Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 66040 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Mutiara Irfarinda
"Tesis ini membahas tentang timbulnya proses kepercayaan antara pemulung dan pengepul. Kepercayaan yang berkembang tersebut diketahui dapat membentuk kapital sosial di dalam hubungan kerja antara pemulung dan pengepul. Elemen kapital sosial selain kepercayaan juga ditemukan dalam penelitian ini, diantaranya unsur jaringan dan norma yang digunakan untuk memperlancar aktivitas jual beli antara pemulung dan pengepul.
Fokus penelitian ini adalah unsur percaya antara pemulung dan pengepul dan kontribusinya unsur percaya tersebut pada kelancaran aktivitas jual beli antara pemulung dan pengepul. Rasa saling percaya antara keduanya juga dianggap penting dalam rangka meningkatkan kapital sosial.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam hubungan kerja antara pemulung dan pengepul ini besar dipengaruhi oleh rasa saling percaya. Hubungan kerja kedua aktor ini dapat langgeng selain karena mendapat mutual benefit, keduanya juga sudah memiliki rasa saling percaya. Rasa percaya yang terjadi di antara kedua aktor semakin kuat, maka dapat meningkatkan unsur jaringan dan melonggarkan unsur norma, sehingga kapital sosial dapat dikatakan meningkat.

This thesis discusses the emergence of a trust process between scavengers and collectors. This growing belief is known to form social capital in the working relationship between scavengers and collectors. Elements of social capital other than trust are also found in this study, including the elements of networks and norms used to facilitate buying and selling activities between scavengers and collectors.
The focus of this study is the element of trust between scavengers and collectors and the contribution of these elements of trust in the smoothness of buying and selling activities between scavengers and collectors. The mutual trust between the two is also considered important in order to improve social capital.
The results showed that in the working relationship between scavengers and collectors is greatly influenced by mutual trust. The working relationship of these two actors can be lasting apart from having mutual benefit, they also have mutual trust. The trust between the two actors is getting stronger, it can increase the elements of the network and loosen the elements of the norm, so that social capital can be said to increase.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T51507
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Marbun, Marlon
"Pada masa sekarang, sektor pariwisata di Indonesia ditempatkan sebagai salah satu sektor ekonomi yang terpenting yang diharapkan menjadi penghasil devisa yang utama bagi negara. Ketika sektor pariwisata dianggap sebagai kegiatan ekonomi yang sedemikian penting, maka berbagai isu penting muncul ke permukaan. Isu tersebut berkaitan dengan peran yang harus dimainkan oleh sektor pariwisata di Indonesia agar industri pariwisata ini benar-benar dapat menjadi kegiatan ekonomi yang berkelanjutan, yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang bekerja dan tinggal di dalam dan di sekitar daerah tujuan wisata dan lingkungan hidup sekitarnya.
Perkembangan sektor pariwisata sebagai sektor yang potensial dan intensif sedang ditumbuhkembangkan, baik dalam pelaksanaan maupun arti pentingnya, perlu dipandu dengan kebijaksanaan dan prinsip yang dapat dipertanggungjawabkan, yang mencerminkan paradigma yang tepat yang dapat menjamin kelangsungan hidup sektor tersebut. Oleh karena itu, dalam Pembangunan Jangka Panjang (PJP) II, kebijaksanaan perencanan pembangunan sektor pariwisata dilakukan secara lebih sistematis meliputi seluruh komponen strategis dalam suatu kegiatan pariwisata, serta dioperasionalkan dalam koridor-koridor yang bermuatan prinsip berkelanjutan dengan menggarisbawahi keseimbangan antara kepentingan lingkungan hidup dan kepentingan ekonomi kepariwisataan. Oleh karena itu, Pembangunan Jangka Panjang tahap II, pemerintah menegaskan agar sektor pariwisata dapat memperkuat perekonomian nasional, mendukung upaya mewujudkan wawasan nusantara dan ketahanan nasional. meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat (lingkungan dan budaya) serta meningkatkan persahabatan antar bangsa.
Peranan sektor pariwisata semakin penting dalam pembangunan nasional maupun regional, khususnya dalam bidang ekonomi. Selain sebagai salah satu sumber pendapatan nasional maupun regional yang potensial, sektor pariwisata juga membuka kesempatan yang luas bagi terciptanya lapangan pekerjaan.
Kebijaksanaan pokok pembangunan sektor pariwisata yang digariskan dalam Pola Dasar Pembangunan Daerah Lampung, selain menetapkan Lampung sebagai daerah tujuan wisata ke 18 di Indonesia (ditetapkan oleh DEPARPOSTEL), juga mengutamakan pembangunan pariwisata pada pembinaan dan pengembangan objek-objek wisata. Objek-objek wisata yang dikembangkan meliputi objek wisata budaya, wisata alam, wisata ilmah, wisata tamasya/rekreasi, maupun wisata berburu yang ditujukan agar lebih meningkatkan kunjungan wisatawan dan meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke daerah Lampung.
Jumlah wisatawan yang berkunjung serta lamanya menginap yang berpengaruh terhadap pengeluaran wisatawan, sangat menentukan terhadap peningkatan pertumbuhan penerimaan pemerintah daerah dan masyarakat. Semakin besar jumlah wisatawan yang datang disertai dengan semakin lama tinggal/menginap, maka akan semakin besar juga penerimaan daerah dan masyarakat yang bersumber dari pengeluaran wisatawan tersebut.
Hal ini akan secara otomatis saling mempengaruhi. Untuk itu perlu dipikirkan dan diterapkan dalam keseharian faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan wisatawan. Perlu dicari suatu terobosan agar jumlah wisatawan ini bisa meningkat, dan mempelajari hal-hal yang dapat membuat wisatawan lebih betah untuk tinggal, sehingga akan mempengaruhi lama menginap dan otomatis akan meningkatkan pendapatan masyarakat dan Pemerintah Daerah.
Dengan mempergunakan metode analisa regresi sederhana serta dengan metode analisa data dalam table, dapat disimpulkan bahwa pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu cara yang cukup kuat untuk meningkatkan penerimaan masyarakat, juga meningkatkan pendapatan Pemerintah Daerah dalam rangka pembangunan daerah. Oleh sebab sektor pariwisata amat perlu diperhatikan dan didorong untuk lebih berkembang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T4358
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noordjajadi W. Utomo
"Citireksadana merupakan alternatif investasi jangka panjang yang ditawarkan oleh Citibank ditengah kondisi perekonomian negara yang tidak menentu, situasi politik yang tidak stabil, menipisnya tingkat kepercayaan masyarakat akan produk yang dikeluarkan oleh bank, serta kurangnya informasi dan pemahaman masyarakat mengenai investasi ini menjadikan pengembangannya tidak selancar yang d iharapkan.
Citibank mememiliki kapabilitas yang memadai untuk dapat digunakan sebagai sarana mengembangkan produk ini. Dan dengan kapabilitas yang dimilikinya yaitu yang bersifat tangible dan intangible serta ditambah faktor human menjadikan ia memiliki kapasitas pengembangan Citireksadana secara lebih optimal dan memadai.Namun ternyata ditemukan bahwa pengenalan terhadap Citireksadana ini hanya melalui selebaran, pamflet dan sisipan dalam statement saja, tidak dijumpai suatu promosi yang menyeluruh dan luas.
Sehingga diperlukan suatu strategi khusus Citibank dan untuk inilah penelitian ini diadakan yaitu untuk mengkaji strategi pengembangan pemasaran Citireksadana Citibank melalui suatu analisis pada Segmentasi, Targetting dan Positioning dengan diversifikasi pada Marketing Mix ( Product, Price, Place and Promotion) ditambah dengan selling, branding, service dan process. Landasan dasar yang dipakai untuk memahami hal ini adalah konsep-konsep dan teori-teori pemasaran.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan memaparkan data apa adanya untuk kemudian dianalisa ke dalam bentuk-bentuk angka. Ataupun bila ada data yang bersifat kualitatif akan dianalisa dalam bentuk angka (diangkakan). Analisa data ini akan dilanjutkan oleh teori analisa 5 Competitive Factor Michael Porter agar dapat diketahui hal-hal apa saja yang merupakan Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan dan Peluang yang dimiliki Citibank dalam upayanya ini. Keempat faktor tersebut akan dianalisa melalui suatu pemetaan hubungan satu dengan yang lain dalam suatu matriks yang dinamakan Matrix TOWS. Dan dari hasil ini maka akan terlihat hal-hal apa yang dapat dirangkum sebagai Key Success Factors yang dimiliki Citibank sebagai dasar dan landasan bagi penerapan strategi arganisasinya di kemudian hari.
Setelah analisis data maka didapatkan hasil bahwa Citibank menerapkan Strategi STP (Segmentasi, Targetting dan Positioning) dengan memberikan evaluasi dan penekanan pada upaya-upaya peningkatan dan perbaikan secara kontinyu pada faktor-faktor seperti product, merek, price, place, promotion,selling, branding, service, dan proses yang kesemuanya ditujukan bagi pemenuhan kepuasan dan keinginan customer dengan meningkatkan value added yang melekat pada produk Citireksadana sehingga diharapkan akan mampu menjaga brand image tetap konsisten dan koheren. Khusus untuk promosi memerlukan suatu kegiatan advertising yang bersifat keluar dan mencakup masyarakat banyak melalui pilihan media yang dirasa efektif dan efisien sesuai dengan visi dan mini Citibank."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13834
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sampit Karo Karo
"ABSTRAK
Koperasi Indonesia adalah salah satu badan usaha ekonomi yang mempunyai kedudukan yang strategis baik ditinjau dari Konstitusi UUD-1945 pasal 33, Budaya bangsa maupun Idiologi bangsa Indonesia. Hal ini tegas tersurat pada penjelasan UUD-1945 pasal 33, alinea pertama :
-perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Bangun perusahaan yang sesuai dengan itu ialah Koperasi".
Budaya bangsa Indonesia yang suka bekerjasama dan bergotong royong terpencar dimana- mana terutama dalam kehidupan didesa-desa. Secara filsafat dijelaskan oleh Ir. Supomo dan disetujui oleh para pembentuk negara Republik Indonesia, bahwa Dasar negara Pancasila menganut pola berpikir Integralistik, dimana asas kekeluargaan adalah implementasinya dalam lingkup kecil dan nyata.
Atas dasar pemikiran diatas maka sewajarnyalah antara badan usaha Koperasi, badan usaha Swasta dan badan usaha milik negara juga berlaku jalinan asas kekeluargaan ini. Didalam kenyataan usaha Koperasi makin lama semakin jauh ketinggalan dari usaha Swasta begitu pula dari usaha milik negara. Padahal dapat disadari bahwa ketiga badan usaha yang ada hidup dan berkembang dalam ruang yang sama, berarti dipengaruhi oleh aspek alamiah dan aspek sosial yang sama (Trigatra dan Pancagatra), serta pengaruh dari luar (Idiol.ogi/budaya asing).
Oleh karena itu ketertinggalan usaha koperasi ini akan membahas kondisi astagatra dalam mendukung koperasi itu sendiri. Begitu pula pengaruh-pengaruh lingkungannya yaitu :
a. Usaha,Swasta yang lebih berorientasi kepada pasar babas.
b. Usaha negara yang menguasai cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hidup orang banyak.
c. Para birokrat yang terkait dalam pembinaan koperasi.
d. Rakyat golongan ekonomi lemah yang seharusnya memerlukan usaha koperasi.
Oleh karena usaha koperasi adalah usaha ekonomi yang berwatak sosial dan merupakan kumpulan orang-orang maka untuk mengetahui penyebab ketertinggalan usaha koperasi perlu dibahas mengenai Keanggotaan Koperasi yang relatif masih kecil, usaha koperasi yang jauh ketinggalandan persepsi rakyat terhadap koperasi. Ketiga topik bahasan ini mempunyai hubungan yang erat satu dengan yang lain. Apabila keanggotaan besar jumlahnya maka koperasi akan kuat, persepsi orang terhadap koperasi akan lebih baik. Apabila usaha koperasi berkembang pesat, maka akan menarik bagi masyarakat berarti keanggotaan akan bertambah, demikian pula persepsi rakyat akan lebih baik. Apabila persepsi rakyat terhadap koperasi baik maka dapat diharapkan keanggotaan koperasi akan mudah meningkat dan usaha koperasi lebih mudah berkembang.
Untuk mendapatkan jawaban terhadap rumusan masalah yang telah ditentukan maka penelitian dan analisa dilakukan terhadap data primer dan sekunder. Untuk mendapatkan data primer dibuat skala pengukur (Kuestioner) yang diuji terlebih dahulu baik validitasnya maupun realibilitasnya, barulah dioperasikan terhadap sampel yang ditentukan secara random.
Dari hasil pembahasan dan analisa maka ditemukan bahwa : (sebagai kesimpulan penelitian).
a. Keanggotaan koperasi yang relatif masih kecil adalah disebabkan oleh :
1)Faktor ketidak-tahuan,. karena kurangnya pendidikan/penataran dan informasi.
2) Faktor kesempatan yang kurang, karena jauh dari KUD/kope rasi (jauh dalam arti fisik maupun jauh karena perasaan).
b. Ketertinggalan usaha koperasi dari usaha swasta adalah karena :
1) Faktor modal anggota yang kurang.
2) Faktor geografi yang belum dimanfaatkan dengan baik, se hingga ada anggota yang merasa kejauhan ke KUD/koperasi serta pengaruh cuaca/alam belum diinformasikan dengan baik kepada rakyat dalam kaitan pencapaian hasil produksi yang optimum.
3) Belun adanya undang--undang yang mengatur secara integral ketiga badan usaha yang ada, sehingga satu dengan yang lain dapat tarik menarik untuk mencapai tujuan bersama.
4) Tanggapan dan peran pemerintah yang terlalu besar dalam gerakan koperasi.
5) Undang-undang nomor 12 tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian Indonesia masih mengalami banyak kelemahan-kele mahan.
c. Persepsi rakyat Sidoarjo terhadap koperasi mempunyai nilai diatas bagus (4,12): Nilai persepsi terendah terdapat pada pengusaha Swasta/BUMN dengan nilai hampir Bagus (3,94). Berarti koperasi masih disukai oleh rakyat Sidoarjo.
d. Untuk meningkatkan Ketahanan Daerah/Nasional di Sidoarjo rnaka kelemahan-kelemahan pada titik a, b dan c perlu diatasi. Apabila tidak diatasi akan dapat memperlebar kesenjangan ekoncmi dan sosial di masyarakat dan lebih lanjut dapat mengarah kepada pertentangan rasial antara rakyat golongan ekonomi lemah dan golongan ekonomi kuat.
Berdasarkan hal-hal diatas semua maka ditentukan saran-saran perbaikannya demi pengembangan usaha Koperasi sekaligus untuk meningkatkan Ketahanan Daerah/Nasional di Sidoarjo."
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erma Dewi Pujawati
"Penanaman Modal (tahun 1967 - tahun 2000) U
Perkembangan penanaman modal di Indonesia sejak berlakunya Undang-
Undang No. 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing dan Undang-Undang
No.6 tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri melaju dcngan pemt
sciring dengan penumbuhan ekonomi nasional dan intemasional.
Globalisasi yang diikuti liberalisasi perdagangan dan investasi bergerak
begitu cepal, disatu sisi dapat memberikan nilai positif bila pemerintah dapat
mengantisipasi, namun dapat pula merupakan ancaman bila tidak mampu
mcmpersiapkan diri dalam menghadapi persaingan yang semakin tajam_
Berlangsungnya perubahan lingkxmgan bcgitu cepat, Indonmia sclarna ini
merupakan salah satu negara yang menjadi incaran investor, sejak terjadi I-crisis moneter yang berkembang menjadi krisis discgala bidang sejak pertengahan
tahun 1997 tampak perubahan sikap investor, membuat perekonomian Indonesia
khususnya sektor riil menjadi sangat terpumk. Krisis tersebut berdampak pula pada
penurunan tajam minat dan realisasi penanaman modal baik secara nasional maupun
dalam rangka PMDN I PMA dalam tahun 1998, 1999 dan 2000.
Badan Penanaman Modal dalam beradapiasi dengan perubahan yang sedang
berlangsung, harus memperhatikan faktor~f`aktor lingkungan strategik baik intemal
maupun ekstcmal yang berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi dan investasi,
mencari dan menentukan strategi promosi peluang inveszasi yang tepat guna
mengembalikan dan meningkatkan investasi di Indonesia.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan mctode kwalitatif dan pendekalan
deskriptiti Penulis sebagai karyawati di instansi tersebut melakukan obsewasi dan
terlibat langsung dalam studi kasus yang penulis teliti.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa, dalam menarik dan
mengembangkan investasi di Indonesia, banyak masalah yang dihadapi antara lain :
keterbatasan dana, adanya resesi persaingan menarik modal, kondisi prasarana dan
sarana berinvestasi, kebijakan pemerintah, kestabilan politik, pengaruh pembahan
lingkungan intemal dan ekstemal dan sebagainya.
Dengan mengacu hasil penelitian ini, guna mendorong peningkatan
penanaman modal di Indonesia di sarankan agar BPM melakukan Iangkah-langkah
strategis dalam mcmasarkan peluang-peluang investasi yang ada melalui program promosi investasi yang profesional yaitu dengan mclakukan komunikasi yang
terintegrasi antara BPM dengan 1 instansi - instansi terkait, BKPMD - BKPMD
(pemerintah daerah) dan dunia intemasional melalui pendekatan Konscp lnzegrazed
Marketing C ommnicalion."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T5534
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hengky Djojosantoso
"ABSTRAK
Dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa dan didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang stabil serta angka inflasi di bawah 2 digit, Indonesia merupakan pasar asuransi terendah dibandingkan dengan empat negara ASEAN lainnya, yaitu Singapura, Thailand, Malaysia, dan Filipina. Digital dapat digunakan oleh pelaku industri asuransi di Indonesia untuk meningkatkan kualitas layanan kepada nasabah dan meningkatkan penetrasi asuransi. Jumlah koneksi seluler yang mencapi 1,83 koneksi per 1 orang penduduk dan jumlah pengguna internet yang mencapai 132,7 juta jiwa atau 51 persen dari jumlah penduduk memberikan basis yang kuat bagi pemanfaatan digital di industri asuransi Indonesia."
Jakarta: Bidang Penelitian dan Pengembangan AAMAI, 2018
336 AAMAI 48:8 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Feny Brillianti
"Kabupaten Kediri sebagai salah satu penghasil padi dan palawija terbesar di Propinsi Jawa Timur telah berhasil swasembada beras. Tercapainya swasembada beras ini tentu tidak lepas dari usaha dan kerja keras para petani. Namun jika dibandingkan luas tanah sawah dengan jumlah petani Yang ada di Kàbupaten Kediri, rata-rata petani di Kabupaten tersebut tergolong petani gurem. Sehubungan dengan hal tersebut, masalah yang akan dibahas adalah : Daerah mana yang taraf hidup petaninya mencapai cukup dan miskin sekali dan faktor-faktor yang mempengaruhinya ?
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa:
- Taraf hidup petani di Kabupaten Kediri berada pada golongan miskin sekali sampai dengan cukup. Daerah yang taraf hidup petaninya miskin sekali terdapat di Kecamatan Kras, Mojo, Ngancar Plosoklaten dan Puncu. Sedangkan daerah yang taraf hidup petaninya mencapai cukup terdapat di Kecamatan Gampengrejo, Kunjang, Fagu, Papar dan Pleinahan.
- Ada pengaruh antara faktor pengairan, jumlah pemakaian pupuk, frekwensi kunjungan penyuluhan, lereng dan ketinggian terhadap taraf hidup petani. Dan kontribusi yang diberikan oleh kelima faktor tersebut sebesar 84 %.
- Dari kelima faktor yang mempengaruhi taraf hidup petani di Kabupaten Kedini, ternyata faktor yang paling berpengaruh adalah faktor pengairan ( r = 0,83 ), dimana semakin padat pengairan pada tanah sawah, taraf hidup petani cenderung semakin cukup."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>