Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81224 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sumarwati Kramadibrata Poli
"Latar Belakang Masalah
Pembahasan atau kajian mengenai wanita pada masa kini makin banyak dilakukan dan diterbitkan hasilnya. Hal ini tidak terlepas dari kemajuan yang dicapai oleh wanita itu sendiri, khususnya pengarang wanita yang berusaha untuk menyuarakan masalah yang selama ini dihadapi kaumnya dalam keberadaannya di dunia.
Pada waktu hak dan kesempatan bagi wanita dan pria mulai menjadi kenyataan, muncul masalah yang justru menghambat masing-masing dalam memanfaatkan kebebasan dan peluang yang ada, yaitu memilih peran yang ingin dijalaninya dan kedudukannya baik dalam keluarga maupun masyarakat. Salah satu alasan yang cukup mendasar dari munculnya masalah ini mungkin merupakan akibat dari kesenjangan yang ada antara aspirasi baru dan gambaran tradisional, yang mau tak mau masih melekat pada diri kita sendiri, baik wanita maupun pria.
Penampilan wanita dalam masyarakat memainkan peranan penting dalam membentuk konsep keberadaan dan citra wanita. Penampilan ini ditentukan oleh gambaran yang dimiliki oleh para anggota masyarakat sendiri. Pertanyaan yang perlu diajukan adalah bagaimanakah gambaran tentang wanita itu sendiri mengingat gambaran itu erat kaitannya dengan peran dan kedudukannya dalam lingkungan keluarga maupun dalam masyarakat. Konsep citra sendiri mengacu pada beberapa pengertian. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1992:192) mengatakan:
"Citra adalah gambaran yang dimiliki oleh orang banyak mengenai pribadi, orang, atau produk".
Penjelasan Noerhadi mengenai citra dihubungkan pada self concept atau self image. Penanggapan pada diri sendiri (pribadi) bisa terjadi karena intuitif, bisa juga sebagai hasil refleksi. "Citra" adalah suatu abstraksi dari penggambaran yang diwarnai rasa dan penghayatan (Noerhadi, 1981:54-56).
Definisi yang diberikan Noerhadi tidak jauh berbeda dari apa yang diuraikan oleh Lauwe dalam La Femme dans la Societe. Lauwe berpendapat bahwa gambaran tentang wanita harus dikaitkan dengan perilaku, situasi dan status wanita dalam kehidupan sosial. Selain dari pada itu, gambaran tentang wanita erat kaitannya dengan persepsi, representasi diri dan kesadaran diri yang memungkinkan setiap individu menangkap ketiga unsur ini lalu bila diperlukan, mengubahnya. Jadi, gambaran tentang wanita diperoleh dari gabungan unsur-unsur yang berbeda itu (1967:20-40).
Dengan demikian pendapat Lauwe menyiratkan adanya hubungan ketergantungan antara gambaran atau citra wanita dan cara pandang serta cara menampilkan diri di dalam masyarakat, di samping dengan pengalaman dan imajinasi atau bayangan rekaan yang muncul dari pengalaman tersebut.
Selanjutnya Lauwe mengatakan bahwa representasi atau penampilan diri dikondisikan oleh aturan-aturan bersikap yang berlaku dalam lingkungannya, oleh kebutuhan moral dan aspirasi pribadi masing-masing (wanita) (1967:1oc.cit).
Bahwa ada perubahan atau tidak, gambaran mengenai wanita ini tampaknya harus dikaitkan dengan cara memandang masalah tersebut. Ini berarti menyangkut masalah nilai-nilai dan moralitas. Dalam hal ini pengertian nilai-nilai atau values mengacu pada definisi Clyde Kluckhohn yang dikutip N. Reascher dalam bukunya An Introduction to The Theory of Values:
"A value is a conception, explicit or implicit, distinctive of an individual or characteristic of a group, of the desirable which influences the selection from available means and ends of actions"(1969: 2)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
D271
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herbert, Xavier, 1901-1984
Melbourne, FW: Cheshire, 1963
823 HER d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"In the early decades of the twentieth century in colonial Indonesia, one witnessed the proliferation of novels in which women were thematized as the femme fatale. These novels were written largely by male novelists as cautionary tales for girls who had a European-style school education and therefore were perceived to be predisposed to violating customary gender norms in the pursuit of personal autonomy. While such masculinist responses to women and material progress have been well studied, women’s views of the social transformation conditioned by modernization and secular education are still insufficiently understood. This essay responds to this scantiness with a survey of texts written by Chinese women novelists who emerged during the third and fourth decades of the twentieth century, drawing attention in particular to the ways in which these texts differed from those written by their male predecessors. More important, this essay highlights the works by one particular woman novelist, Dahlia, who wrote with an exceptionally distinct female voice and woman-centered viewpoint."
SEA 4:3 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
James, Jamie
"Summary:
At eighteen, the French poet Rimbaud proclaimed: "My day is done; I'm leaving Europe. The sea air will burn my lungs; lost climes will tan my skin." Three years later, in 1876, he joined the Royal Army of the Dutch Indies and sailed for Java. This book charts renowned French poet Arthur Rimbaud's lost voyage"
Singapore: Didier Millet, 2011
840.08 JAM r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Guerard, Albert J.
Cambridge, UK: Harvard University Press, 1949
928.42 GUE t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Eagle, Chester
Cecil Street: McPhee Gribble/Penguins Books, 1985
823.3 EAG m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Didion, Joan
Jakarta: Ramala Books, 2008
070.92 DID j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dahl, Roald
London: Puffin Books, 1986
823.912 DAH g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
North Ryde, Australia: Angus & Robertso, 1991
928.2 PAT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siswasih
"LATAR BELAKANG
Umar Kayam belum banyak menghasilkan karya sastra. Beberapa karya-karyanya antara lain cerpen "Seribu Kunang-kunang di Mahattan" dinobatkan menjadi cerpen terbaik majalah Horison tahun 1968. Karya lainnya, kumpulan cerpen Sri Sumarah dan Bawuk (1978) mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Novel Para Priyayi merupakan novelnya yang pertama dan mendapat perhatian besar dari masyarakat. Sebagai bukti novel ini telah mengalami cetak ulang sebanyak empat kali.l Tanggapantanggapan positif tidak hanya datang dari masyarakat awam tetapi banyak dari kalangan sastrawan. Novel ini dicetak pertama kali pada bulan Mei 1992. Dalam satu bulan lebih dari enam resensi dan artikel yang muncul. Sebulan kemudian terbit cetakan yang kedua, bulan Juni 1992. Cetakan ketiga bulan November 1992. Cetakan keempat bulan September 1993."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>