Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13598 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Susul Tetrabuana Soeryo
Jakarta: Restu Agung, 2005
658.88 SUS m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Loekman Soetrisno
Yogyakarta: Tajidu Press, 2003
303.6 Soe k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Kanisius, 2005
303.6 KON
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ekawarna
Jakarta: Bumi Aksara, 2018
155.904 2 EKA m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Parsudi Suparlan, 1938-2007
"In this article the author looks into social conflict and alternative solutions to the problem. He begins by discussing the merits of a conflict model in viewing society, as expounded by Dahrendorf, Bailey and others. The author argues that, in contrast, the New Order Regime of Indonesia followed a model of equilibrium, characteristic of most pseudo-democratic or authoritarian states. With an emphasis on gotong royong. uniformity, balance and harmony, any move toward individuality or anti-stability was seen as having no function in the maintenance of the system. Holding to this latter model, any view deviating from official policy was removed. Different views could only be expressed by those with power, who were in fact those in power. By setting the rules of the game, their own views were never seen as a form of deviation. This led to the emergence of conflict between various groups, whereby some were stripped of their identities, dignity and/or material resources in the interest of the state or more powerful groups. Conflicts between ethnic groups present a special problem, because any attack on the group is seen as an attack on the individual, and vice versa. The author suggests that with a conflict model, differences are a given, and conflicts give rise to competition where there exist rules for competition that are fair and well-enforced. These rules must be enforced by an impartial police. However, the incorporation of the police into the Indonesian military for the past 32 years has placed emphasis on the use of military tactics for resolving conflict. In fact, one solution to the problem of conflict is the presence of one institution or organization that can be trusted and depended upon by all parties involved; and this should be the police."
2006
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Parsudi Suparlan, 1938-2007
"In this article the author looks into social conflict and alternative solutions to the problem. He begins by discussing the merits of a conflict model in viewing society, as expounded by Dahrendorf, bailey, and others. The author argues that, in contrast, the New Order Regime of Indonesia followed a model of equilibrium , characteristic of most pseudo-democratic or authoritarian states...[...] the author suggest that with a conflict model, differences are given, and conflict give rise to competition where there exist rules for competition that are fair and well-enforced. These ruled must be enforced b and impartial police. However, the incorporation of the police into the Indonesian military for the past 32 years has placed emphasis on the use of military tactics for resolving conflicts. In fact, one solution to the problem of conflict is the presence of one institution or organization that can be trusted and depended upon by all partied involved; and this should be the police."
1999
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Anwari
"Konflik Sosial dan Konflik Batin dalam Drama Terdakwa karya Ikranegara (pembimbing: Ibnu Wahyudi, M.A.). Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1997.
Untuk banyak kasus, penentuan tema atau klasifikasi tema terhadap karya sastra tidak terlalu sulit, tema dapat ditangkap secara tegas. Namun untuk sejumlah kasus, penentuan tema tidak mudah. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan latar belakang pembaca atau penelaah. Akan tetapi ada kalanya perbedaan interpretasi dapat terjadi karena memang karya sastra itu sendiri yang sangat berpotensi untuk menimbulkan interpretasi ganda dalam hal tema. Dalam hal ini contohnya ialah drama Terdakwa karya Ikranegara. Drama Terdakwa memiliki kandungan tema sosial dan tema kejiwaan, yakni masalah konflik sosial dan konflik batin. Kedua tema tersebut terlihat sama kuat untuk disandangkan pada drama Terdakwa.
Dengan menggunakan analisis intrinsik, yakni tokoh, latar, alur, kandungan masalah sosial dan kejiwaan dalam Terdakwa, serta dibantu dengan analisis ekstrinsik, yakni melihat kecenderungan tema karya-karya lain dari pengarang yang bersangkutan, penulis dapat menentukan tema utama dari drama Terdakwa."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
S10752
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Israwaty Suriady
"Konflik yang terjadi akhir tahun 1998 berhasil menghancurkan tatanan hidup masyarakat Poso yang telah terbentuk selama ini. Konflik yang bersumber dari interaksi masyarakat sehari-hari dengan latar belakang sosial, budaya, ekonomi yang berbeda tanpa disadari menjadi potensi-potensi konflik laten yang kemudian lahir menjadi bentuk kekerasan, bermula dari perkelahian anak muda yang sedang berpesta minuman keras.
Tindakan kekerasan yang oleh media massa disebut dengan kerusuhan Poso Jilid I - V membuat stigma-stigma dan integrasi masyarakat ke dalam kelompok Islam dan Kristen semakin nyata dan menjadi jurang pemisah di antara kelompok yang ada dalam masyarakat Poso. Perbedaan ini semakin menyulitkan pemerintah daerah dalam menyusun suatu kesepakatan damai yang dapat diterima kedua belah pihak bertikai. Pada akhirnya akhir tahun 2001 pertemuan di Malino menghasilkan suatu kesepakatan damai yang dikenal dengan Deklarasi Malino.
Deklarasi Malino merupakan upaya damai yang berasal dari kedua kelompok yang bertikai, kemudian difasilitasi oleh pemerintah. Hasil kesepakatan ini kemudian berusaha direkonsiliasikan kepada masyarakat, khususnya pada kelompok yang telah bertikai. Berbagai upaya dilakukan pemerintah agar kehidupan masyarakat bisa kembali normal tanpa ada ketakutan munculnya konflik baru kembali.
Konflik telah terjadi dan hal lain yang memerlukan perhatian adalah bagaimana mengelola dan mengatur konflik yang masih sering terjadi pasca Deklarasi Malino, agar tidak muncul menjadi konflik kekerasan baru di daerah Poso. Serta bagaimana memanfaatkan pengaruh pemuka pendapat, masyarakat ataupun tokoh agama dalam proses manajemen konflik tersebut.
Model manajemen konflik yang dikemukakan oleh Ting Toomey adalah kerangka yang digunakan untuk melihat bentuk manajemen yang digunakan masyarakat Poso yaitu bentuk Integrating, Compromising, Dominating, Obliging dan Avoiding. Serta konsep-konsep budaya lain yang dapat membantu melihat fenomena yang ada dalam masyarakat.
Dalam melihat bentuk manajemen konflik tersebut, studi ini menggunakan bentuk penelitian kualitatif-deskriptif, paradigma konstruktivis. Peneliti berusaha menggambarkan secara utuh latar alamiah (masyarakat Paso) pasca Deklarasi Malino.
Hasil studi menunjukkan bahwa penggunaan model manajemen konflik Integrating, Avoiding dan Compromising adalah yang dominan dilakukan oleh masyarakat. Keinginan untuk berdamai dengan membentuk berbagai forum yang melibatkan semua lapisan dan kelompok masyarakat juga sangat membantu proses ke arah penyelesaian dan mengatur konflik yang terjadi, khususnya pasca Deklarasi Malino.
Pemimpin informal (informal leader) memiliki peranan dan pengaruh yang sangat penting dalam proses manajemen konflik di masyarakat. Mereka menjadi wadah atau media yang menghubungkan pemerintah daerah dengan masyarakat tataran bawah (akar rumput). Mereka berperan dalam merekonsiliasikan hasil-hasil kesepakatan Malino. Para pemuka pendapat ini juga berfungsi sebagai "gate keeper" yaitu menyaring dan mengolah informasi sebelum disampaikan kepada masyarakat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14310
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>