Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138751 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sigit Farolan
"Kemajuan teknologi selular masa depan, dengan diintegrasikannya berbagai layanan (suara, data dan video) yang mempunyai daya dan kecepatan yang berbeda-beda. Sistim komunikasi selular yang menggunakan teknik akses jamak CDMA mampu menyediakan kualitas layanan yang berbeda-beda menggunakan bandwidth tetap. Namun kapasitas CDMA sangat dibatasi oleh adanya interferensi, baik antar user dalam satu sel maupun dari sel tetangga. Untuk mendukung transmisi multrate CDMA menggunakan teknik spreading gain yaitu perbandingan antara bandwidth sinyal transmisi yang setelah disebar terhadap perubahan kecepatan chip, sehingga menjadikan kinerja yang berbeda-beda pada masing-masing kelas.
Penulisan ini membahas kapasitas user dalam home sel pada tiga kelas layanan yang dipengaruhi adanya interferensi. Dimana hal tersebut dapat disebabkan oleh kelas user yang sama atau berbeda. Kedua interferensi tersebut juga dapat disebabkan oleh homesel itu sendiri maupun sel tetangga (dibatasi pada dua tier). Dengan menggunakan asumsi bandwith sebesar W=15 Mhz, kecepatan user R= (64,96,128 Kbps) dan faktor aktifitas a= (218,318,518 dan 718), dengan asumsi diatas menghasilkan kapasitas user acuan dengan mengubah faktor aktifitas atau kecepatan bit dari suatu user penginterferensi dengan membandingkan user acuan di homesel dan ditambah interferensi rata-rata ketiga user dari sel penginterferensi di tier ke dua.
Hasil analisa menunjukan, bahwa dengan memperbesar faktor aktifitas user penginterferensi memperbesar kapasitas user tersebut, tetapi menurunkan jumlah user acuan disebabkan banyak user penginterferensi menggunakan kanal dengan besar bandwidth yang tetap. Memperbesar kecepatan bit user penginterferensi juga memperbesar kapasitas user tersebut, tetapi berdampak pada penurunan user acuan yang disebabkan oleh perbandingan daya yang besar antara user penginterferensi dengan user acuan di home sel, pengaruh penambahan interferensi dari sel di tier ke dua menyebabkan penurunan kapasitas user acuan yang cukup besar di home sel, penurunan tersebut diakibatkan adanya interferensi antar user tersebut diatas dan ditambah interferensi rata-rata dari user yang berasal dari sel tetangga (dibatasi pada dua tier).

Present technology of cellular communication, had integrated of various service (voice, video and data) with different power and rate. Different each other, Communications cellular systems using Code Division Multiple Accesses is able to provide the quality of service which different each other with using fixed bandwidth. But capacities of CDMA very limited by existence of interferences, good between user in home cell and also from other cell. To support transmission of multilane CDMA use technique of spreading gain that is comparison between transmission bandwidth signal which after spread to changing of chip rate, so that make performance which different each other at each class.
This paper discussed user capacities home cell at three of services class influenced the existence of interferences. It is caused by the same user class or different. Second also it could caused from home cell it self or others cell (limited for two tier).By using assumption of bandwidth equal to W=15 MHz, speed of R user= ( 64,96,128 Kbps) and factor of activities = ( 218,3/8,5/8 and 7/8), could see reference of user capacity by changing activity factor or bit rate from the user with compared reference user intern home cell and add mean of interference three of class users from other in second tier.
The analyzed result show that increased activity factor of user interference user enlarge capacities of user, but degrading the amount of reference user caused by many interference user using big canal with fixed bandwidth. Increased of bit rate from user interference enlarge also capacities of user, but affecting at degradation of reference user which because of comparison of big power between interference user with reference user in home cell. Influence of addition of interference of cell in second tier cause degradation of big enough capacities of user reference in home cell, the degradation resulted the existence of interferences between the user above added by mean interference of user coming from other cell (limited at second tier).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14680
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linna Oktaviana Sari
"Sistem komunikasi berbasis code division multiple access (CDMA) dewasa ini berkembang sangat pesat. Untuk mendukung teknologi generasi ketiga atau third-generation (3G), CDMA diharapkan mampu memenuhi kebutuhan layanan audio, data, maupun video dengan kapasitas sistem yang besar. Layanan audio, data maupun video yang terdapat dalam suatu sistem CDMA dapat dipandang sebagai sistem multiclass CDMA. Pada kenyataannya, kapasitas CDMA dibatasi oleh interferensi, sehingga untuk meningkatkan kapasitas dilakukan dengan mengurangi interferensi.
Salah satu metode untuk mengurangi interferensi adatah sektorisasi dan pengendalian daya. Pada penelitian akan dianalisa pengaruh pengendalian daya tak sempurna (imperfect power control) dan sektorisasi tak sempurna (imperfect sectorization) pada kapasitas user dari sistem CDMA arah reverse-link berdasarkan signal to interference ratio (SIR) dengan menggunakan beamforming pada pengirim mobile station (MS) dan penerima base station (BS). Kapasitas user dipengaruhi oleh jumlah elemen antena beamforming, jumlah sektor, besar sudut overlap akibat sektorisasi tidak sempurna., dan pengendalian daya tidak sempurna.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas sistem multiclass CDMA menurun akibat pengendalian daya dan sektorisasi tak sempurna. Sektorisasi dengan antena beamforming menghasilkan kapasitas sistem multiclass yang lebih besar dibandingkan penggunaan antena beamforming tanpa sektorisasi. Peningkatan total jumlah elemen antena beamforming pada penerima BS dan pengirim CIS tidak selalu menghasilkan kapasitas sistem multiclass yang lebih besar, akan tetapi tergantung dari pendistribusian jumlah elemen antena beamforming pada penerima BS dan pengirim MS. Sektorisasi dengan antena beamforming menghasilkan kapasitas sistem multiclass lebih besar dibandingkan dengan sektorisasi tanpa antena beamforming. Kapasitas sistem multiclass optimum dicapai bila jumlah elemen antena penerima beamforming genap.

Communications systems based on code division multiple access (CDMA) are growing fast this day. To support third generation technology (3G), CDMA has been expected to fulfill requirements of audio, data, and video services with higher system capacity. Audio, data and video services in CDMA systems can be viewed as multiclass CDMA system. In practice, capacity of CDMA is limited by interferences, so that any reduction of the interference will directly cause capacity increases.
Methods, such as sectorization and power control could reduce the interference. In this research, the impact of imperfect power control and imperfect sectorization to reverse-link user capacity of CDMA system based on signal to interference ratio (SIR) by using beamforming at mobile station (MS) transmitter and base station (BS) receiver will he analyzed. User capacities are influenced by number of antenna beamforming elements, number of sectors, overlap angle due to imperfect sectorization, and imperfect power control.
Results of this research indicate that capacity of multiclass CDMA system decreases caused by the imperfect power control and imperfect sectorization. The system with sectorization using beamforming has large capacity of multiclass system than the system using beamforming without sectorization, The total addition of antenna beamforming elements at SS receiver and MS transmitter not always has large capacity of multiclass system, however depend on distribution of antenna beamforming elements at BS receiver and MS transmitter. The system with sectorization using beamforming has large capacity of multiclass system than the system with sectorization without beamforming. Optimum capacity of multiclass system achieved, when beamforming has even number of receive antenna elements.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16102
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada saat ini ,telekomunikasi telah berkembang dengan cepat baik dari segi evolusi teknology, segi pengguna maupun segi content. Pertumbuhan ini juga tentunya akan semakin menaikkan tingkat efisiensi operasional perangkat telekomunikasi sehingga tarif penggunaan komunikasi diprediksi semakin turun...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Soelistyono
Depok: Universitas Indonesia, 2002
TA3296
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Sari Thaher
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S39498
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Farolan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
TA3275
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muller, Nathan J.
New York: McGraw-Hill, 2000
R 621.3821 MUL d
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Oppenheim, Alan V.
Jakarta: Erlangga, 2000
302.23 OPP s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bloko Budi Rijadi
"Saat ini operator CDMA sedang mengalami tekanan, karena kalah bersaing dari segi tarif, keterbatasan handset, dan coverage dibandingkan dengan operator berbasis teknologi Global System for Mobile Communication (GSM). Dengan market share sebesar 15 % dari total pelanggan seluler, seluruh operator CDMA tidak ada yang membukukan keuntungan berdasarkan laporan keuangannya pada beberapa tahun terakhir. Smartfren mengedepankan keunggulan bersaingnya pada layanan data, dan tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi bisnis Smartfren dengan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, dan Treats) dan memilih strategi yang menjadi prioritas perusahaan untuk kelangsungan hidup aktivitas bisnisnya. Hasil analisis menghasilkan strategi yang harus dilakukan perusahaan, yaitu penetrasi pasar dan pengembangan produk serta mengadopsi teknologi LTE untuk meningkatkan daya saing layanan mobile broadband Smartfren.

Currently CDMA operators are under pressure, because it can not compete in terms of rates, the handset limitations, and coverage compared to the technologybased provider of Global System for Mobile Communication (GSM). With a market share of 15% of total mobile subscribers, all CDMA operators no book profits based on its financial statements in recent years. Smartfren promoting competitive advantage in data services, and the purpose of this study is to analyze the business strategy Smartfren with SWOT analysis (Strength, Weakness, Opportunity, and Treats) and choose a strategy that became the company's priorities for the survival of their business activities. The results of the analysis produces strategy should the firm, ie market penetration and product development as well as adopt LTE technology to enhance the competitiveness of mobile broadband services Smartfren.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T42843
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siswoyo Setyo Wibowo
"Suatu operator GSM yang mempunyai pelanggan yang terus berkembang tentu akan meningkatkan kapasitas jaringannya. Apalagi banyak layanan yang selalu menggunakan signaling dengan trafik yang tinggi seperti SMS, maka jaringan akan sangat terbebani. Sebagai salah satu solusinya adalah dengan menambah protokol Signaling Sistem 7 over IP (SS7oIP). Selain biaya pembangunannya murah, metode ini juga dapat dihandalkan, sehingga operator dapat menghemat biaya pengembangan. SS7 over IP pada jaringan dapat diaplikasikan dengan menggunakan Router IP Transfer Point (ITP) versi 7507 dan 7513. ITP adalah suatu perangkat yang mengkonversikan signaling yang melalui Time Division Multiplex (TDM) ke signaling yang dapat melalui jaringan IP. Pada jaringan GSM, ITP dapat diletakkan di antara MSC dan Signaling Transfer Point (STP). Tugas akhir ini akan membahas performansi yang dibutuhkan SS7 over IP yang sesuai dengan standar GSM. Data diperoleh dengan cara debug antara Router ITP 7507 yang terhubung dengan MSC dan ITP 7513 yang terhubung dengan STP, kemudian akan diamati performansi nya. Hasil analisa menunjukkan bahwa kapasitas rata-rata trafik signaling dari ITP saat kondisi normal sebesar kirim 18,5% dan terima 20,4% sehingga sesuai dengan spesifikasi vendor yaitu di bawah 40% kapasitas maksimum, waktu down sebesar 99,9877% sehingga masih dibawah standar ITU sebesar 99,9988%, delay rata-rata sebesar 44 mdetik sehingga sesuai dengan spesifikasi ITU harus di bawah 100 mdetik. Jenis paket yang melalui jaringan ini saat kondisi normal lebih dari 95% adalah SCCP. Saat kondisi jaringan TDM jatuh memungkinkan trafik SCCP lebih rendah dari 95% dan trafik ISUP lebih tinggi dari 5%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40234
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>