Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203108 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ayub Khalid
"Pelanggan atau pemakai Internet sebagai media komunikasi dan transaksi di Indonesia masih rendah sekali jika dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia-Pasific. Hal ini disebabkan oleh kondisi lingkungan telekomunikasi Indonesia yang masih memprihatinkan, misalnya kurangnya infrastruktur di bidang telekomunikasi, kurangnya kerangka regulasi untuk dunia maya, kurang memadainya sistem keamanan di Internet dan rendahnya tingkat sosial budaya masyarakat akan penggunaan Internet.
Untuk meningkatkan kemajuan pemakaian Internet sebagai media komunikasi dan transaksi perlu strategi yang tepat dalam rangka pengembangan lingkungan telekomunikasi Indonesia. Dimana alat bantu yang digunakan untuk menentukan strategi tersebut adalah berupa matrik EFAS/IFAS dan SWOT Analysis serta metric grand strategic.
Startegi yang seharusnya diterapkan untuk kemajuan pemakain Internet sebagai media komunikasi dan transaksi adalah meningkatkan sosial budaya masyarakat akan pemakaian Internet dengan cara menyediakan fasilitas-fasilitas Internet di tempat umum (perpustakaan sekolah, mesjid, gereja, dll) dan meningkatkan keyakinan masyarakat akan pemakaian Internet dengan cara menggunakan sistem security yang memadai (bisa menjamin kerahasiaan, keotentikan dan keabsahan pesan pihak yang melakukan komunikasi dan transaksi misalnya dengan menggunakan tanda tangan digital). Selain itu strategi yang lain adalah membuat badan regulator yang independen untuk menjamin perlakuan yang tidak fair terhadap operator-operator swasta dan ISP-ISP yang ada.

Subscribers or users of Internet as media communication and e-transaction are currently still much lower than other countries within Asia-Pacific region. They are due to lack of telecommunication infrastructure, lack of frame regulation, lack of secure system for Internet and lack of socio-culture of community to use the Internet.
It is imperative that the strategy is designed to enhance users/subscribers of Internet. The exact strategy is determined by metric EFAS/IFAS, SWOT Analysis and Metric Grand Strategy.
There are some strategies to increase subscribers/users of Internet for communication and e-transaction. The first strategy is to develop socio-culture of Indonesia community using the Internet within preparing Internet facility in the public place (ex: library, mosque, church and etc). The second strategy is to increase community confident using the Internet within implementation of the best secure system for Internet (ex: use digital signature). The last strategic is to build the Independent Regulator Body (IRB) that avoid or protect the private operators and others ISPs from treat or unfair action.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14599
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satuhu Nugroho Tjahjadi
"Call center merupakan salah satu jenis layanan baru yang menawarkan kemudahan kepada pengguna jasa telepon di dalam mendapatkan sejumlah informasi maupun melakukan transaksi perdagangan. Adapun informasi yang dapat diberikan meliputi banyak hal antara lain informasi tentang produk tertentu, jasa transportasi, hiburan, pariwisata dan perhotelan, restoran serta dapat juga informasi tentang keluhan pelanggan.
Penelilian ini bertujuan untuk menemukan permasalahan dan memberikan solusi untuk pengembangan layanan call center di Indonesia khususnya yang dioperasikan oleh Pt. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Untuk maksud tersebut sebelum membahas analisa, dijelaskan dahulu mengenai teori yang mendukung pembahasan, baik teori tentang call center sendiri maupun tentang strategi manajemen serta manajemen produksi yang sangat penting untuk menunjang bahasan-bahasan pada bab selanjutnya.
Dari sejumlah data dan informasi yang telah terkumpul kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan beberapa analisa yang meliputi analisa Strength Weakness Opportunity Threath (SWOT), analisa performansi dan sejumlah analisa obyektif lainnya dengan didukung oleh bahan-bahan dari berbagai sumber antara lain internet, majalah telekomunikasi, hasil seminar / presentasi, maupun hasil wawancara dengan para ahli dari Pt. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Dari hasil analisa dan pemrosesan sejumlah data dan informasi dapat disimpulkan bahwa pengembangan layanan call center di Indonesia harus dilakukan dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui media massa, meyakinkan perusahaan calon pengguna layanan call center akan manfaat yang dapat diperoleh, memberikan kemudahan kepada pelanggan untuk mengakses nomor layanan call center, mengkaji pengintegrasian call center dengan internet, dan menggalang kerja sama dengan operator layanan call center lainnya baik di dalam maupun luar negeri.

Call center is a kind of new service that offer some eases to the telephony customers in order to get several information or doing business transaction. The information that can be given covered information about certain product, transportation, tour and travel, restaurant, info-banking, entertainment, retail business, and customer services etc.
The objective of this research is to find the problem and give the solution for call center service development in Indonesia especially that be operated by Pt. Telekomunikasi Indonesia, Tbk To reach that goals, before discussing analysis, first be explain about theory that giving contribution to the discussion, that consist of the call center theory it self management strategy theory, and management production theory that very important to support discussion in the next chapters.
From several information that has been collected, then be continued with doing analysis such Strength Weakness Opportunity and Threat (SWOT) analysis, performance analysis, and another objectives analysis that support with some information from internet, telecommunication magazine, seminar papers, presentation, and interview outcomes with some expert .from PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
From data processing and information analysis their can be conclude that call center service development in Indonesia can be done with introducing to the public by using mass media, convince the company that will be call center user about benefit that will be reach, giving the customer ease to access call center service number, preparing call center integration with internet, and making cooperation with another national and international call center service operator.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Muis
"Kemajuan teknologi komunikasi yang pesat dewasa ini mengakibatkan informasi yang harus ditransmisikan semakin besar dengan kecepatan transmisi yang juga semakin tinggi sehingga membutuhkan media transmisi yang mampu menyalurkan informasi (data, suara, gambar) dengan kapasitas besar dan berkecepatan tinggi, serta fleksibel terhadap perubahan teknologi.
Salah satu pilihan yang tepat untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan memfaatkan kabel serat optik sebagai media transmisi yang salah satu penerapannya adalah menggantikan jaringan terestial untuk aplikasi multimedia. Salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam SKSO adalah timbulnya dispersi yang secara teknis berpengaruh terhadap kecepatan transmisi dan lebar pita frekuensi serat optik, yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas dan kapasitas sinyal informasi yang ditransmisikan.
Dispersi yang terjadi dalam SKSO diakibatkan oleh beberapa parameter seperti panjang gelombang, jarak transmisi, frekuensi serta profil indeks terutama bila mempergunakan serat dengan aplikasi multimode. Pada tugas akhir ini akan dihitung dan dianalisa dispersi yang diakibatkan oleh parameter tersebut diatas serta pengaruhnya dalam kecepatan transmisi dan lebar pita serat optik, khususnya serat jenis graded indeks dan step indeks multimode."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Timbul Wahyono
"Untuk menjamin availabilitas jaringan yang tinggi, dibutuhkan kontrol jaringan komunikasi dengan routing. Dalam jaringan, routing beruni kegiatan pemilihan Salah sam dari kemungkinan jalur yang ada untuk pengiriman data tratik dari simpul sumber ke simpul tujuan. Algoritma routing dilakukan dengan dan meminimalkan bcberapa fungsi biaya, seperti jarak jalur iisik, delay jalur, intensitas trafik. dan iainnya. Dalam penelitian ini, dirancang sebuah perangkat hmak pengunaan dan pencarian rute efektif berdasar algoritma Dykstra menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 untuk mempercepat proses pencarian ini dalam kasus fixed hauling saat jalur mengalami kemacetan atau putus. Sebuah jaringan 10 simpul dengan topologi hybrid digunakan untuk penerapannya.

Controlling network traffic by routing the data How is needed to obtain high availability network Routing within network means activity of choosing one of possible paths to deliver message from source node to the destination. Routing algorithm was arranged to some cost function such as physical link distance, link delay, traffic intensity, etc. In this research, an application software was designed to list the posshale route and order those route according to their weighted cost and search for the most effective route based on Dijkstra algorithm using Visual Basic 6_0 programming language to quickly End the alternative route in case of fixed routing when the link suffered hom congestion or even disoomiect. The software was applied to a hybrid network with 10 nodes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50346
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Prasminta Budiyanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S38340
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Nina Evawaty
"PT. CAC merupakan pendatang baru (new comer) di dibidang Sistem Telekomunikasi Bergerak Seluler (STBS), dimana PT. CAC mendapatkan lisensi pada jaringan DCS 1800 pada Eekuensi operasi uplink 1775-1785 MHZ., downlink 1870-1880 MHz dan WCDMA FDD uplink 1920-1935 MHz dan Downlink 2110- 2125 MHz serta WCDMA TDD uplink dan downlink pada frekuensi 2010 MHz. Sebagai pendatang baru PT.CAC harus melakukan identifikasi dan analisis dari kondisi jaringan existing yang dimiliki oleh tiga operator yaitu PT. Telkomsel, PT. Indosat dan PT. Excelcom dengan memperhatikan kemampuan dan kendala dari intemal dan ekstemal untuk mencapai rencana yang diinginkan dalam bentuk Rencana Induk (Master Plan) yang akan menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembangunan dan pengembangan jaringan telekomunikasi dalam jangka waktu 5 tahun untuk meningkatkan produktifitas dan eiisiensi PT. CAC. Berdasarkan hasil analisis kesenjangan (gap analysis) yang mencakup Spesifikasi teknis, infrastruktur dan bisnis, PT. CAC perlu melakukan penggelaran jaringan secara bertahap. Adanya kewajiban PT. CAC untuk mernbangun jaringan pada tahun 2005, maka pembangunan harus dimulai pada tahun 2005 dengan cakupan wilayah awal daerah DKI Jakarta Rencana Induk Perencanaan Jaringan Telekomunikasi PT. CAC mencakup:
1. SpesifikasiTelmis
Kapasitas jaringan telekomunikasi yang dibangun akan memberikan kuali tas sinyal yang lebih baik dari best practice;
2. Cakupan Jaringan
Cakupan jaringan akan mancakup wilayah nasional pada akhir tahun 2009 dengan menggunakan jaringan tulang punggung (backbone) yang disewa dan dibangun sendiri di seluruh wiiayah Indonesia;
3. Infrastruktur
Jumlah infiastruktilr yang dibangun sebanyak sites 9.935 sites untuk 2.5G pada akhir tahun 2009 sehingga dapat menjadi operator ke-2 terbesar di Indonesia. Sedangkan infrastruktur untuk 3G sebanyak 300 sites yang colocated dengan 2.5G akan dibangun pada tahun 2006. PT. CAC hams tetap melanjutkan pembangunan ll1&3S\I1.I.k11l1? 3G tanpa perlu menunggu keputusan tender ulang 1isensi3G.
4. Peningkatan CAPEX sebanding dengan peningkatan infrastruktur jaringan. Sedangkan peningkatan OPEX tezjadi karena adany faktor penyusutan (depreciation and amortisation) dan faktor pemeliharaan dan perawatan (operation and maintenance);
5. Time Frame Implementasi
Implementasi dijadualkan secara ketat dan konsisten untuk mencapai target infrastruktur dengan menggunakan skala prioritas.

PT. CAC ls a new comer in the mobile communications industry, where PT. CAC have been awarded a licence to operate a DCS 1800 network with its Uplink on 1775-1785 MI-iz frequency band, and Downlink on 1870-1880 MHZ, as well as WCDMA with its FDD Uplink on 1920-1935 MHz and Downlink on 2110-2125 MHz in addition to WCDMA TDD Uplink and Downlink on the 2010 MI-lz frequency. As a new comer, PT.CAC must identify and analyse conditions for existing networks run by the three major operators PT. Telkomsel, PT. [ndosat and PT. Excelcom, paying attention to current capabilities and obstacles both internally and extemally in order to tiillil targets elaborated in its Master Plan, which sets out guidelines in network implementation and development over a 5-year period aimed at enhancing overall productivity and efficiency at PT. CAC. Based on a gap analysis covering specifications on the technical, infrastructure and business perspectives, PT. CAC must roll-out its network in stages. As PT. CAC is under the legal obligation to start building its network in 2005, implementation must commence in 2005 with an initial coverage area spanning the whole DK1 Jakarta. The Master Plan for PT. CAC?s Network Planning covers:
1. Technical Specitications
implemented capacity of telecommunication network will have a better quality compared to the best practice;
2. Network Coverage
National coverage will be achieved in 2008 by using backbone that will be rented and built all over Indonesia.
3. Inlifastructure
The 9.935 sites of 2.5G will be deployed until the end of 2009 then CAC will be the second largest operator in Indonesia. The 300 sites of 3G will be collocated with 2.5G sites, these 300 sites will be deployed in 2006. PT. CAC shall continue the development of 3G infrastructure without waiting for the decision of re-tender of 3G licence by government.
4. CAPEX and OPEX
The CAPEX will increase along with the network irL?&'astructure. The OPEX will increase every year due to depreciation and amortisation and operation and maintenance factor.
5. The Time Frame for Implementation
A tight and consistent schedule of implementation will be applied by using priority scale to pursue the target.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16126
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dinno Yuono
"Layanan dan fitur yang dimiliki WCDMA dapat membuka peluang bisnis baru bagi operator. Jasa layanan yang secara terus-menerus dikembangkan sesuai tuntutan kebutuhan pasar, akan memperkuat eksistensi dan keberlanjutan suatu perusahaan. Kebutuhan pasar (masyarakat umum) akan komunikasi selular tidak hanya sebagai komunikasi suara dan data, tapi juga sebagai komunikasi multimedia dengan tingkat mobilitas yang tinggi, kecepatan tranfer data yang tinggi, dan bandwidth yang lebar. Tapi, rencana bisnis tersebut membutuhkan biaya investasi seperti biaya lisensi dan penyediaan perangkat jaringan WCDMA dirasa cukup mahal oleh operator di Indonesia, padahal perkembangan jumlah pelanggan WCDMA di dunia terus meningkat pesat.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis layak atau tidak layak bisnis komunikasi selular generasi ketiga berbasis WCDMA diterapkan di Indonesia (Studi Kasus PT. Indosat, Tbk). Aspek studi kelayakan bisnis ditekankan pada aspek pasar, aspek teknologi, aspek finansial, aspek ekonomi dan sosial, aspek lingkungan industri, dan aspek regulasi.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) Bisnis komunikasi selular generasi ketiga berbasis WCDMA layak diterapkan di Indonesia, apabila PT. Indosat, Tbk memiliki izin lisensi untuk mengoperasikan layanan generasi ketiga dari Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jendral Pos dan Telekomunikasi Republik Indonesia; (2) Berdasarkan analisis aspek sosial, bisnis komunikasi selular generasi ketiga berbasis WCDMA layak diterapkan di Indonesia dalam hal ini PT. lndosat, Tbk dapat melakukan edukasi kepada pelanggan dalam berkomunikasi selular khususnya komunikasi data; (3) WCDMA merupakan teknologi yang relatif baru di Indonesia, sehingga dalam penelitian ini PT. Indosat, Tbk memproyeksikan jumlah pelanggan WCDMA secara moderat.
Berdasarkan hasil analisis aspek pasar, teknologi, lingkungan industri, dan finansial menurut proyeksi jumlah pelanggan secara moderat diperoleh NPV sebesar 349,785,829.86 USD, IRR sebesar 39%, Profitability index sebesar 7.34, dan Payback Period selama 6 tahun 6 bulan. Ini menunjukkan bisnis komunikasi selular generasi ketiga berbasis WCDMA layak diterapkan di Indonesia.

WCDMA services and features can open a new business opportunities for operators. Consistently developed services according to customer demand will strengthen the company position in the market. Customer needs not only voice and data communication but also high mobility multimedia communication, high-speed data transfer and wide bandwidth. Unfortunately such business plan will need considerable amount of investment. WCDMA operators regard license and hardware availability in Indonesia as very expensive, although the number of subscription is increasing rapidly.
The objective of this research is to analyze the feasibility of establishing WCDMA based third generation cellular communication in Indonesia. (Case study of PT Indosat, Tbk). The characteristics of the feasibility study will be concentrated on market, technological, financial, economical and soda!, industrial environment and regulatory.
The study shows that (1) WCDMA based third generation cellular business is applicable in Indonesia, if PT Indosat, Tbk can get the license from the government in this case from Directorate General of Post and Telecommunication Republic of Indonesia; (2) According to the social aspect analysis, WCDMA based third generation cellular business is applicable in Indonesia, if PT Indosat, Tbk should educate the society concerning cellular communication, especially on data communication, and (3) WCDMA technology is relatively new in Indonesia so during the research PT Indosat, 7bk's view the number of customer moderately.
According to market, technology, and industrial environment and financial aspect analysis according to the moderate projection, the NPV is 349,785,629.86 USD; the IRR is 39%, profitability index of 7.34 and payback period of 6 years 6 month. That shows WCDMA based third generation cellular business is applicable in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16162
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santarelli, Firginio
"Pada saat ini perkembangan telekomunikasi mengarah kepada konsep NGN, dimana semua proses pemanggilan akan berbasis IP. Oleh karenanya layanan yang sudah ada berbasis sirkuit switch akan diintegrasikan dengan layanan berbasis paket switch. Solusi untuk menggabungkan dua platform yang berbeda ini adalah dengan menggunakan Electronic Number Mapping atau ENUM.
Sampai dengan saat ini ENUM masih dalam tahap pengembangan, maka akan timbul beberapa kendala pada saat akan diimplementasikan di Indonesia. Beberapa kendala yang mungkin timbul adalah belum adanya peraturan baku mengenai penyelenggraan ENUM, penentuan waktu untuk uji coba, pemilihan model arsitektur Tier2 yang tepat, format dan alokasi nomor untuk free-phone services, financial dan system security. Tesis ini disusun untuk rnencari solusi atau usulan dalam mengatasi kendala yang terjadi dengan cara melakukan konsultasi, studi literature dan melakukan benchmarking.
Dari hasil analisis didapat beberapa solusi untuk mengatasi kendala yang terjadi, diantaranya adalah usulan mengenai pembuatan peraturan ENUM, model Tier2 yang tepat, untuk free Phone number services diperlukan dua server tambahan DNS-based, menggunakan prinsip self-financing untuk masalah financial, dan solusi teknis untuk kendala system security.
Formulasi strategi yang ditawarkan adalah mengenai pembuatan regulasi ENUM, proses autentikasi dan regislrasi untuk pelanggan ENUM yang tepat dan beberapa pengaturan teknis mengenai ENUM.

Nowadays, the development of technology is direct to the NGN concept, where the calling process will be based on IP. Therefore, the existence services which base on circuit switch will integrate with packet switch. The solution to consolidate those different platforms is Electronic Number Mapping or ENUM.
At the present time ENUM is still in the development phase, accordingly some problems will appear when EN UM is implementing in Indonesia. The problems are: there is no standard policy regarding the ENUM implementation, determine the right time to conduct testing, how to select tiers architecture model appropriately, format and number allocation for free-phone services, financial and system security. The aim of this thesis is to find out the solution in order to mitigate the problems through consultation, literature study and benchmarking.
From the analysis results some solutions to minimize the problems, which are: suggestions concerning the creation of ENUM policy, the appropriate Tiers2 model, use two additional servers based on DNS for free phone numbers, the use self-financing principle, and use technique solution regarding the system security problem.
The proposed strategic formulation are regarding to ENUM regulation, authentification process and proper registration of ENUM subscriber and also ENUM techniques policies.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16854
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>