Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162099 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ida Sundari Husen
"ABSTRAK
Dalam hubungan antarbudaya, studi karya sastra merupakan salah satu cara yang paling ampuh untuk membina saling pengertian antara kelompok-kelompok yang berasal dari berbagai masyarakat budaya. Karya sastra adalah salah satu ekspresi dan hasil budaya suatu bangsa, dan dengan demikian mencerminkan kehidupan bangsa tersebut, karena pada hakikatnya karya sastra adalah pengejawantahan pikiran-pikiran, perasaan, kesan pribadi-pribadi, pada saat dan tempat tertentu di dalam sejarah bangsa tersebut.
Karya sastra termasuk dalam kelompok wacana khusus. Sebagaimana halnya wacana ilmiah: filsafat, hukum atau teknik, dll., wacana sastra memang menggunakan unsur-unsur bahasa yang sama, namun yang menghasilkan kode-kode yang khas untuk masing-masing bidang. Unsur-unsur dan hubungan yang berlaku dalam kosa kata sastra tidaklah sama dengan yang berlaku dalam kosakata biasa. Di dalam karya sastra unsur-unsur tersebut saling berkaitan membentuk suatu struktur, yang mengungkapkan jaringan-jaringan konotasi yang khas. Kata-kata biasa dirangkai satu sama lain, sehingga menghasilkan makna-makna tambahan yang diinginkan pengarang . Di dalam karya -sastra makna kata tidak dikaitkan dengan benda atau konsep﷓konsep, atau dengan kata lain dengan kenyataan non-verbal, melainkan dengan suatu kompleks pengertian yang telah menyatu dalam dunia kebahasaan. Kompleks tersebut dapat terdiri dari teks-teks atau bagian-bagian teks yang maknanya tetap dipahami, walaupun dipisahkan dari konteksnya. Dalam konteks yang baru, bagian tersebut tetap dapat dipahami, berkat teks-teks yang dikenal sebelumnya.
Pengungkapan makna dalam satu karya sastra diperoleh berdasarkan dua langkah berikut: pemahaman kata-kata sesuai dengan peraturan-peraturan bahasa serta pengaruh konteks, dan pengenalan kata-kata tersebut sebagai suatu kelompok yang sebelumnya telah mempunyai peranan tertentu di dalam teks lain. Kata-kata penting dalam suatu teks sastra pada hakikatnya mengungkapkan suatu teks. Sehubungan dengan hal itu, maka suatu teks sastra tidak dapat digambarkan sebagai kumpulan kata yang dirangkaikan dalam kalimat-kalimat, melainkan sebagai suatu kompleks praanggapan ("presuppositions"). Ibarat puncak gunung es yang tampak kecil pada permukaan lautan, padahal sebenarnya merupakan bagian badan gunung yang tak terkirakan besarnya, demikian pula halnya setiap kata penting dalam teks sastra sesungguhnya memiliki makna konotasi yang luas cakupannya.
Secara lebih sederhana dapat dikatakan bahwa seseorang yang tidak biasa membaca teks sastra mungkin akan mengalami kesulitan untuk memahaminya: pertama, karena dia tidak memiliki bekal pengetahuan tentang teks-teks yang muncul sebelumnya, baik dari pengarang yang sama maupun pengarang lain; kedua, karena tidak menguasai konvensi-konvensi yang berlaku dalam lingkungan penulisan karya sastra. Tanpa disadari, pemahaman suatu karya sastra perlu ditopang oleh pengalaman dan pengetahuan pembaca, yang diperoleh dengan membaca karyakarya sejenis. Teks-teks yang dibaca dapat dipahami, karena konotasi asosiatif yang ingin diungkapkan pengarangnya dengan mudah dapat ditangkap, apabila teks-teks yang dibaca sebelumnya masih diingatnya. Kegiatan membaca sesungguhnya merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan, yang menghimpun sejumlah praanggapan ("presuppositions") yang diperlukan untuk memudahkan munculnya konotasi asosiatif dalam pembacaan teks-teks berikutnya."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1990
D200
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Sundari Husen
"ABSTRACT
"Dans les relations interculturelles 1'etude d'une oeuvre litteraire, en tant que production et expression de la civi_lisation, constitue un des moyens efficaces pour creer une meilleure comprehension parmi les groupes ethniques apparte_nant a des cultures differentes. Une oeuvre litteraire repre_sente un aspect de la vie culturelle d'une nation dans la me-sure ou elle traduit les pensees, les sentiments, les sensa_tions des individus a un moment donne en un certain ""lieu"" de r'histoire.Comme le discours scientifique, philosophique, juridique ou techniques, un texte litteraire utilise les memes elements linguistiques, produisant des codes propres a chacun de ces domaines. Mais les elements et les relations qui constituent le vocabulaire d'une oeuvre litteraire ne sont pas homologues a ceux qui constituent le vocabulaire general; ils dessinent une structure originale, et c'est en ce sens qu'on a pu considerer le.discours poetique comme un message qui engendre son propre code, c'est-a-dire des reseaux connotatifs origi_naux, qui peuvent bien relier les uns aux autres des mots banals, mais qui donnent a 1'oeuvre ces sursignifications""
1990
D1857
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Voltaire, Frangois Marie, 1694-1778
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2018
843 VOL c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Voltaire, Frangois Marie, 1694-1778
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2016
843.503 VOL c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sahla Salima
"Dongeng-dongeng Grimm Bersaudara merupakan dongeng rakyat yang terkenal tidak hanya di benua asalnya, Eropa, tetapi juga di dunia. Dongeng-dongeng ini memiliki banyak kekhasan, salah satunya yakni dari segi tokoh-tokoh yang terdapat di dalamnya. Di dalam banyak dongeng Grimm Bersaudara, seringkali ditemukan tokoh antagonis wanita. Pada skripsi ini, dipilih lima dongeng Grimm Bersaudara yang di dalamnya terdapat karakter antagonis wanita yang memiliki kekuatan sihir untuk dianalisis; Hänsel und Gretel, Sneewittchen, Rapunzel, Jorinde und Joringel, dan Brüderchen und Schwesterchen. Tokoh-tokoh antagonis ini dianalisis bagaimana penggambaran karakternya di dalam setiap dongeng, fungsi, serta pengaruhnya terhadap tokoh-tokoh protagonis yang ada, dengan menggunakan pendekatan psikologi.

Die Märchen der Gebrüder Grimm sind Volksmärchen, die nicht nur in ihrem Herkunftskontinent Europa, sondern in der ganzen Welt bekannt sind. Diese Märchen haben viele Besonderheiten, z. B. die Charaktere der Figuren. Man kann in vielen Märchen der Gebrüder Grimm eine Antagonistin leicht finden. In dieser Arbeit sind fünf Märchen der Gebrüder Grimm ausgewählt, nämlich Hänsel und Gretel, Sneewittchen, Rapunzel, Jorinde und Joringel und Brüderchen und Schwesterchen, um analysiert zu werden. Wie die Charaktere der Antagonistinnen in jedem Märchen beschrieben sind und welche Funktionen und Auswirkungen sie für die Protagonisten und Protagonistinnen haben, wird mit Hilfe verschiedener Ansätze der Psychologie analysiert."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S53432
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sapuroh
"Kuntowijoyo adalah sastrawan yang cukup berpengaruh bagi kesusastraan Indonesia. Kontribusinya dalam bidang sastra tidak hanya diwujudkan melalui karya sastra, tetapi juga melalui ide sastra profetik. Sastra profetik adalah sastra yang mengandung tiga nilai, yaitu humanisasi, liberasi, dan transendensi. Dengan metode kualitatif dan pendekatan sosiologi sastra, penelitian ini berusaha mengungkap apakah konsep sastra profetik yang dicetuskan oleh Kuntowijoyo diterapkan dalam cerpen-cerpennya atau tidak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cerpen-cerpen Kuntowijoyo mengandung nilai-nilai profetik, namun cerpen-cerpen tersebut tidak dapat dikatakan sebagai sastra profetik. Hal ini karena ketiga unsur yang ada dalam sastra profetik dihadirkan secara terpisah dalam cerpen-cerpennya.

Kuntowijoyo is one of the most influential man of letters for Indonesian literature. His contribution in the field of literature is not only formed within the literature itself, but also by the ideas of prophetic. Prophetic literature is consisted by three values, namely: humanization, liberation, and transcendence. By using qualitative and literature sociology methods, this research was aimed to express the concept of prophetic literature used in Kuntowijoyo's short stories. The result of this research shows that those short stories contain of prophetic values, but they cannot fully categorized as prophetic literature because the three values in the prophetic literature were presented separately in those short stories."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52919
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munifa Yasmin
"Penelitian ini membahas mengenai bagaimana bentuk dan makna dari ketiga puisi dalam gambaran kondisi Suriah sebagai bentuk terpengaruhnya karya sastra terhadap peristiwa Arab Spring di Timur Tengah. Data penelitian ketiga puisi berasal dari penyair Suriah Tarif Youseff Agha yang berjudul “Arwaahu Al-Athfal”, “Yawmiyat Bathatan”, dan “Akhrujuuna Min Buyuutina”. Adapun metode yang dipakai, yaitu metode kualitatif dan metode deskriptif dengan menggunakan teori struktural semiotika pada analisisnya. Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini adalah ketiga puisi menjadi cara penyair untuk melakukan protes terhadap pemerintah negaranya. Penggambaran keadaan sosial di Suriah dalam puisinya menjadi alasan dari protesnya.

This study discusses how the form and meaning of the three poems describe the condition of Syria as a form of literary influence on the Arab Spring events in the Middle East. The research data for the three poems comes from Syrian Poet Tarif Youseff Agha entitled “Arwaahu Al-Athfal”, “Yawmiyat Bathatan”, dan “Akhrujuuna Min Buyuutina”. The methods used are qualitative methods and descriptive methods using semiotic structural theory in their analysis. The conclusion drawn from this research is that the three poems are the poet's way of protesting against the government of his country. The description of social situation in Syria in his poetry as a reasons of his protests."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniawati Yuli Pratiwi
"Skripsi ini menjelaskan tentang perjalanan karir seorang pelopor dongeng Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode Life History bertujuan untuk mengidentifikasi teknik mendongeng dan ciri khas kostum yang digunakan dalam kegiatan mendongeng.
Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengidentifikasi perjalanan karir informan di dunia dongeng, dan mengidentifikasi proses penciptaan karakter tersebut. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa perjalanan karir, teknik mendongeng, dan ciri khas kostum yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi teknik penggunaan alat peraga, serta proses penciptaan karakter.

This essay describes the career of a pioneer of storyteller in Indonesia. This research used Life History method aimed to identify the storytelling technique and characteristic of costumes used in storytelling activities.
The purpose of this study was to identify the career informant in the storytelling world, and identifies the process of character creation.. Results of this study declare that career, storytelling techniques, and typical costumes used in these activities include the use of technical aids, as well as the character creation process.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S53072
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marina Augustina Isakh
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Marina Augustina Isakh
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>