Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 198244 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amaryadi
"Pada awal tahun 1990-an Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat. Pertumbuhan ekonomi tersebut, ikut memacu pula pertumbuhan pusat-pusat perbelanjan sesuai dengan perkembangan selera masyarakat yang mencakup berbagai lapisan masyarakat.
Modernisasi pasar dalam pengelolaannya, sesuai dengan tuntutan masyarakat/konsumen perlu dilakukan untuk meningkatkan perekonomian pedagang kecil. Selain itu juga perlu dilakukan peremajaan prasarana dan sarana yang mendukung pengelolaan pasar secara modern sesuai dengan tututan perkembangan perkotaan dan lingkungannya.
Untuk melaksanakan peremajaan pasar tradisional yang umumnya dikelola oleh pemerintah daerah yang dalam hal ini oleh badan usaha milik daerah dengan keterbatasan dana yang ada, perlu melakukan diversifikasi sumber pendanaan dengan melibatkan dan mengajak sektor swasta serta pelaku-pelaku ekonomi lainnya yang profesional untuk dapat mengakomodasi tuntutan dan pola belanja masyarakat.
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah "Dengan pola pendanaan yang tepat menggunakan Model "Project Financing", akan meningkatkan profit bagi PD. Pasar Jaya". Dalam penelitian ini menggunakan metode studi kasus yang menggunakan kuesioner dua tahap yaitu: tahap I ditujukan kepada pakar untuk mendapatkan variabel pola pendanaan yang dapat diterapkan pada pengelolaan pasar, yang pengolahan datanya dengan metode analisis AHP (analytical hierarchy process) dan tahap H yang ditujukan kepada stakeholders yang terlibat secara langsung ataupun yang punya potensi untuk terlibat dalam pendanaan pengelolaan pasar untuk mendapatkan tingkat pengaruh variabel pola pendanaan, dimana pengolahan datanya dilakukan dengan Metode Analisis Deskriptif. Sedangkan untuk analisis proporsi penyertaan modalnya dilakukan dengan Simulasi Monte Carlo. Hipotesis seperti yang tersebut di atas, terbukti karena dengan menggunakan pola pendanaan Model project financing (Joint Venture atau Joint Operation dengan jangka waktu 15 tahun) serta penyertaan modal dari PD. Pasar Jaya berkisar antara 20% s/d 40 % untuk Joint Operation dan 40% s/d 60% untuk Joint Venture yang dapat meningkatkan profit antara 30,73 % s/d 47,26% untuk join! venture dan 54,67% s/d 57,65% untuk joint operation, bila dibandingkan pola existing yang selama ini dilakukan, yaitu joint operation dengan jangka waktu berkisar antara 2 sampai 5 tahun.

In early 1990 years, the Indonesia economic grows fast. The economic growth followed appears of shopping centre, likewise the taste of every level the people.
Modernization the operational of the traditional market accordance the needed of the people?s should be to do for increasing income of the small traders. That is needed to reconstructions of infrastructure, which will support the operational of the market according to the growth of the city and environment.
For doing the reconstruction of the traditional market which usually under operational at the municipal government company is very limited of fund, must be diversification source of fund for financing, with joint private sector and the others the professional economic playing like is a partnership for accommodation and the people's shopping trends.
The hypothesis used in the research is "With type of which using the project financing models, will increase profit for PD. Pasar Jaya ?. This research make use of the case study method with object is PD. Pasar Jaya, with two phases of questionnaire, the phase 1(one) only for the experts to getting information about the variables of financing influenced and can be applied in operational the market, and data processed make use of AHP method, and then for phase 2(two) the questionnaire has spread for direct practical stakeholders and I or to potentials stake holders to get the level of influences from variables financing. For processing data make use of Descriptive Analysis Method and then for the analysis-sharing of fund proportion make use of the Monte Carlo simulations. The hypothesis like has wrote at the upper, is proofed, because using the type of fund project financing models (with type of partnership join operation & joint venture and period of concession 15 years, where is a sharing of fund from PD. Pasar Jaya about 20 % up to 40% for joint operation, can increase profit between 54,67%-57,65% and sharing of fund from PD. Pasar Jaya about 40%-60% can increase profit between 30,73%-47,26%, when to compare to the existing condition have be done with the joint operation type of partnership and the concession period 2 years until 5 years.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14727
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ismail
"ABSTRAK
Project finance adalah bentuk pendanaan yang sifatnya unik dan perlu banyak
pertimbangan aspek ekonomis dan hukum oleh semua pihak yang terlibat dalam
pendanaan proyek. Beberapa hal yang harus dipahanii adalah bagaimana mengetahui
risiko potensial default menggunakan ukuran Debt Service Coverage Ratio (DSCR).
DSCR merupakan rasio present value fi'ee cash flow proyek terhadap outstanding loan
setiap periode. Selain itu, beberapa dokumen terkait yang digunakan pada penelitian ini
adalah ; Loan Agreement, Trustee and Paying Agent Agreement, Producer Agreement,
Operator's Agreement dan Sales and Purchase Agreement. Pada pendanaan ini, risiko
terbesarnya terletak pada ketidakpastian cash flow proyek, walaupun terdapat risikorisiko
lain seperti political risk, price of project output risk; interest risk; dan lain-lain.
Risiko yang terjadi ini lebih disebabkan ketidakpastian cash flow untuk pengembalian
pinjaman karena harga minyak mentah Indonesia. Risiko ini ditandai apabila nilai DSCR
terjadi dibawah 140%, karena proyek diperkirakan akan mengalami kesulitan likuditas
dan dapat mengalami default.
Simulasi proyeksi cash flow untuk mcnghitung DSCR ini, digunakan harga
minyak mentah ICP melalui simulasi Monte Carlo. Variabel input data tersebut
terdistribusi normal, maka simulasi digunakan atribut data berupa mean dan deviasi
standar. Sedangkan untuk analisis tingkat risiko digunakan probabilitas distribusi DSCR
dalam bentuk persentil, dengan menginterpretasikan probabilitas distribusi DSCR dan
discriptive statistics hasil simulasi. Perhitungan DSCR didasarkan pada cash flow proyek
dan besarnya sal do pinjaman setiap peri ode kuartal melalui simulasi sampai 10.000 kali.
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa proyeksi cash flow dibuat
menggunakan periode 28 kuartal kedepan dan random variate harga minyak ICP.
Sedangkan pengukuran risiko digunakan ukuran DSCR, yang merupakan ukuran
kemampuan proyek BLRE mengembalikan pinjaman kepada pihak bank. Tingkat risiko
dapat diketahui apabila nilai DSCR yang jatuh dibawah treshold DSCR sebesar 140%.
Semakin kecil nilai DSCR, semakin besar tingkat risiko proyek. Selain itu, besamya nilai
deviasi standar DSCR dari nilai rata-ratanya, maka akan semakin berisiko pula.
Berdasarkan hasil ini, diketahui dengan baik bahwa pada periode awal kuartal dianggap
paling berisiko dibanding periode berikutnya. Selanjutnya, tingkat risiko mengalami
penurunan pada periode akhir pengembalian pinjaman, seperti ditunjukkan nilai DSCR
makin besar. Sedangkan, nilai deviasi standar cenderung naik dari sebesar 0,7499 pada
kuartal ke-1 sampai sebesar 0,867 pada kuartal ke-28. Dengan demikian, bank
disarankan menggunakan proyeksi cash flow pada penelitian ini, mengingat proyeksi
cash flow sangat baik dan sudah mempertimbangkan semua parameter konstan dan
variabel."
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Batara
"Dalam proses pelelangan, tahap penawaran merupakan tahap yang sangat penting. Melalui tahap ini maka pihak penawar atau kontraktor harus saling bersaing dan beradu strategi untuk mendapatkan suatu proyek. Penawaran yang diajukan haruslah optimum artinya cukup tinggi untuk mendapatkan keuntungan dan cukup rendah untuk memenangkan tender proyek. Strategi penawaran berperan dalam membuat keputusan yang kompetitif, dimana di dunia konstruksi tekanan kompetisi untuk mendapatkan sebuah proyek lebih tinggi dibandingkan dengan bidang lain. Dalam strategi penawaran, umumnya terdapat 3 kategori utama, yaitu: 1. Model berdasarkan teori probabilitas untuk memaksimalkan keuntungan; 2. Model berdasarkan decision support systems untuk menghitung berbagai aspek dalam keputusan penawaran; 3. Model terbaru berdasarkan artificial inteligence techniques untuk mempertimbangkan problem pengambilan keputusan yang tidak terstruktur. Salah satu komponen penawaran adalah biaya. Analisa komponen biaya mengkategorikan biaya sebagai biaya modal tetap dan biaya modal kerja. Biaya modal tetap terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak langsung. Tiap kontraktor memiliki prosentase perbandingan yang berbeda antara biaya langsung dengan biaya tidak langsung. Hal ini disebabkan oleh perbedaan strategi penawaran tiap kontraktor. Perbedaan inilah yang akan disimulasikan dengan simulasi Monte Carlo untuk mengetahui penawaran yang paling optimum untuk suatu proyek yang dalam hal ini merupakan proyek dalam pelelangan yang diikuti oleh PT. A. Proses analisa strategi penawaran dilakukan dengan menggunakan analisa statistik, yaitu analisa regresi, dan diteruskan dengan simulasi Monte Carlo untuk analisa probabilitas mark up optimum dan peluang untuk memenangkan lelang. Kemudian akan dilakukan analisa profitabilitas dengan menggunakan bidding model, untuk mendapatkan profit maksimal dari mark up yang digunakan. Dari hasil analisa didapatkan mark up optimum PT. A untuk bisa memenangkan persaingan dalam pelelangan berkisar 9,58% - 11,65%. Sedangkan peluangnya untuk bisa memenangkan lelang berkisar 51,06% - 89,62%. Dan profit maksimal yang bisa didapatkan adalah sebesar 0,175% - 0,25% dari total estimasi biaya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35173
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Vaulzan
"Proyek konstruksi selalu melibatkan beberapa pihak, hal ini menjadi suatu tantangan tersendiri dalam mengelola resiko yang ditimbulkan oleh permasalahan interface, di antara pihak yang saling berkepentingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor resiko interface pada tahap desain rekayasa yang paling berpengaruh terhadap keterlambatan proyek. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dan pengumpulan data melalui metode survei. Data diolah dengan analisa level resiko, analisa faktor, regresi linier dan simulasi Monte Carlo. Berdasarkan hasil penelitian ini keterlambatan proyek dipengaruhi oleh faktor-faktor resiko interface seperti kurang terdefinisinya interface pada dokumen kerja dan kontrak, serta kurang efektifnya komunikasi dan koordinasi.

Construction project always involves many parties, it create challenges in managing risk posed by interface problems between parties mutually interested. This study aims to determine interface risk factors in engineering design phase that most influence on project delays. The research method used is case study and data collection through survey methods. Data processed by risk level analysis, factor analysis, linier regression and Monte Carlo simulation. Based on the results of this research, project delay is affected by interface risk factors such as lack interface definition on working documents and contracts, as well as the lack of effective communication and coordination."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31080
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Azimul Irsyadi
"Korelasi antara tingkat kematangan manajemen proyek dengan kinerja proyek telah ditunjukkan dalam berbagai jurnal dan riset yang membuktikan bahwa terdapat korelasi positif antara tingkat kematangan dengan hasil kinerja proyek.
Di dalam penelitian ini, penulis ingin menganalisa praktik manajemen proyek Bank ABC yang ditunjukkan di dalam proyek Validasi Basel II dan ERM menggunakan Project Management Maturity Model dalam rangka tidak hanya mengukur tingkat kematangan praktik manajemen proyek di dalam perusahaan tapi juga memberikan rekomendasi mengenai bagaimana praktik manajemen proyek di dalam perusahaan dapat ditingkatkan. Sampel yang digunakan di dalam penelitian ini adalah personil dari tim manajemen proyek Validasi Basel II dan ERM.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa area di dalam praktik manajemen proyek yang dilakukan oleh Bank ABC yang perlu ditingkatkan. Sehingga, beberapa rekomendasi juga dikembangkan di penelitian ini terkait dengan temuan-temuan tersebut.

The correlation between project management maturity and project performance has been evidenced in various research and journal, indicated that there is a positive correlation between maturity level and project performance.
In this research the author wants to analyze the project management implementation during the Basel II and ERM project implementation project at Bank ABC using Project Management Maturity Model in order not only to measure the maturity of project management but also give the insight and recommendation to improve the project management practice within the company. The samples used in this research are the project management team of the Basel II and ERM Validation project.
The results of this research show several rooms for improvement that the Bank ABC need to consider in order to improved its project management practice. Therefore several recommendations also developed in this research in accordance with the findings discovered.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adib Karoma Yude
"PT X adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi makanan dan minuman dengan aspek kesehatan. Sejak didirikan tahun 1979 hingga saat ini berusia 42 tahun, organisasi telah berkembang dan melakukan berbagai inovasi untuk bertahan dalam persaingan bisnis. Memasuki industri 4.0, PT X beradaptasi dengan perkembagan teknologi informasi. Perusahaan tengah dalam fase transformasi bisnis menjadi digital dengan melakukan pengembagan perangkat lunak yang bertujuan untuk mempermudah dan membuat proses bisnis menjadi lebih efektif dan efisien. Organisasi telah melakukan praktik manajemen proyek namun belum sepenuhnya diterapkan dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari adanya 40% proyek yang dijalankan tidak dapat di-deliver dengan tepat waktu. Evaluasi perlu dilakukan untuk mengukur tingkat kematangan manajemen proyek yang sudah dijalankan sehingga organisasi dapat melakukan perbaikan. Dengan menggunakan Project Management Maturity Model (PMMM) diketahui bahwa tingkat kematangan manajemen proyek PT X berada pada tingkat pertama. Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan organisasi mengenai manajemen proyek masih belum cukup baik.
Penelitian ini juga menghasilkan rekomendasi perbaikan yang dapat diterapkan organisasi yaitu mengadakan pelatihan khusus untuk setiap area manajemen proyek, membuat standar dokumentasi yang baik, mengadakan sesi pendalaman materi Project Management Body of Knowledge (PMBOK) dan mendorong project manager untuk berkomunikasi menggunakan istilah manajemen proyek yang tepat

.PT X is a food and beverage manufacturing company with a focus on health. Since its establishment in 1979, the organization has developed and implemented several innovations in order to remain competitive in the commercial sector. PT X has adapted to the advancement of information technology as it enters industry 4.0. The organization is in the process of digitalizing its business by building software to simplify and improve the effectiveness and efficiency of business operations. The organization has implemented project management practices, but they have not been properly applied. There are 40% of projects that cannot be delivered on schedule. Evaluation is required to determine the maturity level of project management that has been applied so that the organization could implement improvements. Using the Project Management Maturity Model (PMMM), it is determined that PT X's project management is at the first level of maturity. This indicates that the organization's understanding of project management is still insufficient. This research also includes recommendations for improvement that may be implemented by organization, such as providing particular training for each project management area, establishing appropriate documentation standards, organizing sessions to increase understanding of the Project Management Body of Knowledge (PMBOK) materials, and encouraging project managers to communicate using proper project management terms."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Iryanto
"Sistem Informasi merupakan suatu sistem yang diperlukan organisasi dalam mengevaluasi kinerja suatu proyek. Pada proyek EPC diperlukan tools untuk dapat membantu mengevaluasi biaya dan progress. Untuk itu melalui Sistem Informasi Pengendalian Proyek (SIPP) dapat diketahui prognosa biaya maupun progress proyek. Penelitian ini menggunakan metode mix method yang bertujuan untuk menganalisis kinerja SIPP pada proyek Open Access Sorong dengan cara membandingkan laporan Rencana Kerja Keuangan (RKK) dengan data yang terinput pada sistem SIPP dan metode wawancara kepada user, atasan langsung dan manajemen atas, sehingga dapat dihasilkan suatu kesimpulan serta rekomendasi perbaikan input data dan penggunaan SIPP pada proyek EPC. Hasil penelitian kuantitatif yang telah dilakukan pada persentase kesesuaian data item biaya dan item progress RKK yang terinput pada SIPP bulan Desember 2022, Januari 2023 dan Februari 2023 nilai kesesuaiannya masih kecil. Program SIPP dinyatakan sudah cukup bagus berdasarkan hasil penelitian kualitatif dengan metode wawancara kepada user, atasan user dan manajemen tingkat atas. Namun diperlukan perbaikan dalam proses verifikasi data setelah dilakukan penginputan. Usulan proses bisnis baru diharapkan dapat memperbaiki proses input data dan kesesuaian data terinput adalah 100%. Sehingga permasalahan pembayaran kepada supplier dan progress tidak mengalami hambatan akibat terjadi ketidaksesuaian data pada SIPP.

Information System is a system that is needed by organizations in evaluating the performance of a project. In EPC projects, tools are needed to help evaluate costs and progress. For this reason, through the Project Control Information System (SIPP), the prognosis of costs and project progress can be known. This study uses a mix method that aims to analyze the performance of SIPP in the Sorong Open Access project by comparing the Financial Work Plan (RKK) report with data inputted in the SIPP system and interview methods to users, direct supervisors and upper management, so that a conclusion and recommendations can be produced for improving data input and the use of SIPP in EPC projects. The results of quantitative research that have been carried out on the percentage of suitability of cost item data and RKK progress items inputted in the SIPP in December 2022, January 2023 and February 2023 the conformity value is still small. The SIPP program is stated to be quite good based on the results of qualitative research with interview methods to users, user superiors and upper management. However, improvements are needed in the data verification process after input. The proposed new business process is expected to improve the data input process and the conformity of the input data is 100%. So that payment problems to suppliers and progress do not experience obstacles due to data discrepancies in SIPP."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vicky Permana
"Keterlambatan dalam pengerjaan suatu proyek masih sering dialami oleh perusahaan berbasis proyek sehingga menyebabkan kerugian seperti keterbatasan dalam alokasi sumberdaya, biaya operasional yang meningkat dan keterlambatan waktu pembayaran. PT Kairos Utama Indonesia merupakan perusahaan berbasis proyek yang bergerak di bidang Teknologi Informasi, spesifik dalam pembuatan perangkat lunak, perancangan dan pemeliharaan infrastruktur. Perusahaan ini juga mengalami keterlambatan dalam pengerjaan proyek sebesar 66 dari total proyek yang ada pada tahun 2015.
Tingkat kesiapan dalam perencanaan dan pengerjaan sebuah proyek menjadi salah satu faktor yang menyebabkan adanya proyek yang mengalami keterlambatan. Dengan tingginya tingkat kematangan dalam manajemen proyek maka perusahaan akan memiliki persiapan yang lebih matang dalam pengerjaan proyek. Maka dari itu diperlukan pengukuran tingkat kematangan manajemen proyek saat ini agar nantinya perusahaan ini dapat menentukan langkah-langkah yang dapat dilakukan agar mencapai target tingkat kematangan tertentu dalam manajemen proyek. Model pengukuran tingkat kematangan yang digunakan adalah PMMM. Metode yang digunakan adalah menggunakan kuesioner dari pertanyaan yang sudah ada dan wawancara terhadap responden.
Dari pengukuran yang dilakukan, terdapat dua dari enam manajer proyek yang lulus pada pengukuran tingkat pertama dan tiga dari lima kategori pada pengukuran tingkat kedua. Berdasarkan hasil pengukuran tingkat kematangan pertama dan kedua, beberapa rekomendasi diberikan di setiap tingkatan agar perusahaan ini dapat memenuhi nilai minimum pada masing-masing tingkatan seperti memberikan pelatihan dan sertifikasi dalam manajemen proyek, mengintegrasikan jadwal dan biaya di dalam sebuah sistem, membangun kurikulum pelatihan tersendiri dan mendorong karyawan untuk memaksimalkan penggunaan tools dalam pengerjaan proyek.

Delay in project implementation is still experienced in project based organization. It can impacted on cost such as limited resource allocation, increasing operational cost, and delay in payment from customer to the company. PT Kairos Utama Indonesia is one of project based organization in Jakarta, which specified in software development, design and maintenance infrastructure. This organization also experienced delay in project implementation for almost 66 from their project in 2015.
Readiness level in planning and executing project is one of the factor that cause delay in project implementation. If a company have higher level in project management maturity, there will be higher readiness level when planning and executing the project. Therefore this company will need measurement for maturity level in project management to enable the company decide which step they need to do to gain higher level in project management maturity. PMMM will be used as measurement model for this research. Questionnaire and interview will held for specified respondents.
Based on measurement, two out of six project manager passed the first level and three out of five category also passed in second level. Based on the result, some recommendation on each level submitted to this company to ensure this company comply with PMMM minimum passing score. The recommendations are arrange training and certification to each PM with own curriculum, integrate cost and schedule control in new system, and encourage all project member to use proper tools or system on each project.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Nur Pratama
"Penelitian ini membahas bagaimana desain Sistem Optimalisasi Alokasi Sumber Daya dan Sumber Daya (SOAPSD) menggunakan Enterprise Architecture (EA) untuk membantu manajer proyek untuk menyelesaikan permasalahan Resource Constraint Multiple Project Scheduling Problem (RCMPSP). Dengan mengintegrasikan Sistem Informasi Manajemen Proyek (SIMP) dengan SOAPSD yang dirancang menggunakan model Random Forest dan Natural Language Programming (NLP), sistem ini memiliki akurasi ketepatan identifikasi sebesar 80% dengan waktu proses sebesar 0,029. Integrasi SIMP dan SOAPSD dapat memperbaiki waktu perencanaan sebesar 31,78 jam yang juga mengurangi biaya perencanaan sebesar Rp.5.030.000 per siklus. Integrasi SIMP dan SOAPSD juga mengurangi waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan sebesar 1,25 bulan. Sistem yang dibangun diuji dengan menggunakan uji t-pasangan untuk melihat kondisi waktu dan biaya proyek sebelum dan setelah integrasi, didapatkan hasil signifikansi waktu dan juga biaya sebesar 1,919 • 10-12 dan 1,386 • 10-17 yang bernilai di bawah alpha 0,05 yang menunjukkan terdapat perbedaan signifikan pada waktu dan biaya sebelum dan sesudah proses integrasi SIMP dan SOAPSD.

This study discusses how the design of the Resource and Task Allocation Optimization System (RATAOS) uses Enterprise Architecture (EA) to help project managers to solve Resource Constraint Multiple Project Scheduling Problems (RCMPSP). By integrating the Project Management Information System (PMIS) with RATAOS designed using Random Forest and Natural Language Programming (NLP) models, the system has an accuracy of 80% identification accuracy with a process time of 0.029. The integration of PMIS and RATAOS can improve planning time by 31.78 hours which also reduces planning costs by Rp.5,030,000 per cycle. The integration of PMIS and RATAOS also reduced the overall project completion time by 1.25 months. The system was tested using the t-pair test to see the time and cost conditions of the project before and after integration, resulting in time and cost significance of 1.919 • 10-12 and 1.386 • 10-17 which were valued below alpha 0.05 which showed a significant difference in time and cost before and after the integration process of PMIS and RATAOS."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Ajiwulan Suci
"Penjadwalan bukan hal yang baru dalam perencanaan proyek namun penjadwalan sering muncul kembali dengan keunikan yang lain. Penjadwalan dalam suatu proyek berperan sebagai alat untuk menentukan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu proyek dan menentukan urutan waktu penyelesaian kegiatan tersebut untuk mencapai kesempumaan baik dari segi waktu maupun biaya. Adanya risk and uncertainty factor pada proyek berulang yang tipikal seperti gedung bertingkat, akan menyebabkan terdapatnya perbedaan antara rencana dan realisasi dari waktu penyelesaian dan biaya aktivitas. Tidak ada cara yang dapat dipergunakan untuk menghilangkan ketidakpastian, ini merupakan kenyataan dalam dunia usaha pada umumnya. Ketidakpastian tersebut dapat mengakibatkan terjadinya risiko waktu dan biaya dalam menyelesaikan masing-masing aktivitas dan akan berdampak terhadap lamanya waktu dan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Dengan memasukan faktor risiko dan ketidakpastian sebagai salah satu parameter dalam perencanaan dan penjadwalan melalui suatu simulasi waktu dan biaya, maka probabilitas tercapainya perkiraan waktu rencana dan perkiraan biaya rencana penyelesaian pekerjaan untuk satu lantai dan zona serta waktu dan biaya rencana penyelesaian untuk setiap item pekerjaan struktur pada lantai berikutnya dapat diketahui. Berdasarkan analisis dengan menggunakan program Perlmaster dari data waktu dan biaya yang diperoleh dari proyek Mediterania Gajah Mada Residences terutama pada tower Betha (1.1.12-15) diketahui bahwa besamya biaya dan waktu penyelesaian pekerjaan pada confidence level 80 % lebih besar dari hasil validasi sehingga peningkatan kualitas penjadwalan tidak terwujud. Kualitas penjadwalan dengan menggunakan program Pertmaster dapat ditingkatkan apabila data yang digunakan memiliki akurasi dan validitas yang tinggi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35681
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>