Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90547 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widy Kartika
"Zina atau yang sering kita bahas dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) adalah hubungan seksual di luar nikah, merupakan perbuatan yang melanggar norma, baik norma susila maupun norma agama. Di Indonesia pezina mendapatkan hukuman, baik secara adat, agama maupun hukum positif yang hidup dan berlaku di masyarakat. Zaman dulu, tidak begitu banyak orang berani berzina, apalagi terangterangan hidup serumah tanpa nikah.
Lain halnya pada saat ini, hubungan seksual di luar nikah bagi sebagian kalangan tertentu sudah dianggap wajar. Bahkan pelajar dan Mahasiswa diberitakan banyak yang sudah melakukan hubungan seksual di luar nikah.
Pada sebagian kalangan artis-artis atau selebriti, kehidupan hidup bersama dengan seks diluar nikah sudah menjadi hal yang biasa dilakukan, karena itulah banyak remaja-remaja sekarang yang meniru untuk melakukan hal tersebut. Dikalangan remaja khususnya pelajar dan Mahasiswa, hubungan seks diluar nikah membawa ekses seperti putus sekolah karena hamil, terjangkit penyakit menular, keguguran hingga abortus, masa depan yang suram karena putusnya sekolah dan perlakuan buruk masyarakat terhadapnya maupun keluarganya. Sementara pada orang dewasa, selain mengakibatkan hal tersebut diatas, juga dapat mengakibatkan hancurnya perkawinan bagi pelaku yang sudah menikah.
Dalam norma agama Islam yang dianut oleh sekiagian besar bangsa Indonesia perzinahan merupakan dosa besar, sebagaimana terdapat dalam Al-Quran Surat Al-Isra ayat 32: "Dan janganlah kamu mendekati Zinah, sesungguhnya zinah itu adalah perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk".
Sedangkan menurut agama Kristen, yang tercantum dalam alkitab: "Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit.
Pelaku zina hanya dikenai hukuman oleh Tuhan diakhirat, tetapi secara duniawi diserahkan pada kebijaksanaan negara atau penguasa setempat apakah dipidana atau tidak.
Dalam Hukum Adat yang berlaku di beberapa daerah di Indonesia, pelaku zinah mendapat hukuman dari pemangku adat setempat. Hukuman tersebut, bisa berupa dibuang dan persekutuan (pengucilan) atau dihukum bunuh karena dianggap telah melanggar kehormatan keluarga dan kampung tempat tinggalnya, dipersembahkan sebagai budak pada raja, membayar denda pada pihak keluarga yang merasa dirugikan, mempersembahkan korban hewan pada Kepala Adat untuk melakukan upacara penyucian kampung dalam rangka memulihkan keseimbangan magic religius."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T15462
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evy Oktaveny Syartika
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2696
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Iswanto
"Perilaku seks pranikah pada remaja merupakan salah satu permasalahan kesehatan reproduksi remaja. Pasalnya, perilaku seks pranikah pada remaja kian mengalami peningkatan. Hasil SDKI 2017 menunjukkan sebanyak 8% remaja pria usia 15-24 tahun pernah melakukan hubungan seksual. Perilaku seks pranikah apabila tidak dibarengi dengan pemberian informasi mengenai kesehatan reproduksi dapat berdampak pada resiko tertular penyakit menular seksual (PMS) dan Kehamilan Tak Dikehendaki (KTD) yang dapat berujung pada aborsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran keluarga dan sekolah sebagai sumber informasi kesehatan reproduksi terhadap perilaku seks pranikah remaja usia 15–24 tahun di Indonesia berdasarkan dara SDKI 2017. Jenis Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari SDKI 2017. Analisa data menggunakan analisa univariat yaitu uji proporsi dan bivariat yaitu uji Chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara peran keluarga dan sekolah dengan perilaku seks pranikah. Hubungan karakteristik individu dengan perilaku seks pranikah menunjukkan variabel umur, tingkat pendidikan, status ekonomi, pengetahuan kesehatan reproduksi, dan pengetahuan kb berpengaruh signifikan dengan perilaku seks pranikah, sedangkan variabel wilayah tempat tinggal dengan perilaku seks pranikah tidak berhubungan.

Premarital sex behavior in adolescents is one of the problems of adolescent reproductive health. Premarital sex behavior in adolescents has been increasing. The results of the Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) 2017, premarital sex behavior in young men aged 15-24 years old are 8%. Premarital sex behavior, which not accompanied by information about reproductive health having a risk contracted by sexually transmitted diseases (STDs) and unwanted pregnancy which can lead abortion. The purpose of this study is to determine the role of family and school as source of reproductive health information for young men’s premarital sex behavior aged 15-24 years old in Indonesia based on IDHS 2017. This research used a cross sectional design from the IDHS 2017. The analysis is carried out by univariate and bivariate analysis using chi-square. Bivariate analysis done by chi-square showed that there was a significant relationship between the role of family and school with premarital sex behavior. The relationship between individual characteristics and premarital sex behavior showed that the variables such as age, education level, economic status, knowledge of reproductive health, and knowledge of contraception are related with premarital sex behavior. Meanwhile, the variable of residence is not related with premarital sex behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Musyarrafah Hamdani
"ABSTRAK
Hasil Survei Terpadu Biologis dan Perilaku tahun 2013 menunjukkan bahwa Makassar 6.9 menempati posisi ketiga pada data proporsi remaja yang melakukan hubungan seksual pranikah berdasarkan kota dengan usia termuda 13 tahun. Penelitian bertujuan untuk mengeksplorasi sejauh mana implementasi budaya siri rsquo; dalam pengasuhan anak di keluarga masyarakat suku Bugis dan Makassar berkaitan dengan perilaku seks pranikah pada remaja di Kota Makassar. Pendekatan kualitatif yang menggunakan etnografi dengan life history approach sebagai metode penelitian melalui wawancara mendalam dan observasi partisipatif. Melalui proses belajar kebudayaan sendiri, yaitu internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi orang tua telah menerapkan budaya siri rsquo; dalam mengasuh anaknya yang dimulai saat anak memasuki masa pubertas. Orang tua menanamkan secara tersirat dengan nasihat lsquo;jaga diri dan nama baik keluarga rsquo; yang ditujukan kepada perilaku seks pranikah. Usaha remaja menjaga siri rsquo; keluarga menjadi penahan dalam melakukan seks pranikah. Diharapkan adanya pengarusutamaan siri rsquo; dalam upaya mencegah remaja sekolah untuk melakukan perilaku seks pranikah, terutama Dinas Pendidikan Kota Makassar diharapkan memasukkan materi siri rsquo; dalam ajaran Muatan Lokal. Begitupun dengan orang tua yang senantiasa menanamkan siri rsquo; kepada anaknya tidak hanya saat masa pubertas, namun dimulai sejak masih kanak-kanak.

ABSTRACT
Integrated Surveys of Biological and Behavior in 2013 showed that Makassar 6.9 ranked third on of teenagers who had premarital sexual intercourse according to the city with the youngest age of 13 years. The study aimed to explore the implementation of siri rsquo in parenting of Buginese and Makassar ethnic families related to adolescents rsquo premarital sex behavior in Makassar. Qualitative approach that used ethnography with life history approach as a research method through in depth interviews and participant observation. Through the process of learning their own culture internalization, socialization, and enculturation , the parents had implemented siri rsquo in raising their children since the child entered the period of puberty. Parents instilled siri rsquo implicitly through advice lsquo protect yourself and the good name of the family rsquo aimed to prevent premarital sex behavior. Teenagers take care of siri rsquo family to be a barrier in premarital sex. Siri rsquo mainstreaming should be held to prevent school adolescents to engage in premarital sexual behaviors, particularly the Provincial Education Board of Makassar is expected to involve siri rsquo as material in Local Content ldquo Muatan Lokal rdquo subject. As well parents should instill the values of siri rsquo to their child not only during puberty, but since as a child."
2017
T48744
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lhuri Dwianti Rahmartani
"[ABSTRAK
Peningkatan tren praktik hubungan seksual pranikah pada remaja laki-laki di Indonesia tidak
disertai tindakan preventif yang adekuat. Tidak sampai 28% dari mereka yang menggunakan
kondom secara konsisten. Pada populasi remaja umum di Indonesia, sebanyak 30%-nya tidak
tahu bahwa kondom dapat mencegah kehamilan dan 40%-nya tidak tahu kondom dapat
mencegah infeksi menular seksual (IMS). Studi potong lintang dari analisis SDKI 2012 ini
berupaya melihat asosiasi pengetahuan tentang fungsi kondom terhadap penggunaan kondom
pada remaja laki-laki pelaku hubungan seksual pranikah. Hasilnya, setelah memperhitungkan
faktor demografis, pengetahuan kespro, dan perilaku lainnya, penggunaan kondom lebih
tinggi pada responden yang memiliki pengetahuan tentang kedua fungsi kondom (PR 2,38;
95% CI 1,47 ? 3,85) dibandingkan responden yang hanya tahu salah satu fungsi atau tidak
tahu sama sekali.

ABSTRACT
The increasing trend of premarital sex among Indonesian male adolescents is not
accompanied with protective behavior. Less than 28% of sexually-active unmarried male
adolescents use condoms consistently. Approximately, 30% of Indonesian adolescents do not
know that condoms can help prevent pregnancy and 40% of them do not know that condoms
can help prevent sexually transmitted infections (STIs). This cross-sectional study using
IDHS 2012 aims to see whether there is an association between knowledge on condom
functions and condom use, particularly among unmarried male adolescents in Indonesia.
After controlling with other covariates such as demographic, knowledge on reproductive
health, and other behavior indicators, the prevalence of condom use is significantly higher in
respondents who know both functions of condoms, than in respondents who only know either
function or not at all (adjusted PR 2,38; 95% CI 1,47 ? 3,85).;The increasing trend of premarital sex among Indonesian male adolescents is not
accompanied with protective behavior. Less than 28% of sexually-active unmarried male
adolescents use condoms consistently. Approximately, 30% of Indonesian adolescents do not
know that condoms can help prevent pregnancy and 40% of them do not know that condoms
can help prevent sexually transmitted infections (STIs). This cross-sectional study using
IDHS 2012 aims to see whether there is an association between knowledge on condom
functions and condom use, particularly among unmarried male adolescents in Indonesia.
After controlling with other covariates such as demographic, knowledge on reproductive
health, and other behavior indicators, the prevalence of condom use is significantly higher in
respondents who know both functions of condoms, than in respondents who only know either
function or not at all (adjusted PR 2,38; 95% CI 1,47 ? 3,85)., The increasing trend of premarital sex among Indonesian male adolescents is not
accompanied with protective behavior. Less than 28% of sexually-active unmarried male
adolescents use condoms consistently. Approximately, 30% of Indonesian adolescents do not
know that condoms can help prevent pregnancy and 40% of them do not know that condoms
can help prevent sexually transmitted infections (STIs). This cross-sectional study using
IDHS 2012 aims to see whether there is an association between knowledge on condom
functions and condom use, particularly among unmarried male adolescents in Indonesia.
After controlling with other covariates such as demographic, knowledge on reproductive
health, and other behavior indicators, the prevalence of condom use is significantly higher in
respondents who know both functions of condoms, than in respondents who only know either
function or not at all (adjusted PR 2,38; 95% CI 1,47 – 3,85).]"
2015
T43458
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinno Angga
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2903
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Fattah
"ABSTRAK
Maraknya perilaku hubungan seks pranikah pada periode dewasa awal 18-25 tahun , berkontribusi terhadap meningkatnya Penyakit Menular Seksual, dan dampak psikis yang buruk. Faktor keluarga dianggap menjadi salah satu prediktor utama tingginya perilaku tersebut, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan persepsi dewasa awal terhadap hubungan seks pranikah. Dimana, persepsi diyakini sangat erat kaitannya terhadap perilaku. Penelitian kuantitatif ini melibatkan 110 orang dewasa awal berusia 18-25 tahun yang belum pernah menikah. Hasil penelitian menyatakan adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan persepsi dewasa awal terhadap hubungan seks pranikah p=0,005 . Semakin baik dukungan keluarga yang dirasakan maka kecenderungan dewasa awal untuk memiliki persepsi yang negatif juga lebih besar. Dengan begitu diharapkan keluarga mampu memberikan dukungan yang optimal demi mendorong kesuksesan perkembangan dewasa awal, serta optimalisasi peran keperawatan komunitas dan keluarga untuk menyokong kesehatan keluarga secara bio-psiko-sosial-kultural-spiritual.

ABSTRACT
The occurrence of premarital sex behaviour among emerging adulthood 18 25 years old through these years, have contributed to an increase in sexually transmitted diseases, and negative psychological impacts. Family was considered to be main predictors that high related to individual rsquo s behaviour. This research aimed to explore the relationship between family social support and sexual perception among emerging adults, specifically to premarital sex activities. However, perception is believed closely related to individual rsquo s behaviour. This quantitative research involves 110 unmarried emerging adults at 18 25 years old in Kelurahan Manggarai, South Jakarta. The results of the study shows there are significant relationship between family social support and perception of premarital sex in emerging adulthood p 0,005 . The better family social support has perceived the greater tendency of having negative perception in premarital sex activities. Family is important and be able to provide optimal social support for successful development of emerging adulthood."
2017
S69315
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Nurina Ayuningtyas
"Kehamilan remaja merupakan salah satu masalah kesehatan reproduksi remaja di Indonesia. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan kehamilan remaja adalah kurangnya pendidikan serta informasi tentang kesehatan reproduksi dan seksual, termasuk tentang kehamilan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang kehamilan remaja pada remaja, terutama siswa kelas 7. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel yang terlibat terdiri dari 95 siswa dan siswi kelas 7 di SMPN 3 Rangkasbitung dengan metode stratified random sampling.
Hasil analisis data secara univariat menunjukkan diperoleh 97,9 n=93 responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang tentang kehamilan remaja, sedangkan sebagian kecilnya memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang kehamilan remaja, yaitu 2,1 n=2 . Selain itu, sebanyak 68,4 n=65 responden pernah mendapatkan informasi tentang kehamilan, dengan 36,9 n=24 dari responden mendapatkan informasi dari media elektronik seperti TV, radio, atau internet, sedangkan 31,6 n=30 responden sama sekali belum pernah mendapatkan informasi tentang kehamilan. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan pengetahuan remaja tentang kehamilan remaja yang diberikan pihak yang berkompeten, seperti petugas kesehatan atau pihak sekolah.

Adolescent pregnancy is one of the adolescent reproductive health problems in Indonesia. One of the factors that can lead to teenage pregnancy is lack of education as well as information about reproductive and sexual health, including about adolescent pregnancy. This study aimed to determine the description of knowledge about adolescent pregnancy in adolescents, especially grade 7 students. This study used cross sectional design. The sample involved in this study consisted of 95 students who were in 7th grade at SMPN 3 Rangkasbitung, selected by using stratified random sampling method.
The result of univariate data analysis showed that 97.9 n 93 of the respondents had bad knowledge about adolescent pregnancy, while the small part had a good level of knowledge about adolescent pregnancy, which was about 2,1 n 2 . In addition, 68.4 n 65 of respondents had received information about pregnancy, with 36.9 n 24 of them got the information from electronic media such as TV, radio or internet, while the other 31.6 N 30 had never received any information about pregnancy. This demonstrated the need for more information and education on adolescent pregnancy provided by the competent authorities, such as health workers or the school.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68775
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masudin
"Saat ini semakin banyak remaja bersikap permisif dalam hal seksual. Problem seksualitas remaja di masyarakat urban dan modern bermula dari kenyataan bahwa selain percepatan kematangan seksual, juga adanya pemaparan terhadap bacaan atau tayangan visual yang menampilkan seksualitas manusia dalam berbagai bentuk Selain itu juga hal tersebut dapat dikarenakan oleh semakin seringnya mereka bertemu dengan lawan jenis, serta meningkatnya kesempatan bagi remaja untuk menikmati kehidupan pribadi. Dampak dari perilaku seksual tersebut beresiko khususnya pada remaja perempuan seperti kehamilan tidak diinginkan, aborsi yang tidak aman, infeksi organ reproduksi, kemandulan, dan kematian karena perdarahan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang melatar belakangi remaja perempuan melakukan hubungan seks sebelum menikah di kota Palu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan teknik wawancara mendalam. Informan seluruhnya berjumlah 17 orang, terdiri dari 5 orang informan kunci dan 12 orang informan remaja.
Hasil penelitian ini menunjukkan, pengetahuan informan remaja perempuan tentang kesehatan reproduksi khususnya alat dan fungsi reproduksi, masa subur dan kehamilan sangat rendah. Keadaan ini disebabkan sumber informasi utama tentang kesehatan reproduksi adalah teman yang tidak mempunyai pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi yang baik dan cukup. Seluruh informan mengatakan hubungan seksual sebelum menikah bertentangan dengan budaya, agama dan berdosa tetapi kenyataannya mereka semua pernah melakukan hubungan seks. Adapun alasannya adalah karena adanya rasa cinta, sayang, suka sama suka dan dirangsang oleh pacar, sebagian mengatakan pengaruh obat-obatan dan minuman selebihnya dipaksa oleh pacar. Selain itu, pengaruh teman sebaya, paparan media masa, rumah kost yang sepi, tidak adanya kontrol dan kurangnya perhatian orang tua juga sangat berperan.
Beberapa hal yang dapat disarankan untuk meningkatkan pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi antara lain bagi Dinas Kesehatan Kota Palu perlu kiranya mengembangkan mater KIE kesehatan reproduksi remaja dan menjalin kerjasama dengan media masa lokal untuk penyebaran informasi tersebut Bagi Dinas Pendidikan dan Pengajaran dapat mengimplementasikan program pendidikan kesehatan reproduksi remaja, dan peningkatan peran guru serta orang tua (komite sekolah) sebagai sumber informasi bagi remaja Lembaga swadaya masyarakat dapat kiranya mendirikan lokasi pusat pelayanan remaja dan kepada tokoh agamaltokoh masyarakat diharapkan meningkatkan penyuluhan secara optimal mengenai kesehatan reproduksi dan melakukan kontrol terhadap perilaku yang menyimpang. Masih dibutuhkan penelitian lanjutan untuk mengetahui faktor manakah yang mempengaruhi remaja perempuan melakukan hubungan seks sebelum menikah dengan pendekatan kuantitatif.
Daftar Bacaan : 68 (1986-2002)

Nowadays the number of teenagers who are become permissive in sexual are increasing. Problem of sexual in teenager in urban and modern society begin from acceleration of sexual maturity and also exposure of reading material or visual expose that show human sexuality in various form. Aside from that, this situation is also supported by the fact that teenagers are now become more often meet with their respective pair and increasing opportunity for them enjoy their personal life, The impact of this sexual behavior is risky particularly to women teenage such as unwanted pregnancy, unsafe abortion, reproductive organ infections, infertility, and mortality due to hemorrhage.
This research aims at knowing precondition factor of women teenagers in practicing pre-marital sexual intercourse in the City of Palu. This research is using qualitative approach and in-depth interview technique. The number of informant is 17 people, consists of 5 key informers and 12 teenagers.
The result of research shows that the knowledge of women teenager about health reproductive particularly organ and function of reproductive, menarche and pregnancy are very poor. This situation is due to source of main information about reproductive health are from their peer group that do not have good and adequate understanding on reproductive health.
All informers said that pre-marital sex are against to culture, religion and sin, but, in reality all of them had practiced sexual intercourse. The reason of this is feeling of love, care, liked to each others, tempted by boy/girl friend, some of them say that they are under influence of drugs and alcoholic beverages, and the rest are forced by boy/girl friend. Aside from that, the influence of peer group, mass media exposure, silent situation of rental room/house, no control, and lack of attention of their are also play role to this situation.
Some actions that are suggested to improve teenagers' knowledge on reproductive health is to Health of Office of City of Palu to develop IEC material on teenager reproductive health and develop collaboration with local mass media in disseminating that information. For the Office of Education shall take a role by implementing teenager reproductive health program, and increasing the role of teacher and parent (School Committee) as source of information for teenagers. For non governmental organization shall develop a teenager service center and for religion/community leader shall increase health education in an optimum effort on reproductive health and control from dysfunctional behavior. A further quantitative research is needed to identify which of the factors the influence women teenager in practicing pre-marital sexual intercourse.
References: 68 (1986-2002)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12962
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Sarma Eko Natalia
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku seks pra nikah dan faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku ini pada mahasiswa Akademi Kesehatan X di Kabupaten Lebak. Jenis penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 143. Proporsi perilaku seks pranikah 60,1% dengan alasan tertinggi (14,7 % ) adalah kedua belah pihak samasama senang melakukan hubungan seks. Variabel yang memiliki hubungan bermakna adalah faktor sikap, paparan media pornografi, dan adanya peluang, sedangkan variabel yang paling dominan adalah paparan media pornografi. Diperlukan upaya untuk meningkatkan kegiatan penyuluhan perilaku seks pranikah baik di kampus maupun di luar kampus, membentuk dan meningkatkan layanan informasi dan konseling seks pra nikah di lingkungan institusi atau lingkungan masyarakat.

The purpose of this research is to reveal premarital sexual behavior and factors that influence it on Health Academy X students in Kabupaten Lebak. The type of this research is quantitative with cross sectional approach with 143 samples. The proportion of premarital sexual behavior is 60.1% with the highest reason (14.7%) is that the couple enjoy having sex. Variables that have significant relation are behavior, the exposure to pornographic media, and opportunity. While the most dominant variable is the exposure to pornographic media. It is necessary to improve outreach activities of premarital sexual behavior in campus and out of campus, establish and improve information and counseling of premarital sex in the institution and society."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31925
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>