Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 204309 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Solikin
"Perubahan struktural perekonomian Indonesia, terutama pada periode pasca-krisis ekonomi 1997, yang dibarengi oleh fluktuasi dan keterkaitan yang kurang stabil antara beberapa indikator makro utama, serta perkembangan yang tidak sejalan antara sektor keuangan dan sektor riil, menyebabkan upaya pencarian pijakan baru dalam manajemen pengendalian moneter di Indonesia menjadi sesuatu yang sangat penting. Sementara itu, dalam situasi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih dari permasalahan yang timbul sebagai akibat krisis ekonomi 1997 tersebut, tantangan bagi penerapan paradigma kebijakan moneter yang baru juga semakin berat dan kompleks. Di sisi lain, dengan mendasarkan pada beberapa kajian teoritis dan studi empiris, disimpulkan bahwa apapun alternatif kerangka kerja kebijakan yang akan dipilih, kebijakan moneter harus diterapkan dengan tetap mengacu pada kaidah-kaidah yang terkait dengan prinsip manfaat dan kerugian, dan senantiasa diarahkan untuk mengacu pada prinsip-prinsip keoptimalan.
Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis isu-isu strategis yang terkait dengan penerapan kebijakan moneter yang optimal di Indonesia, baik dari tataran kerangka strategis, kerangka operasional, maupun respons kebijakan moneter. Secara khusus, penelitian ini ingin menjawab tiga pertanyaan yang belum pernah diajukan sebelumnya. Pertama, bagaimana implikasi perubahan struktural ekonomi pada penetapan prioritas sasaran akhir kebijakan moneter: pertumbuhan ekonomi atau inflasi?. Kedua, bagaimana implikasi perubahan struktural ekonomi pada pemilihan sasaran operasional kebijakan moneter: besaran moneter atau suku bunga?. Dan ketiga, bagaimana merumuskan kerangka kerja kebijakan moneter yang optimal, yang dikaitkan dengan perumusan respons kebijakan yang sesuai dengan karakteristik dasar perekonomian Indonesia?. Strategi permodelan diarahkan pada pengembangan model makro stuktural jangka panjang Structural Cointegrating Vector Autoregression (VAR). Sementara itu, kaidah keoptimalan dirumuskan dengan merepresentasikan baik respons kebijakan jangka panjang maupun jangka pendek dengan mekanisme pengkoreksian kesalahan (error correction). Selain itu, dengan diperhitungkannya pengaruh shocks spesifik dalam permodelan tersebut, respons kebijakan yang dihasilkan pada dasarnya mencerminkan respons kebijakan yang optimal, "state-contingent rule", sebagaimana pemikiran yang disampaikan oleh J.M. Keynes tujuh dasa warsa yang lalu.
Hasil studi menunjukkan bahwa "State-Contingent rule" dapat merepresentasikan rumusan policy rule yang optimal bagi perekonomian Indonesia. Dari hasil studi diperoleh beberapa temuan penting terkait dengan pembuktian hipotesa yang diajukan, yaitu mengenai: (i) terjadinya pergerakan bersama (comovement) dengan arah positif antara output dan harga dalam jangka pendek, yaitu periode 1-2 tahun, serta dengan arah negatif dalam jangka menengah-panjang; (ii) dimungkinkannya penerapan kebijakan moneter dengan titik berat pada pengupayaan pertumbuhan ekonomi yang relatif lebih besar dibandingkan dengan stabilitas harga; (iii) relatif superiornya suku bunga SBI sebagai indikator sasaran operasional, dibandingkan dengan uang primer; (iv) pengidentifikasian panjang lag pengaruh kebijakan moneter rata-rata 1.5 tahun; (v) adanya kekurangoptimalan penerapan respons kebijakan moneter pada beberapa periode, terutama yang terkait dengan terlalu ketat atau longgarnya respons kebijakan; dan (vi) relatif superiomya State-Contingent rule, dibandingkan dengan simple policy rules lain yang lazim digunakan.
Beberapa temuan tersebut memberikan implikasi kebijakan yang mendasar bagi pelaksanaan kerangka kerja kebijakan Inflation Targeting di Indonesia. Sebagai suatu saran adalah bahwa kerangka kebijakan moneter yang relatif optimal untuk kasus Indonesia dapat diterapkan dengan mengakomodir fleksibilitas terukur, yang dapat dijabarkan sebagai berikut. Pertama, dalam jangka pendek pereferensi kebijakan moneter dapat diarahkan dengan perhitungan tertentu untuk dapat mendorong proses pemulihan ekonomi, sementara dalam jangka menengah-panjang pengupayaan kestabilan harga terus dijaga agar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Kedua, orientasi kebijakan moneter harus difokuskan, selain pada penetapan sasaran operasional suku bunga, juga langkah pre-emptive berdasarkan keberadaan bagi pengaruh kebijakan moneter sekitar 1 sampai dengan 2 tahun. Ketiga, dalam dinamika perekonomian cukup tinggi dan transisi ke arah penerapan kerangka kerja kebijakan moneter Inflation Targeting secara penuh (full fledged), respons kebijakan moneter perlu diterapkan dengan mendasarkan pada disain State-Contingent rule."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
D532
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muliadi Widjaja
"The literature is trying to explain the effectiveness of monetary policy in Indonesia in influencing the exchange rate under fixed and flexible exchange rate regime. The analysis is combined with their capital mobility relationship. The explanation based on the Mundell's famous trinity : The incompatible among fixed exchange rate, independent monetary policy and perfect capital mobility. The object of the research is Indonesia exchange rate experience between 1970-1994. Under the condition of sticky domestic price level and uncovered purchasing power parity, by using the two-countries asset-market model, the estimation of Indonesia exchange rate movement under fixed exchange rate regime (1971.1-1978.3) proved the Mundell's theorem, that the monetary policy does not compatible with the fixed exchange rate, while the liberalization of capital account did not followed by the opening of capital market, which made the condition of imperfect capital mobility because the capital is easy to move out but hard to move in. The condition was exacerbated with the financial repression at the time. Meanwhile under the preliminary period of flexible exchange rate, besides the imperfect capital mobility condition issue whis is caused by the not-well developing capital market, there is also a sequencing issue which impede the monetary policy. The issue was due to the lateness of the government to move the financial barriers under financial repression : The peg of interest rate and the peg of credit ceiling. While the flexible exchange rate regime had begun on the late of 1978, the financial repression barriers just removed out in the mid of 1983. One compulsory macro-economic condition which has to be fulfilled in order the monetary policy to have effectiveness in influencing the exchange rate under the flexible regime is the ability of interest rate to move up and down as needed. Otherwise, the result is somewhat alike with the monetary policy under the fixed exchange rate. This is shown up by the estimation in the period 1978.3-1983.2. This also explain why the 1982 monetary policy did not have the influence on the nominal exchange rate fluctuation, but succesfully made the inflation move slowlier. The estimation under flexible exchange rate after 1983 shows that the monetary policy is compatible with the flexible exchange rate, but still before 1988, the capital market had not been developed. The capital market was develop after the 1988 deregulation policy and it was integrated with the international market after 1992. This explain that some of the monetary policy had have the influence on the small fluctuation of the nominal exchange rate. Among those are the 1987 sterilitation policy and the 1990 tight money policy. While the 1991 sterilization policy, did not create any fluctuation on the nominal exchange rate. A small apreciation at the end of 1993 1 believed, was caused by the movement of short run capital. The estimation for the causality of the monetary policy and capital mobility to the exchange rate has shown that for the observation period, the monetary policies which have the effect on the variance of the exchange rate are the removed of the peg of the interest rate out, the sterilization policy and the 1988 reserve requirement policy. Capital mobility did not have the effect to the exchange rate variance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
S19203
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Purwono
"Perubahan (kenaikan) harga minyak internasional mempunyai dampak ekonomi yang besar pada negara pengimpor minyak ncto. Untuk melihat pengaruh perubahan harga minyak internasional pada perekonomian domestik maka diperlukan model yang mampu menangkap perilaku pelaku ekonomi yang mempunyai ekspektasi terhadap setiap perubahan. Sementara model makro ekonometri struktural tidak dapat digunakan untuk pembentukan kebijakan karena mengandung Lucas Critique. Disertasi ini menganalisis pengaruh perubahan harga minyak internasional pada variabel makroekonomi dan respon kebijakan moneter di Indonesia dengan menggunakan model Dynamic Stochastic General Equilibrium, Model makroekonomi ini adalah berdasarkan mikroekonomi dalam New Keynesian tradition. Model memasukan minyak untuk konsumsi rumah tangga dan faktor input dalam produksi, Parameter dalam model diestimasi melalui metode Bayesian dengan teknik simulasi Markov Chain Monte Carlo (MCMC). Metode ini mengkombinasikan prior information dan data historis. Parameter estimasi menunjukkan karakteristik perekonomian Indonesia. Perilaku rumah tangga dipengaruhi oleh cukup tingginya tingkat habit persistence dalam konsumsi, rendahnya clastisitas penawaran tenaga kerja, rendahnya elastisitas substitusi konsumsi produk minyak dan produk non-minyak, dan rendahnya elastisitas substitusi konsumsi barang-barang domestik dan barang-barang luar negeri. Produsen Iebih sering melakukan pengaturan harga ulang dibanding pengaturan kembali upah optimal dengan tingkat penyesuaian terhadap inflasi periode lalu untuk upah lebih besar daripada harga. Elastisitas substitusi tenaga kerja dan minyak dalam produksi dan elastisitas permintaan barang domestik kc luar negeri mempunyai nilai yang rendah. Selanjutnya, respon kebijakan moneter berupa interest rate reaction function (Taylor rule) menghasilkan parameter estimasi yang sesuai dengan Strategi kebijakan Bank Indonesia. Walaupun penelitian ini memiliki keterbatasan, model ini masih mampu memberikan simulasi impulse response untuk menjelaskan perilaku dinamis perekonomian dan menggambarkan mekanisme transmisi pengaruh perubahan harga minyak internasional di Indonesia.

The change (increase) of intcmational oil price causes immense economic impact to net oil-importer countries. In order to observe the influence ofthe change of international oil price in domestic economy, it is necessary to use a model which can contain the behavior of the agents who have expectation to every change. However, the model of structural macro econometric cannot be applied to construct policy for thc reason that it contains Lucas Critique. This dissertation analyzes the influence of the change of international oil price to the variables macroeconomic and the response of the monetaiy policy in Indonesia, using the model of Dynamic Stochastic General Equilibrium. This macroeconomic model is based on the microeconomic foundation in New Keynesian tradition, The model includes oil for household consumption and input factor in production, The parameter in the model is estimated by using Bayesian method with Markov Chain Monte Carlo (MCMC) simulation techniquc. This method combines prior information and historical data. Estimation parameter describes the characteristics of Indonesia's economy. The household behavior is affected by the moderately high level of habit persistence in consumption, the low elasticity of labor supply, the low elasticity of substitution between oil and non-oil consumption goods, and the low elasticity of substitution between domestic and Foreign consumption goods. Producers tend to instantaneously make pricing adjustment more fiequent than making wage re-optimizadon by way of amendment amount to the past inflation period for wage higher than price. The elasticity of substitution between labor and oil in production, and the elasticity of demands for domestic goods hom foreign countries are low. Subsequently, the response of the monetary policy in form of interest rate reaction function (Taylor rule) results the estimation parameter which is suitable to the policy strategy from Bank Indonesia. Despite the imperfection of this study, the model can still give impulse response simulation to explain dynamic behaviour of economy and to illustrate the transmission mechanism for the influence of the change of international oil price in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
D960
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan
"Perkembangan capital flow masuk maupun keluar perekonomian Indonesia yang semakin meningkat dewasa ini perlu diwaspadai karena selain dampak positif, aliran modal juga berpotensi untuk menimbulkan dampak tidak menguntungkan bagi perekonomian suatu negara. Potensi risiko yang ditimbulkan oleh capital flow, antara lain adalah meningkatnya risiko suatu negara terhadap pembalikan arus modal asing (sudden reversal), tekanan terhadap nilai tukar, penggelembungan harga aset, semakin kompleksnya pengelolaan perekonomian makro, serta meningkatnya kerentanan di sektor keuangan.
Tesis ini meneliti interaksi antara capital flows, fluktuasi nilai tukar dan kebijakan moneter di Indonesia dengan menggunakan pendekatan Structural Vector Autoregression (SVAR), dengan menerapkan model Siok Kun Sek (2009) dan menambahkan satu variabel, yakni aliran modal (CFA) ke dalam model tersebut.
Dari hasil estimasi model dapat disimpulkan bahwa capital flows mempunyai pengaruh signifikan terhadap suku bunga SBI dan perubahan capital flow mempunyai pengaruh cukup besar terhadap kebijakan moneter, shock aliran modal cukup mengganggu otoritas moneter dalam penentuan arah jangka panjang tingkat suku bunga SBI, dan volatilitas capital flows menjadi salah satu variabel yang mengganggu otoritas moneter dalam mencapai sasaran akhir laju inflasi.

The development of capital flows in and out of the Indonesian economy currently should be put in our consideration due to its impact on the economy. Capital flows generally has positive effects to support investment as well as increasing the effectiveness of resource allocation, however capital flows has also the potential risks to cause unfavorable impact on the economy of a country. Potential risks posed by capital flows, among others, is the increased risk of a country to foreign capital flow reversals (sudden reversal), the pressure on the exchange rate, asset price bubbles, the increasing complexity of managing the macro economy, and the increased vulnerability of the financial sector.
This thesis examines the interaction between capital flows, exchange rate fluctuations and monetary policy in Indonesia using Structural Vector Autoregression approach (svar), by applying the model Sek Siok Kun (2009) and adding one variable, namely the flow of capital (CFA) into the model.
From the results of the model estimation can be concluded that capital flows have a significant influence on interest rates (SBI). Changes of capital flows has also has a considerable influence on monetary policy in term of disturbing the monetary authority in determining the long-term direction SBI interest rate. Volatility of capital flows also to be one of the variables that interfere with the monetary authorities in achieving the final target rate of inflation.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T31421
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Bank Indonesia has applied the inflation Targeting Framework (ITF) to reach its single-final objective;stabilizing Rupiah reflected in the inflation and its exchange rate...."
BEMP 11(1-2) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Solikin
Jakarta: Bank Indonesia, 2003
332.1 War k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Perry Warjiyo
Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebansentralan B.I., 2003
332.1 PER k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Fuad Salim
"Sebagai bagian dari sistem perekonomian, perkembangan pasar modal dipengaruhi oleh kondisi ekonomi itu sendiri. Tujuan skripsi adalah mengetahui hubungan antara fluktuasi indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta dengan fluktuasi beberapa variabel makroekonomi, yaitu inflasi, suku bunga dan jumlah uang beredar. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menerapkan model Sehwert yang telah dimodifikasi, dengan menghitung pertumbuhan fluktuasi variabel-variabel tadi. Data diambil dari Bank Indonesia dan Bursa Efek Jakarta. Hasil regresi yang dilakukan menunjukkan bahwa untuk IHSG menurun sebesar 21,05 % . Untuk setiap kenaikan 1 % fluktuasi suku bunga, maka rata-rata fluktuasi IHSG meningkat sebanyak 14,3 % .Untuk setiap kenaikan 1 % fluktuasi uang beredar maka rata-rata fluktuasi IHSG meningkat sebanyak 52,5% Dari hasil tadi nampak bahwa fluktuasi uang beredar memiliki pengaruh dominan dibanding variabel lainnya. Namun adjusted R-squared regresi ini hanya sekitar 22 %, jadi masih ada variabel lain yang belum dispesifikasikan. Kekurangmampuan model ini menjelaskan fluktuasi IHSG juga disebabkan karena sebelum 1988, aktivitas BEJ rendah sekali. Kesimpulan lain ialah bahwa kondisi makroekonomi tidak langsung mempengaruhi IHSG. Pengaruh ini tidak sama untuk semua sektor. Investor masih terpengaruh 'sentimen pasar' dalam menentukan saham yang akan dibeli. Kebijakan-kebijakan ekonomi pemerintah memberikan dampak tertentu pada fluktuasi IHSG, dan ini hendaknya diketahui oleh pelaku pasar modal, sehingga mereka dapat memahami hubungan antara pasar modal dengan perekonomian. Dengan demikian maka tindakan-tindakan antisipatif dapat diambil. Penelitian-penelitian di masa mendatang hendaknya dapat mencakup kuantitas dan kualitas data yang lebih balk sehingga hasil yang diperoleh juga lebih baik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18858
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Warsono
"Tesis ini menganalisis kuasalitas kuantitas besaran moneter dan suku bunga terhadap fluktuasi harga di Indonesia paska krisis ekonomi dengan menggunakan granger causality test dan model vector autoregresion (VAR). Dengan menggunakan model VAR dapat dilakukan analisis mengenai respon suatu variabel terhadap varabel lainnya (impulse responce function) dan besarnya kontribusi beberapa variabel terhadap suatu variabel (variance decomposition).
Hasil analisis menunjukkan bahwa pada periode penelitian, baik pada jalur kuantitas moneter maupun suku bunga sebagai besaran moneter mengalami decoupling atau suatu kondisi dimana indikator moneter tidak lagi secara jelas mencerminkan keberadaan atau perkembangan sektor Meskipun dernikian, apabila dibandingkan kedua jalur tersebut, jalur suku bunga relatif lebih dapat menjelaskan hubungan antar variabel pada transmisi kebijakan moneter.
Sementara itu, berdasarkan analisa dekomposisi diketahui bahwa suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) mempunyai peranan yang paling besar dalam menjelaskan fluktuasi harga. Peranan SBI tersebut didukung pula dengan basil uji impulse responce yang menunjukkan adanya respon negatif dalam artian apabila suku mengalami penurunan akan diikuti dengan meningkatnya IHK dan sebaliknya."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T20635
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>