperti minimarket. Salah satu nilai yang ditawarkan peritel adalah produk store brand dengan harga yang kompetitif dengan mcrek nasional dan peritel lain. Terlebih lagi dalam menghadapi situasi ekonomi yang sulit, diperkirakan daya beli konsumen akan menurun sehingga konsumen akan mencari produk dengan harga yang lebih murah. Dengan situasi tersebut porsi store brand akan semakin besar di berbagai pasar swalayan di Indonesia dan akan mendapat respon yang lebih besar dari konsumen.
Program store brand ini sendiri menjadi daya saing bagi peritel sekaligus menguntungkan bagi swalayan karena dapat menambah market share konsumen dengan menawarkan produk store brand yang herkualitas dan harga yang lebih murah. Selain itu daya saing swalayan juga tidak terlepas dari citra toko itu sendiri terutama aspek yang berkaitan Iangsung dengan konsumen. Kepercayaan konsumen terhadap citra toko dapat berpengaruh pada persepsi tentang kualitas produk store brand sehingga akan berpengaruh pula pada sikap dan intensi membeli produk tersebut.
Penelitian ini membahas tentang hubungan citra toko dengan persepsi terhadap produk store brand, sikap dan intensi membeli oleh konsumen beberapa pasar swalayan yang ada di Jakarta. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa dalam konteks store brand produk adalah sebagai mediasi antara citra toko dengan sikap dan intensi membeli produk store brand. Artinya konsumen lebih menekankan perhatian pada produk itu sendiri dibandingkan pada citra tokonya terutama dari segi harga dan kualitas namun citra toko mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap produk store brand.

In the growth of modern market in Indonesia, it has been appeared more retail store in form of large scale up to small scale market. One of value that offerred by retailers is store brand products with competitive price to national brand product and with other retailers. More over, in facing the economic crisis, it supposed that the purchasing power will decreasing so consumers would like to choose the lower price product but with the gap of quality is not far from premium products. By this situation, store brand portion will be arise in the retail stores in Indonesia and will take more good respons from consumers as a good alternative product.
This store brand program itself will be the competitive value to the retail stores and make more marginal benefits at once by offer the good quality but lower price. The competitive power also depend on overall store image consider most important image that related directly to store customers. The customers trust to the store image can influence consumers perception to store brand products.
This research examine about the influence of store image to perception of store brand product quality, attitude and purchase intention of modem markets consumers in Jakarta. This research found that in the context of store brand products, the product is being to be the mediation between store image and attitude and purchase intention. The meaning is that consumers more emphasize to the product itself instead of the store that offering the store brands, especially by the lower price but good quality, yet store image has significant positif influence to the store brand products."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T16983
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahd Afkar Hakiki
"Fokus dari skripsi ini adalah untuk menguji hubungan antara Citra Toko dan Kualitas Pelayanan melalui Citra Merek, Intensi Pembelian Kembali, Kesadaran Harga dan Resiko yang diterima. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Citra toko secara positif berpengaruh pada Intensi Pembelian, berpengaruh secara negatif terhadap Citra Merek. Kualitas pelayanan secara positif berpengaruh pada Citra merek tapi secara signifikan tidak memiliki pengaruh terhadap Intensi Pembelian Kembali. Citra Merek secara signifikan tidak memiliki pengaruh terhadap Intensi Pembelian Kembali, berpengaruh secara negatif terhadap Resiko yang diterima. Resiko yang Diterima secara negatif berpengaruh terhadap Kesadaran Harga dan Intensi Pembelian Kembali. Kesadaran Harga secara positif berpengaruh pada Intensi Pembelian Kembali. Data dalam penelitian ini sebanyak 155 responden menggunakan kuesioner. Sembilan hipotesis penelitian diuji menggunakan Structural Equation Modelling (SEM).

The focus of this thesis is to examine the relationship between the Store Image and Service Quality through the Brand Image, Repurchase Intention, Price Consciousness and Perceived Risk. The results of this research show that the Store Image positively influential on Repurchase Intention, influence negatively on Brand Image. Service Quality affect positively on the brand image but significantly did not have an impact on Repurchase Intention. Brand image significantly did not have an impact on Repurchase Intention, negatively affect the Perceived Risk. The Perceived Risk negatively affect Price Consciousness and Repurchase Intention. Price Consciousness affect positive on Repurchase Intention. Data in this research is collected from 155 respondents by spreading the questionnaire. Nine hyphoteses in this research are tested by using Structural Equation Modeling (SEM)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Hastuti
"The trickle down theory of fashion pertama kali dicetuskan oleh sosiolog Georg Simmel pada tahun 1904. Teori ini mengemukakan adanya dua kelompok sosial dalam masyarakat dengan ciri dan status sosial yang berbeda, yaitu kelompok subordinate dan kelompok superordinate. Kelompok subordinate memiliki kecenderungan untuk melakukan imitasi atau meniru perilaku fesyen kelompok superordinate dengan tujuan untuk mendapatkan status baru yang lebih baik. Sementara kelompok superordinate itu sendiri memiliki kecenderungan untuk selalu tampil beda dan merespon perilaku kelompok subordinate dengan mengadopsi fesyen baru atau melakukan diferensiasi.
Salah satu kekuatan teori trickle down ini adalah kemampuannya memberikan signal akan adanya perubahan fesyen. Teori ini memberikan kesempatan bagi para pengamat untuk meramalkan perubahan pada suatu kelompok tertentu dengan melihat adanya perubahan pada kelompok lain.
Teori ini, menurut pengamatan penulis juga banyak dimanfaatkan dalam dunia pemasaran, khususnya periklanan. Banyak pengiklan memasang endorser yang bercitrakan kelompok sosial ekonomi atas, padahal target pasar produk yang diildankan adalah konsumen kelompok sosial ekonomi bawah. Tujuannya jelas, yaitu untuk menaikkan imej produk agar target konsumen memiliki persepsi yang tinggi terhadap produk tersebut, dan berharap proses imitasi terjadi.
Meskipun dinilai memiliki banyak keunggulan, teori trickle down ini masih banyak diragukan oleh beberapa peneliti lain. Horowitz (1975) dengan teori mass fashion, Charles King (1963) dengan teori trickle across, dan terakhir McCracken (1988) yang mengatakan perlu adanya revisi terhadap teori tersebut.
Studi ini mencoba untuk membuktikan kebenaran teori trickle down dalam kaitannya dengan periklanan nasional. Pengujian dilakukan terhadap tiga variabel terikat, yaitu sikap konsumen terhadap iklan, sikap konsumen terhadap produk dan intensi membeli konsumen terhadap produk yang diiklankan dengan endorser yang bercitrakan kelas sosial ekonomi atas dan bawah. Penelitian ini dilakukan terhadap dua jenis produk, yaitu produk fesyen dan produk non fesyen. Pada produk fesyen, tujuannya untuk membuktikan kebenaran teori trickle down, seperti yang dikemukakan diatas. Sedangkan penelitian pada produk non fesyen untuk melihat apakah teori ini juga berlaku untuk produk non fesyen.
Dan hasil penelitian ini didapat bahwa kebenaran teori trickle down ternyata hanya terbukti sampai pada sikap terhadap iklan dan sikap terhadap produk, tetapi tidak terbukti pada intensi membeli konsumen. Tentunya untuk menyatakan bahwa teori trickle down salah, masih diperlukan penelitian-penelitian lanjutan. Paling tidak penelitian ini merupakan upaya pertama, sepanjang pengetahuan penulis, untuk membuktikan teori trickle down secara empiris di Indonesia.
Saran untuk penelitian lebih lanjut, sebaiknya produk yang diteliti bukan berupa kosmetika baru, seperti yang digunakan pada penelitian ini, ataupun produk-produk lain yang memiliki perceived physical risk yang tinggi.
Implikasi pemasaran ditujukan bagi para produsen dan pengiklan, bahwa efektifitas pemasangan endorser kelas atas, menurut hasil penelitian ini, mungkin hanya sebatas pembentukan sikap positif konsumen baik terhadap iklan maupun produk, tetapi belum mempengaruhi intensi membeli konsumen terhadap produk yang diiklankan."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T20187
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halomoan, Ricardo
"Pertumbuhan ekonomi nasional secara langsung berimbas pada tumbuhnya bisnis ritel. Saat ini terdapat berbagai perusahaan ritel yang membuka berbagai format gerai dari hypermarket hingga minimarket. Peningkatan jumlah pemain dalam bisnis ritel ikut mempengaruhi ketatnya persaingan. Perusahaan ritel membutuhkan strategi pemasaran yang tepat untuk bisa bertahan dan memenangkan persaingan. Pada umumnya peritel memasuki pasar atau mereposisi pasar dengan menekankan pada komunikasi pemasaran dan kualitas pelayanan. Salah satu elemen komunikasi pemasaran yang sering digunakan peritel adalah promosi penjualan.
Promosi penjualan merupakan sebuah rangkaian teknik pemasaran yang diciptakan untuk menambah nilai dari produk. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan jumlah penjualan. Saat ini banyak peritel mengeluarkan anggaran besar untuk melaksanakan program promosi penjualan, namun keefektifan dan pengaruh program ini terhadap peningkatan intensi membeli konsumen masih harus diteliti.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis variabel promosi penjualan, ekuitas merek dan sikap yang diduga mempengaruhi intensi membeli konsumen. Penelitian ini dilakukan terhadap 184 orang responden yang merupakan konsumen Matahari Department Store di wilayah DKI Jakarta. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah structural equation modelling (SEM) dengan metode estimasi maximum likelihood.
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa variabel promosi penjualan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ekuitas merek maupun terhadap sikap konsumen di Matahari Department Store. Dalam studi kasus ini ditemukan suatu fenomena dimana promosi penjualan memiliki pengaruh yang negatif terhadap intensi membeli konsumen. Selain itu terlihat pula bahwa variabel ekuitas merek memiliki pengaruh yang positif terhadap intensi membeli konsumen dan sikap konsumen Matahari Department Store. Sementara itu, variabel sikap konsumen juga memiliki pengaruh yang positifterhadap intensi membeli konsumen.
Fenomena yang ditemukan dalam penelitian ini menghasilkan beberapa implikasi manajerial bagi manajemen Matahari Department Store. Anggaran promosi penjualan yang besar dapat dialihkan ke elemen komunikasi pemasaran lain seperti iklan, hubungan masyarakat, serta tanggung jawab sosial perusahaan. Manajemen juga dapat lebih fokus terhadap strategi peningkatan ekuitas merek karena pengaruhnya yang besar dalam membentuk sikap dan intensi membeli konsumen.

The growth of national economic has a direct effect on the growth of retail business. Nowadays, many retailers have developed various formats of store, from minimarket to hypermarket. Number of player increasing in retail business influenced the light of competition among them. Retail companies need an appropriate marketing strategy to hold out and to win the competition. Retailers usually focus on marketing communication and service quality when entering and repositioning market. And, sales promotion is one of marketing communication elements.
Sales promotion is a set of marketing technique which is created to increase product value. The main purpose of this program is to increase amount of sales. Recently, many retailers expanding a lot of budget in running sales promotion program, but the effectiveness and the influence of this program in increasing customer-buying intention are still in research.
The purposes of this research are to analyze sales promotion variable, brand equity, and consumer attitude in influencing customer-buying intention. This research involved 184 respondents who became consumer of Matahari Department Store in Jakarta. Technique for data processing is structural equation modeling {SEM} with maximum likelihood method.
Result of data processing showed sales promotion variable has no significant effect to brand equity and consumer attitude in Matahari Department Store. This study case found a phenomenon that sales promotion has a negative effect to consumer buying intention. In other side, brand equity variable has a positive effect to consumer buying intention and consumer Matahari Department Store attitude. Meanwhile, consumer attitude has a positive effect to consumer buying intention.
This research phenomenon delivers some managerial implication for management of Matahari Department Store. A part of sales promotion budget could be shifted to the other element of marketing communication budget such as advertising, public relation, and corporate social responsibility. Management could be focus in strategy of increasing brand equity because its significant effect on building consumer attitude and consumer buying intention.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20359
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Paima Ulibasa
"Perkembangan ritel yang begitu pesat menimbulkan persaingan ketat antar perusahaan ritel baik dalam maupun luar negeri. Hal ini mengharuskan pihak manajemen perusahaan ritel mengembangkan strategi untuk bertahan di industri ritel khususnya hipermarket. Salah satu strategi yang marak diterapkan adalah dengan menggunakan nama tokonya sebagai merek produk yang dikenal dengan Private Label Brand (PLB). Hal ini menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian terhadap niat pembelian produk PLB. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara citra toko dan kualitas pelayanan terhadap niat pembelian produk PLB dan juga dampak persepi risiko dan kesadaran harga yang dirasakan konsumen terhadap niat pembelian.
Data diolah menggunakan metode Structural Equation Model (SEM) dengan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara citra toko dan niat pembelian, selain itu ditemukan juga pengaruh yang besar antara kualitas pelayanan dan niat pembelian. Perusahaan ritel disarankan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanannya demi menciptakan citra PLB yang baik sehingga niat pembelian konsumen juga turut meningkat. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti hendaknya lebih fokus dalam memilih objek penelitian untuk menghindari ambiguitas pada responden dan juga mempertimbangkan adanya variabel product familiarity untuk hasil yang lebih mendalam.

The tremendous growth of retail caused the fierce competition among the retail company both in our country and also overseas. Thus, the management of the company has to develop some strategies in order to survive in the retail industry especially in the hypermarket area. One of the famous strategies applied is to label the product according to the store`s name which is well known as Private Label Brand (PLB). This case brings the attention of the writer to do some researches on purchase intention for PLB product. This thesis aims to investigate whether or not there is influence between the store image and service quality towards purchase intention for PLB products and also the effect of perceive risks and price consciousness the costumers feel towards the purchase intention.
The data perceived by using Structural Equation Model (SEM) which reveals not only that there is a slight influence between the services and the purchase intention, but also big influence between service quality and purchase intention. As the conclusion, the retail companies need to improve their service quality in order to create good store image PLB so the costumer purchase intention will increase. For the future research, it is advised for the writer to be more specific in choosing the object of the research to avoid the ambiguity of the respondents and also to include the product familiarity for the better result.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasrini Sari
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
D1543
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliya Fitri
"Konsumen di Indonesia mulai pindah berbelanja berbagai produk Fast Moving Consumer Goods (FMCG) melalui e-commerce karena praktis. Agar dapat tetap menjadi top of mind brand, perusahaan FMCG sebaiknya memanfaatkan kemasan produk sebagai media persuasi dan memperhatikan karakteristik konsumen. Penelitian ini menguji pengaruh jenis short brand story (SBS) pada kemasan produk FMCG dan jenis Implicit Mindset yang dimiliki konsumen terhadap sikap terhadap merek dan intensi membeli. Penelitian merupakan penelitian eksperimental dengan desain between-subject factorial design. Sebanyak 213 partisipan berusia 18-23 tahun (71,36% perempuan) di Indonesia ditempatkan secara acak ke satu dari empat kelompok perlakuan. Partisipan diberikan artikel yang merepresentasikan salah satu jenis Implicit Mindset dan diberikan salah satu jenis SBS. Sikap terhadap merek dan intensi membeli partisipan diukur terhadap merek fiktif. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan Two-Factor ANOVA. Terdapat main effect yang signifikan dari pengaruh jenis SBS dan pengaruh jenis Implicit Mindset terhadap sikap terhadap merek. Terdapat main effect yang signifikan dari pengaruh jenis Implicit Mindset terhadap intensi membeli. Perusahaan FMCG dianjurkan menggunakan SBS dengan tema bermakna untuk mentargetkan segmen konsumen yang berusia 19-22 tahun, pengguna e-commerce, dan berdomisili di pulau Jawa untuk memasarkan produk makanan ringan.

Consumers in Indonesia have started shopping for various Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) products through e-commerce because of it's practicality. To remain a top-of-mind brand, FMCG companies should use the product packaging as a medium for persuasion and pay attention to consumer characteristics. This study examines the effect of the type of short brand story (SBS) on FMCG products packaging and consumer's Implicit Mindset type on brand attitude and purchase intention. This is an experimental study with a between-subject factorial design. Total of 213 participants aged 18-23 years (71.36% women) in Indonesia were randomly assigned to one of four treatment groups. Participants were given an article that represented one type of Implicit Mindset and given one type of SBS. Brand attitude and purchase intention were measured against a fictitious brand. Data were analyzed using descriptive analysis and Two-Factor ANOVA. There is a significant main effect of SBS type and Implicit Mindset type on attitudes towards brands. There is a significant main effect of Implicit Mindset type on purchase intention. FMCG companies are recommended to use SBS with a meaningful theme to target the consumer segment aged 19-22 years, e-commerce users, and domiciled on Java Island to market snack products."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ekasari Puspaningrum
"Skripsi ini mempelajari tentang pengaruh variabel yang tidak berwujud yang mempengaruhi persepsi kualitas konsumen dan intensi pembelian kembali. Menemukan bahwa citra toko, product signatureness, dan variasi kualitas terhadap intensi pembelian kembali. Tiga hal tersebut mempengaruhi intensi pembelian kembali yang merupakan bagian yang dimediasi oleh persepsi kualitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh citra toko, product signatureness, dan variasi kualitas terhadap intensi pembelian kembali, menganalisis dan menjelaskan pengaruh persepsi kualitas konsumen terhadap intensi pembelian kembali. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode pengambilan data dilakukan dengan metode survey melalui kuesioner. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah konsumen ?Minimarket X? Jakarta dengan jumlah sampel 115 orang dan teknik pengambilan sampel dengan conventional dan judgemental sampling. Software yang digunakan adalah Statistical Process Social Science (SPSS) dan Lisrel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) citra toko dan variasi kualitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi kualitas, 2) citra toko memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap intensi pembelian kembali, 3) persepsi kualitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi pembelian kembali.

This study examines the effect of intangible extrinsic cues on consumer quality perception and repurchase intention Find that store image product signatureness and quality variation toward repurchase intention reduces both outcomes All efects of the three extrinsic cues on purchase intention are partially mediated by quality perception The purpose of this study is to analyze and explain the effect of store image product signatureness and quality variation to the repurchase intention analyze and explain the influence of perceived quality of consumers repurchase intention Types of research used in this research is quantitative research Method of data collection is done through a questionnaire survey method Population and sample in this study is that consumers Minimarket X Jakarta with a sample of 115 people and with conventional sampling techniques and judgmental sampling Software used is Statistical Process Social Science SPSS and Lisrel The results showed that 1 the store image and quality variation have a positive and significant impact on the quality perception 2 the store image has a positive and significant impact on repurchase intentions 3 quality perception has a possitive and significant impact on repurchase intention.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46875
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggun Dian Puspita
"Skripsi ini membahas tentang analisis variabel-variabel citra toko (store image) yang mempengaruhi ekuitas merek toko (store brand equity) pada produk elektronik bermerek BLUESKY yang merupakan private label Carrefour. Dalam penelitian ini, variabel-variabel citra toko (store image) terdiri dari: marketing image of the store, social image of the store, strategic image of the store dan price perception sedangkan variabel-variabel ekuitas merek toko (store brand equity) terdiri dari: perceived quality, loyalty dan awareness/association yang diteliti dengan menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) dengan software LISREL 8.51. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa variabel marketing image of the store berpengaruh terhadap store brand equity, kemudian variabel price perception memiliki pengaruh terhadap tiga variabel yang terdiri dari: store brand equity, perceived quality dan loyalty terhadap produk elektronik bermerek BLUESKY yang merupakan private label Carrefour.

This thesis discusses about the analysis of variables of store image that affect the store brand equity of BLUESKY electronic products which is private label of Carrefour Hypermarket. In this study, the variables of store image consists of: the marketing image of the store, the social image of the store, the strategic image of the store, price perception and store brand equity variables (which is composed of perceived quality, loyalty and awareness/association). Data were analyzed using Structural Equation Modeling (SEM) method with software LISREL 8.51. The results of this study indicate that store marketing image variables influence store brand equity; price perception variable has impact on three variables: store brand equity, perceived quality and loyalty towards BLUESKY electronic products."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44414
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fijria Rahmawati
"Giant Hypermarket merupakan jenis pasar serba ada yang dibuat dengan format modern. Didalam Giant hypermarket dijual berbagai macam produk dan merek. Dalam penjualan berbagai macam produk, Giant Hypermarket memberi merek nama produknya dengan nama Giant atau disebut dengan store brand atau private label brand. Dengan adanya berbagai macam merek yang dijual oleh Giant Hypermarket, hal ini akan membuat persaingan diantara produk merek manufaktur dengan produk merek Giant. Dalam memenangkan persaingan merek maka Giant Hypermarket harus dapat mengetahui ekuitas produk merek tokonya. Komponen - komponen yang membentuk ekuitas merek diantaranya persepsi kualitas, kesadaran merek/asosiasi merek, dan loyalitas merek.
Dari latar belakang permasalahan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pengaruh reputasi toko, citra komersial toko, dan citra harga toko terhadap pembentukkan ekuitas produk merek toko. Penelitian menggunakan kuesioner dengan metode pengumpulan data yaitu mall intercept interviews dengan responden sebanyak 200 responden. Teknik analisis yang digunakan Structural Equation Modelling (SEM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa reputasi toko, citra komersial toko, dan citra harga toko berpengaruh positif terhadap persepsi kualitas dan kesadaran merek. Selanjutnya adanya hubungan yang positif antara persepsi kualitas dan kesadaran merek terhadap loyalitas merek. Dalam pembentukan ekuitas produk merek toko, maka terdapat hubungan positif diantara persepsi kualitas, kesadaran merek, dan loyalitas merek terhadap ekuitas produk merek toko. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para ritel untuk meningkatkan persaingan pada produk-produk merek tokonya.

Giant Hypermarket is a type of convenience market which create in modern format. In Giant hypermarket sold varieties of products and brands. In selling varieties of products, Giant Hypermarket give brand name of the product by named of Giant which called store brand or private label brand. With the wide varieties of brands sold by Giant Hypermarket, it will create competition among manufacturing brands with the Giant brand products. In the competition to win the Giant Hypermarket brand should be able to find out the store brand equity products. The components of brand equity such as perceived quality, brand awareness / brand association, and brand loyalty.
From the background of the problems above, the purpose of this study was to determine the influence of store reputation, store commercial image, and store price image on equity Giant brand products. The study used a questionnaire method of data collection which a mall intercept interviews with respondents as much 200 respondents. The analysis technique used Structural Equation Modeling (SEM).
The results showed that store reputation, store commercial image, and store price image have positive effect on perceived quality and brand awareness. Furthermore, the existence of a positive relationship between perceived quality and brand awareness to brand loyalty. In the formation of brand equity products store, then there is a positive relationship between perceived quality, brand awareness, and brand loyalty towards the private label brand equity products. This study is expected to provide information for the retailers to increase competition in private label brand products.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42110
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>