Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138069 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nunuk Juli Astuti
"Penelitian ini merupakan kajian filologis dan paleografis terhadap enam naskah Ulu Serawai dan Pasemah koleksi Museum Negeri Bengkulu. Naskah yang dijadikan objek penelitian adalah MNB 07.09, MNB 07.56, MNB 07.72, MNB 07.11, MNB 07.32, dan MNB 07.90. Keenam naskah tersebut dipilih karena tulisannya jelas dibaca dan makna teksnya dapat dipahami peneliti. Dalam analisis keenam naskah ini secara berurutan disebut sebagai naskah A-F.
Tujuan penelitian ini ada dua, yaitu: (1) menyajikan suntingan teks dari naskah MNB 07.09, MNB 07.56, MNB 07.72, MNB 07.11, MNB 07.32, dan MNB 07.90 supaya didapatkan teks suntingan yang dipahami maknanya, (2) menganalisis bentuk aksara Ulu dalam naskah MNB 07.09, MNB 07.56, MNB 07.72, MNB 07.11, MNB 07.32, dan MNB 07.90 supaya diketahui sejarah perkembangan bentuk aksaranya.
Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, peneliti menggunakan edisi diplomatik dan edisi kritis untuk melakukan suntingan teks, serta metode dinamis dalam ilmu paleografi untuk mengkaji bentuk aksaranya.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini berupa terbitan diplomatik dan terbitan teks, .dengan perbaikan bacaan. Analisis terhadap bentuk aksara Ulu menghasilkan beberapa kesimpulan, sebagai berikut: (1) Aksara Ulu dalam naskah Serawai dan Pasemah kemungkinan diturunkan dari aksara Ulu Rejang; (2) Bentuk aksara dalam naskah A, B, dan C serupa, kemungkinan ditulis pada kurun waktu yang sama; (3) Bentuk aksara dalam naskah D merupakan bentuk aksara yang paling tua daripada bentuk aksara dalam naskah lain; (4) Bentuk aksara dalam naskah A, B, dan C kemungkinan diturunkan dari bentuk aksara Ulu dalam naskah D; (5) Bentuk aksara E dan F kemungkinan bukan diturunkan dari bentuk tulisan Ulu Rejang Jaspan, melainkan dari salah satu variannya.

This research is philological and paleographical study of six Ulu manuscripts of Serawai and Pasemah in Museum Negeri Bengkulu collection. The research objects are MNB 07.09, MNB 07.56, MNB 07.72, MNB 07.11, MNB 07.32, and MNB 07.90 manuscripts. These six manuscripts are chosen because having clear script to be read and having meaning that can be understood by the researcher. It called A-F manuscript in its analysis.
There are two research objectives. First, presenting critical text of MNB 07.09, MNB 07.56, MNB 07.72, MNB 07.11, MNB 07.32, and MNB 07.90 manuscripts in order to find out the critical text that its meaning can be understood. Second, analyzing the form of Ulu's script in MNB 07.09, MNB 07.56, MNB 07.72, MNB 07.11, MNB 07.32, and MNB 07.90 manuscripts so that can be known the history of its script.
In order to reach the research objective, the researcher using diplomatic and critical edition in conducting critical text, and also using dynamic method in paleography in studying script form of the manuscript.
The research finding of this research is in the form of diplomatic publication and text publication with reading correction. The analysis of the script in the manuscripts yielding several conclusions: (1) There is possibility that the Ulu's script of Serawai and Pasemah manuscript is regenerated from Rejang Ulu's script; (2) The form of the script in A, B, and C manuscripts are same, it means that may be written in the same age; (3) The form of the script in D manuscript is the oldest than others; (4) The form of the script in A, B, and C manuscripts may be regenerated from the Ulu' s script in D manuscript; (5) The form of the script in E and F manuscripts may not be regenerated from Jaspan Rejang Ulu",'s, but coming from the one of its variant.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T15335
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abdullah
"Bachtiar (1974) dalam salah satu artikelnya menuliskan bahwa di antara tujuan pembangunan nasional yang harus diperhatikan pada masa-masa mendatang adalah pentingnya memelihara dan mengembangkan kebudayaan nasional. Pengembangan budaya nasional Indonesia secara historis tidak dapat dipisahkan dari berbagai nilai budaya masa lampau yang banyak tersimpan dalam dokumen-dokumen sejarah. Salah satu wujud dokumen sejarah yang banyak mengandung nilai budaya masa lampau ialah peninggalan yang berupa naskah-naskah klasik Nusantara. Salah satu jenis naskah itu antara lain adalah naskah-naskah Melayu klasik yang cukup banyak jumlahnya.
Naskah-naskah Melayu klasik yang bernilai tinggi itu menurut Hussein (1974: 12) belum ditangani secara saksama dan optimal. Bahkan menurut Chambert Lair dalamArchipel 20 (1980: 45) ada empat ribu naskah Melayu yang belum diteliti orang. Karena itulah banyak di antara naskah-naskah itu yang masih terlantar di berbagai perpustakaan, baik di dalam maupun di luar negeri (Robson, 1978: 2-3). Hal ini sungguh sangat memprihatinkan, mengingat naskah-naskah itu merupakan warisan sastra yang memiliki nilai-nilai spiritual dan intelektual yang sangat berguna untuk kehidupan masa kini dan masa mendatang (Sutrisno, 1981: 7)"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abdullah
"ABSTRACT
The desertation uses two manuscripts as the object of research. The first manuscript is Durrat Al-Fara'id Bi Syarh Al-Aqa'id. It is put away in The National Library and has number Ml. 792. The second manuscript is put in the personal collected in Aceh.
There are Three reasons for choosing those manuscripts. First, they concists of an Asy?ariyah theology wich is -followed by most of the Moslems in the world. Second the theology has not been thought to the Moslem societies in a comprehensive way. Third, there is a school of inclusive and pluralist Islam with the freedom of having a religion as one of its principles.
I uses two methods, those are philological method and thematic method. The philological method has an aim to get text that is far from error. The thematic method, on the other hand, aims to study the main topic of the text. The last method is used the analyze the traits of Allah such as al-Qadim, al-baqa?, ru'yatullah; to answer whether the Quran is qadim or jaded; and analyze the traits of Allah that is tanzih or tasybih.
The results of the analyzes are as follows : by comparing the two manuscripts I conclude that the tirst manuscript (A) is chosen to be text adition. The choice has two reasons, ie (1) the first manuscript is older, and (2) it is more complete. The content of Asy?ariyah theology is about the doctrine of Islamic ?Aqidah, such as (1) the traits of Allah, (2) Quran as a qadim or jaded (3) the human being action, (4) qada ? and qadar; (5) ru'yatullah problems, (6) heaven and hell, and so on.
In order to moderate Jabariyah and Qadariyalr, Al-Asy?ari uses the Kasb concept that refers to the acquisition of the goodness and wickedness of human being as the result of his act. The power of Asy?ariyah theology is on its critical ability in balancing dalil naqly with dalil aqly . If Mu'tazilah theology aql is used for interpreting texts and nash of Quran, Asy?ariyah theology aql is used for helping human being in understanding the traits of Allah based on Quran. Theology of Asy?ariyah is also known as mazhab wasathan (middle of the road) between Jabariyah and Qadariyah, between Mu?tazilah and Murji?ah. The weakness of the theology is in its perception of that human mind is powerless. Therefore humans being, according to the theology, should surrender to the wishes of Allah."
Depok: 2007
D827
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juniarti Madyaratri
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
S11353
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Limbong, Priscila Fitriasih
"Fath al-Rahman (W9 code as in the National Library) is a translation from Arabic to Malay language. It is the work of Zakariyya al-Ansari, who became the inspiration for the writing of Malay Sufi from the 17th century to the 19th century.
This research aims to analyze the von de Wall text kept at the National Library in Jakarta. The text was completed in 1280 H or in 1863 M in Tanjung Pinang, Riau.
This text discusses Sufism, which believes in maqamat, eternity, syariat, tarikat, and hakikat. This thesis argues that contain sufi, teachings to direct one's life towards eternity based on Koran and hadits.
The thesis compares Sufism in Fath al-Rahman to Kitab Patahulrahman. The result of the research shows some similarities and differences. The similarities lie on the discussion of the eternity issue referring to syar'i teaching. The difference is on the focus of the narrative. Fath al Rahman basically describes the way of shaping good morale and spiritual guidance based on syar'i teaching, while the text of Kitab Paturahman elaborates the universe creation based on the teaching of Ibn Arabi who followed falsafi teaching.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T15368
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hikmah
"Naskah Risalah Tabayyana Al-Tariga Ala Allahi Ta'ala (disingkat RTAAT) merupakan naskah tunggal (codex unicus) yang hanya terdapat di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Naskah ini bernomor MI. 458. Kondisi naskah RTAAT sangat memprihatinkan karena banyak kertas yang sudah bolong-bolong sehingga tulisan sulit terbaca. Naskah RTAAT merupakan naskah yang tergolong sebagai sastra kitab atau tasawuf kitab karena naskah ini berisi ajaran tasawuf yang cenderung wahdat al-wujud. Tujuan penelitian ini adalah menyajikan suntingan teks, mendeskripsikan ajaran wahdat al-wujud, dan mendeskripsikan ajaran martabat tujuh dalam naskah RTAAT. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode edisi biasa, sedangkan untuk mendeskripsikan ajaran wahdat al-wujud dan ajaran martabat tujuh digunakan metode analisis deskriptif dengan tinjauan pustaka. Berdasarkan analisis yang telah penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa naskah RTAAT merupakan naskah yang berisi ajaran wahdat al-wujud karena diungkapkan penyatuan antara manusia dan Tuhan. Salah satunya berdasarkan hadis Nabi SAW yang berbunyi barang siapa mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya. Hadis tersebut mengungkapkan penyatuan yang terjadi antara manusia dan Tuhan. Di sisi lain, hadis tersebut membuat manusia menyadari kekuasaan Allah dalam menciptakan manusia. Hal lain dapat dilihat dari kata-kata tersurat yang terdapat dalam naskah RTAAT, antara lain Ana Al-Haq, Insan itulah Allah, atau Akulah Allah itu. Kata-kata tersebut berhak diucapkan sufi ketika dalam keadaan fana. Kata-kata tersebut bermaksud untuk mengungkapkan keesaan Allah. Oleh karena ajaran yang diungkapkan dalam RTAAT merupakan ajaran sulit karena mengungkapkan hal yang rahasia, maka penyalin atau pengarang menyatakan bahwa perlunya bimbingan dari guru yang telah disempurnakan makrifatnya. Naskah RTAAT juga menyebutkan nama lima orang ulama, yaitu Hamzah Fansuri, Syamsuddin Al-Sumatrani, Ibnu Arabi, Ali Ai-Muttagi, dan Abdul Qadir Jailani. Tiga ulama pertama merupakan ulama yang beraliran wahdat al-wigud. Dua ulama terakhir merupakan ulama pendukung dan tidak beraliran wahdat al-wujud. Kemungkinan nama tersebut disatukan untuk mendamaikan ajaran wahdat al-wujud dan memberikan pemahaman yang baik terhadap ajaran wahdat al-wujud, walau diikuti dengan ucapan-ucaan rahasia. Selain itu, naskah RTAAT juga menyebutkan ajaran martabat tujuh yang meliputi ahadiyat, wahdat, wahidiyat, alam ruh, alam misal, alam ajsam, dan alam insan. Ajaran ini dijelaskan dalam bentuk kiasan. Martabat ahadiyat disebut sebagai martabat zat Allah karena Allah masih dalam sesuatu yang tersembunyi. Martabat wahdat disebut sebagai martabat sifat Allah karena Allah sudah berkehendak dan belum menampakkan diri-Nya. Martabat wahidiyat disebut martabat alma Allah karena Allah sudah mulai bernama. Martabat alam ruh, alam misal, alam ajsam, dan alam insan disebut sebagai fa'al Allah karena Allah mulai beraktivitas dalam menciptakan alam semesta, termasuk manusia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S11015
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Septiani
"Skripsi ini membahas unsur sejarah yang terkandung dalam naskah Syair Bintara Mahmud Setia Raja Blang Pidier Jajahan (SBMSRBPJ). Metode yang digunakan dalam menyunting teks adalah metode edisi kritis. Penelitian ini menggunakan pendekatan instrinsik pada tahap analisis isi. Tujuan penelitian ini adalah menyajikan suntingan naskah SBMSRBPJ dan mendeskripsikan unsur sejarah yang terkandung dalam naskah tersebut.
Dalam naskah SBMSRBPJ, ditemukan adanya peristiwa sejarah mengenai Perang Aceh melawan Belanda yang terjadi pada tahun 1873?1942 di Aceh. Hal ini dibuktikan dengan unsur-unsur dalam naskah, yakni tokoh dan latar, yang dikenal dalam dunia nyata. Oleh karena itu, naskah SBMSRBPJ termasuk dalam sastra sejarah.

This thesis discuss about the history of the text on Syair Bintara Mahmud Setia Blang Pidier Jajahan (SBMSRBPJ). The method which is used in this text is critical edition method. Thisresearch used the intrinsic approach for analysis step. The purpose of this research is explaining the text of SBMSRBPJ and describing the history of its text.
From the text, the writer found the Aceh war with the Dutch in 1873-1942 at Aceh. It happened supporting with two aspects such as the characters and the setting. There, it is called as a history of literature."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S10818
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
S11342
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Muslim
"ABSTRAK
Naskah Arab Kunhu Ma La Budda Minhu yang tersimpan di Perpustakaan Nasional RI adalah salinan dari karya sufi terkenal, Ibn al-'Arabi.
Penelitian filologis berhasil mengungkapkan bahwa naskah tunggal ini merupakan salah satu hasil rampasan perang tentara Belanda dari sebuah masjid di daerah Lamjong, Aceh, pada tahun 1879, Salinan naskah ini dapat ditemukan juga di perpustakaan lain di luar negeri seperti di Berlin, Kairo dan Damaskus. Dari segi bahasa, naskah ini mengandung 33 kesalahan; 27 di antaranya kesalahan ejaan dan selebihnya kesalahan gramatikal.
Analisis teks berdasarkan pendekatan hermeneutik membuktikan bahwa teks ini mengandung delapan amanat pokok; empat menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan, tiga menyangkut hubungan sesama manusia, dan satu menyangkut hubungan manusia dengan alam. Amanat-amanat itu dituangkan dalam bentuk jawaban atas pertanyaan "murid" mengenai hal-hal yang harus diyakini dan diamalkan dalam kehidupan sufi.
Amanat-amanat itu tidak dapat dikelompokkan ke dalam ajaran tasawuf falsafi yang menekankan pemikiran filosofis, seperti yang terdapat dalam sebagian besar karya lain Ibn al-'Arabi, melainkan termasuk ajaran tasawuf sunni yang menekankan penghayatan dan pengamalan syariat agama Islam secara baik dan benar, sesuai Quran dan Hadis.

ABSTRACT
The Arabic manuscript entitled Kunhu Ma La Budda Minhu that is stored in the National Library Perpustakaan Nasionat RI (PNRI), Jakarta, is a copy of famous Sufi?s works, Ibn al-'Arabi.
The philological research reveals that the text is the only one manuscript kept in PNRI that was in 1879 carried a way by the Dutch army from a mosque in Lamjong, Aceh. The copies of the manuscript can also be found in other libraries such as in Berlin, Cairo, and Damascus. Based on the language analysis there are 33 word's mistakes found in the text; 27 of them are spelling errors and the rest are grammatical errors.
The hermeneutic analysis shows that the text contains 8 fundamental instructions; 4 of them concerns about relation between man and God; 3 concerns about relation among human beings; and 1 relates to relation between man and nature. These instructions are formed in the response of "murid" questions about the important things that have to be believed and done in the Sufi?s life.
These instructions can not be grouped into tasawuf falsafi doctrine that emphasizes on the philosophical thought, such as the majority of Ibn al-'Arabi's works. These instructions, however, can be included in the tasawuf sunni doctrine that stresses on the full and total religious experiences and the implementation of the Islamic law based on the Quran and Hadis.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustika Ayu Rakhadiyanti
"Tesis ini membahas naskah sarakata, yakni surat pengangkatan uleebalang oleh sultan di Kesultanan Aceh. Sarakata yang menjadi objek penelitian adalah sarakata yang berjudul "Surat-Surat dari Aceh" koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan kode ML 447. Sarakata ini ditulis pada abad ke-19 dengan aksara Jawi dan bahasa Melayu, Aceh, serta Arab. Terdapat pula bahasa Belanda sebagai adisi. Sarakata dalam SSA ML 447 terdiri atas sembilan surat, namun pada penelitian ini hanya empat sarakata yang dikaji, yakni sarakata 3, 5, 6, dan 7 karena keempat sarakata ini mengandung aspek sejarah, ekonomi, politik, sosial, dan hukum Islam. Metode yang digunakan dalam mentransliterasi sarakata adalah metode edisi kritis. Setelah ditransliterasi dan disunting, struktur teks sarakata dikaji dengan berpedoman kepada aturan berkorespondensi rajaraja pada zaman dahulu, yaitu Kitab Tarasul. Dalam Kitab Tarasul, terdapat 10 unsur yang membentuk sebuah struktur yang utuh. Akan tetapi, apabila dibandingkan dengan Kitab Tarasul, sarakata hanya memiliki 5 unsur, yaitu (1) kop surat, (2) cap, (3) pujipujian, (4) isi dan kolofon, serta (5) penutup. Meskipun demikian, sarakata memiliki sebuah unsur yang tidak termaktub dalam Kitab Tarasul, yakni sumpahan. Perbedaan format berkorespondensi ini terjadi karena Aceh memiliki adatnya sendiri yang berkelindan dengan ajaran Islam. Selain kajian struktur sarakata, cap dalam sarakata (cap sikureueng) juga dikaji dengan ilmu bantu sigilografi. Berdasarkan kajian sigilografi, cap sikureueng adalah "cap yang digunakan oleh Raja Aceh dalam pembubuhan surat-surat penting kerajaan yang berisi nama sultan yang sedang memerintah‟. Cap ini dapat terdiri atas sembilan lingkaran, sesuai makna harfiah sikureueng, tetapi dapat juga terdiri atas satu lingkaran. Posisi cap menandakan pengirim surat lebih superior daripada penerima surat. Desain dan hiasan cap yang berbeda-beda menggambarkan kesenian dan tujuan tertentu tiap-tiap raja. Pemaknaan ini dikaji dengan proses semiosis Pierce. Hasilnya adalah cap sikureueng dihiasi dengan bentuk-bentuk alam dan geometris, seperti lengkungan menyerupai payung, bunga trilium, tiga daun, bunga tulip, bunga matahari, dan pohon cemara. Tanda-tanda tersebut (representamen) merupakan ikon yang memiliki kandungan makna tersendiri, seperti harapan pertumbuhan, kedamaian, kesejahteraan hidup, dan kekuasaan yang panjang umur.

This thesis discusses the sarakata manuscript, which is a letter of appointment of uleebalang by the Sultan in the Sultanate of Aceh. Sarakata as the object on this research is sarakata entitled "Surat-Surat dari Aceh" with the code ML 447, a collection from the National Library of Indonesia. This sarakata was written in the 19th century using the Arabic's letter and Malay language (mentioned as Jawi's letter), also Aceh and Arabic languages. There is also Dutch language as an addition. Sarakata in SSA ML 447 consists of nine letters, but in this study, only four sarakata were analyzed, those are sarakata 3, 5, 6, and 7 because these sarakatas contains the historical, economic, political, social, and Islamic law‟s aspects. The method used in the transliteration of sarakata is a critical edition. After being transliterated and edited, the structure of the text is examined by guidance of correspondence in the past time on the Kitab Tarasul. In Kitab Tarasul, there are 10 elements that form a whole structure. However, when compared with Kitab Tarasul, sarakata SSA has only 5 elements, namely (1) letterhead, (2) seal, (3) praises, (4) contents and colophon, and (5) concluding. However, sarakata SSA had an element that was not contained in the Kitab Tarasul, that is pledge. The different correspondence formats occur because Aceh has its own Islamic-proprietarycustom. Besides the study of the sarakata structure, the seal in sarakata (sikureueng's seal) is also examined using sigillography. Based on a sigillography study, the sikureueng's seal is "the seal used by the Aceh's sultans in the establishment of important royal letters containing the name of the ruling sultan". This seal can consist of nine circles, according to the literal meaning of the sikureueng, but it can also consist of one circle. The position of the seal signifies the mail sender superior to the mail recipient. The different design and decoration of the stamp depict the art and specific objectives of each king. This usage is examined by the semiosis process by Pierce. The result is the sikureueng‟s seal adorned with natural and geometric forms, such as archs resembling umbrella, trilium flower, three leaves, tulips, sunflowers, and evergreen trees. The signs (representament) are icons that have their own meaning content, such as the hope of growth, peace, welfare, life, and longevity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T54528
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>