Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108196 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Ramdan
"Awalanya Rumah Sakit berfungsi sebagai institusi sosial yang membantu masyarakat miskin, kemudian rumah sakit berusaha untuk merubah dari institusi sosial menjadi sosial-ekonomi. Dengan demikian organisasi rumah sakit dalam pengelolaanya saat ini mengunakan prinsip ekonomi dengan maksud mempertahankan keberlangsungan dalam usahanya. Namun Rumah Sakit tidak dapat meninggalkan fungsi sosialnya. Kondisi inilah yang mengakibatkan timbulnya permasalahan bagi Rumah Sakit Haji Jakarta. Satu sisi fungsi sosialnya bertujuan baik bagi kehidupan masyarakat, namun di sisi lainnya menimbulkan persoalan, baik terhadap etika medis maupun permasalahan mencari keuntungan bagi rumah sakit.
Oleh karenanya walaupun Rumah Sakit Haji Jakarta berkeinginan melaksanakan pelayanan kesehatan yang optimal dengan menentukan tariff pelayanan kesehatannya, namun hendaknya Rumah Sakit Haji Jakarta Juga Harus mengetahui beban yang ditanggung oleh masyarakat miskin sebagai pengguna pelayanan kesehatan, antara lain:
· Harus membeli obat Paten;
· Membeli bahan dan barang habis pakai untuk tindakan diagnostik maupun pengobatan;
· Biaya transport kerumah sakit;
· Hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan akibat sakitnya.
Maksud dari penelitian ini adalah mengetahui pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin yang dilakukan oleh Rumah Sakit Haji Jakarta. Dengan tipe penelitiannya adalah yuridisnormatif. Pengumpulan data diperoleh dari (1)data sekunder, yang ditemukan dalam literature, dan (2) data primer yang diperoleh langsung dari tempat penelitian melalui observasi dan wawancara di Rumah Sakit Haji Jakarta. Adapun dalam menganalisa data digunakan teknik diskriptif kualitatif.

The first hospitals as a social institution is helping the poor people, but they are forced to change their principle to be social economy. It means that the hospitals are organized economically in order to survive but they don't leave their social functions. The condition as stated above has multiple effect in Hospital Haji Jakarta, one side it is good for human life but in other sides it causes a lot of dilemmas of medical norms and commercialization of health services.
Even that Hospital Haji Jakarta have a mind to execute the service in an optimal but other side shall hospital also have to know the charges to be accounted by a patient also very heavy:
· Have to buy the drug Paten;
· Buy the materials and goods (used up/finished) wear for action diagnostic and medication;
· Transportation charge to Hospital;
· Loss of opportunity to obtain earnings of illness effect
This research concern want to know about the problems of social functions for helping the poor people in hospital Haji Jakarta. The type of this research is normative-juridis. The sources of data are: (1) secondary data; this data is found from the literature, and (2) primary data; this data is found from the locations of the research by observation and communication. The locations of the research is hospital of Haji Jakarta'. The technique of data analysis is descriptive qualitative.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15227
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Ubai Sulistiani
"Rebranding adalah aktivitas di perusahaan atau institusi yang mempunyai tujuan untuk melakukan transformasi kedudukan brand dibenak pemilik kepentingan dan untuk menjadikan label serta personalitas pembeda dengan lembaga atau institusi lain. Upaya rebranding yang dilakukan RSUD DKI Jakarta bertujuan untuk memperbaharui posisi brand melalui perubahan nama, logo, meningkatkan kesan positif serta peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rebranding Rumah Sehat Untuk Jakarta terhadap persepsi masyarakat tentang pelayanan kesehatan poli rawat jalan di DKI Jakarta. Penelitian ini dilakukan di 5 lokus Rumah Sehat Untuk Jakarta yaitu RSUD Pasar Rebo, RSUD Jati Padang, RSUD Mampang Prapatan, RSUD Kebayoran Lama dan RSUD Kembangan. Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna Rumah Sehat Untuk Jakarta. Untuk menentukan sampel Rumah Sehat Untuk Jakarta menggunakan teknik simple random sampling dengan teknik lottery, sampel responden dalam penelitian ini adalah pasien lama poli rawat jalan berjumlah 96 orang ditentukan dengan teknik accidental sampling. Data dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh karakteristik (jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan) serta rebranding terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Sehat Untuk Jakarta. Persepsi baik terhadap pelayanan kesehatan akan meningkat sebesar 11 kali ketika dilakukannya rebranding menjadi Rumah Sehat Untuk Jakarta.

Rebranding is an activity in a company or institution that has the aim of transforming the position of the brand in the minds of stakeholders and to make labels and differentiating personalities with other institutions or institutions. This study aims to determine the effect of rebranding Rumah Sehat Untuk Jakarta on public perceptions of outpatient poly health services. This research was conducted in 5 loci of Rumah Sehat Untuk Jakarta, as Pasar Rebo Hospital, Jati Padang Hospital, Mampang Prapatan Hospital, Kebayoran Lama Hospital and Kembangan Hospital. The population in this study were users of Rumah Sehat Untuk Jakarta. To determine the sample using simple random sampling technique with lottery technique, the sample respondents in this study were old patients of outpatient clinic totalling 96 people determined by accidental sampling technique. Data were analysed univariate, bivariate and multivariate. The results showed that there was an influence of characteristics (gender, education, occupation, and income) and rebranding on health services at Rumah Sakit Sehat Untuk Jakarta. Good perception of health services will increase by 11 times when rebranding to Rumah Sehat Untuk Jakarta."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neni Rochyany
"DKI Jakarta merupakan kota metropolitan yang memiliki permasalahan sosial yang kompleks termasuk masalah kemiskinan. Angka kemiskinan yang terns meningkat memberikan dampak negatif terhadap status kesehatan masyarakat. Kemiskinan menyebabkan menurunkan status kesehatan karena rendahnya asupan gizi dan ketidakmampuan membiayai kesehatan pribadi dan keluarga. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat di antaranya program kartu sehat, Jaring Pengaman Sosial Bagi Kesehatan, dan Program Kompensasi Subsidi Energi Bidang Kesehatan. Semua kebijakan di atas merupakan pelayanan kesehatan secara gratis bagi keluarga miskin. Keluarga miskin di identifikasi dengan menggunakan kartu sehat.
Hasil penelitian terhadap hubungan pembiayaan kesehatan pemerintah dengan pembiayaan kesehatan oleh masyarakat dan income perkapita terlihat bahwa peningkatan atau penunman pembiayaan kesehatan oleh masyarakat tidak diikuti dengan penurunan atau peningkatan pembiayaan kesehatan oleh pemerintah artinya kedua hubungan ini bukanlah substitusi melainkan komplementer.
Hasil evaluasi terhadap sumberdaya kesehatan menunjukan propinsi DKI Jakarta memiliki keunggulan dibandingkan dengan propinsi lain. Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan status kesehatan keluarga miskin tidak selamanya dapat dimanfaatkan oleh keluarga miskin. Dalam pelaksanaan kebijakan tersebut banyak masalah yang ditemukan di lapangan diantaranya masih ada keluarga miskin yang tidak mendapatkan akses ke pelayanan kesehatan secara gratis. Dari hasil evaluasi terhadap pelaksanaan kartu sehat dan Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan terlihat bahwa masih belum optimalnya cakupan kesehatan bagi keluarga miskin.
Sebagai upaya mengatasi masalah yang ditemukan di lapangan diperlukan strategi pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin. Hasil analisis AHP dari responden para expert menunjukan bahwa pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin dengan sistem kartu sehat akan optimal jika memenuhi kriteria; validasi secara proaktif (41,3%) dan kejelasan penggunaan kartu sehat (32,7%). Sementara kendala prioritas yang harus yang harus diminimalkan adalah belum tertatanya penangan kemiskinan lintas sektor. Para expert sepakat bahwa strategi yang diprioritaskan adalah upaya meningkatkan pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin (23,4%) dengan mempertimbangkan juga strategi menjalin kerjasama lintas sektor (21,5%) dan mengupayakan mencari metodologi penentuan sasaran yang lebih akurat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T12598
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Desriana Elisabeth
"Penelitian ini menguji hubungan antara variabel indikator kinerja mutu pelayanan, kepedulian kepada masyarakat, dan kepedulian terhadap lingkungan dengan kepuasan pelanggan terhadap 14 rumah sakit vertikal di Indonesia. Untuk melihat kinerja dan hubungan di antara indikator-indikator tersebut, digunakan analisis deskriptif dan uji korelasi regresi dengan bootstrapping. Selain itu, dilakukan pula pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam. Dari hasil penilaian kinerja, didapatkan sebagian dari sasaran strategik belum mencapai nilai optimum. Sementara dari hasil analisis bivariat, didapatkan tidak ada hubungan antara variabel indikator kinerja mutu pelayanan, kepedulian kepada masyarakat, kepedulian terhadap lingkungan yang berkorelasi dengan kepuasan pelanggan. Dengan demikian, diperlukan adanya perbaikan manajemen dan sistem di internal rumah sakit, maupun Kementerian Kesehatansebagai regulatorterkait indikator kinerja yang digunakan dalam penilaian BLU, termasuk indikator sasaran strategik di dalamnya.

This study examines relationship between the variables of service quality performance indicators, public awareness and concern for the environment and customer satisfaction among 14 vertical hospitals in Indonesia. To see the performance and the relationship between these indicators, used descriptive analysis and correlation regression with bootstrapping. In addition, a qualitative approach through in-depth interviews was also applied. Performance evaluation results obtained from a portion of the strategic objectives have not yet reached the optimum value. The results of the bivariate analysis, found no association between the variables of service quality performance indicators, public awareness, environmental awareness is correlated with customer satisfaction. Thus, it is necessary improve management and internal systems in hospitals, and the Ministry of Health as a regulator on the performance indicators used in the hospital autonomy (BLU) assessment, including its strategic targets.
"
Depok: Fakultas Kesahatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarifah Yessi Hediyati
"Salah satu kegiatan Program JPS-BK adalah pelayanan kesehatan melalui pemberian KS pada Gakin. Pemberian KS merupakan upaya yang dilakukan pemerintah dalam membantu Gakin untuk dapat menggunakan pelayanan kesehatan. Upaya ini mencoba menghilangkan salah satu faktor penghambat dalam penggunaan pelayanan kesehatan, yaitu faktor pembiayaan.
Jakarta Timur merupakan daerah yang mempunyai jumlah Gakin terbanyak (32,9%) di wilayah Provinsi DKI Jakarta dan dari serapan dana juga merupakan daerah yang paling banyak (29,9%) mendapatkan dana JPS-BK (Tim Koordinasi Program JPS-BK Provinsi DKI Jakarta, 2000). Dari data yang diambil dan profil kesehatan wilayah Jakarta Timur tahun 1999 didapat bahwa jumlah kunjungan Gakin ke Puskesmas adalah 30,929 KK (33,5% dari seluruh Gakin) dan jumlah ini sangat kurang bila dibandingkan dengan angka kunjungan Gakin ke Puskesmas di Indonesia (81,4%).
Kerangka konsep pada penelitian ini diambil dari model Precede dari Green (1980). Green menggambarkan bahwa ada 3 (tiga) faktor yang mempunyai konstribusi terhadap perilaku kesehatan. Ketiga faktor tersebut adalah faktor predisposing, enabling dan reinforcing. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana Gakin memanfaatkan KS dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Lokasi penelitian ditetapkan berdasarkan jumlah Gakin, dimana Kelurahan Cipinang Besar Utara (CBU) sebagai daerah dengan jumlah Gakin terbesar dan kelurahan Pekayon sebagai daerah dengan jumlah Gakin terkecil. Informasi dari faktor predisposisi, enabling dan reinforcing dalam penelitian ini didapat dari ibu balita gizi buruk, ibu kartu sehat, bidan, kepala dan staf Puskesmas , kader dan toma. Pengumpulan data dilakukan dengan metoda wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah.
Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa makin tinggi tingkat pendidikan dan pengetahuan tentang KS maka pemanfaatan KS semakin baik. Jarak yang jauh dan sulitnya angkutan untuk mencapai tempat pelayanan dapat menjadi hambatan dalam memanfaatkan KS. Perlakuan adil dengan tidak memberikan perbedaan pelayanan merupakan pengalaman yang menyenangkan dalam memanfaatkan KS. Jenis pekerjaan dan persepsi terhadap waktu tunggu tidak menjadi hambatan bagi informan dalam memanfaatkan KS-nya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Disarankan perlunya peninjauan kembali penetapan wilayah berlakunya KS dengan mempertimbangkan kemudahan pencapaian tempat pelayanan dan adanya alokasi biaya transportasi. Disarankan juga untuk melibatkan toma kelurahan dalam keanggotaan Unit Pengaduan Masyarakat (UPM) di tingkat kelurahan yang dapat memantau pelaksanaan program JPS-BK. Perlunya klinik swasta dan dokter praktek swasta (selain Puskesmas) diikut sertakan sebagai tempat pemanfaatan KS, sehingga hambatan jarak dan transportasi dapat diatasi. Selain itu perlu adanya pembekalan terhadap kader dan toma tentang tujuan dan manfaat dari program JPS-BK sehingga sosialisasi dapat dilakukan dengan tepat dan benar, disamping perlu adanya penjelasan tentang manfaat KS pada Gakin saat pemberian KS. Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk mengetahui jenis layanan yang dibutuhkan Gakin.

Pattern Usage Analysis of Health Card (HC) on the Social Safety Net in the Health Sector Program by the Poor Households to Acquire Health Services in East of Jakarta 2001One of the many activities of the Social Safety Net in the Health Sector Program was provision of health services through Health Card for the poor households. This program was aimed to enable them to reach health services. This effort was intended to remove one of the obstacles to the access ability of the health services, which was financial factor.
The East Jakarta owned the highest concentration (32,9%) of poor households in the Jakarta Province and had the largest (29,9%) recipient of the Social Safety Net in the Health Sector Program among other region (Coordination Team JPS-BK Jakarta Province, 2000). Data taken from the East Jakarta Health Profile, showed that the number of poor household visited to the Puskesmas (public health center) in 1999 was 39,929 (33,5% of all the poor households). This figure was significantly lower than that ' of The average national figure (81,4%) of the poor household visited Puskesmas.
The framework for this research was taken from Green's (1980) Precede model. Green described 3 (three) contributing factors affecting health behavior: namely predisposing, enabling and reinforcing factors. A qualitative research method was used to better describe how the poor households utilize Health Card to get health services. The location of the research was selected based on the number of the poor household. The kelurahan (village) North Cipinang Besar (CBU) was the home of the largest poor household in the eastern of Jakarta while the kelurahan Pekayon the smallest figure. Information concerning the predisposing, enabling and the reinforcing factor, were collected from different informants of the study namely mother of the malnourished under fives, mother who had Health Card, health personnel of the Puskesmas (Puskesmas chief and staff), cadre and community leaders. The methods of the data collection were in-depth interviews and focus group discussions.
Findings from this research suggested of possible correlation between the level of education and knowledge about Health Card of the users. Those who had higher level of education were likely to use the Health Card Travel distance as well as ease of transport could become barrier to the Health Card utilization. Work status and perception about waiting time of the visit seemed do not affect the client to use the Health Card to receive health services.
Reorganization of the geographical coverage of the Health Card and transportation allowance was strongly advisable to be provided to remove the distance barrier. The involvement of the community leader in the Community Grievance Unit (Unit Pengaduan Masyarakat) at the Kelurahan level should be encouraged to help in monitoring in the implementation of the Social Safety Net in the Health Care Program. To reduce the distance bather, both private doctors and clinics should be taken into consideration as provider of services to the poor household. Besides it is extremely necessary to equip the cadre and community leaders an in-depth knowledge concerning the objective an benefit of the Social Safety Net in the Health Sector. This effort would be useful for further socialization of the Social Safety Net in the Health Sector Program. It was also necessary to explain the benefit of the Health Card when it was given to the client. Future studies were required to determine the actual health services needed by the poor households.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T2310
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Fauzia Putri
"Skripsi ini dilatarbelakangi pentingnya peran pemasaran dalam organisasi modern termasuk organisasi rumah sakit. Fungsi pemasaran modern tidak hanya memasarkan produk dan layanan RS, tetapi juga melakukan fungsi manajemen meliputi analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian pemasaran. Untuk melaksanakan fungsi tersebut maka diperlukan informasi pemasaran, salah satunya informasi internal rumah sakit berupa informasi rekam medis.
Penelitian ini bertujuan menilai pemanfaatan informasi produk sistem rekam medis dalam kegiatan pemasaran Rumah Sakit Haji Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode observasi dokumen dan wawancara dengan informan yaitu kepala rekam medis, pelaksana rekam medis, dan koordinator pemasaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagian pemasaran belum optimal memanfaatkan informasi rekam medis dalam kegiatan pemasaran. Informasi rekam medis hanya dimanfaatkan untuk melakukan identifikasi penyebab terjadinya penurunan pendapatan rumah sakit secara drastis. Peneliti menyarankan agar bagian pemasaran mengoptimalkan penggunaan informasi internal rekam medis yang dimiliki rumah sakit seperti informasi karakteristik pasien dalam merencanakan segmentasi pasar dan penentuan pasar sasaran.

This study conducted due to the important role of marketing in modern organizations, including the hospital organization. The function of modern marketing not only sell product and services, but also perform management function includes analysis, planning, implementation, and control of marketing. To run these functions then needed marketing information in the form of medical record information as hospital internal information.
This research aimed to assess the utilization of medical record information in Marketing Department of Haji Hospital in Jakarta. This research was qualitative descriptive study. Data collection method used documents observation and interviews with informers that consists of Head of Medical Record Unit, Staff of Medical Record Unit, and Marketing Coordinator.
The results showed the Marketing department has not been optimal in utilizing medical record information for marketing activities. Medical record information is only used to identify the cause of the decline in hospital revenues drastically. Researcher recommended the Marketing Department to optimize the use of medical records information as one of internal information of hospital such as patient characteristics to determine the market segmentation and the target market.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Luckyatiningsih
"Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah biaya pelayanan kesehatan yang terus meningkat, terutama biaya di rumah sakit , oleh karena biaya di rumah sakit mencapai 65 % dari seluruh biaya pelayanan kesehatan, sehingga hal ini akan mempengaruhi besarnya iuran bagi peserta.Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif Data diambil dari laporan bulanan iuran, biaya, serta klaim dari rumah sakit.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran peningkatan iuran, jaminan dan rasio klaim serta biaya pelayanan kesehatan dibagian rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit. Peningkatan iuran ternyata lebih rendah dari peningkatan biaya pelayanan kesehatan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah : Peningkatan iuran peserta tidak sesuai lagi dengan biaya pelayanan kesehatannya. Karakteristik dari peserta yang membuat biaya pelayanan kesehatan menjadi tinggi adalah : peserta pensiunan yang berobat di rumah sakit swasta dengan diagnosa penyakit degeneratif, umurnya lebih dari 56 tahun, lama hari rawat inapnya lebih dari 16 hari dan statusnya adalah peserta.
Penulis menyarankan untuk : 1). Mengevaluasi iuran peserta yang disesuaikan dengan peningkatan biaya pelayanan kesehatan dengan memperhitungkan rasio klaimnya; 2). Mengevaluasi kembali biaya kapitasi di PPK I dan melakukan supervisi ke rumah sakit untuk mengendalikan biaya; 3). Mengevaluasi laporan secara periodik.

Analyses Of Hospital Costs Of Basic Plus Program In Jabotabek During 1996The Problem studied in this research was the rise of health care cost especially hospital costs. This caused increased of premium for member. This research was descriptive analyses. The data were taken from financial and claim report of hospital care.
The purpose of this research is to got described the increased of premium, benefit and claim ratio with characteristic from the member of health care benefit basic plus program in mean health care cost in outpatient and inpatient hospital. The increased of premium was less than the increased of health care costs. Hospital costs comprised of 65 % of total health care cost.
This study found that the increased in health care costs was not againted by the increased in premium. Several factors, such as old age, private hospitals: degenerative diseases, subscriber, and length of stay have contributed to the high hospital costs.
To control hospital costs, I recommended that PT. JAMSOSTEK do the following:
To evaluate premium in accordance with the increased of claim ratio.
To evaluate capitation rate in PCP and to supervise hospital, to asses over utilization.
To do periodic evaluation on financial report
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T3973
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Army Ristiafeny
"Waktu antrean lebih dari satu jam sebanyak 47% dialami oleh poliklinik spesialis RSB 'X'. Penelitian bertujuan mengetahui gambaran model antrean awal dan mengembangkan model antrean baru menggunakan simulasi antrean. Rancangan penelitian adalah potong lintang dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Waktu pelayanan, jumlah petugas, pola kedatangan diamati dan dianalisis.
Hasil penelitian adalah waktu pelayanan pasien bagian rekam medis memiliki hubungan bermakna dengan waktu tunggu. Waktu tunggu pasien 86,77 menit. Berdasarkan simulasi, utilisasi petugas rekam medis melebihi nilai optimal. Usulan pengembangan model antrean dibuat berdasarkan jumlah petugas dan waktu pelayanan rekam medis. Manajemen RSB 'X' memilih usulan menggunakan modifikasi model antrean awal.

About 47% of queuing time for more than one hour are happened in outpatient clinic specialist at 'X' Maternity Hospital. The purpose of this research is to obtain the characteristics of the existing queuing model and to develop the new queing models with queuing simulation. Cross sectional research design is used using mixed method. Service time, server and arrival pattern were observed and analized.
The result of this study are that service time on medical record stage has significant connection with total waiting time. The mean of waiting time were 86,77 minutes. Based on queuing simulation, the utility of the server on medical record stage has reached above optimal line. The proposed queuing model is developed based on the number of server and service time on medical record stage. The management from 'X' Maternity Hospital has choosed to use existing queuing model with modification on the model.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T33092
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Nowo Retno
"Persaingan yang semakin ketat pada industri perumahsakitan menuntut rumah sakit untuk mampu memberikan pelayanan unggulan yang mempunyai daya saing tinggi dalam memanfaatkan peluang. Rumah Sakit Bhakti Yudha sejak tahun 1998 telah menetapkan rencana strategi pengembangan rumah sakit dengan pelayanan unggulan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Penetapan ini didasarkan karena faktor historis yang berawal dari Rumah Bersalin dan menjadi market leader di Kota Depok. Pelayanan unggulan diharapkan menjadi pelayanan yang lebih unggul dibanding yang lain dan dapat memberikan kontribusi pendapatan yang menguntungkan bagi rumah sakit.
Dengan terjadinya perubahan lingkungan eksternal dan internal. Rumah Sakit Bhakti Yudha dituntut untuk selalu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungannya. Namun sejak ditetapkan pelayanan unggulan tahun 1998 sampai tahun 2002 belum pernah dilakukan evaluasi terhadap pelayanan unggulan tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dan bertujuan untuk menganalisis pelayanan Kesehatan lbu dan Anak sebagai pelayanan unggulan. Data sekunder yang digunakan adalah dari data kegiatan rumah sakit dan Dinas Kesehatan Kota Depok. Analisis situasi lingkungan dilakukan baik terhadap lingkungan eksternal dan internal pelayanan KIA dengan menggunakan matriks IE dan matriks BCG. Implementasi pelayanan KIA dianalisis dari tahun 1998 sampai 2002 dengan wawancara mendalam dengan jajaran direksi Rumah Sakit Bhakti Yudha. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pemetaan pelayanan unggulan KIA saat ini dengan menggunakan matriks IE berada pada sel VI, sedang dalam matriks portofolio BCG yang diperluas berada pada kuadran Faithful Dog. Strategi yang direkomendasikan adalah penciutan. Hasil penelitian ini juga menyimpulkan bahwa pelayanan unggulan KIA tahun 1998-2002 belum dimplementasikan secara konsisten terhadap strategi yang telah ditetapkan.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh Rumah Sakit Bhakti Yudha adalah melakukan penghematan dan efisiensi produksi, pengendalian biaya yang ketat, memfokuskan pada segmen yang lebih sempit, dan meningkatkan kualitas pelayanan. Disarankan agar rumah sakit melakukan analisis terhadap unit-unit lain secara menyeluruh untuk mendapatkan unit unggulan utama sebagai antisipasi apabila unggulan MA prospeknya makin memburuk dan harus dilikuidasi.
Daftar Pustaka: 31 (1989-2002)

High competitions in the hospital industry pursuit hospitals to provide the superior services, which have competitive advantage in seize the opportunities. Since it was established in 1998, Bhakti Yudha Hospital has developed Strategic Planning of Hospital Development to come up with the decision that the Maternity and Child Service is considered as the hospital's superior service. This decision was based on the fact that Maternity and Child clinic was initially dominate as market leader is the background of this decision. The superior service is prior to other services in gaining the benefit of hospital business.
The environmental changing, both external and internal, forces the hospitals to adapt and adjust to survive. Nevertheless Bakti Yudha Depok Hospital hasn't made any evaluation to their superior services yet.
This research is designed as a descriptive study and the purpose is to analyze the maternity and child health service as a superior service of Bhakti Yudha Hospital. The data used is secondary data from hospital activities and district health officer document. Environment situation analyze is made to both external and internal environment, using IE and BCG matrix. Implementation analyze of this service during 1998-2002 is conducted by in depth interview toward the director and management related.
The summarize of this research is that from mapping, by IE matrix, the maternity and child health service of Bhakti Yudha Hospital is located in cell VI, and by advanced BCG portfolio this service is in Faithful Dog Quadrant. The strategy recommended is retrenchment. In addition, this study shows that this service hasn't been implemented consistently against the strategies decided.
Therefore, recommended efforts may be: efficient in production and operational budget, specifies market segmentation, and improved the quality of services. Hospital management needs to execute the comprehensive study about the other services unit to establish the alternative superior service when the prospect of current superior service is bad and being liquidated.
References : 31 (1989-2002)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12646
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindyah Sri Erawati
"Dalam mengemban statusnya sebagai rumah sakit swadana, RSUD Pasar Rebo berupaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan nyaman bagi konsumen sasarannya.
Salah satu upayanya adalah membuka Poliklinik Kesehatan Sore (PKS) pada akhir tahun 1994 dengan membuka 8 poliklinik. Dalam perjalanannya hingga pertengahan tahun 1996 angka kunjungan pasien relatif konstan padalah telah dilakukan perpanjangan hari buka bagi 3 poll. Hal ini merupakan indikator kurang maksimalnya pemanfaatan PKS oleh konsumennya. Untuk itu perlu diketahui informasi tentang perkembangan konsumen dengan melakukan pemantauan tentang keinginan dan kebutuhan konsumen sasaran .
Tujuan penelitian ini ialah diperolehnya informasi yang memberikan gambaran tentang beberapa faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan PKS sebagai bahan penyusunan strategi pengembangan PKS. Penelitian ini merupakan survai deskriptif analitik dengan desain cross sectional dari data primer yang diambil melalui kuesioner dengan melakukan wawancara terhadap 236 orang responden.
Tehnik analisa data ialah analisa univariat dan analisa bivariat untuk menganalisa faktor-faktor yang diteliti. Kemudian dilakukan uji statistik untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara faktor yang diteliti dengan pemanfaatan PKS.
Hasil penelitian umumnya merlunjukkan bahwa persepsi responden terhadap pelayanan PKS relatif baik dan hanya sebagian kecil yang juga memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada di sekitar PKS RSUD Pasar Rebo.
Persepsi responden yang relatif baik belum diikuti dengan pemanfaatan PKS yang optimal, hal ini disebabkan karena manajemen RSUD Pasar Rebo belum menyebarluaskan infomasi keberadaan PKS dengan aktif.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka seyogyanya manajemen RSUD Pasar Rebo harus lebih aktif memberi informasi kepada konsumen sasaran.

Utilization Of Pelayanan Kesehatan Sore (PKS) Or Afternoon Health Care Service At Pasar Rebo General HospitalAs a swadana (self-funding) government hospital, Pasar Rebo General Hospital (RSUDPR) is mostly concern in improving the quality of their health care service by providing better quality health care, affordable to the target consumer and creating convenience for them.
One of the effort made is by operating an Afternoon Health Care Services, known as PKS which opens from 2 pm until 5 pm in the afternoon. PKS has 8 clinics and since it was opened at late 1994 until recently the flow of the patients has been relatively constant even though 3 clinics has prolonged the work day. The average patient per day at the moment is 53 persons, which is relative low compare to 96 persons which is the figure if PKS with 8 clinics is fully utilized. In other word the shortage of patients is an indicator that PKS is not being fully utilized by its target customer.
For that reason, information regarding the behavior of the target customer is needed and can be achieved through monitoring their wants and needs so we can really understand them. Because the lack of information about the customer could mean the customer leaving us.
The objective of this research is to obtain information about the factors affecting the utilization of PKS as an input to set up a strategic plan for PKS.
This research is made by using descriptive survey with cross sectional design and using primary- data taken from questionnaire of. 236 respondent interviewed. Univariate analysis is used to set up the frequency distribution and followedbythebivariateanalysisto obtain the cross tabulation of variables used in this research.
The result shows that in general the perception about PKS is relatively good but more attention must be made to the service delivered by doctors and the sanitary factor of the toilet. Other health care facilities nearby has no affect in the utilization of PKS, the perception of the patient who also use other health care facilities is that PKS is relatively better especially the price which they think is affordable.
The fact is that the relatively fair perception itself could not increase the utilization of PKS. So for the sake of increasing the number of patients the management must be actively involved in promoting PKS.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T1654
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>