Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61957 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ewin Eny Sundari
"Pasal 2 dan 12 UU PT menentukan bahwa maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan termuat dalam Anggaran Dasar. Pesatnya kegiatan usaha yang melibatkan PT melahirkan persaingan dan pelanggaran terhadap ketentuan hukum. Akibatnya banyak perseroan yang bertindak di luar Anggaran Dasar (ultra vires). Hal tersebut memunculkan pertanyaan: Mengapa ultra vires ada dalam UV PT?; Mengapa ultra vires dilanggar?; Bagaimana konsekwensi pelanggarannya?; Bagaimana ultra vires dapat menjadi intra vires? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut digunakan penelitian yuridis normatif yang bersifat deskriptif analitis.
Dalam sejarah perkembangan common law, korporasi dibentuk sebagai subjek hukum (legal entity) berdasarkan charter. Awalnya korporasi bukan subjek hukum yang bertujuan mencari keuntungan. Dalam melakukan kegiatan usahanya dibatasi oleh charter pendiriannya jika bertindak diluar apa yang telah ditentukan oleh charter tindakan tersebut disebut ultra vires. Atas tindakan tersebut hakim dapat membatalkan tindakan (null and void). Korporasi mempunvai empat atribut dasar, yaitu: separate existence; centralized management; transferability of ownership interest; dan limited liability. Di Indonesia, subjek hukum yang memiliki empat atribut dasar tersebut adalah Perseroan Terbatas, yang diatur berdasarkan Undang-Undang nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. Undang-undang tersebut menempatkan maksud dan tujuan perseroan dalam posisi yang sangat penting, yaitu untuk membatasi kegiatan usaha perseroan. Dalam perkembangannya, transaksi perdagangan baik yang dilakukan pemerintah, individu maupun yang dilakukan perseroan (terbatas) makin meningkat.
Transaksi menyediakan keuntungan sebagai daya tarik. Daya tarik ekonomis yang dijanjikan oleh keuntungan tersebut semakin lama menjadi acuan Direksi. Meskipun tidak mengatur ultra vires secara tegas, tetapi doktrin tersebut berlaku di Indonesia untuk: melindungi stake holder perseroan dan memberi batasan kepada Direksi. Perseroan melakukan ultra vires karena: Ketidaktegasan UU Perseroan Terbatas; Profit; dan Ketidakjelasan otoritas yang berwenang menyatakan ultra vires. Dalam praktek, ternyata ultra vires tidak serta merta menyebabkan null and void. Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) hanya berwenang melakukan pengawasan terhadap Perseroan Terbatas Terbuka (Tbk). Tindakan ultra vires suatu perseroan dapat menjadi intra vires melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T15421
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Triprijooetomo
"Pada perancangan filter untuk aplikasi komunikasi nirkabel Ultra Wide Band (UWB) yang beroperasi pada rentang frekuensi 3,1 GHz - 10,6 GHz, terdapat sistem komunikasi wireless local area network (WLAN) 802.11a yang bekerja pada rentang frekuensi 5,2 GHz sampai dengan 5,8 GHz, sehingga pada rentang frekuensi tersebut dapat terjadi interferensi antara kedua sistem. Untuk menjaga perangkat UWB, maka pada rancangan filter perlu ditambahkan sebuah bandstop response agar sistem komunikasi UWB tidak terganggu oleh sistem komunikasi WLAN.
Oleh karena itu pada penelitian ini diusulkan rancangan filter ultra wideband band pass filter (UWB BPF) menggunakan dual mode resonator (DMR) dan interdigital capacitor untuk mendapatkan frekuensi UWB. Sedangkan untuk mendapatkan bandstop response pada frekuensi 5,2 GHz sampai dengan 5,8 GHz digunakan loading stub dan ditambahkan ground stub dengan via untuk mendapatkan sifat metamaterial. Frekuensi cutoff bawah dan atas dari filter rancangan ini dapat digeser dengan mengatur diameter luar dari ring dan panjang pendeknya interdigital capacitor sedangkan frekuensi tengah dari bandstop dapat diubah dengan cara mengatur lebar loading stub.
Sifat metamaterial filter dapat dianalisa dengan menggunakan pendekatan saluran transmisi. Pada rancangan ini digunakan pendekatan model saluran transmisi Composite Right-Left Handed Transmission Line (CRLH-TL) yang dimodelkan dalam sebuah unit sel sebagai rangkaian induktor seri (LR) dan kapasitor seri (CL) dan kapasitor shunt (CR) serta induktor shunt (LL). Kelebihan dari CRLH-TL ini adalah strukturnya yang homogenous, dimana struktur homogenous adalah struktur yang rata-rata strukturnya lebih kecil dari panjang gelombang pemandu (λg). CRLH-TL dapat bekerja pada daerah broadband dengan rugi-rugi (losses) yang kecil. Selain itu, dimensi komponennya dapat dirancang hingga ¼ λ, sehingga memungkinkan miniaturisasi rancangan dengan struktur CRLH-TL ini. Dengan metode pendekatan teori CRLH-TL ini diharapkan mendapatkan dimensi yang lebih kecil dan kompak tanpa mengurangi kemampuan kerja filter.
Hasil simulasi rancangan menggunakan perangkat lunak CST (Computer Simulation Technology) Microwave Studio 2011 didapatkan untuk parameter S21 Frekuensi cutoff bawah 3,15 GHz, frekuensi cutoff atas 10,21 GHz, bandstop response -10 dB didapatkan rentang frekuensi 5,43 GHz 5,95 GHz dengan frekuensi tengah pada 5,64 GHz, variasi group delay kurang dari 0,6 ns. Setelah dilakukan fabrikasi dan dilakukan pengukuran maka hasilnya menunjukkan pada bandpass response frekuensi cutoff bawah 2,76 GHz, frekuensi cutoff atas 8,04 GHz, bandstop response untuk -10 dB (90 % energi diredam ), didapatkan pada rentang frekuensi 4,96 GHz dan 5,62 GHz. dengan frekuensi tengah 5,13 GHz dan group delay kurang dari 0,8 ns.

Design filters for wireless communications applications Ultra Wide Band (UWB) which operates in the frequency 3.1 GHz - 10.6 GHz, wireless LAN 802.11a communication system which works in the frequency 5.2 GHz to 5.8 GHz, so that in that range of frequency can occur interference between the two systems. To keep the 802.11a WLAN devices, then in the filter design needs to be added a bandstop response so UWB communication systems are not disturbed by the WLAN communication systems.
Therefore, this research proposed of ultra wideband filter band pass filter design (UWB BPF) use dual mode resonator and interdigital capacitor to get the UWB frequency. While, to get a bandstop response at frequency 5.2 GHz to 5.8 GHz which use loading stub and give additional ground stub with via to get metamaterial characteristic. Lower and upper cutoff frequency from this filter design can be shifted by adjusting the outer diameter from the ring and measurement (long and short) of interdigital capacitor while the center frequency of the bandstop can be changed by adjusting the width of the loading stub.
Characteristic of Metamaterial filter can be analyzed use the approaching of transmission line, this design is used the approaching of the transmission line model, Composite Right-Left Handed Transmission Line (CRLH TL) which designed in a unit cell as series inductor circuit (LR), series capacitor (CL), shunt capacitor (CR) and shunt inductors (LL). The advantages of CRLH Transmission Line is homogenous structure which is common structure that is smaller than the length of guide wavelength (λg), CRLH-TL can operate in the area of broadband with small losses. In addition, the dimensions of the components can be designed to λ, so it is possible to miniaturization the design with these CRLH structure. With the approach method of this CRLH-TL theory expected to have smaller dimensions and compact dimension without detract the ability of the filter.
The simulation design results using the software CST (Computer Simulation Technology) Microwave Studio 2011 obtained for parameters S21 Lower cutoff frequency of 3.15 GHz. upper cutoff frequency of 10,21 GHz. bandstop response -10 dB obtained frequency range 5.43 GHz 5.95 GHz with center frequency at 5.64 GHz, group delay variation of less than 0.6 ns. After fabrication and measurement then the result shows a bandpass response at lower cutoff frequency of 2.76 GHz, upper cutoff frequency of 8,04 GHz, While the bandstop response for -10 dB (90 % energy loss), obtained at a range of frequency 4,96 GHz and 5,62 GHz, with a center frequency of 5.13 GHz and group delay less than 0,8 ns.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31001
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andik Atmaja
"Ultra Wide Band (UWB) merupakan teknologi baru yang diperkenalkan pada tahun 2002 oleh Federation Communication Commition (FCC) Amerika serikat. Teknologi UWB digolongkan sebagai Short Wireless Range (SWR) dengan area kerja kurang lebih 10m. Pada masa depan, teknologi ini merupakan pesaing kuat Bluetooth dan Wifi dalam layanan SWR.
Rangkaian filter merupakan salah satu komponen yang banyak digunakan dalam teknologi telekomunikasi. Pada system UWB juga tidak lepas dari penggunaan rangkaian filter. Filter konvensional memiliki kekurangan pada dimensi filter yang relative besar sehingga kurang praktis jika diaplikasikan pada perangkat telekomunikasi. Pada bandpass filter dengan menggunakan saluran transmisi CRLH satu sel memiliki struktur dengan dimensi bisa mencapai ¼. Dengan hanya menggunakan satu sel dan besar dimensi struktur ¼ maka bandpass filter akan lebih kecil dan lebih praktis.
Pada thesis ini dibahas perancangan sebuah rangkaian filter dengan menggunakan saluran transmisi CRLH satu sel yang diimplementasikan pada teknologi UWB, dengan daerah frekuensi kerja antara 3.1 GHz hingga 10.6 GHz. Bandpass filter mengunakan CRLH didesign berbentuk phi dengan kapasitor interdigital dan ground stub. Filter disimulasikan dengan menggunakan software CST Microwave Studio 2010, kemudian dilakukan fabrikasi dan pengukuran untuk memverifikasi hasil rancangan filter.
Hasil pengukuran bandpass filter menggunakan saluran transmisi CRLH satu sel memiliki daerah frekuensi kerja antara 3.104GHz hingga 10.57GHz, dengan insertion loss kurang dari -1.5dB. Hasil dari perancangan menunjukkan bahwa saluran transmisi CRLH satu sel dapat memenuhi spesifikasi yang diminta.

Ultra Wide Band (UWB) is a new technology introduced by the Federation Communication Commition (FCC) in February 2002. UWB technology is classified as Short Range Wireless (SWR) with a working area about 10m. In the future, this technology is a strong contender in the Bluetooth and Wifi in SWR service.
Filter circuit is one of the many components is used in telecommunications technology. In UWB systems are also not be separated from the use of the filter circuit. Conventional filters have the disadvantage in the relatively large dimensions of the filter so that less practical when applied to telecommunications equipment. In the bandpass filter using CRLH transmission line structure with a single cell has the dimensions could achieve ¼. Using only single cell and ¼-dimensional structure of the bandpass filter will be smaller and more practical.
This thesis discussed the design of a filter circuit using a single cell CRLH transmission line is implemented on UWB technology, with the working frequency between 3.1 GHz to 6.10 GHz. Bandpass filters designed using CRLH phi-shaped with interdigital capacitors and stub ground. Filter is simulated using the software CST Microwave Studio 2010, then performed the fabrication and measurement to verify the results of filter design.
The measurements results of bandpass filters using a cell CRLH transmission line has a working frequency region between 3.104GHz to 10.57GHz, with insertion loss less than-1.5dB. The results of the design showed that a single cell CRLH transmission line can meet the requested specifications.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29904
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arryo Comara Putra
"Aplikasi antena pada aplikasi wall through imaging. Ground penetrating radar dan sistem komunikasi teresterial lainnya menuntut antena yang memiliki bandwidth yang semakin lebar. Salah satu standar intemasional terhadap kinerja antena dengan bandwidth lebar ditentukan oleh Federal Communications Commission (FCC). Lembaga ini menetapkan bahwa Antena Ultra wideband hams memiliki bandwidth minimal 20% dari frekuensi tengah atau minimal memiliki bandwidth 500 MHz.
Pada skripsi ini dirancang antena slot log periodik dengan pencatuan microstrip line. Pemilihan teknik Log periodik didasari kemampuannya untuk meningkatkan bandwidth dengan menggabungkan seluruh bandwidth dari masing elemen slot sehingga menghasilkan fractional bandwidth yang lebar.
Perancangan dilakukan dengan mensimulasikan pada software Microwave office 5.53. Hasil dari simulai ini akan dipabrikasi dan diukur pada ruang Anechoic Chamber. Hasil dari pengukuran menunjukkan bahwa antena slot Log Periodik telah memenuhi syarat Ultra wideband dengan menghasilkan bandwidth872 MHz (20% dari frekuensi tengah). Hasil dari pengukuran antena menunjukkan bahwa antena bekerja pada frekuensi 2,84 GHz-5,9 GHz dengan bandwidth 3,06 GHz (70%). Nilai VSWR rata-rata 1,59. Pola radiasi yang dihasilkan bidirectional dengan gain rata-rata 2,63 dB."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40085
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Nurmaida
"ABSTRAK
Kanker payudara adalah kanker yang paling sering didiagnosis di kalangan
wanita. Teknik microwave imaging khususnya pencitraan radar UWB (Ultra
Wideband) adalah teknik yang mempunyai gelombang mikro yang non-pengion,
lowcost, dan efisien untuk wanita yang lebih muda.
Antena yang dirancang adalah antena printed wide slot ukuran 24 × 24 ×
1,6 (mm) dengan frekuensi kerja 3,1 GHz – 10,6 GHz, lebar pita > 7,5 GHz.
Bahan substrat FR4 dengan tebal 1,6 mm, sedangkan bahan untuk feed, patch dan
ground nya adalah cooper, relative permitivity 4,3 dan loss tangent 0,025. Antena
dirancang berdasarkan tiga kondisi yaitu antena tunggal, antena tunggal
konfigurasi 2 (dua) tanpa phantom dan antena tunggal konfigurasi 2 (dua) dengan
phantom. Phantom yang digunakan adalah phantom homogen berbentuk setengah
bola dengan diameter 10 cm. Nilai konstanta dielektrik (εr) dan konduktivitas (σ)
phantom pada frekuensi 6 GHz.
Berdasarkan hasil pengukuran dari ketiga kondisi yaitu antena tunggal, antena
tunggal konfigurasi 2 (dua) tanpa phantom dan antena tunggal konfigurasi 2 (dua)
dengan phantom mampu pada frekuensi 3,1 - 10,6 GHz. Antena tunggal memiliki
bandwidth 2,63 – 10,77 GHz. Antena tunggal konfigurasi 2 (dua) tanpa phantom
memiliki bandwidth 2,62 – 10,82 GHz. Antena tunggal konfigurasi 2 (dua)
dengan phantom memiliki bandwidth 2,51 – 10,6 GHz. Antena memiliki dimensi
24 x 24 x 1,6 [mm]. Nilai VSWR dari ketiga kondisi < 2. Nilai Mutual Coupling
dari ketiga kondisi < -20. Berdasarkan hasil pengukuran, besarnya nilai impedansi
masukan antena di frekuensi kerja 6 GHz untuk pencitraan kanker payudara
adalah 27,55 – j2,09, berdasarkan nilai impedansi tesebut antena lebih bersifat
kapasitif. Pola radiasi diukur pada dua bidang yaitu bidang xz dan bidang yz. Nilai
gain hasil pengukuran pada frekuensi kerja 6 GHz untuk pencitraan kanker
payudara untuk ketiga kondisi yaitu antena tunggal, antena tunggal konfigurasi 2
(dua) tanpa phantom dan antena 2 (dua) dengan phantom berturut-turut sebesar
2,42 dBi, 3,05 dBi dan 1,27 dBi.

ABSTRACT
Breast cancer is the most frequently diagnosed cancer among women.
Microwave imaging technique specifically radar imaging UWB (Ultra Wideband)
is a technique that has a microwave non-ionizing, lowcost, and efficient for
younger women.
Designed antenna is printed wide-slot antenna size of 24 × 24 × 1.6 (mm)
with a frequency of 3.1 -10.6 GHz, bandwidth > 7.5 GHz. FR4 substrate material
with 1.6 mm thick, while materials for feeds, patch and ground is cooper, relative
permitivity 4.3 and loss tangent 0.025. The antenna is designed based on three
conditions, there are single antenna, two single antenna configuration without
phantom and two single antenna configuration with phantom. Homogeneous
phantom used is hemispherical with a diameter of 10 cm. Value of the dielectric
constant (εr) and conductivity (σ) at a frequency of 6 GHz.
Based on the results of measurements of the three conditions, there are
single antenna, two single antenna configuration without phantom and two single
antenna configuration with phantom able to work in the frequencies 3.1 to 10.6
GHz. Single antenna has a bandwidth of 2.63 to 10.77 GHz. Two antenna single
configuration without phantom has a bandwidth of 2.62 to 10.82 GHz. Two
single antenna configuration with phantom has a bandwidth of 2.51 to 10.6 GHz.
Antenna has dimensions of 24 × 24 × 1.6 [mm]. VSWR values of the three
conditions < 2. Mutual coupling values of three conditions < -20. Based on the
measurement results, the value of the input impedance of the antenna at 6 GHz for
breast cancer imaging is 27.55 - j2.09 Ω, antenna is capacitive. Radiation pattern
is measured at two field there are xz-plane and yz-plane. Gain vaulues of the
antenna at 6 GHz for breast cancer imaging for tree condition, there are a single
antenna, two single antenna configuration without phantom and two single
antenna configuration with phantom, respectively for 2.42 dBi, 3.05 and 1.27 dBi."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54628
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Rafiqi
"Dalam beberapa tahun terakhir, aplikasi Ultra-Wide Band mengalami peningkatan yang cukup pesat seperti radar penembus tanah, radar pendeteksi, sistem pencitraan medis, penginderaan jauh, komunikasi satelit hingga sistem komunikasi nirkabel. Tentunya aplikasi ini membutuhkan antena yang memiliki bandwidth yang lebar, gain dan directivity yang tinggi, serta dimensi yang tidak terlalu besar. Salah satu antena yang paling banyak digunakan dalam aplikasi Ultra-Wide Band adalah antena Antena Antipodal Vivaldi (AVA) karena karakteristiknya yang dapat bekerja secara broadband, memiliki gain tinggi, serta efisiensi radiasi yang sangat baik. AVA yang didesain memiliki dimensi 59 x 62 x 1,6 mm menggunakan substrat FR-4. Modifikasi dilakukan berupa penambahan korugasi dan elemen parasitik dilakukan untuk meningkatkan gain dan directivity dari antena ini. Berdasarkan hasil simulasi, AVA ini dapat bekerja di frekuensi 2,9-11,2 GHz dengan gain dan directivity yang tinggi setelah dilakukan modifikasi yang masing-masing memiliki range 5,6-8,5 dB dan 5,6-8,6 dB. AVA ini memiliki pola radiasi direksional dan juga efisiensi total yang tinggi yaitu sekitar 87-98%. Berdasarkan hasil pengukuran, AVA dapat bekerja pada frekuensi 2,9-11,4 GHz dan memiliki gain sebesar 4,7-8,3 dB serta pola radiasi direksional. Hasil pengukuran ini menunjukkan performa AVA modifikasi yang sudah sangat baik. Dengan demikian, rancang bangun AVA yang telah difabrikasi dapat dikatakan cocok untuk digunakan pada aplikasi UWB.

In recent years, Ultra-Wide Band applications have experienced a fairly rapid increase such as ground-penetrating radar, detection radar, medical imaging systems, remote sensing, satellite communications, and wireless communication systems. Of course, this application requires an antenna that has a wide bandwidth, high gain and directivity, and dimensions that are small enough. One of the most widely used antennas in Ultra-Wide Band applications is the Antipodal Vivaldi Antenna (AVA) antenna because of its characteristics that can work in broadband, high gain, and excellent radiation efficiency. The AVA is designed to have dimensions of 59 x 62 x 1.6 mm using the FR-4 substrate. Modifications were made in this antenna form by adding corrugation and parasitic element to increase its gain and directivity. Based on the simulation results, this AVA can work at a frequency of 2.9-11.2 GHz with high gain and directivity which has a range of 5.6-8.5 dB dan 5.6-8.6 dB, respectively after modification. This AVA has a directional radiation pattern and high total efficiency around 87-99%. Based on the measurement results, AVA can work at a frequency of 2.9-11.4 GHz which has gain of 4.7-8.3 dB, and directional radiation pattern. The results of this measurement show that the modified AVA performance is good enough. Thus, the fabricated AVA is suitable for use in UWB applications."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yandri Sudarso
"Doktrin Ultra Vires adalah suatu doktrin yang menganggap btsal demi hukum (null and void) atas setiap tindakan perseroan yang melebihi batas kewenangan yang diberikan sebagaimana yang disebutkan dalam maksud dan tujuan perseroan pada Anggaran Dasar Perseroan. Doktrin Ultra Vires ini berasal dari konsep hukum Common Law (Inggris).
Dalam perkembangannya doktrin Ultra Vires ini semakin ditafsirkan secara lebih releks, tidak bersifat kaki sebagairnana pada awalnya. Hal ini terlihat dari beberapa aspek yaitu: Ultra Vires dalam hubungan dengan anggaran dasar perseroan, Ultra Vires dalam hubungannya dengan peraturan perundang-undangan, Kasus-kasus Ultra Vires yang masih kontroversi saat ini.
Bila kita lihat pasal 45 ayat 2 Kitab Undang Undang Hukum Dagang, LN. 1938 Nomor 276 dan pasal 2 Undang-Undang Perseroan Terbatas, UU Nomor 1/1995, dapat disirnpulkan bahwa Indonesia juga mengadopsi Doktri Ultra Vires dalam perundangundangannya. Namun dalam hal ini, undang-undang tidak mengatur secara jelas akibat hukum bila terjadi perbuatan yang mengandung Ultra Vires tersebut.
Dalam keadaan demikian menurut Prof Dr. Remy Sahdeiny, hakimlah yang akan menentukan dan memutuskan apa akibat hukum dari perbuatan yang mengandung Ultra Vires. Bila dihubungkan dengan contoh kasus yang Penulis kemukakan dalam penelitian ini terlihat bahwa hakim menganggap dan berpendirian bahwa terhadap tindakan yang dilakukan oleh direksi perseroan yang melebihi ketentuan yang telah diatur dalam anggaran dasar perseroan dianggap batal dan tanggung jawabnya beralih menjadi tanggung jawab direksi perseroan secara pribadi.
Perseroan adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan perjanjian, yang melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham-saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang serta peraturan pelaksana lainnya. Terlihat banyak pihak yang berkepentingan dengan keberadaan badan hukum perseroan ini. Karena itu diperlukan ketentuan yang tegas untuk mengatur akibat hukum dari perbuatan yang mengandung Ultra Vires demi kepastian hukum. Mengingat sistim hukum Indonesia yang sangat terikat dengan ketentuan hukum yang tertulis maka sangat relevan kiranya bila pembuat undang-undang juga menambahkan ketentuan yang mengatur akibat hukum dari perbuatan yang mengandung Ulra Vires dalam perundang-undangan, khususnya dalam hukum perseroan Indonesia, demi kepastian hukum dalam berusaha."
Depok: Universitas Indonesia, 2003.
T19385
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Andreas Bastian
"Digital Dividend adalah spektrum yang tidak terpakai pada saat migrasi penyiaran TV analog ke TV digital secara penuh ("Digital Switchover"). Frekuensi sisa tersebut dapat digunakan untuk layanan non broadcast maupun broadcast lain seperti mobile (International Mobile Telecommunication), mobile broadband, Long Term Evolution (4G), High Definition TV dan lain-lain. Adanya perbedaan pengkanalan frekuensi digital dividend di daerah perbatasan Indonesia-Singapura dan Malaysia hal ini diakibatkan karena proposal digital dividend di daerah perbatasan dimulai dari frekuensi 746 MHz sehingga sisa frekuensi dari migrasi tv analog ke tv digital hanya sebesar 60 MHz sedangkan diwilayah non perbatasan rencana digital dividend dimulai dari frekuensi 698 MHz yang menyisakan 108 MHz. Perbedaaan tersebut berpotensi menimbulkan ketidak maksimalan pendapatan Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi dan berpotensi menimbulkan ketidak efisienan penggunaan frekuensi serta belum adanya perencanaan pita frekuensi UHF untuk aplikasi selain broadcasting pada frekuensi digital dividend. Dalam menata ulang pembagian kanal tv digital dan digital dividend hasil pertemuan Trilateral antara Indonesia, Singapura dan Malaysia dihasilkan 4 opsi untuk pengkanalan tv digital dan digital dividen di daerah perbatasan yang lebih efisien dan Opsi 3 dan opsi 4 merupakan opsi yang paling optimum dari sisi BHP untuk perencanan pita untuk digital dividend di daerah perbatasan Indonesia, Malaysia dan Singapura.

Digital Dividend is the idle spectrum from the migration of the analog TV broadcasting to full digital TV ("Digital Switchover"). The remaining frequencies can be used for non-broadcast and broadcast services such as mobile (International Mobile Telecommunications), mobile broadband, Long Term Evolution (4G), High Definition TV and other services. The differences in the frequency planning of digital dividend on the border of Indonesia-Singapore and Malaysia because of the digital dividend proposal on the border starting from the frequency of 746 MHz so the rest of the frequency of migration tv analog to digital tv is only at 60 MHz while in the non-border region of the digital dividend plan starting from 698 MHz frequency which left 108 MHz. These differences could potentially lead to lack of frequency fee income (BHP) and potentially inefficient use of frequencies and there is no planning of the UHF frequency band for applications other than broadcasting in a digital dividend frequency. In rearranging the distribution of digital TV channels and digital dividend from Trilateral meeting between Indonesia, Singapore and Malaysia produced four options for channeling digital tv and digital dividend in the border area. Option 3 and option 4 is the most optimal option in terms of BHP for band planning for digital dividend on the border of Indonesia, Malaysia and Singapore."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T30215
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nekoogar, Faranak
"Ultra-wideband radio frequency identification systems describes the essentials of radio frequency identification systems as well as their target markets. The authors provide a study of commercially available RFID systems and characterizes their performance in terms of read range and reliability in the presence of conductive and dielectric materials.
The capabilities and limitations of some commercial RFID systems are reported followed by comprehensive discussions of the advantages and challenges of using ultra-wideband technology for tag/reader communications. The book presents practical aspects of UWB RFID system such as : pulse generation, remote powering, tag and reader antenna design, as well as special applications of UWB RFIDs."
New York: Springer, 2012
e20398996
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>