"Penghuni sebagian terbesar daerah Sulawesi Tengah dan sebagian daerah Utara jazirah Sulawesi Selatan, secara konvensional disebut suku Toraja, dan bahasanya disebut bahasa Toraja. Adriani-Kruyt mengelompokkan suku tersebut atas: Toraja Timur (di daerah Tojo-Poso, Sulawesi Tengah), Toraja Barat (di daerah Kaili-Parigi, Sulawesi Tengah), dan Toraja Selatan (disebut juga Toraja Saqdan) di daerah Utara jazirah Sulawesi Selatan, sepanjang aliran sungai Saqdan (Adriani-Kruyt, 1950, I, 3).
Sesuai dengan pengelompokan tersebut di atas, maka bahasa-bahasa pada ketiga daerah itu berturut-turut diberi nama: bahasa Bareqe, bahasa Uma, Bahasa Taeq, berdasarkan kata negasi bareqe 'tidak', uma 'tidak', taeq 'tidak' (Salzner, 1960, 114-115) yang umum terdapat dalam masing-masing bahasa bersangkutan. Bahasa-bahasa tersebut meskipun serumpun, nampaknya agak berbeda satu dengan yang lain. Antara bahasa Bareqe dengan bahasa Taeq, misalnya, terdapat perbedaan tertentu dalam sistematik morfemisnya. Yang disebut pertama, antaranya membentuk kata kerja transitif (bentuk aktif) dengan prefiks ma- (Adriani, 1931, 172), prefiks mampo- (Adriani, 1931, 177) dan lain seterusnya, sedang yang disebut kemudian itu membentuk kata kerja transitif (bentuk aktif) dengan prefiks u(N)-, prefiks umpo- dan lain sebagainya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1978