Ditemukan 20055 dokumen yang sesuai dengan query
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Hasil analisis kualitas air di perairan Teleuk Klabat dan beberapa parameter kimia zat hara dalam tahun 2003 mengindikasikan perairan ini belum tercemar dan masih baik sebagai peruntukan budidaya perikanan dan pariwisata. Berkaitan dengan program pemacuan populasi rajungan di perairan Teluk Klabat, beberapa aspek penelitian masih diperlukan untuk melengkapi informasi tentang perairan Teluk Klabat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi ekonomis penerapan budidaya rajungan di perairan Teluk Klabat. Evaluasi ini meliputi kajian (a) pemantauan kualitas perairan Teluk Klabat secara mikrobilogis dalam tahun 2006; (b) pemantauan stok pakan alami di perairan Teluk Klabat dalam tahun 2006; dan (c) alih teknologi pembenihan rajungan sampai penebaran benihnya di perairan Teluk Klabat dalam tahun 2007. Hasilnya evaluasi menunjukkan bahwa perairan Teluk Klabat Dalam mempunyai stok pakan alami yang sangat melimpah untuk program restocking benih rajungan, yaitu dapat menerima 10 benih rajungan per meter persegi (kira-kira 200 juta ekor benih). Apabila di dekat perairan Teluk Klabat dibangun satu hatchery dengan kapasitas total bak-bak budidaya sebesar 200 ton, maka diharapkan dapat diproduksi dalam waktu 25 hari adalah maksimum 1.380.000 ekor (6,9%) atau rata-rata 1 juta ekor Crab IV. Dalam satu tahun dapat berproduksi minimal 6x1 juta ekor. Bila sintasan benih rajungan di alam dapat mencapai 10% maka produksi rajungan di perairan Teluk Klabat mencapai 600.000 ekor x 100 g = 60.000 kg/tahun, dengan nilai jual minimal Rp. 1,2 milyard. hasil evaluasi ini juga menyarankan sembilan tindakan yang diperlukan untuk mengembangkan suatu model pengelolaan stok rajungan di perairan Teluk Klabat secara berkelanjutan."
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Siti Mariyam
Depok: Universitas Indonesia, 2001
S33722
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
"Budidaya rumput laut di Kabupaten Rote Ndao telah mengalami pengembangan yang besar dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Namun, keterbatasan ruang laut dan ketiadaan informasi mengenai kualitas perairan laut telah mempengaruhi kuantitas dan kualitas produksi rumput laut. Informasi awal yang diperoleh dari dinas kelautan dan perikanan Rote Ndao terlihat bahwa tingkat produktifitas rumput laut bervariasi antara perairan laut bagian barat dan timur. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian yang dapat menghasilkan teknologi rancangan peta informasi geografis potensi perairan untuk budaya laut. Produk lain yang dapat dihasilkan dari penelitian ini adalah model jaring pengaman yang terbuat dari bahan tali yang berfungsi untuk menahan rumput laut dari terpaan arus agar tidak patah, tidak terbawa arus serta menjaga rumput laut dari serangan ikan dan penyu yang sangat diperlukan oleh petani rumput laut. Dengan meningkatnya produksi rumput laut baik kualitas maupun kuantitas, diharapkan kesejahteraan petani budidaya rumput laut akan meningkat yang akhirnya dapat meningkatkan ketahanan ekonomi wilayah Pulau Rote Ndao, NTT."
321 LPI 17:33 (2014)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
575 OSEANA 39 (3) 2014
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Junaidi M. Affan
2008
T39510
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
"Rumput laut merupakan plasma nutfah yang berperan sebagai persediaan bibit dalam kegiatan budidaya. Saat ini rumput laut telah menjadi komoditas budidaya penting di berbagai provinsi di Indonesia. Penelitian tentang rumput laut di perairan pesisir Konawe Selatan dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 dengan tujuan untuk mengetahui kepadatan rumput laut di Teluk Kolono, Konawe Selatan, Sulawesi tenggara. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei di lima stasiun pengamatan dengan jarak antara stasiun 1000 m. Transek kuadrat ditarik 100 m dari pantai tegak lurus tubir, frame 1x1m diletakkan di setiap 10 meter sampai ke tubir. Kekayaan jenis, kepadatan dan dominasi dihitung dari data lapangan yang berupa biomassa rumput laut. Enam spesies rumput laut ditemukan di lokasi penelitian. Tiga spesies dari Class Chlorophytaceae dan tiga spesies dari Class Phaeophytaceae. Kepadatan total rumput laut dari seluruh stasiun diperoleh 239,55 g/m dan padina australia memiliki kepadatan tertinggi diantara spesies lainnya yakni 37,30 g/m dengan nilai dominasi 11,69. Rumput laut bernilai ekonomis yang ditemukan di lokasi pengamatan adalah Caulerpa dan Sargassum."
OLDI 40:2 (2014)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
I Made Arthajaya
2007
T39511
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Regi Zaky Utama
"Indonesia secara geografis merupakan negara kepulauan dengan dua pertiga luas lautan lebih besar daripada daratan. Oleh sebab itu Indonesia memiliki potensi dalam pemanfaatan sumber daya kelautan. Rumput laut merupakan salah satu komoditas sumber daya laut yang memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Di Pulau Tidung dapat dimanfaatkan tidak hanya dari sektor pariwisata, melainkan dapat dimanfaatkan dari sektor sumberdaya lautnya. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk menentukan wilayah potensi pengembangan budidaya rumput laut dengan metode skoring. Berdasarkan data-data dari variabel kondisi perairan, budidaya, dan objek wisata ditumpangtindihkan dan kemudian dianalisis secara spasial. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa dari segi kondisi fisik perairan di pesisir utara Pulau Tidung pada segmen U1, U2, U3, dan U4 merupakan wilayah yang sesuai. Potensi pengembangan budidaya rumput laut berada di segmen U2 yang didukung oleh jumlah produksi yang tinggi, jarak objek wisata yang jauh, dan jumlah penginapan yang rendah membuat di wilayah tersebut menjadi berpotensi untuk dikembangkan.
Indonesia is geographically an archipelagic country with two thirds of the oceans larger than the mainland. Indonesia has the potential in the utilization of marine resources. Seaweed is one of the marine resources commodities that have great potential to be developed. In Tidung island can be utilized not only from the tourism, even can be utilized from the marine resources. In this study aims to determine the potential areas of seaweedcultivation development by the scoring method. Based on data from the variables oceanography, cultivation, and tourist objects overlapped and then analyzed spatially. The results of this study show that in terms of oceanography in the north coast of Tidung island in U1, U2, U3, and U4 segments are the suitable areas. Potential development of seaweed cultivation in Tidung island is in U2 segment, which is support by high production quantities, long distance from tourism object, and low number of accommodation makes it potentially to be developed area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Virgi Citra Nabila
"Peninjauan aktivitas budidaya rumput laut secara optimal perlu dilakukan mengingat tingginya daya dukung lingkungan dan bernilai ekonomis. Namun perkembangan pariwisata membuat aktivitas budidaya rumput laut terus terdesak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian wilayah budidaya rumput laut berdasarkan kondisi perairan dan aktivitas budidaya rumput laut di Pulau Serangan beserta hubungannya. Variabel yang digunakan ialah kondisi perairan, pengelola, teknologi, manajemen, dan objek wisata. Kesesuaian wilayah budidaya rumput laut di Pulau Serangan diperoleh melalui pengolahan data citra Landsat 8 tahun 2020 serta pengukuran lapang in situ maupun ex situ. Survey dan wawancara dilakukan untuk menganalisis aktivitas budidaya rumput laut di Pulau Serangan. Metode skoring dan overlay digunakan pada seluruh variabel yang kemudian dianalisis spasial. Analisis statistik deskriptif juga dilakukan untuk menganalisis hubungan antara kesesuaian wilayah berdasarkan kondisi perairan terhadap jumlah produksi rumput laut. Hasil analisis menunjukkan bahwa wilayah yang sesuai untuk budidaya rumput laut terletak di segmen Teluk Lebangan. Aktivitas budidaya rumput laut tinggi terletak di segmen Teluk Lebangan, aktivitas budidaya sedang terletak di segmen Pantai Timur Serangan, dan aktivitas budidaya rendah terletak di segmen Teluk Serangan. Kesesuaian wilayah budidaya rumput laut berdasarkan kondisi perairan berupa suhu, salinitas, arus, muatan padatan tersuspensi, dan oksigen terlarut secara simultan berpengaruh terhadap jumlah produksi rumput laut di Pulau Serangan. Semakin tinggi oksigen terlarut, suhu, dan kecepatan arus maka jumlah produksi rumput laut di Pulau Serangan akan meningkat. Semakin rendah muatan padatan tersuspensi dan salinitas maka jumlah produksi rumput laut di Pulau Serangan akan meningkat.
Seaweed cultivation is an alternative use of coastal areas. An optimal review of seaweed cultivation activities needs to be done, considering the environment's high carrying capacity and its economic value. However, the development of tourism has made seaweed cultivation activities continue to be pressed. This study aims to analyze seaweed cultivation areas suitability based on water conditions and seaweed cultivation activities on Serangan Island and their relationship. The variables used are water conditions, cultivation, technology, management, and tourist objects. The suitability of the seaweed cultivation area on Serangan Island was obtained through Landsat 8 imagery data processing in 2020 and field measurements in situ and ex-situ. Surveys and interviews were also conducted to analyze seaweed farming activities on Serangan Island. The scoring and overlay methods were used for all variables, which were then analyzed spatially. Descriptive statistical analysis was also carried out to analyze the relationship between the suitability of the area based on water conditions and seaweed production. The analysis results show that a suitable area for seaweed cultivation is in the Lebangan Bay segment. The high level of seaweed cultivation activity is in the Lebangan Bay segment, moderate cultivation activity is in the Serangan East Coast segment, and low cultivation activities are in the Serangan Bay segment. The suitability of the seaweed cultivation area based on water conditions in temperature, salinity, current, total suspended solids, and dissolved oxygen has a simultaneous effect on seaweed cultivation activities on Serangan Island. The higher the dissolved oxygen, temperature, and current speed, the amount of seaweed production on Serangan Island will increase. The lower total suspended solids and salinity, the amount of seaweed production on Serangan Island will increase."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library