Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 88723 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Girindra Fajar Satriya Putra
"Penerapan sistem proteksi korosi menjadi suatu keharusan terhadap konstruksi yang dibangun di daerah yang rawan korosi seperti dermaga (oil wharve) yang berada pada daerah pantai, guna pemeliharaan dan keselamatan khususnya terhadap kerugian akibat serangan korosi yang dari waktu ke waktu semakin besar. Penelitian yang dilakukan ini menitikberatkan pada evaluasi sistem proteksi korosi yang sudah ada pada oil wharves, dimana sistem proteksi yang sudah ada tidak mampu menahan korosi piles khususnya yang berada pada daerah splash dan pada sleeve. Untuk mendapatkan desain proteksi korosi yang optimal dilakukan mengukuran nilai pH air laut, kelarutan oksigen, mengamati kondisi T/R (transformer rectifier), kondisi coating dan pengukuran rapat arus air laut. Kemudian menghitung ulang kebutuhan anoda korban untuk sistem anoda korban, menghitung kebutuhan arus dan potensiaf rectifier untuk sistem arus tanding, dan menentukan alternatif jenis proteksi untuk diaplikasikan pada daerah splash yang mengalami korosi yang cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi dan mendesain ulang sistem proteksi korosi yang optimum untuk tiang-tiang pancang (piles) pelabuhan atau dermaga.
Hasil penelitian menunjukkan adanya beberapa faktor yang menyebabkan proteksi korosi yang sudah ada tidak berjalan dengan baik, yaitu penggunaan clamp untuk menempelkan anoda korban pada pile, adanya aliran arus dan potensial yang terputus dari rectifier ke struktur, dan kondisi groundbed (menggunakan anoda grafit) yang diperuntukkan untuk melindungi struktur sudah tidak dapat memenuhi fungsinya secara maksimal (termakan usia). Dan penghitungan ulang kebutuhan anoda korban di dapatkan untuk Oil wharf # 1 & #2 membutuhkan 23.03 ton, Oil wharf # 3 membutuhkan 24.00 ton, Oil wharf # 4 membutuhkan 19.07 ton dan MD #1 - #10 membutuhkan 26.82 ton untuk jangka waktu 20 tahun. Anoda korban yang digunakan untuk proteksi katodik ini adalah Sapalum 111 (Galvanum Ill) yang merupakan jenis anoda paduan Aluminium-Zinc-Indium (AI-Zn-In). Pada Sistem proteksi arus tanding pada OW #3 menggunakan kebutuhan arus dan tegangan sesuai dengan desain hasil perhitungan yaitu, iTR =48.81 A , VTR = 19.18 volt dan sistem groundbed yang menggunakan anoda grafit digantikan dengan anoda MMO (mixed metal oxide). Untuk proteksi korosi pada daerah splash menggunakan petrolatum tape dan covering system.

The implementation of corrosion protection system has become a requirement on the construction built in corroded environment as jetty (oil wharves) on the beach, for maintenance and safety especially on the effect of corrosion attacks, along its life is getting worst. Thesis done to analyze the evaluation of the corrosion protection system which has been installed on it for years, where the protection system can not longer cover the corrosion on piles, especially on the splash area and on sleeve. To gain the optimum corrosion protection design, we measuring the seawater pH, dissolved oxygen, observing T1R condition, coating condition and design current required for CP design. On the next step, we recalculation the need of anode for sacrificial anode system, to calculate the needs of current and potential rectifier for impress current system and then to design protection corrosion for splash area with the high corrosion environment.
The result appointed there is some factor causing corrosion protection installed did not work properly, which is the use of clamps to attach the sacrificial anode on piles and current and electricity potential being cut from TIR to structure, and groundbed condition (grafite anode) which is used to protect the structure, can not longer efficient as it was. Recalculation the needs of sacrificial anode on oil wharf #1 and #2 is 23.03 tons, oil wharf #3 need 24.00 tons, oil wharf #4 need 19.07 tons, and MD #1 to #10 need 26.82 tons for 20 years time. Sacrificial anode used on this cathodic protection is Sapalum Ill (Galvanum Ill), which is aluminum alloy (Al - Zn- In). The impress Current Protection system on OW #3 need current 6=48.81 A and volt Vt =19.18 Volt, based on the result of the calculation design, and replace the ground bed graphite anode with MMC, and using Petrolatum tape and covering system on he splash zone.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16185
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Daerobi
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh korosi atmosfer
lingkungan air laut terhadap disain ketebalan pipa penyalur. Dilakukan pengujian
uji komposisi dan uji tarik untuk mengetahui indentifikasi pipa penyalur sesuai
dengan API 5L grade B. kemudian dilakukan pengukuran ketebalan aktual pipa
untuk mengetahui sisa umur pakai, dilakukan pengujian korosi dengan metoda
salt spray dan pengujian lapangan berdasarkan data yang ada, mereview dan
menganalisa data pipeline untuk mengetahui nilai risk tertinggi yang dijadikan
asumsi dasar ketebalan pipa untuk daerah yang akan dijadikan tempat jalur pipa
penyalur. Hasil kalkulasi, sisa umur berdasarkan ketebalan pipa API 5L grade B
dapat layak operasi. Dengan laju korosi 0.67 ipy maka ketebalan untuk
lingkungan air laut adalah 0.71 inci. dan hasil perhitungan risk tertinggi adalah
4.02 maka ketebalan yang tepat adalah 0.51 inci. Dengan ketebalan jauh dari
ketebalan nominal maka dianjurkan pipa yang melewati laut atau bermalam
hingga berhari-hari di dermaga atau pelabuhan perlu dilakukan Coating agar pada
saat pemasangan tidak mengalami kemunduran disain.

ABSTRACT
The main aim of this experiment is to analyze the influence of atmospheric
corrosion of sea water environment to the thickness design of the conduit. Tests
performed are the composition test and tensile test to determine the identification
conduit in accordance with API 5L grade B. Thereafter, the actual thickness of
the pipe is measured to determine the remaining life, corrosion testing performed
by the method of salt spray and field testing based on existing data. The pipeline
data are reviewed and analyzed to determine the highest risk to be the basic
assumption thickness of the pipe to be used in the area of the supplier pipeline.
The results of calculation of the pipeline remaining life based on the thickness of
the API 5L grade B have a can reasonable operated. With the corrosion rate of
0.67 (ipy) thickness for seawater environment is 0.71 inches and from the risk
management, highest risk calculation is 4.02 with the proper thickness is 0.51
inches. With a thickness far from the nominal thickness of pipe, it is recommended
for the pipes, that are distributed through the sea till stay up for days on the pier
or port, to be coated so by the time of installation it will not experience a setback
design."
2012
T31255
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Isti Karna Sari
"Pipa baja API 5L Grade B merupakan jenis pipa yang banyak dipakai pada struktur anjungan untuk minyak bumi dan gas, dan umumnya banyak digunakan sebagai pipa penyalur gas, air, dan minyak. Instalasi sistem perpipaan dengan menggunakan pipa baja API 5L Grade B terutama di zona air laut perlu mendapatkan perhatian khusus karena instalasi sistem perpipaan pada zona ini rawan terhadap masalah korosi terutama di lingkungan air laut. Kandungan terbesar pada logam paduan API 5L Grade B adalah unsur besi (Fe) sebanyak 98,06 % berat sehingga paduan ini tergolong dalam kelompok baja carbon rendah. Dan komposisi utama penyebab korosi pada paduan baja API 5L Grade B ini sangat didominasi unsur  carbon (C), oksigen (O), dan unsur chlor (Cl) yang ada di zona air laut dengan produk korosi adalah fasa FeCl2 (lawrencite), FeO2 (lepidocrosite), Fe2O3 (hematite), dan Fe3O4 (magnetite). Laju korosi tertinggi diperoleh pada sampel API 5L Grade B yang diletakkan di dalam lingkungan pantai yaitu sebesar 20.84 mpy pada saat pasang, sedangkan laju korosi tertinggi pada saat surut terjadi pada sampel API 5L Grade B yaitu sebesar 12.14 mpy yang diletakkan di lingkungan air payau. Bentuk korosi yang terjadi meliputi tiga tahapan korosi, yaitu pada awalnya terjadi korosi seragam yaitu suatu bentuk korosi elektrokimia yang terjadi dengan tingkat ekuivalen tinggi pada seluruh bagian permukaan yang diuji dan sering kali meninggalkan suatu kerak dibalik permukaan atau endapan. Kemudian dengan meningkatnya laju korosi dan factor lingkungan korosi menyerang daerah celah, sehingga terbentuk korosi celah (crevice corrosion) dibatasi hanya untuk serangan terhadap paduan-paduan yang oksidanya terpasifkan oleh ion-ion agresif seperti klorida dalam celah-celah atau daerah-daerah permukaan logam yang tersembunyi dan pada akhirnya membentuk korosi sumuran (pitting corrosion).

Steel pipe of API 5L Grade B is a type of pipe that is widely used in bridge structures for oil and gas, and generally widely used as gas, water, and oil pipelines. Installation of piping systems using steel pipe API 5L Grade B, especially in sea water zone needs special attention because of the installation of the piping system in this zone is prone to corrosion problems, especially in the marine environment. The content of the metal alloy largest API 5L Grade B is the element iron (Fe) around 98.06 wt% so that the alloy is classified in the group of low carbon steel. And the composition of the main causes of corrosion in steel alloys API 5L Grade B is dominated elements carbon (C), oxygen (O), and chlorine (Cl) in the zone of sea water with corrosion products are phases of FeCl2 (lawrencite), FeO2 (lepidocrosite), Fe2O3 (hematite) and Fe3O4 (magnetite). The highest corrosion rate was obtained on a sample of API 5L Grade B is placed in the beach environment is equal to 20.84 mpy at high tide, while the highest corrosion rate at low tide occurs in samples of API 5L Grade B is equal to 12:14 mpy placed in brackish water environments. Form of corrosion that occurs includes three stages of corrosion, the first is uniform corrosion namely a form of electrochemical corrosion that occurs with high equivalent level in all parts of the surface are tested and often leave behind a surface crust or sediment. Then by increasing the rate of corrosion and the environment factor, the corrosion attacked gap area, thus forming a crevice corrosion (crevice corrosion) which limited only to attacks on the oxide alloys by aggressive ions such as chloride in the gaps or areas of the metal surface hidden and eventually form the pitting corrosion (pitting corrosion)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T52497
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Astuti
"Skripsi ini membahas perbedaan sebaran wilayah kesuburan perairan di Laut Jawa pada saat periode El Nino tahun 2006 dan periode normal tahun 2007. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan cara interpretasi data citra satelit untuk melihat karakteristik sebaran suhu permukaan laut, konsentrasi klorofil-a dan arah arus permukaan laut yang selanjutnya dilakukan penampalan untuk mendapatkan sebaran wilayah kesuburan perairan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada periode El Nino tahun 2006 sebaran suhu permukaan laut di wilayah penelitian lebih dingin, wilayah front termal lebih luas dan konsentrasi klorofil-a lebih tinggi dibandingkan dengan periode normal tahun 2007, sedangkan arah arus permukaan pada periode El Nino cenderung menjauhi sistem daratan dan periode normal lebih mengarah ke sistem daratan. Kesimpulan yang diperoleh yaitu wilayah kesuburan perairan periode El Nino memiliki cakupan lebih luas dibandingkan dengan periode normal.

The focus of this study is different of rapid area distribution in Java sea on the El Nino and normal period. Analysis used of this study is descriptif analysis with interpretation citra satellite data to get distribution of sea surface temperature, clorofil-a concentration and sea surface current course, and than used overlay technique from GIS program. The result this research is distribution sea surface temperature more of cool, front thermal area and clorofil-a concentration more of wide on the El Nino period, and sea surface current course El Nino period is a faring of mainland system, but normal period is a nearing of mainland system. Conclution this research is rapid area on the El Nino period more of wide equalednormal period."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S34206
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Corrosion is a fundamental process which plays
an important role in economics and safety.
Apparently, corrosion cannot be avoided, but its severity can be
prevented. Inhibitors have always been considered to be the first line
of defense against corrosion. Several corrosion
inhibitors are available today. The objective of this study was to
evaluate the effectiveness of sodium benzoate as an inhibitor
to slow down or prevent corrosion. This project involves the
use of gravimetric measurements, potentiodynamic polarization and electrochemical impedance spectroscopy (EIS) to evaluate inhibitive action of sodium benzoate on corrosion behavior of
AA6063 aluminium alloy in seawater. The electrochemical measurements showed that the presence of sodium benzoate as an inhibitor significantly decrease the weight loss, corrosion
current densities (icorr), corrosion rates and double layer capacitance (Cd), whilst increasing the polarization resistance (Rp)."
[Fakultas Teknik UI, Universiti Malaysia Terengganu. Faculty of Maritime Studies and Marine Science], 2010
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
LaQue, Francis
New York: Wiley, 1975
623.87 LAQ m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Arijanto Salmoen Wargadinata
"Korosi adalah proses alami yang terjadi pada material logam yang berakibat menurunnya kekuatan dari material logam tersebut. Proses korosi yang terjadi secara alami ini sangat sulit dihindari , usaha yang dilakukan hanyalah menghambat laju korosi yang terjadi dengan cara melakukan pencegahannya. Penggunaan pelat baja sebagai pilihan material suatu peralatan teknik, sering didatangkan dari mancanegara mengingat kwalitas /standard dari material tersebut belum diproduksi didalam negeri. Kasus yang dijumpai dilapangan menjelaskan bahwa, didalam gudang penyimpanan Tanjung Periuk didapatkan tidak kurang dari 20 % jumlah import material pelat baja dengan standard JIS G 3101 yang sesuai dokumen penyerta terserang korosi. Penelitian di lakukan terhadap sampel pelat baja JIS G 3101, guna mengetahui sebab terjadinya korosi pada material tersebut dan menjawab sampai sejauh mama pengaruhnya terhadap perubahan kekuatan material pelat baja itu."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Mayta Sri Ulina
"Berbagai aktivitas yang terjadi di perairan pelabuhan telah menyebabkan pencemaran air laut oleh polutan seperti sampah, minyak maupun buangan padatan yang kemudian mengalami proses sedimentasi dan menimbulkan pendangkalan di sekitar kolam pelabuhan. Pencemaran di kolam pelabuhan ini akan menyebar ke laut lepas dengan adanya aliran arus yang akan membawa sumber polutan. Hal ini dapat dihindarkan dengan dibuatnya sistem pembersihan kolam pelabuhan. Sistem pembersihan kolam pelabuhan memang dibuat untuk menanggulangi masalah lingkungan di kolam pelabuhan. Sistem ini bekerja untuk menyaring sampah, menangkap minyak dan memanfaatkan peran ekologis tumbuhan mangrove untuk mengendapkan sedimen yang terbawa arus. Penyaringan sampah dilakukan dengan sebuah kawat screening sedangkan untuk menangkap minyak dibuat sebuah oil trap. Tumbuhan mangrove sendiri ditanam di sebuah kolam dalam sistem pembersihan tersebut untuk menciptakan proses sedimentasi. Proses sedimentasi sangat berkaitan dengan kecepatan aliran air laut. Proses ini terjadi bila kecepatan air laut sangat kecil atau mendekati nol sehingga partikel-partikel padatan dapat mengendap. Adanya tumbuhan mangrove di sistem pembersihan kolam pelabuhan mempengaruhi koefisien kekasaran aliran yaitu koefisien manning sehingga memperlambat kecepatan aliran. Namun bagaimana kerapatan tumbuhan mangrove yang ditanam di sistem pembersihan kolam pelabuhan tersebut agar pengaruhnya mengoptimalkan nilai koefisien Manning dan meminimalkan kecepatan aliran air laut sehingga mempercepat proses sedimentasi membutuhkan suatu kajian teori dan penelitian. Pada penelitian ini, didesain suatu kerapatan mangrove melalui variasi jarak tanam yang menghasilkan nilai koefisien manning paling optimal sehingga meminimalkan kecepatan aliran air yang menyebabkan terjadinya proses sedimentasi. Kemudian dicari pola aliran beserta besar kecepatan yang terjadi pada sistem pembersihan kolam pelabuhan Benoa tersebut dengan menggunakan program SMS8.0 untuk menganalisa efisiensi dari sistem. Dilakukan pula perhitungan debit sedimen yang akan masuk ke dalam kolam pembersihan untuk menganalisa daya tampumg dari kolam pembersihan. Kedua hal tersebut akan melengkapi referensi yang ada tentang fungsi ekologis dari tumbuhan mangrove dan salah satu ide baru dalam mengurangi masalah lingkungan di Pelabuhan.

Nowdays many activities held in the port cause seawater pollution by disposal, such as garbage, oil, and solid waste that further go into the sedimentation process and make water pond shallow around the port. This pollution in pond of the port will spread out to the ocean. It causes by water flow carrying the pollutant. This problem can be avoided by making seawater purification system at pond of the port. Seawater purification system at pond of the port is build to overcome environmental problem. The system works for screening garbage, oil trap and ecological function of mangrove for sedimentation process that get away with water flow. Garbage conducted by screening bar and oil catcher by oil trap. In the purification system. Mangrove is planted in the pond for sedimentation process purpose. Sedimentation is closely related with velocity of seawater flow. The process happened if velocity of seawater flow is very low or even nearly zero so the solid particle suspended. Mangrove in the seawater purification system influences roughness coefficient, which is manning coefficient, for decreasing water velocity. Yet how densities of the planted Mangrove influence in optimization of manning coefficient and minimize seawater velocity needs theories and researches. In this research. Mangrove density is designed by variation range of planted Mangrove that result the optimized manning coefficient so it minimize water velocity and make a faster sedimentation process. After all, seeking the pattern and velocity of water flow in seawater purification system at Benoa port is using SMS8.0 for analyzing the efficiency of the system. Determination of sediment inflow which will get in to purification pond is conducted for analyzing the capacity of the pond. Mangrove density that have been already designed and determination of sediment inflow will complete reference of Mangrove ecological function and one of new issue in decreasing environmental problem in the port surrounding."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35127
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdillah Winata
"Penurunan kualitas air laut menjadi masalah SWRO Ancol sehingga menyebabkan terjadinya penurunan performa instalasi dalam menghasilkan air yang memenuhi baku mutu Permenkes No 2 Tahun 2023. penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas air baku dan air produksi melalui evaluasi performa unit di SWRO Ancol serta menganalisis terhadap peraturan yang berlaku, dan memberikan rekomendasi sesuai dengan hasil evaluasi. Penelitian dilakukan dengan menguji parameter pH, kekeruhan, ammonia, COD, TDS, konduktivitas lalu membandingkan dan menganalisisnya berdasarkan persentase penyisihan. Pengambilan sampel di intake dan outlet proses flokulator-dissolve air flotation (DAF), automatic filter screen (AFS) – Ultrafiltrasi (UF), dan reverse osmosis (RO) pada pagi, siang, dan sore di tiap titik kemudian dicampurkan untuk mengetahui rata-rata kualitas air dalam satu hari. Hasil menunjukkan flokulator-DAF dan AFS – UF tidak ditujukan dalam menyisihkan TDS berturut-turut 6% dan 5% tetapi optimal menyisihkan amonia berurutan 25% dan 45% sedangkan dalam menyisihkan kekeruhan dan COD kurang optimal dengan penyisihan kekeruhan berurutan 44% dan 29%, COD berturut-turut 6% dan 7%, RO bekerja optimal dalam menyisihkan kekeruhan, dan konduktivitas dengan 100% dan 94% sedangkan TDS hanya 95%. Rekomendasi yang diberikan adalah modifikasi unit flokulator dan memindahkan lokasi intake sebagai upaya mengembalikan kinerja instalasi dalam memproduksi air yang sesuai dengan baku mutu Permenkes No 02/2023

The decline in seawater quality has become a problem for SWRO Ancol, causing a decrease in installation performance in producing water that meets the quality standards of Permenkes No. 2 of 2023. This study aims to analyze the quality of raw water and production water through unit performance evaluation at SWRO Ancol and analyze against applicable regulations, and provide recommendations according to the evaluation results. The research was conducted testing the parameters of pH, turbidity, ammonia, COD, TDS, conductivity and then comparing and analyzing them based on percentage removal. Sampling in intake and outlet of the flocculatordissolve air flotation (DAF), automatic filter screen (AFS) - Ultrafiltration (UF), and reverse osmosis (RO) processes in the morning, afternoon, and evening at each point was then mixed to determine the average water quality in a day. The results showed that the flocculator-DAF and AFS-UF were not aimed removing TDS with 6% and 5% respectively but optimally removed ammonia with 25% and 45% respectively while in removing turbidity and COD less optimal with removal of turbidity with 44% and 29% respectively, COD with 6% and 7% respectively, RO worked optimally in removing turbidity, and conductivity with 100% and 94% while TDS was only 95%. Recommendation is modify flocculator unit and move intake location as effort to restore performance of installation in producing water that is in accordance with quality standards of Permenkes No. 02/2023."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermawan
"Garam merupakan salah satu komoditas strategis yang digunakan dari tingkat rumah tangga sampai ke industri kimia. Sampai saat ini jumlah produksi garam nasional masih belum tercukupi, khususnya kebutuhan garam industri. Kualitas garam diindikasikan dengan kandungan NaCl yang tinggi, yakni lebih dari 94% untuk layak konsumsi dan 98% untuk kebutuhan industri dan kandungan sisanya adalah pengotor, yaitu magnesium dan kalsium. Artemia merupakan organisme kelompok udang-udangan yang hidup air laut dan memiliki kemampuan untuk menyerap kandungan magnesium dan kalsium pada mediumnya untuk aktivitas biologis.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan densitas Artemia dan salinitas air laut yang optimal untuk menurunkan konsentrasi magnesium dan kalsium pada air laut dengan menggunakan Artemia. Sista Artemia ditetaskan dan dikembangkan hingga dewasa. Artemia ini digunakan untuk menurunkan kandungan magnesium dan kalsium pada air laut buatan dalam gelas beaker. Air laut ini kemudian dianalisis kandungan ionnya, seperti magnesium dan kalsium.
Hasil penelitian ini menunjukkan penurunan kandungan ion dalam air laut, seperti magnesium dan kalsium. Pengaruh salinitas dalam penurunan magnesium dan kalsium tidak terlihat karena penambahan maupun pengurangan salinitas tidak memengaruhi penurunan magnesium dan kalsium secara signifikan. Salinitas optimal untuk penurunan kandungan magnesium dan kalsium adalah 6,8%. Pengaruh peningkatan densitas Artemia dapat meningkatkan besaran penurunan magnesium dan kalsium. Densitas optimal untuk penurunan kandungan magnesium dan kalsium adalah 500 ekor per liter.

Salt is one of the strategic commodities that used from the household to the chemical industry. Until now, the number of national salt production is still not sufficient, particularly salt for industrial needs. Quality of salt is indicated with high NaCl concentration, viz. salt for consumption must higher than 94% of NaCl and salt for industrial use must higher than 98% of NaCl, the rest of content are impurities, include magnesium and calcium. Artemia is organism that lives in seawater and has ability to intake magnesium dan calcium in seawater for biological activity.
This research aims to determine optimal density of Artemia salina and salinity of seawater in decreasing concentration of magnesium and calcium in seawater using Artemia for improving quality of salt. Artemia salina cysts was hatched and reared until reached adult. Artemia was used in beaker glass for deareasing magnesium and calcium in seawater. Seawater was analyzed the content of magnesium and calcium.
Result of this research showed reduction of ion content in seawater, e.g. magnesium and calcium. Effect of salinity in decreasing magnesium and calcium was not shown because when salinity was increased or decreased did not affect on reduction of magnesium and calcium significantly. Optimal salinity for decreasing magnesium and calcium is 6.8%. Effect of Artemia density can increase reduction of magnesium and calcium. Optimal Artemia density for decreasing magnesium and calcium content is 500 animals per liter.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55184
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>