Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8721 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Baby Ahnan
"Hidup tampak merupakan lingkar pengulangan problem dari waktu ke waktu, demikian pengamatan subjetif dan intersubjektif lingkup kecil hidup keseharian sebagai awal penelitian Proses pembelajaran hidup ditempuh melalui garis linear partikular- bukan secara kurnuiatif, yang akan terhenti pada saat hidup individu pun berhenti. Hasil pembelajaran dapat ditransfer pada individu lain secara tertutur maupun tertulis, namun individu baru akan menerimanya hanya sebagai teori, bila dia belum atau tidak mengalami problem yang lama, sehingga pembelajaran hidup pada individu baru dimulai kembali dan awal. Ragam problem pada ragam subjektivitas hadir dalam kehidupan dari waktu ke waktu, sementara pembelajaran hidup yang efektif diasumsikan baru terjadi melalui penggabungan pengalaman dan teori. Hidup menjadi semacam lingkar pengulangan kesalahan dari waktu ke waktu. Konsep ontologis Dasein Heidegger tentang keberadaan manusia adalah "keterlemparan" diri (Geworfenheit, Heldegger 1962) ke ?sana?. Manusia tidak dapat memilih ke mana dia terlempar; manusia tldak dapat memilih problem yang akan dialaminya. Pembelajaran hidup nyaris sebagai usaha yang sia-sia untuk menghasilkan kehidupan yang lebih ?pandai? dalam lingkup universal, namun tetap berguna secara partikular.
Merujuk pada ragam problem dan ragam subjektivitas, diasumsikan dibutuhkan rumusan yang tetap yang tidak jatuh pada perubahan matra ruang dan waktu. Ilmu Pengetahuan yang terkait langsung dengan masalah ini adalah filsafat dan psikologi-psikiatri. Pada umumnya filsafat adalah pemikiran yang mendasar dan menyeluruh tanpa terlalu mempermasalahkan praksis, sebaliknya psikologi-pslklatri adalah Ilmu empiris yang tidak terlalu mempermasalahkan pemikiran yang mendasar dan menyeluruh. Dengan dasar pemikiran ini konsep autentisitas paradigma eksistensialis terpilih untuk diteliti. Soren Aabye Klerkegaard sebagai "Bapak Eksistensialisme" adalah peletak dasar eksistensialisme dan autentisitas. Melalui pandangan Klerkegaard yang dlsejajarkan dengan pandangan para pemlklr filsafat dan psikologi-pslklatri, melalui analisa logis dan refleksi pengalaman dan pengamatan subjektif, konsep autentisitas dapat tercerap dengan lebih jelas.
Autentisitas memandang manusia sebagai substansi kosmos. "Manusia adalah sintesa antara ketakterbatasan dan keterbatasan, antara yang mewaktu dan yang abadi, antara kebebasan dan kepentingan" (Klerkegaard 1954). Manusia sebagai keterbatasan mewakili karakter keterbatasan: perbedaan, konflik, kausalitas, dan karenanya 'pusaran nasib berlaku padanya' (Buber 1986). Mengikuti karakter keterbatasan sebagai arus-deras hidup keseharian sebagai contoh: mengerjakan yang dlkerjakan orang lain pada umumnya, melakukan apa yang orang lain harapkan kita lakukan, hidup di bawah kekuasaan kerumunan adalah Hidup in-autentik. Eksistensialisme berasumsi bahwa hidup In-autentlk adalah akar kesakitan jiwa manusia.
"Setiap manusia terlahir dengan benih primitif" (Kierkegaard 1954), dan terencana untuk menjadi "self?, manusia akan menjadi apa yang dilakukannya. Manusia membentuk dlrinya sendiri melalui pilihannya, karena dia memiliki kebebasan untuk menentukan pilihannya. Kierkegaard mengangkat proses Inwardness untuk menjadi autentik (Elgenwelt. Binswanger 1963), yang tidak dapat ditemukan dalam outwardness (worldliness; Immediacy). Sebaliknya, Levinas dan Buber menganggap pentingnya relasi dengan orang lain sebagai transendensi dlri (Mitwelt. Binswanger 1963). Jaspers dan Frankl mengangkat pentingnya relasi dengan semesta (Urn welt, Binswanger 1963).
Penelitian ini menghasilkan konsep restorasi dan rekonstruksi diri autentik. Restorasi diri autentik adalah cara untuk menjadi autentik dengan menjalankan karakter ketakterbatasan dalam kehidupan keseharian. Rekonstruksi diri autentik adalah aktivitas bangun-ulang diri yang hilang dalam menghadapi berbagai problem kehidupan, dengan dasar konsep autentisitas.
Autentisitas bukan pilihan hldup yang mudah dan nyaman. Pilihan hidup mudah dan nyaman adalah pilihan manusia pada umumnya yang menghindari diri dari tanggung Jawab hidup; yang justru merupakan eksistensi in-autentik. Autentisitas hanya dapat diraih melalui perjuangan dan pengalaman putus asa; namun sangat layak ditempuh karena hanya dengan inilah manusia berkesempatan bersentuhan dengan bagian yang termulia dirinya, dan mewujudkan diri sesuai dengan kemuliaannya."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
D549
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baby Ahnan
"Hidup tampak merupakan lingkar pengulangan problem dari waktu ke waktu, demikian pengamatan subjetif dan intersubjektif lingkup kecil hidup keseharian sebagai awal penelitian ini. Proses pembelajaran hidup ditempuh melalui garis linear partikular- bukan secara kumulatif, yang akan terhenti pada saat hidup individu pun berhenti. Hasil pembelajaran dapat ditransfer pada individu lain secara tertutur maupun tertulis, namun individu baru akan menerimanya hanya sebagai teori, bila dia belum atau tidak mengalami problem yang sama, sehingga pembelajaran hidup pada individu baru dimulai kembali dari awal. Ragam problem pada ragam subjektivitas hadir dalam kehidupan dari waktu ke waktu, sementara pembelajaran hidup yang efektif diasumsikan baru terjadi melalui penggabungan pengalaman dan teori. Hidup menjadi semacam lingkar pengulangan kesalahan dari waktu ke waktu. Konsep ontologis Dasein Heidegger tentang keberadaan manusia adalah "keterlemparan" diri (Geworfenheit, Heidegger 1962) ke "sana". Manusia tidak dapat memilih ke mana dia terlempar; manusia tidak dapat memilih problem yang akan dialaminya. Pembelajaran hidup nyaris sebagai usaha yang sia-siap untuk menghasilkan kehidupan yang lebih "pandai" dalam lingkup universal, namun tetap berguna secara partikular. Merujuk pada ragam problem dan ragam subjektivitas, diasumsikan dibutuhkan rumusan yang tetap yang tidak jatuh pada perubahan matra ruang dan waktu. Ilmu Pengetahuan yang terkait langsung dengan masalah ini adalah filsafat dan psikologi-psikiatri. Pada umumnya filsafat adalah pemikiran yang mendasar dan menyeluruh tanpa terlalu mempermasalahkan praksis, sebaliknya psikologi-psikiatri adalah ilmu empiris yang tidak terlalu mempermasalahkan pemikiran yang mendasar dan menyeluruh. Dengan dasar pemikiran ini konsep autentisitas paradigma eksistensialis terpilih untuk diteliti. Soren Aabye Kierkegaard sebagai "Bap* Eksistensialisme" adalah peletak dasar eksistensialisme dan autentisitas. Melalui pandangan Kierkegaard yang disejajarkan dengan pandangan para pemikir filsafat dan psikologi-psikiatri, melalui analisa logis dan refleksi pengalaman dan pengamatan subjektif, konsep autentisitas dapat tercerap dengan lebih jelas. Autentisitas memandang manusia sebagai substansi kosmos. "Manusia adalah sintesa antara ketakterbatasan dan keterbatasan, antara yang mewaktu dan yang abadi, antara kebebasan dan kepentingan" (Kierkegaard 1954). Manusia sebagai keterbatasan mewakili karakter keterbatasan: perbedaan, konflik, kausalitas, dan karenanya "pusaran nasib berlaku padanya" (Buber 1986). Mengikuti karakter keterbatasan sebagai arus-deras hidup keseharian sebagai contoh: mengerjakan yang dikerjakan orang lain pada umumnya, melakukan apa yang orang lain."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
D1577
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Oktaviana
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif antara authenticity perception dengan brand awareness, brand image dan perceived quality, serta bagaimana ketiga variabel tersebut mempengaruhi brand loyalty. Penelitian ini juga bertujuan untuk menguji dampak dari brand loyalty pada brand choice intention dari konsumen restoran khas Sunda. Data pada penelitian ini didapat dari penyebaran kuesioner secara online kepada responden yang mengunjungi restoran khas Sunda paling tidak sekali dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode non-probability sampling yaitu convinience sampling. Penelitian dilakukan satu kali dalam satu periode penelitian dengan menggunakan single cross sectional design. Data yang didapat diolah dengan menggunakan metode Structural Equation Modelling SEM . Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa authenticity perception berpengaruh positif terhadap brand awareness, brand image dan perceived quality. Brand image dan perceived quality berpengaruh positif terhadap brand loyalty sedangkan brand image tidak memiliki pengaruh positif terhadap brand loyalty. Kemudian brand loyalty memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap brand choice intention konsumen.

This Study examines if authenticity perception had positively influenced brand awareness, brand image and perceived quality, as well as how these three variables will influence brand loyalty.This study also examines the impact of brand loyalty on brand choice intention for Sundanese restaurant. Questionnaires were distributed online to respondents who visited Sundanese restuarant at least once for the last three months. Sampling method used was non probability sampling specifically convenience sampling. Study were held one time in one period of time which single cross section design was used. Data were analysed using Structural Equation Modelling SEM . Findings indicate that authenticity perception is a critical determinant of brand equity and brand equity has a significant impact on brand choice intention. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S66004
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferrara, Alessandro
"It will be essential reading for all those interested in continental philosophy, political and social theory and pyschoananlysis."
London: Routledge, 1998
128.2 FER r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Potter, Andrew
New York: Harper Perennial, 2011
306.09 POT a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aldair Zerista Hutama
"Dalam eksistensialisme Sartre, rasa takut kurang mendapat penjelasan yang mendalam, sehingga sulit untuk dapat melihat pengaruhnya dalam eksistensi seorang subjek. Rasa takut sesungguhnya adalah salah satu rasa mendasar yang dimiliki oleh manusia. Rasa takut sudah terstruktur di dalam diri seorang manusia. Ia mempengaruhi hal-hal yang dilakukan oleh subjek bahkan sejak subjek masih dalam tahap kesadaran pra-reflektif. Rasa muak akan membawa subjek menyadari bahwa sesungguhnya ia memiliki kebebasan dan dapat menentukan eksistensi dirinya sendiri. Dari sana, kesadaran pra-reflektif berubah menjadi kesadaran reflektif. Kebebasan adalah kutukan karena ia selalu diiringi dengan tanggung jawab yang berat padahal tidak pernah ada kepastian akan hasil yang nantinya didapat. Hal itulah yang membuat manusia mengalami rasa cemas. Rasa cemas ini kemudian membawa manusia melihat konsekuensi-konsekuensi yang mungkin dari pilihan yang ada bagi si subjek. Disinilah kemudian rasa takut mempengaruhi subjek dalam mengambil pilihan eksistensialisnya. Apakah subjek akan memilih pilihan yang aman baginya, ataukah ia berani melawan ketakutannya dan bertransendenis menjadi diri yang baru.

The focus of this study is to prove the effect of fear for the existence of the subject, which is not well explained in Sartre’s existensialism. As a matter of fact, fear is one of human basic feeling, it is an undeniable structure as a human. Feareffected subjects act even in pra-reflective conciousness stage. Nausea will bring subject to realizing, that in fact, he has a freedom and he can choose freely, what kind of existence that he want to create for his own self. At that stage, prareflective conciousness will change into reflective conciousnes and subject could realize their freedom. But freedom it self is a curse because there's a great responsibility adheres our acts whereas there’s never been any certainity about the consequnces. This condition trap human in anxiety feeling. Anxiety will bring subject to see the consequences that probably will appear from all the choice that they can take. At this stage, fear will effecting subject in taking his existential choice. Will the subject going to choose the savest choiceor fight his fear and doing transcended and becoming a new self."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47773
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lindholm, Charles
Malden: Blackwell Publishing, 2008
306 LIN c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Syafrida Danny
"Setelah menelusuri jejak relasi manusia dengan alam mengenai perilaku, dapat hendaknya merubah cara berpikir manusia dengan lingkungannya pada zaman sekarang ini. Dalam tesis ini dibutuhkan kajian filsafat mengenai etika untuk mencari jalan keluar dari permasalahan lingkungan hidup yang didasarkan pada pemikiran beberapa tokoh-tokoh Lingkungan Hidup dan beberapa filsuf yang terkenal lainnya. Sehubungan dengan aspek filosofis, perlu diangkat pandangan para filsuf yang akan menjelaskan mengenai hakekat eksistensi manusia dalam menangani relasi manusia dengan alam demi kelanjutan kehidupan generasi selanjutnya. Pada hakekatnya manusia terikat kepada kehidupan di dunia sekitarnya, karena hanya manusialah yang bereksistensi dan manusialah yang mempunyai kelebihan akal budi yang memahami apa arti kehidupan. Oleh karena itu pandangan-pandangan itu dipergunakan dengan sebaik-baiknya demi keselamatan manusia dalam mengelola alam lingkungan untuk mempertahankan hidupnya pada masa-masa yang akan datang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tony Doludea
"Siapakah manusia itu? Pertanyaan ini mungkin sudah sama tuanya dengan keberadaan manusia itu sendiri. Dan sejak itu juga manusia selalu berupaya untuk menjawab dan kembali mempertanyakan tentang siapakah sebenarnya dirinya itu. Siapakah Aku ini?, atau, apakah Aku ini? Manusia itu merupakan suatu masalah, sebuah persoalan bagi dirinya sendiri. Atau lebih tepat lagi, suatu misteri yang misterius, rahasia yang menarik, yang menantang, dan yang mengajak kita untuk terus menyelidiki tentang kedirian dari diri kita."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S16087
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini berusaha memberikan penjelasan secara ilmiah mengenai fenomena penggunaan tanda-tanda budaya Bali pada baliho kampanye calon anggota DPD RI di daerah pemilihan propinsi Bali. Pada kampanye pemilu legislatif tahun 2014, baliho tetap banyak dipilih para caleg sebagai media kampanye. Berbagai cara dan strategi dilakukan untuk menarik perhatian para pemilik suara. Salah satunya dengan memanfaatkan tanda-tanda budaya Bali pada tampilan baliho. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tanda-tanda budaya Bali ditampilkan pada baliho dan makna dari tanda-tanda budaya Bali tersebut. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, objek penelitian ini adalah baliho kampanye para caleg DPD RI di daerah pemilihan Bali. Pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi dan studi pustaka.
Tahapan analisis: pertama data yang berhasil dihimpun dikelompokkan dan diidentifikasi untuk memberikan penjelasan terhadap tanda-tanda budaya Bali yang ditampilkan. Kedua, dengan menggunakan analisis semiotika untuk mengetahui makna yang terkandung dari penggunaan tanda-tanda budaya itu. Kesimpulan yang dihasilkan bahwa tanda-tanda budaya Bali dengan identitas serta mitos yang menyertai tanda-tanda itu.
"
SWISID 2:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>