Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45767 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hobart, Angela
New York: Berghbn Books, 2003
615.8 HOB h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hobart, Angela
New York: Berghahn Books, 2003
615.882 HOB h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sumarauw, Elisabeth J.
"Dewasa ini perhatian kita ditujukan sepenuhnya pada perkembangan nasional Indonesia yang sedang giiat-giatnya dilaksanakan. Pembangunan nasional kita ini pada dasarnya lebih dititik beratkan pada pembangunan teknologi dan jugaMasyarakat Indonesia seperti yang kita ketahui, memiliki aneka warna adat istiadat, agama, bahasa, suku-bang_sa dan ciri-ciri geografis yang berbeda yang dalam masa kini turut mewarnai corak pembangunan pada kedua bidang tersebut di atas tads. Kenekaan warna ini bisa mempenga - ruhi jalannya pembangunan, bisa mendorong dan bisa pula menghambat tercapainya tujuan pembangunan. Keaneka warnaan hal-hal tersebut di atas itu termasuk dalam faktor-faktor yang non ekonomi. Karena itu seharusnyalah kita selain memperhatikan usaha dalam bidang ekonomi dan teknologi, harus pula memperhatikan faktor-faktor yang non"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S12773
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Upacara Dewa Meseraman merupakan salah satu upacara sakral yang dilaksanakan secara rutin setiap 6 (enam) bulan sekali oleh masyarakat Paksabali Kalungkung. Upacara ini dilaksanakan karena masyarakat menyadari bahwa kemampuan mereka dalam menembus dunia spiritual sangat terbatas, sehingga mengambil cara lain yakni dalam bentuk seperangkat upakara. Sarana-sarana persembahan ini dimaknai oleh masyarakat secara simbolis sebagai media penghubung menuju Tuhannya berdasarkan keyakinan yang dimiliki. Betapa pentingnya memahami simbul-simbul sebuah upacara sakral demi mehgindari penyimpangan makna yang terkandung dalam upacara tersebut. Upacara Dewa Meseraman secara simbolis berfungsi sebagai penunjuk lingkaran kehidupan manusia yang dijalani oleh masyarakat setempat menuju keseimbangan hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhannya. Setiap tahapan profesi upacara dan sarana-sarana yang dipergunakan mengandung makna tersendiri tentang jalan kehidupan yang patut dipahami oleh masyarkat setempat sebagai pengempon pura."
JNANA 18:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tradisi perang api merupakan salah satu tradisi yang ada di Provinsi Bali. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat di beberapa desa di Bali, salah satu di antaranya, dilaksanakan di pura Luhur Duasem, desa Subamia,Kabupaten Tabanan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, serta teknik pengumpulan data berupa : observasi, wawancara, dan kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa tradisi perang api yang dilaksanakan di pura Luhur Duasem, sudah dilaksanakan sejak jaman dahulu, dan merupakan warisan nenek moyang. Tradisi perang api, dilaksanakan pada hari anggara kasih tambir nuju purnama (perhitungan berdasarkan kalender Bali). Sebelum acara pelaksanaan, dilakukan persiapan terlebih dahulu, seperti : persiapan berbagai sarana dan prasarana, membentuk kelompok, serta mempersiapkan tempat untuk penyelenggaraan tradisi. Pelaksanaan tradisi perang api, mengandung makna bagi kehidupan bermasyarakat, khususnya bagi masyarakat pendukungnya. adapun makna pelaksanaan tradisi perang api, antara lain: makna kesejahteraan, makna sosial, dan makna budaya."
JNANA 19:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2011
615.321 FOR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ayu Agung Sumarheni
"Upacar ngaben alit (mebretanem) ini memiliki suatu keunikan khusus diantara upacara-upacara keagamaan yang lain yang ada di Desa Busungbiu yang telah mereka lakukan secara turun-temurun. Keunikan upacara ngaben alit adalah upacaranya dilakukan hanya dikubur saja dan kuburannya itu rata dengan tanah. Setelah itu menggunakan upacara pada umumnya orang meninggal dan orang yang sudah meninggal itu dianggap sudah bersih atau ngabe, dimana secara umum dalam melaksanakan upacara ngaben tanpa dibakar dianggap belum ngaben yang sah. Jika hal tersebut tidak dipatuhi maka desa setempat akan memperoleh bencana. Untuk memperoleh data, digunakan teknik pengumpulan data primer yaitu data langsung dari sumber utama. Dalam hal ini peneliti menggali sumber dengan melakukan penelitian secara langsung terhadap masyarakat di Banjar Timbul Gegel Desa Busungbiu Kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng. Sumber data sekunder yaitu data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh pihak lain mencakup buku-buku, maupun hasil penelitian yang berbentuk laporan data. Kajian pustaka literatur perlu juga dilakukan untuk menguasai teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Upacara ngaben alit mempunyai tujuan khusus untuk mengetahui prosesi pelaksanaan dan untuk mengetahui landasan filosofis yang terkandung dalam pelaksanaan upacara ngaben alit. Karena upakara dan upacara yang mempunyai hubungan erat dengan pendidikan moral atau susila maupun filsafat, ini merupakan hal yang sangat perlu ditingkatkan. Dan dengan terpeliharanya ajaran-ajaran agama serta ajaran-ajaran budi pekerti, etika yang berdasarkan kitab suci maka budaya Bali akan dapat hidup terus."
Denpasar: Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, 2017
902 JPSNT 24:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Natsume, Soseki
Tokyo: Charles E. Tuttle Com., 1972
895.634 NAT l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Upacara Dewa Mesraman adalah salah satu bentuk upacara yang dilakukan oleh masyarakat Bali, khususnya yang tinggal di desa Paksabali, Kabupaten Klungkung, Bali. Penelitian upacara Dewa Mesraman menggunakan metode kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa upacara Dewa Mesraman, tergolong upacara dewa yadnya, serta pelaksanaannya dilakukan pada hari caniscara (sabtu), wuku Kuningan (berdasarkan kalender Bali). Pelaksanaan upacara Dewa Mesraman, perlu diadakan persiapan sebelumnya, di antaranya : (1) Persiapan mengenai sarana dan prasarana upacara. dan (2) Membersihkan halaman pura, dan menghias pelinggih (bangunan) pura. Selain itu, dalam pelaksanaan upacara Dewa Mesraman, sangat membutuhkan kerjasama dari semua pihak yang ikut terlibat. Upacara Dewa Mesraman pelaksanaannya berdasarkan atas tahapannya, yaitu : 1). upacara mesucian. 2) Mesolah dan mesraman. 3) Melakukan upacara piodalan. Ketiga rangkaian upacara Dewa Mesraman tersebut, dilaksanakan secara berurutan, dan penuh semangat."
JNANA 18:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pearce, Robert D.
Oxford: Kensal Press, 1990
916.604 PEA m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>