Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51966 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Julia Jasmine
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara persepsi siswa terhadap program Bimbingan Konseling (BK) Karir dan adaptabilitas karir pada siswa SMA kelas 3 di Jakarta. Pengukuran persepsi siswa terhadap BK Karir dikembangkan berdasarkan Tujuan BK Karir pada Permendikbud No. 111 Tahun 2014 dan terbagi ke dalam dua aspek yaitu kurikulum BK Karir dan Guru BK. Pengukuran adaptabilitas karir diukur menggunakan Skala Adaptabilitas Karir (Indianti, 2015) yang disesuaikan untuk anak SMA. Partisipan berjumlah 272 siswa SMA yang berasal dari sekolah negeri dan swasta.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara BK Karir yang dipersepsi positif oleh siswa dengan adaptabilitas karir (r = 0,144; p = 0,009; signifikan pada L.o.S 0,01). Artinya semakin tinggi peran BK Karir yang dipersepsi positif oleh siswa, maka semakin tinggi adaptabilitas karirnya. Selain itu, penelitian juga membuktikan bahwa kurikulum karir memiliki koefisien korelasi lebih besar daripada guru BK. Berdasarkan hasil tersebut, diharapkan program bimbingan konseling karir di sekolah mampu meningkatkan kualitas kurikulum BK Karir dan guru BK agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam memutuskan karir selepas SMA.

This research was conducted to find the correlation between student perception toward Career Counseling program and career adaptability among 3rd grader students in Senior High School in Jakarta. Students? perception in Career Counseling was measured by adapting The Vision of School Counseling Program which stated in Permendikbud No. 111 Tahun 2014 and divided into two aspects which are career curriculum and teacher. Meanwhile career adaptability was measured by Skala Adaptabilitas Karir (Indianti, 2015) which adjusted to high school students. Number of participants in this research was 272 students came from public and private senior high school in Jakarta.
Result of this research shown that career counseling which is perceived positively by students has a correlation with career adaptability (r = 0,144; p = 0,009; significant at L.o.S 0,01). Which means, the higher amount of career counseling perceived positively, the higher career adaptability. Research also found that career curriculum has higher correlation coefficient than teacher. The research result could be used to improve the quality of curriculum and teacher to develop students? career adaptability.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65586
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ankiet Dayu Lelono
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S6935
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yan Sumaryana
"ABSTRAK
Studi ini membahas hubungan antara variabel dependen orientasi pilihan pekerjaan (OPP) dengan variabel-variabel independen pandangan terhadap status pekerjaan (PSP), pandangan mengenai hakekat kerja (PHK), dan faktor-faktor yang dianggap paling menentukan dalam mendapatkan pekerjaan (FMP). Variabel dependen OPP mengungkapkan jenis-jenis pekerjaan yang diharapkan sebagai pilihan oleh responden penelitian, dalam hal ini adalah sebagian dari para siswa kelas 3 SMA Budi Bhakti Depok. Pekerjaan-pekerjaan tersebut dikelompokkan menja di tiga jenis menurut sektor pengelolaannya, yaitu pekerjaan pegawai negeri, karyawan swasta, dan wiraswasta. Pengelompokan itu bercirikan tinggi-rendahnya tingkat relativitas stabilitas, keteraturan dan kepastian dalam pendapatan dari gaji atau upah yang diperoleh, serta kedudukan dan jabatan yang dipegang. Urutan tingkat relativitas stabilitas, ketraturan dan kepastian itu dari tinggi ke rendah adalah pegawai negeri, karyawan swasta, dan wiraswasta. Variabel independen PSP menelaah pemikiran, perasaan dan isi hati, yang diwujudkan melalui pendapat responden penelitian mengenai hirarki atau tingkatan jenis-jenis pekerjaan yang ada dalam masyarakat, yang pada tingkatan umum tertentu secara normatif diatur atau dikendalikan oleh nilai-nilai dan norma-norma standar yang hidup di dalam masyarakat. Variabel independen PHK mengungkapkan pemikiran, perasaan dan isi hati, yang diwujudkan melalui pendapat responden penelitian mengenai arti dan tujuan bekerja. Sedangkan, variabel independen FMP menunjuk pada pemikiran, perasaan dan isi hati, yang diungkapkan melalui pendapat responden penelitian mengenai faktor-faktor apa saja yang di-. perlukan untuk memperoleh suatu pekerjaan yang diharapkan. Hipotesa dalam studi ini memperkirakan bahwa OPP merupakan fungsi (f) dari PSP, PHK, dan FMP (OPP f(PSP,PHK,FMP)). Dengan kata lain, orientasi pilihan pekerjaan merupakan hasil (output) dari pandangan terhadap status pekerjaan, pandangan mengenai hakekat kerja, dan faktor-faktor yang dianggap paling menentukan dalam mendapatkan pekerjaan. Untuk membuktikan hipotesa tersebut dipergunakan dua uji statistik. Pertama, uji statistik chi-square/khi-kuadrat (X2(D.F.) den6an alpha 0.05 (5%) 95% (X2 , atau interval kepercayaan ). Kedua, uji statistik berdasarkan koefisien korelasi pangkat D menurut Somers, untuk mengukur kekuatan hubungan yang tak siraetrik antara dua variabel yang berskala ordinal. Berdasarkan dua uji statistik itu atas data hasil penelitian, hipotesa dapat diterima; meskipun perlu disertai beberapa catatan. Hasil penelitian menunjukkan, dalam hubungan antara variabel dependen OPP dengan variabel independen PSP, hanya sebagian variabel independen PSP, yaitu pandangan mengenai jenis pekerjaan paling ideal yang memiliki signifikansi untuk. X2 terhadap variabel dependen OPP. Sedangkan sebagian variabel inde- 0.95 penden PSP lainnya, yaitu pandangan mengenai jenis pekerjaan paling dihormati serta berkedudukan tinggi dalam masyarakat, tidak 2 memiliki signifikansi untuk X penden OPP. Pandangan mengenai jenis pekerjaan paling dihormati serta berkedudukan tinggi dalam masyarakat, cenderung tidak berhubungan dengan OPP. Variabel independen PSP hanya bisa diartikan sebagai pandangan mengenai jenis pekerjaan paling ideal, apabila hendak dilihat hubungannya terhadap variabel dependen OPP. Hubungan atau korelasi antara kedua variabel tersebut cukup kuat; hampir 0.6 berdasarkan koefisien korelasi pangkat D menurut Somers. Semakin dipandang ideal suatu jenis pekerjaan, maka pekerjaan tersebut cenderung semakin diharapkan sebagai pilihan. Hubungan antara variabel dependen OPP dengan variabel independen PHK, dan hubungan antara variabel dependen OPP dengan variabel independen FMP, juga signifikan untuk x2 0.95* Akan tetap kedua hubungan tersebut korelasinya kurang kuat; masing masing hanya 0.2 berdasarkan koefisien korelasi pangkat D menurut Somers. Semakin tinggi PHK, dan semakin tinggi FMP, dalam arti semakin banyak faktor-faktor yang dianggap menentukan dalam mendapatkan pekerjaan, maka cenderung mengharapkan jenis pekerjaan dengan tingkat stabilitas yang relatif semakin rendah sebagai pilihan."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Emil Mukti
2004
S3355
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Adi Arti Satriyo
"Penelitian ini bermula dari pemikiran tentang penyelenggaraan Program Bimbingan dan Konseling di Sekoiah, teru tama di Sekolah Menengah Atas yaitu adanya berbagai persepsi yang muncul dari kalangan siswa tentang peran konselor di sekoiah. Padahai iayanan utama Bimbingan dan Konseling di sekoiah ditujukan pada para siswa. Hal ini yang mendorong penulis untuk meiakukan penelitian. Bimbingan dan Konseling juga merupakan bagian integrai dari kese1uruhan proses pendidikan, oieh karena itu periu mendapat perhatian untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
Melalui tinjauan pustaka tentang persepsi siswa khususnya terhadap peran konse1or di sekolah, maka ingin. Dibuktikan hipotesa penelitian pada seratus empat pu1uh empat siswa SMA di Salatiga, yaitu:
1. Ada perbedaan persepsi siswa SMA terhadap peran konselor, bila peran konselor di sekoiah berbeda. Hipotesa 1 diterima atau terbukti.
2.Ada perbedaan persepsi siswa SMA terhadap peran konselor, antara siswa SMA yang pernah wawancara atau konseling dengan konselor di sekolah dengan yang belum pernah. Hipotesa 2 diterima atau terbukti.
Penulis menyarankan diadakan penelitian lebih lanjut dengan subyek penelitian: kepala sekolah, staf pengajar, staf administrasi dan orang tua siswa, supaya diperoleh hasil penelitian yang mewakili persepsi dari semua pihak terhadap peran konselor."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Catherine
"Remaja dalam menyongsong masa depannya. memeriukan pendampingan dari orang-orang yang iebih tua dan berpengalaman. Pendampingan diperlukan remaja untuk mengarahkan keinginan dan cita-cita mereka secara optimal. Program bantuan seperti itu, telah diberikan di Sekoiah Menengah Umum, yang dikenal dengan program Bimbingan dan Konseling. Namun. dan penelitian terdahulu dan hasil wawancara singkat pada beberapa siswa SMU, dirasakan keberadaan program yang penting ini, tidak begitu mendapatkan perhatian siswa. Oleh karena itu, peneliti hendak mengetahui bagaimana siswa mempersepsikan program BK sesungguhnya. Dalam peneletian ini juga akan dilihat perbedaan yang muncul antar kelompok jurusan program studi IPA dan IPS serta antar kelompok konsep diri tinggi dan rendah pada aspek kemampuan fisik. aspek daya tarik penampilan, aspek hubungan sosial dan aspek kemampuan dalam mata pelajaran sekoiah. Penelitian dilakukan pada 80 siswa/i SMU, yang duduk di kelas 111 dan sudah mendapalkan program BK selama dua tahun. Pengambrlan data dilakukan dengan penyebaran kuesloner. bertipe skala Liked.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa SMU mempersepsikan program BK panting dan bermanfaat, namun dalam pelaksanaannya program ini masih kurang diberikan eecara menarik, sehingga adakalanya menyebabkan srsvra metasa bosan dan mengantuk. Berdasarkan jurosan program studi, ditemukan perbedaan yang slgnifikan pada persepsi siswa terhadap manfaat BK dan pelaksanaan BK di sekolah. Namun, dalam persepsi tentang peranan BK di bidang bimbingan ptibadi-sosial, bimbingan belajar dan bimbingan kanr, tidak ditemukan adanya perbedaan yang slgnifikan.
Berdasarkan konsep dm, ditemukan tidak adanya pedtedaan yang slgnifikan pada persepsi siswa terhadap program BK antar kelompok konsep din tinggi dan rendah dalam aspek kemampuan fisik. Dalam ketlga aspek konsep din lainnya, yaHu aspek daya tank penampilan, aspek hubungan sosial dan aspek kemampuan daiam mata pelajaian sekolah, tidak ditemukan perbedaan yang slgnifikan pada persepsi siswa terhadap guru pembimbing BK, dan peranan BK dalam kehidupan siswa d, bidang bimbingan pnbadi-sosial dan bidang bimbingan beiajar. Walaupun daiam ketiga aspek tersebut, ditemukan juga ada perbedaan yang slgnifikan pada persepsi siswa terhadap manfaat BK, metode pelaksanaan BK dan peranan BK di bidang bimbingan karir."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S2630
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meiske Flowerenta
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat kontribusi atau peran trait kepribadian terhadap academic burnout pada siswa kelas 3 SMA Negeri di Jakarta, khususnya pada Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama masa pandemi Covid-19. Dalam pelaksanaannya, PJJ memiliki dampak yang membuat pembelajaran menjadi kurang efektif, sehingga memengaruhi kondisi mental sosial emosional siswa. Kendala-kendala yang muncul dan beban tugas selama PJJ menyebabkan siswa dapat merasa lelah secara emosional, tidak merasa mampu dalam menyelesaikan tugas, dan menjadi tidak peduli terhadap kegiatan belajarnya. Dengan kata lain siswa mengalami academic burnout. Penelitian ini dilakukan pada 357 siswa kelas 3 SMAN di Jakarta. Academic burnout diukur dengan menggunakan Maslach Burnout Inventory – Student Survey (MBI-SS). Sementara itu kepribadian siswa diukur menggunakan IPIP-BFM-25. Hasil perhitungan Pearson correlation menunjukkan bahwa kelima trait kepribadian (extraversion, agreeableness, conscientiousness, emotional stability, dan intellect) memiliki hubungan yang negatif dan signifikan dengan academic burnout. Hasil analisis lanjutan menunjukkan bahwa kecuali trait extraversion, empat trait kepribadian lainnya memiliki kontribusi yang signifikan terhadap munculnya academic burnout pada siswa

This study aims to see the influence and contribution of personality traits on academic burnout in grade 12 public high school students in Jakarta, especially during the PJJ or Distance Learning period. Throughout its implementation PJJ has made learning less effective, thus affecting the social emotional state of students. Constraints and the workload during PJJ cause students to feel emotionally tired, incapable of completing assignments, and become indifferent towards their academic activities. In other words, students experience academic burnout. The study was conducted on 357 12th graders at SMAN in Jakarta. Academic burnout was measured using the Maslach Burnout Inventory - Student Survey (MBI-SS). Meanwhile, student personality is measured using IPIP-BFM-25. The results of the Pearson correlation calculation show that the five personality traits (extraversion, agreeableness, conscientiousness, emotional stability, and intellect) have a negative and significant relationship with academic burnout. Further analysis show that except for extraversion, four other personality traits have a significant contribution to the emergence of academic burnout in students"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>