Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80626 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Brik Ibrahim
"Sebagian besar lahan tanah milik Perum Pegadaian yang ada saat ini, hanya dimanfaatkan untuk usaha gadai. Padahal jika dilihat dari letaknya, cukup banyak lokasi tanah yang berada pada daerah strategis (pusat kota dan sentra bisnis). Sehingga sangat memungkinkan untuk dapat dikelola lebih optimal lagi melalui diversifikasi usaha properti sehingga dapat menjadi suatu central business unit yang menguntungkan. Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah keterbatasan dana yang dimiliki untuk menjadikan eksistensi lahan-lahan tersebut menjadi profit centre. Dalam tesis ini, akan dilakukan analisis dengan metode factor analysis terhadap beberapa alternatif jenis investasi properti yang layak diterapkan pada salah satu lahan yang cukup strategis untuk dikembangkan. melalui pendekatan institutional engineering dengan model project financing yang dioptimalkan dengan monte carlo. Hasilnya adalah pola kelembagaan yang optimal dapat mendorong suatu kelayakan investasi. Terlihat dari hasil detail Baseline Joint Operation atau Joint Venture NPV= 133,576,999,657.37 dan IRR = 22%. Sedangkan untuk Baseline Cash Flow 30th NPV= 46,529,098,320.62 dan IRR = 16%.

The existing land areas of Perum Pegadaian mostly are exploited in the effort of pawn. There is plenty of land location, which located in strategic area (Central Business District and Down town). Trough business diversification in property development, there are some possibility in land usage optimalization in gaining profit. One of the main problems that faced by Perum Pegadaian is lack of fund resource to develop the unprofitable land into beneficial central business unit. In this thesis, factor analysis will be used to analyze the alternative selecting types of property investment to be applied at one of the strategic land area, with an approach of institutional engineering in project financing models in the process of Monte Carlo optimalization. The result is with institutional engineering optimal, feasibility study can be driven, this appear on the result of detail Baseline Cash Flow with 30'h Joint Operation or Joint Venture, the NPV = 133,576,999,657.37 and IRR = 22%, which is higher comparing with 30'h Baseline Cash Flow, the NPV = 46,529,098,320.62 and [RR= 16%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14764
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anakotta, Donald Harny
"Sebagian besar lahan tanah milik Perum Pegadaian yang ada saat ini, hanya dimanfaatkan untuk usaha gadai. Padahal jika dilihat dari letaknya, cukup banyak lokasi tanah yang berada pada daerah strategis (pusat kota dan sentra bisnis), sehingga sangat memungkinkan untuk dapat dikelola lebih optimal lagi melalui diversifikasi usaha properti yang dapat menjadi suatu central business unit menguntungkan. Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah keterbatasan dana yang dimiliki untuk menjadikan eksistensi lahan-lahan tersebut sebagai profit centre. Mengantisipasi permasalahan diatas, upaya yang dapat ditempuh adalah melakukan kerjasama investasi dengan pihak lain yang mau menanamkan modalnya dalam bisnis properti. Namun karena biaya investasi yang dibutuhkan cukup besar dan pengembaliannya pun membutuhkan waktu lama, perlu dilakukan langkah-langkah strategis dalam menentukan jenis investasi properti apa yang cocok untuk diterapkan pada lokasi tertentu serta bagaimana bentuk kerjasama serta pola pendanaan investasinya.
Dalam penelitian ini, dilakukan kajian mengenai rekayasa pendanaan model project finance untuk menilai kelayakan jenis investasi properti, pada salah satu lahan strategis milik Pegadaian, yang terletak di jalan D.I. Panjaitan Kav. 50/42 Jakarta timur. Kajian ini dimaksudkan dalam rangka optimalisasi pemanfataan lahan, melalui kerjasama investasi properti sistem BOT. Fokus dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pola pendanaan yang optimum melalui rekayasa pendanaan model project finance, yang dapat lebih mendorong kelayakan suatu jenis investasi proyek properti terpilih. Berdasarkan hasil penelitian, jenis investasi yang terpilih pada lokasi tersebut adalah mixed use antara rumah sakit dan universitas, yang menghasilkan NPV=53.043.172.085,50 dan IRR = 16%. Setelah dilakukan rekayasa pendanaan model project finance, dengan dua pilihan konsesi yaitu 25 tahun dan 30 tahun, terlihat bahwa nilai NPV dan IRR yang paling optimum untuk masa konsesi 25 tahun adalah skenario pendanaan dengan komposisi equity/loan 30:70 yang menghasilkan NPV sebesar Rp. 143.635.472.388,16 dengan ERR 22%. Sedangkan untuk masa konsesi 30 tahun, terlihat bahwa skenario pola pendanaan yang paling optimum adalah komposisi 30% equity-70 % loan, dimana nilai NPV nya = 149.419.362.840,16 dan IRR = 22%. Kedua skenario ini menghasilkan nilai NPV dan IRR lebih besar dari pada baseline cashflow, yang merupakan tujuan dari penelitian."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Koperasi karyawan BKPM " Pecanderan", 1994
332.6 PER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
I.G. Rai Widjaja
Jakarta: Pradnya Paramita, 2005
332.6 RAI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Arlo B. Haryono
"Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil (BAPERTARUM-PNS) dibentuk untuk mengelola tabungan perumahan Pegawai Negeri Sipil. Badan tersebut dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden, sebagai institusi yang diposisikan sebagai "badan usaha" dipercaya oleh pemerintah untuk mengemban tantangan profesionalisme dan kreatifitas personil dalam pengembangan dana melalui kebijakan diversifikasi investasi. Langkah untuk menghasilkan laba dari portofolio guna mewujudkan peningkatan kesejahteraan PNS untuk memiliki rumah yang layak huni.
Pemupukan dana pada BAPERTARUM-PNS yang digunakan selain untuk penyaluran dalam bentuk bantuan perumahan seharusnya juga dapat digunakan untuk pengembangan dana dalam rangka optimalisasi pendapatan. Peranan pengelolaan dana yang profesional didalam menentukan kebijakan investasi pada investasi yang telah terencana agar dapat memberikan pendapatan yang maksimal dan risiko seminimal mungkin sangat diperlukan bagi BAPERTARUM-PNS.
Hasil Penelitian ini menunjukan:
  • Pengelolaan dana dalam pengembangan dana BAPERTARUM-PNS periode yang lalu belum optimal.
  • Kurang tersedianya Sumber Daya Manusia di bidang usaha pengembangan dana.
Kondisi tersebut berakibat pada hasil investasi yang belum maximal dikarenakan belum adanya upaya diversifikasi investasi pada posisi akhir tahun 2000. Penempatan pada pasar uang mencapai 93,6 % sedangkan realisasi penempatan pada pasar modal (obligasi,fixed income) baik pengelolaan langsung maupun melalui perusahaan manajemen investasi hanya mencapai 6,4 %. Hal tersebut juga dikarenakan masih terbatasnya kualitas karyawan didalam pengelolaan investasi.
Dalam pencapaian optimalisasi pendapatan tersebut perlu adanya upaya peningkatan kerjasama kemitraan dalam pengelolaan dana dengan para Fund Manager yang profesional. Perusahaan yang menawarkan jasa pengelolaan yang komprehensif dan disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat risiko investasi yang dapat diterima. Kerjasama tersebut baik dalam jenis pengelolaan yang diberikan dengan pengelolaan penuh sepanjang sejalan dengan kebijakan investasi yang disepakati maupun dalam wadah Reksadana yang dipilih oleh BAPERTARUM-PNS dari kebijakan investasi yang telah ada."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T2388
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Purwo Santosa
"Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Meneliti keberhasilan dan kegagalan implementasi pelaksanaan kebijakan kemitraan usaha, 2) mengindentifikasi persepsi pimpinan perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) maupun perusahaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam pelaksanaan kemitraan usaha, 3) mengidentifikasi faktor penyebab hambatan-hambatan dan faktor pendorong dalam melakukan kemitraan usaha, 4) mengidentifikasi peran pemerintah dalam pengembangan UKM melalui program kemitraan usaha.
Penelitian dengan metode deskriptif kuantitatif ini dilaksanakan dengan mengambil sampel dari daftar perusahaan PMA yang telah mendapatkan surat persetujuan penanaman modal dari BKPM yang dipersyaratkan bermitra sesuai dengan bidang usahanya. Dari populasi perusahaan PMA yang melakukan kemitraan usaha dengan UKM di wilayah Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Batam, sebanyak 10 perusahaan status Penanaman Modal Asing (PMA) dan 5 perusahaan skala Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sebagai mitra lokal sebagai objek penelitian.
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu persepsi perusahaan dengan status PMA dan UKM, masing-masing dengan berbagai aspek pembinaan yang telah diberikan maupun yang diterima diantara keduanya. Untuk mengukur persepsi digunakan kuesioner dengan skala model Likert dengan rentang pengukuran satu sampai dengan lima.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa bagi usaha PMA maupun UKM masing-masing pada umumnya menyatakan kemitraan usaha bermanfaat di dalam meningkatkan efisiensi. Disamping itu peran pemerintah masih sangat diperlukan khususnya dalam kebijakan-kebijakan untuk mendorong perkembangan UKM melalui kemitraan usaha, pembinaan intensif, rangsangan kreatif dan inovatif, pemberian insentif, penyediaan fasilitas, sumber dana, pengolahan sumber daya alam, sarana komunikasi dan informasi bisnis."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T7410
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juliano Satria
"Penyelenggaraan perizinan dalam rangka Penanaman Modal dilaksanakan melalui berbagai sistem bermula sebagai embrio pelayanan dengan nama/nomenklatur Pelayanan Terpadu Satu Atap (PTSA) dimana dalam perkembangannya pelayanan itu tersebar dan memiliki aneka penamaan, mulai dari pelayanan bersama, Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) dan PTSA. Akan tetapi dalam pelaksanaannya masih terdapat hambatan dan belum dapat menjamin serta memberikan pelayanan yang sederhana, cepat, mudah, murah dan transparan bagi masyarakat dan pelaku usaha. Oleh karena itu diharapkan penyelenggaraan perizinan Penanaman Modal saat ini melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang merupakan salah satu urusan wajib pemerintahan di bidang Penanaman Modal yang dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah mampu memberikan perlindungan dan kepastian hukum, penyederhanaan proses pelayanan, pemberian pelayanan yang cepat, mudah, murah, transparan, pasti dan terjangkau serta mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, calon investor dan pelaku usaha.
Tesis ini bertujuan menganalisis bagaimana penyelenggaraan PTSP bidang Penanaman Modal sebelum berlakunya Peraturan Daerah No. 12 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan hal-hal apa saja yang menjadi hambatan dalam penyelenggaraannya serta menganalisis apakah penyelenggaraan PTSP bidang Penanaman Modal yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta setelah berlakunya Peraturan Daerah No. 12 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu telah sesuai dengan sistem hukum berdasarkan struktur, substansi dan budaya hukum. Penelitian yang akan digunakan peneliti adalah bersifat eksploratif dan deskriptif. Metode yang Penulis gunakan adalah metode penelitian hukum normatif dan bersifat evaluatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan perizinan Penanaman Modal melalui PTSP sebelum berlakunya Peraturan Daerah No. 12 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu masih terdapat hambatanhambatan yang ada dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam penyelenggaraan perizinan Penanaman Modal melalui PTSP setelah berlakunya Peraturan Daerah No. 12 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu telah sesuai dengan sistem hukum berdasarkan sistem, substansi dan budaya hukum.

Investment licensing was implemented through various systems began as an embryo with the name/nomenclature One Roof Service (ORS) where the services were scattered and had various naming, ranging from joint service, One Stop Corporate Administration (OSCA) and ORS. However in its implementation there are still obstacles and have not been able to guarantee and provide as well as offer a service that simple, fast, cheap and transparently to the public and business operators. Hence it is expected that the implementation of investment licensing now through One Stop Service (OSS) which is one of the mandatory government affairs in the field of investment sector are delegated to local governments are able to provide protection and legal certainty, simplification service process, service delivery rapid, easy, cheap, transparent, definite and afforadable as well as facilitating the public, potential investors and business operators.
This thesis aims to analyze how the implementation of OSS investment before the enactment of local regulation, which was recorded in the Provincial Gazette as Local Regulation No. 12 Year 2013 on OSS Implementation and what things the obstacles in its commissioning and analyze whether conduct of the OSS investment undertaken by the Provincial Government of DKI Jakarta after the enactment of Local Regulation No. 12 Year 2013 on OSS Implementation were in line with the legal system based on the structure, substance and legal culture. The research will be used by researcher is exploratory and descriptive. The author use normative legal research methodology and tend to evaluative sense.
The results showed that the investment licensing through OSS prior to the Local Regulation No. 12 Year 2013 on OSS Implementation there are still barriers that exist and the Provincial Government of DKI Jakata through the enactment of Local Regulation No. 12 Year 2013 on OSS Implementation were in line with the legal system based on the system, substance and legal culture.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
T44454
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Studi ini berusaha menerangkan bagaimana Indonesia dapat memposisikan dan menempatkan dirinya pada kemungkinan pembentukan kawasan ekonomi Asia Timur...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Haria Santosa
"Penelitian ini bertujuan memperkirakan besarnya biaya investasi pembangunan dan pengoperasian sistem angkutan umum massal kereta ulang - alik dari Stasiun Gambir menuju Bandara Soekarno - Hatta di Kota Jakarta, dengan mengevaluasi kelayakan finansial dari investasi sistem angkutan umum massal kereta api serta mengevaluasi besarnya biaya (outflow) dan pendapatan (inflow), sehingga pada akhirnya dapat diketahui kelayakan investasinya dan berapa besar tingkat pengembalian yang diterima untuk penyelenggaraan perkeretaapian dimaksud.
Sistem angkutan umum massal dalam penelitian ini adalah 'Rail Bus' buatan PT. INKA, Persero. Pendekatan studi dilakukan dengan estimasi pengguna, pemilihan rencana operasi, estimasi biaya (biaya investasi, biaya operasi dan pemeliharaan, penambahan kereta, biaya modal dan biaya lainnya), estimasi pendapatan dengan beberapa skenario besaran tarif seragam hingga tercapainya perhitungan analisa kelayakan investasi berdasarkan angka Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP) dan Benefit - Cost (B/C) Ratio.
Adapun penelitian yang dilakukan dengan beberapa asumsi diantarnya adalah kegiatan operasi selama umur ekonomis sarana (30 tahun) dan discount faktor 5,5% serta peramalan jumlah pengguna kereta ulang - alik ini berdasarkan data jumlah pengguna pesawat terbang di Bandara Soekarno - Hatta pada tahun - tahun sebelumnya. Karena kereta ini bertipe ekspres yang hanya berhenti di stasiun pemberangkatan dan tujuan saja maka struktur tarif seragam cocok untuk diterapkan.

This study is aimed at estimating the investment cost of construction and operation of Shuttle Train mass public transport system in Jakarta, evaluating the financial feasibility of Shuttle Train mass public transport system and evaluating cash outflow and cash inflow, so as to know finally the subsidiary cost to operate the train in Jakarta.
The Shuttle Train mass public transport system adopted in this study is 'Rail Bus' which produced by PT. Industri Kereta Api (INKA), Persero. The study approach is done by estimating the user, choice of operation plan, costs (investment, Operation and Management, additional wagon, capital and other costs) estimation of cash inflow by applying tariff scenario (flat based), feasibility analysis and subsidiary analysis (if needed). In order to get the efficiency in investment cost so as to get the more achievable tariff, the system is constructed by local company on the base of local component and technology.
The result of this study along with assumptions the vehicle economics life (30 years) with the discount factor of 5.5% and the passenger forecast based on the current volume of air transport passenger at Soekarno - Hatta Airport. Based on the data, most of the passengers do short traveling to and from airport so the flat tariff structure is the chosen one to be applied because the short distance passenger will not pay different tariff as the long distance passenger.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29554
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Kurniasari
"Penelitian mengenai manfaat dari kandungan informasi mengenai aliran kas lebih berfokus pada kemampuan prediksi terhadap aliran kas (cash flow) dengan dividen masa depan. Maraknya penelitian mengenai manfaat laporan aliran kas dalam hubungannya atau kemampuan prediksinya dividen masa depan membuktikan bahwa laporan aliran kas memiliki manfaat tersendiri.
Informasi aliran kas berguna untuk mengevaluasi perubahan struktur keuangan seperti likuiditas dan solvabilitas serta hubungannya dengan profitabilitas. Dividend cash merupakan arus kas ke luar bagi perusahaan, oleh karena itu bila perusahaan membayarkan dividen berarti harus bisa menyediakan uang kas yang cukup. Informasi aliran kas histroris berguna untuk memprediksi dividen, disamping merupakan indikator untuk menentukan apakah aliran kas yang dihasilkan cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi, serta melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber dana dari luar.
Penelitian ini akan membahas faktor financial yang diukur dengan menggunakan unsur - unsur kinerja keuangan perusahaan. Rasio keuangan digunakan sebagai variabel penelitian karena rasio keuangan merupakan salah satu alat analisis yang diperlukan untuk mengukur kondisi dan efisiensi operasi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu laba bersih. Dengan demikian factual problem dalam implikasi kebijakan dari penelitian ini adalah arus kas diharapkan menjadi prediktor dividen yang lebih baik dari pada rasio keuangan, karena arus kas kurang tunduk pada manipulasi akuntansi dari pada rasio keuangan.
Penelitian ini menyelidiki masalah untuk melihat apakah arus kas operasi adalah prediktor dari dividen yang lebih baik daripada rasio-rasio keuangan. Disamping arus kas operasi terdapat dua rasio keuangan yang digunakan sebagai variabel independen penelitian ini yaitu Debt Ratio (DR) dan Debt Equity Ratio (DER). Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dapat disimpulkan bahwa variabel Cash Flow Per Share (X1), Debt Ratio (X2), Debt Equity Ratio (X3) secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh terhadap Dividend Payout Ratio namun tidak signifikan.
Nilai R square yang telah disesuaikan. Berdasarkan output diperoleh angka 0,056 atau 5,6 %. Hal ini menunjukkan bahwa prosentase sumbangan pengaruh variabel independen yaitu Cash Flow Per Share (X1), Debt Ratio (X2), Debt Equity Ratio (X3) terhadap variabel Dividend Payout Ratio (Y) yaitu sebesar 5,6%. Atau variasi variabel bebas yang digunakan dalam model mampu menjelaskan sebesar 5,6% variasi variabel dependen. Sedangkan sisanya sebesar 94,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak informasi lain yang dapat digunakan sebagai indikator kebijakan dividen perusahaan.

Research on the benefits of the information content of cash flow is more focused on the predictive ability of cash flow with future dividends. The rise of research on the benefits of cash flow statements in relation to dividends or the ability to forecast future cash flow statements show that has its own benefits.
Cash flow information is useful to evaluate changes in financial structures such as liquidity and solvability as well as its relationship with profitability. A cash dividend out of cash flow for the company, therefore if the company paying the dividends means must be provided enough cash. Histroris cash flow information is useful for predicting the dividend, as well as an indicator to determine whether the resulting cash flow sufficient to repay loans, maintain the operating capability, as well as make new investments without relying on outside funding sources.
This study will discuss the financial factor is measured using the elements - elements of the company's financial performance. Financial ratios are used as variables for the study of financial ratios is one of the necessary analytical tools to measure the condition and efficiency of company operations in achieving the objectives of the company's net profit. Thus the factual problems in the policy implications of this research is the cash flow expected to be a better predictor of dividends on financial ratios, because cash flows are less subject to accounting manipulation of the financial ratios.
This study investigates the problem to see if the operating cash flow was a predictor of better dividends than the financial ratios. Aside from operating cash flow, there are two financial ratios used as independent variables of this study is the Debt Ratio (DR) and the Debt Equity Ratio (DER). Analysis tool used is multiple linear regression analysis.
Based on the results of multiple linear regression analysis can be concluded that the variable Cash Flow Per Share (X1), Debt Ratio (X2), Debt Equity Ratio (X3) simultaneously (together) have an influence on the Dividend Payout Ratio, but not significantly.
Value of the adjusted R square. Based on the output gained 0.056 points, or 5.6%. This shows that the percentage contribution of independent variables that influence Cash Flow Per Share (X1), Debt Ratio (X2), Debt Equity Ratio (X3) of the Dividend Payout Ratio variable (Y) is equal to 5.6%. Or variations of the independent variables used in the model can explain the 5.6% variation in the dependent variable. While the rest of 94.4% influenced by other variables not included in this study. This shows that there are many other information that can be used as an indicator of a firm's dividend policy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>