Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7590 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fiji Islands : The University of the south Pacific. 2005,
500 SPJNS
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor: Department of Communication and Community Development Sciences, Bogor Agricultural University, 2014
JORI 2:1 (2014)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Hayun Nurdiniyah
"Pasca Perang Dunia II, Jepang maju pesat sebagai negara industri maju. Sektor manufaktur Jepang, termasuk industri otomotif berkembang pesat. Namun, laju industrialisasi menyebabkan perpindahan penduduk usia produktif dari desa ke kota dan dari sektor pertanian ke sektor industri. Akibatnya, sektor pertanian hanya ditangani oleh tenaga kerja usia lanjut. Di samping itu, nilai tambah yang rendah juga menyebabkan sektor pertanian kurang diminati oleh generasi muda angkatan kerja. Akibatnya, pertanian menjadi sektor yang tidak kompetitif di Jepang. Sejak era pertumbuhan ekonomi tinggi, pemerintah Jepang menjalankan kebijakan proteksi dengan memberi subsidi kepada pelaku sektor pertanian. Memasuki abad ke-21, globalisasi dan liberalisasi perdagangan menjadi agenda utama dunia, termasuk Jepang. Untuk mengantisipasi impor produk pertanian yang lebih murah, pemerintah Jepang harus menjalankan kebijakan untuk tidak hanya melindungi, tetapi juga membantu meningkatkan daya saing sektor pertanian. Setelah menjabat sebagai perdana menteri pada Desember 2012, PM Shinzo Abe mengeluarkan paket kebijakan ekonomi salah satunya untuk sektor pertanian. Selain itu, pada Mei 2013 PM Shinzo Abe memutuskan bahwa Jepang akan berpartisipasi dalam perundingan Trans-Pacific Partnership (TPP). Di saat yang bersamaan, PM Abe mendorong implementasi beberapa kebijakan untuk meningkatkan daya saing sektor pertanian Jepang.

In post World War II era, Japan has transformed itself into a leading industrial nation. Manufacturing industries, including automotive industry, has become a leading industry for Japan. However, rapid industrialization caused the urbanization and the migration of working forces from rural to urban area. Consequently, agricultural sector was left to the elderly worker. Meanwhile, the value added of the agricultural products are much lower, causing it less and less attractive to the younger generation. As a result, agricultural sector became less competitive. Since the era of high economic growth, the Japanese government has been taking a number of protective policies, including heavy subsidies, to protect the farmers. However, in the 21st century, globalization and trade liberalization has become the rule of the day, and Japan must also join itu. In order to anticipate the influx of low price agricultural product imports, the Japanese government had to implement policies not only to protect, but also to empower the farmers, and to make agricultural sector in Japan more competitive. In December 2012, prime minister Abe Shinzo came to power, and immediately after, he announced a number of economic policies, including policies to boost the growth of agricultural sector. In May 2013, PM Abe announced that Japan will join the negotiation of Trans-Pacific Partnership (TPP). At the same time, PM Abe had push the implementation of a number of policies to boost agricultural sector in Japan."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T45513
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Directorate of Secondary Education, 1998
371.8 JUN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhsanu Kusdiantara Putra
"Depok merupakan wilayah yang berbatasan dengan DKI Jakarta yang termasuk dalam kategori kota. Depok termasuk salah satu daerah penyangga ibukota sekaligus sebagai daerah alternatif hunian bagi para urban yang aktivitas kesehariannya di ibukota. Walaupun demikian, Depok masih banyak lahan pertanian yang masih aktif. Lahan pertanian di Kota Depok seluas 1.833 hektar, yang terdiri atas lahan sawah 157 hektar, kebun 1.207 hektar, dan ladang 379 hektar. Dari lahan-lahan tersebut, Kota Depok dapat menghasilkan hasil pertanian di antaranya belimbing yang menjadi unggulan dan jambu biji. Wilayah-wilayah penghasil belimbing di Kota Depok adalah Kelurahan Tugu dan Kelapa Dua Kecamatan Cimanggis, Kelurahan Beji Kecamatan Pancoran Mas, dan Kelurahan Pasil Putih Kecamatan Sawangan. Wilayah yang mengebangkan jambu biji adalah Kelurahan Cipayung dan Bojong Pondok Terong Kecamatan Cipayung. Baik belimbing maupun jambu biji memiliki daya tunjang bagi perekonomian masyarakat Depok. Akan tetapi, predikat kota yang disandang Depok memiliki konsekuensi yang dapat mengancam eksistensi pertanian. Pembangunan imprastruktur pada umumnya selalu mengorbankan lahan pertanian, dengan cara pengalihfungsian lahan. Berdasarkan data yang didapat dalam penelitian ini, lahan belimbing ternyata mengalami pengurangan atau penyimpitan pada setiap tahunnya. Pengurangan yang paling tinggi terjadi ada tahun 2016 yang mencapai 27,61 hektar atas sekitar 31,62%. Pengurangan luas lahan ini berakibat pada jumlah populasi pohon belimbing, yang berdampak pula pada produktivitas buah tersebut. Berbeda dengan luas lahan belimbing, luas lahan jambu biji terjadi fluktuatif dan akhirnya meningkat atau bertambah. Penambahan luas lahan jambu biji terjadi pada tahun 2018 dan 2019, dengan penambahan tertinggi terjadi pada tahun 2018 yaitu seluas 46,35 hektar, padahal pada tahun 2015 hanya 37,37 hektar. Dari segi produktivitas, buah belimbing mengalami penurunan setiap tahunnya. Berbeda dengan belimbing, jambu biji justru menglami kenaikan dalam hal populasi yang berdampak pada perhitungan luas lahan.

Depok is an area bordering DKI Jakarta which is included in the city category. Depok is one of the capital's buffer areas as well as an alternative residential area for urbanites whose daily activities are in the capital. Even so, Depok still has a lot of active agricultural land. Agricultural land in Depok City covers 1,833 hectares, consisting of 157 hectares of rice fields, 1,207 hectares of gardens, and 379 hectares of fields. From this land, Depok City can produce agricultural products including superior star fruit and guava. The areas that produce starfruit in Depok City are Tugu and Kelapa Dua Villages, Cimanggis District, Beji Village, Pancoran Mas District, and Pasil Putih Village, Sawangan District. The areas that develop guava are Cipayung and Bojong Pondok Terong Villages, Cipayung District. Both star fruit and guava seeds have the capacity to support the economy of the people of Depok. However, the title of a city that Depok bears has an impact that can threaten the existence of agriculture. In general, infrastructure development always uses agricultural land, by means of land conversion. Based on the data obtained from this study, the starfruit land turns out to be changing or shrinking every year. The highest reduction occurred in 2016, which reached 27.61 hectares, over around 31.62%. This reduction in land area results in the number of star fruit tree populations, which also affects the productivity of the fruit. In contrast to the area of ​​star fruit land, guava area fluctuates and eventually increases or increases. The increase in guava land area occurred in 2018 and 2019, the highest increase occurred in 2018, which was 46.35 hectares, whereas in 2015 it was only 37.37 hectares. In terms of productivity, star fruit has decreased every year. In contrast to star fruit, guava actually has an increase in population which has an impact on the calculation of land area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Mariastuty Mansyur
"Tesis ini membahas mengenai upaya diversifikasi pangan Kota Tangerang Selatan dalam menunjang ketahanan pangan. Permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana Pemerintah Kota Tangerang selatan melakukan upaya diversifikasi pangan dalam menunjang ketahanan pangan; 2) Bagaimana masyarakat Kota Tangerang Selatan menanggapi diversifikasi pangan yang dilakukan Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam menunjang ketahanan pangan. Tujan dari penelitian ini adalah: 1) mendeskripsikan dan menganalisis upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Tangerang Selatan terkait diversifikasi pangan dalam menunjang ketahanan pangan; 2) mengetahui dan menganalisis tanggapan dari masyarakat Kota Tangerang Selatan terkait diversifikasi pangan. Melalui penelitian ini diketahui bahwa Kota Tangerang Selatan memiliki beragam pangan lokal yang berpotensi untuk meningkatkan ketahanan pangan, namun dalam pemanfaatannya masih belum dilakukan secara optimal.

The focus of this thesis is about food diversification of South Tangerang City in supporting food security. The points of this research are: 1) How food diversification efforts undertaken by the government of South Tangerang City in supporting food security; 2) What is the response of community related to food diversification in supporting food security. The purposes of the research due to the points in above are: 1) to describe and analyze the effort of South Tangerang City related to food diversification in supporting food security; 2) to find out and analyze the community responses related to food diversification in supporting food security. Through this research we know that The City of South Tangerang has a variety of local food that potential to improved food security, but its utilization is still not optimal."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Deptan, 2007,
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Perdagangan - Badan Penelitian dan Pengembangan Perdagangan,
630 IKP
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Wijianingsih
"Kabupaten Tangerang merupakan salah satu daerah tingkat dua yang menjadi bagian dari wilayah Propinsi Banten. Terletak pada posisi geografis yang strategis. Dipilihnya kawasan industri di Kabupaten Tangerang karena letak yang strategis tersebut menyebabkan Kabupaten Tangerang sebagai bagian dari pusat pertumbuhan industri wilayah Indonesia bagian barat. Analisa pada penelitian ini menggunakan analisa deskriptif yang menjelaskan terjadinya peralihan potensi lahan menjadi kawasan industri. Potensi lahan di dapatkan dari hasil scoring dan overlay. Pemberian nilai ini mengacu pada variabel (topografi, litologi, kemampuan tanah dan hidrologi) yang di jumlah dan di kali dengan variabel pembatas (banjir, erosi, dan salinitas tanah) untuk selanjutnya di analisa mengenai peralihan potensi lahan, dimana lahan yang harusnya sangat baik untuk pertanian beralih fungsi menjadi kawasan industri.

Tangerang District is one of the two levels that are part of the Banten Province. Located in a strategic geographical position. Choosing the industrial area in Tangerang District as a strategic location in the Tangerang District as a central part of the growth industry of the western part of the Indonesian. Analysis on this research using descriptive analysis that describes the potential of a transition into industrial land. Potential land available in the scoring and results from the overlay. The provision of this value to the variables (topography, litologi, the ability to land and hydrology) and the number of times in the variable divider (floods, erosion, and soil salinity) for further analysis on the potential of the land, where the land should be very good for agricultural area of its functions into the industry."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S34131
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"The Agricultural Ritual of"Aum Tandur and Aum Panen" is still done by the society. The research aims at finding the process of cooperation in that ritual. The methods of research is descriptive qualitative. The techniques of collecting the date are observation, interview and literary study...."
PATRA 10 (3-4) 2009
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>