Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145310 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eris Taufik Hidayat
"Beban Jawa Bali selama 5 tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang sangat pesat namun di segi lainnya, kondisi pembangkit di Jawa Bali umumnya sudah tua dan tidak mampu lagi menghasilkan daya secara optimum. Bila tidak direncanakan pembangunan pembangkit baru maka diperkirakan 2 tahun kedepan sistem Jawa Bali akan kekurangan pasokan daya. Dengan perhitungan perkiraan beban (forecasting), maka beban puncak di sistem Jawa Bali pada tahun 2004 akan mencapai 15059 MW dan pada tahun 2006, 16251 MW. Dengan melihat kondisi itu, maka PT PLN (Persero) berencana akan membangun pembangkit-pembangkit baru berkapasitas besar secara crash program, minimal sejumlah 3000 MW.
Salah satu crash program adalah pembangunan PLTGU Muara Tawar berkapasitas 600 MW yang direncanakan selesai pada tahun 2004. Dengan masuknya PLTGU Muara Tawar, perlu di lakukan studi aliran daya pada penghantar 500 kV Muara Tawar-Cibatu, Cibatu-Cirata, Cirata-Saguling, Saguling-Cibinong, Cibinong-Bekasi, dan Bekasi-Cawang.

Burden Java Bali during 5 the last year show very fast improvement but in other facet, condition of generator in Java Bali generally has old and unable to again yield energy optimum. If do not be planned to development of new generating hence estimated 2 year to the fore Java Bali system will lacking of supply energy. With calculation of estimate of burden (forecasting), hence peak burden in Java Bali system in the year 2004 will reach 15059 MW and in the year 2006, 16251 MW. Seen the condition of that, hence PT PLN (Persero) will be develop; build new generating have big capacities to by crash program, minimum a number of 3000 MW.
One of the crash programs is development of PLTGU Estuary Bargain to have capacities 600 planned MW finish in the year 2004. With entry of PLTGU Estuary Bargain, need in studying the generating stability and also channeling to Java Bali system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14665
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halomoan, Cristof Naek
"Sistem proteksi adaptif merupakan salah satu alternatif koordinasi rele yang dapat disesuaikan dengan perubahan keadaan sistem transmisi (on-line) memungkinkan pengamanan yang lebih efektif dan efisien. Konsep adaptif dapat mencegah rele dari kegagalan operasi yang disebabkan oleh efek reaktansi. Konsep ini dibuat sebagai pengukuran standar dari saluran ganda, misalnya adanya tegangan dan arus tiga fasa dari saluran yang terganggu dan pertambahan arus urutan nol dari saluran yang baik digunakan sebagai sinyal masukan rele. Konsep ini berdasarkan perubahan posisi dari karakteristik rele jarak sehingga diperlukan kompensasi terhadap efek dari reaktansi. Oleh karena itu diperlukan sebuah vektor geser yang ditetapkan pada perhitungannya.

An adaptive distance protection system is an alternative coordination relay that can appropriated with the changes of condition transmission system which can make more effective and efficient. An Adaptive algorithm allowing one to prevent the relay from mis- or mal-operation caused by the reactance effect. The algorithm is designed for a standard availability of measurements from one-end of the double-circuit line, in example, when three-phase voltage and current from the faulted line circuit, and additionally zero-sequence current from the healthy line circuit, are provided as the relay input signals. The algorithm is based on changing the position of the distance relay characteristic in such away that the reactance effect is effectively compensated for. For this purpose the shift vector is determined in on-line relatively simple calculations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52157
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Sulistyo
"Indeks kualitas daya memberikan parameter dalam mengevaluasi dampak negatif dari daya yang sudah tidak murni sinusoidal. Indeks kualitas daya yang sudah ada memiliki kemampuan yang terbatas dalam mengukur tingkat gangguan transien. Indeks kualitas daya untuk mengukur gangguan transien pada sistem tenaga listrik dikembangkan berdasarkan teknik pemrosesan sinyal waktu ? frekuensi. Dalam tesis ini akan digunakan indeks-indeks kualitas daya transien untuk mengoptimasi penempatan tumpuk kapasitor pada sistem distribusi ladang minyak dengan menggunakan rasio instantaneous disturbance energy dan rasio normalized instantaneous disturbance energy.
Simulasi aliran daya dilakukan untuk mengetahui aliran daya sistem distribusi ladang minyak sehingga dapat diketahui profil tegangan rel-rel pada sistem dan faktor daya sistem. Dengan kriteria desain yang telah ditentukan untuk faktor daya, dapat diketahui kebutuhan kapasitas tumpuk kapasitor pada sistem. Bentuk gelombang tegangan lebih transien pada saat switching tumpuk kapasitor tersebut disimulasikan menggunakan ATP/EMTP. Simulasi dilakukan untuk berbagai jarak antara sumber tegangan lebih transient yaitu switching capacitor bank dengan titik beban.
Hasil simulasi tersebut kemudian dianalisa menggunakan teknik pemrosesan sinyal berdasarkan analisa waktu-frekuensi dengan menggunakan perangkat lunak Matlab. Sehingga diperoleh ukuran kuantitatif dari mutu daya pada peristiwa penyaklaran tumpuk kapasitor untuk berbagai jarak beban terhadap sumber penyaklaran.

Power quality indices provide parameters to evaluate negative impact of power that distorted and not purely sinusoid. Existing power quality indices have limitation on measuring transient disturbance level. Power quality indices to measure transient disturbance on power system have been developed based on time-frequency signal processing. In this thesis, power quality indices will be used to optimize capacitor bank placement in the distribution system using instantaneous disturbance energy ratio and normalized instantaneous disturbance energy ratio.
Load flow simulation was conducted first on the oil field distribution system to examine voltage profile in the busses and overall system power factor. Capacitor bank's capacity requirement will then be determined based on design criteria requirement. Over voltage transient waveform on the capacitor bank switching phenomena will be simulated using ATP/EMTP software. The simulation will be conducted on the various distances between switching source and it loads.
Simulation result will then be analyzed using signal processing technique based on time-frequency using Matlab. Hence quantitative values of transient power quality on various distance is obtained.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35796
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Prenhailldo, 1993
621.317 ELE
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Arnol
"Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) skala kecil merupakan pembangkit listrik tenaga angin dengan kapasitas daya dibawah 50 kW.[8] Untuk menghemat biaya pengeluaran untuk sistem mekanik PLTB maka pada tesis ini didesain PLTB dengan jari-jari turbin, rasio gear gearbox dan sudu pitch turbin konstan/tetap. Pada sistem PLTB dengan sudu pitch tetap, jika kecepatan angin lebih besar dari batas kecepatan angin maksimum maka sistem harus dimatikan karena akan melebihi batas torsi dan arus generator sehingga dapat merusak generator. Dengan demikian pada kecepatan angin lebih besar dari kecepatan angin maksimum, field weakening dibutuhkan untuk membuat generator dapat bekerja dengan kecepatan putar rotor lebih besar dari batas kecepatan putar rotornya dengan cara melemahkanan fluks generator sehingga arus dan torsinya mengecil. Daya, torsi dan arus generator dapat dikendalikan sesuai batasannya dengan mengendalikan kecepatan putar rotornya sehingga generator dapat mensuplai daya maksimum. Maka dengan menggunakan field weakening, generator dapat mensuplai daya walaupun kecepatan angin melebihi kecepatan maksimum.

Small wind turbin is wind power plants with a capacity below 50 kW.[8] To reduce cost for the mechanical systems of wind tubin in this thesis was designed wind turbin with turbine radius constant , gear ratio gearbox constant and turbine blade pitch constant / fixed. In the wind turbine system with fixed pitch blades, if wind speed is greater than maximum wind speed limit, the system should be shut down because it would exceed the limits of torque and current generator, which can damage the generator. Thus, if wind speed is greater than the maximum wind speed, field weakening is required to make the generator can work with rotor rotational speed larger than rotor rotational speed limit with flux weakening so that generator current and torque decreases. Power, torque and current generator can be controlled by controlling according rotor rotational speed so generator can supply the maximum power. Then, with field weakening, generator can supply power although wind speed exceeds maximum speed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35222
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faizal
"ABSTRAK
Penggunaan rangkaian elektronika daya berupa inverter dan switched mode power supplies (SMPS) yang memiliki frekuensi pensaklaran pada frekuensi tinggi memberikan dampak pada munculnya gangguan pada frekuensi tinggi. Berkembangnya teknologi rangkaian elektronika daya tersebut juga mulai banyak digunakan pada peralatan rumah tangga modern dan ramah lingkungan, serta mulai meningkatnya penelitian mengenai peralatan rumah tangga dan sistem PLTS yang menghasilkan gangguan atau disturbansi pada frekuensi tinggi yaitu pada rentang 9-150 kHz, merupakan dasar penulis melakukan penelitian mengenai analisis karakteristik disturbansi dan perilaku disturbansi yang dihasilkan oleh beberapa peralatan rumah tangga pada rentang frekuensi 9-150 kHz di sistem PLTS on-grid. Pengukuran dilakukan di ruangan EPES gedung MRPQ fakultas Teknik UI, dengan menggunakan solar inverter sunny boy yang termasuk jenis inverter pada sistem PLTS on-grid. Untuk mengkonfirmasi daya yang digunakan pada peralatan atau beban digunakan Power Quality Analyzer, dan untuk pengukuran disturbansi menggunakan picoscope, yang hasil pengukurannya diolah menjadi domain frekuensi untuk mempernudah Analisis. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa pada beban atau peralatan rumah tangga menghasilkan disturbansi yang cukup tinggi, serta variasi pada penggunaan daya dan kombinasi peralatan pada sistem yang sama juga mempengaruhi nilai dari disturabansi dan perubahan frekuensi pada disturbansi tersebut.

ABSTRACT
Power electronic circuits usage such as of inverters and switched-mode power supplies (SMPS), which have switching frequencies at high frequencies, have an impact on the appearance of disturbance at high frequencies. Development of power electronic circuit technology has also begun to be widely used in modern household appliances, as well as increasing research on household appliances and PV system that produce disturbances in range of 9-150 kHz, with this base, the author conducted research on the analysis of the characteristics of disturbances and behavior of the disturbances produced by household appliances in the frequency range of 9-150 kHz in on-grid PV system. Measurements were made in the EPES room of MRPQ building at Faculty of Engineering UI, using a sunny boy solar inverter which is an inverter type on the on-grid PV system. To confirm the power used in the equipment or load the Power Quality Analyzer is used, and for disturbances using a picoscope, measurement results are processed into a frequency domain to facilitate analysis. This study results indicate that household equipment generates disturbances, and variations in power usage and equipment combinations in the same system also affect the value of the disturbances and frequency changes in the disturbances."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Imam Prasetyo
"Pada zaman sekarang, kebutuhan daya listrik semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan mengakibatkan pertumbuhan beban. Dalam penyediaan daya listrik ke konsumen harus memenuhi standar kualitas daya listrik sesuai dengan tingkat mutu pelayanan yang telah ditentukan. Salah satu permasalahan pada kualitas daya adalah harmonisa yang merupakan permasalahan yang berkaitan dengan penyimpangan arus, tegangan, dan frekuensi pada besaran listrik. Harmonisa merupakan gangguan yang sering terjadi dalam kualitas daya listrik. Penelitian ini membahas tentang berapa besar tingkat harmonisa arus dan tegangan yang terjadi pada suatu bangunan perkantoran, yang kemudian dibandingkan dengan standar yang berlaku, apakah masih dalam batas toleransi atau tidak untuk sistem. Apabila tingkat harmonisa arus dan tegangan melebihi batas standar, maka dirancang suatu filter pasif dengan tipe single tuned filter yang digunakan untuk dapat mereduksi besarnya harmonisa arus dan tegangan yang terjadi pada objek bangunan yang diteliti. Berdasarkan hasil pengukuran dapat diketahui bahwa besarnya arus harmonisa total (THD) yang terjadi adalah sebesar 17% dengan arus harmonisa orde 3,5, dan 7 berturut-turut sebesar 80A, 350A, 160A. tingkat arus harmonisa total melenihi standar yang direkomendasikan sehingga dirancang filter single tuned agar dapat mereduksi harmonisa yang terjadi.

Now, power electricity is more increasing along with growth of population and growth of electricity load. Power electricity supply to consumer must have power quality standart in accordance with standart of quality service. One of problems in power quality is harmonics, which is problems with deviation of current, voltage, and frequency in electric quantity. Harmonics is one of problems that usually happen in electric power quality. This research will explain about how big level of harmonics current and voltage in building office. Then compare with standart in textbook law, which is still can be tolerance with limit or not in the system. If level of harmonics current and harmonics voltage surpass with the limit standart, then must be design with filter passive type single tuned filter to reduction harmonics current and voltage in object of building office. Based on measurement, resultant of total harmonics current (THD) is 17 % and harmonics current orde 3, 5, 7 is 80A, 350A, 160A. the level of total harmonics current is surpass with the recommendation standart. So, must have design single tuned filter to reduction harmonics."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Nur Widyanto
"UPS seringkali digunakan dalam suatu instalasi listrik suatu bangunan dengan maksud untuk meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik di tempat tersebut dalam penulisan ini dilakukan studi kasus di Rumah Sakit Jakarta. Untuk mencapai keandalan yang diinginkan, fungsi UPS erat kaitannya dengan manajemen beban. Pengaturan pelayanan beban yang akan dilayani UPS harus ditinjau dari beberapa segi agar mendapat hasil yang optimal dalam penulisan inl hal pertama kali yang dilakukan adalah menelaah pemakaian energi listrik untuk mengetahui beban apa saja yang terpasang, sehingga dapat diambil beberapa pertimbangan untuk menentukan pengaturan beban yang dapat dilayani oleh UPS serta melakukan analisa kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dari kombinasi beban yang digunakan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S40110
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Blessmiyanda
"Wilayah perairan Indonesia yang sangat luas berakibat pada besarnya potensi sumberdaya laut yang ada. Sumberdaya ini perlu diupayakan agar penggunaannya memperhatikan daya dukung dan kelestarian, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Kebutuhan energi listrik di Indonesia terutama di Pulau Jawa yang berfluktuasi dan cenderung meningkat, diperkirakan dalam periode 1986 - 2010 diperlukan tambahan pembangkit listrik sebesar 26.500 MW. Untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut, Pemerintah melalui Perusahaan Listrik Negara merencanakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Tawar yang memiliki kapasitas 2400 MW. PLTGU Muara Tawar yang direncanakan dibangun di atas lahan seluas 39,6512 Ha yang termasuk Desa Segara Jaya dan Desa Pantai Makmur Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat.
Berdasarkan studi Analisis Mengenal Dampak Lingkungan (AMDAL) yang telah dilakukan, jenis kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak pada tahap konstruksi meliputi mobilisasi personil, peralatan dan material, pematangan lahan, pemancangan tiang pondasi dan pembangunan kanal pendingin dan demiaga sementara.
Mengingat aktivitas konstruksi PLTGU ini diperkirakan menimbulkan dampak lingkungan di wilayah pesisir tempat proyek dibangun, maka dilakukan pemantauan pada komponen - komponen lingkungan hidup yang berpotensi menimbulkan dampak. Penelitian lapangan yang dilaksanakan pada tahap konstruksi (Mei 1995 - Mei 1996) meliputi pengamatan dalam bidang Sosial Ekonomi, Kualitas Air Laut, dan Kualitas Udara. Pengamatan ini dilakukan terhadap aspek - aspek dan di lokasi yang diperkirakan mendapatkan dampak langsung dari aktivitas proyek. Hipotesis dari Tesis ini adalah : Konstruksi Proyek PLTGU Muara Tawar akan menimbulkan dampak pada lingkungan pesisir.
Dari penelitian diketahui sebanyak 29,25 % dari total pekerja non skilled diserap dari tenaga local/penduduk disekitar tapak proyek. Penyerapan tenaga kerja lokal ini menyebabkan perubahan lapangan pekerjaan beberapa penduduk yang sebelumnya nelayan menjadi buruh proyek PLTGU. Hasil analisis Statistik menunjukkan tingkat pendapatan penduduk yang bekerja sebagai buruh PLTGU ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan bekerja sebagai nelayan.
Sebagian besar responden ( 91 %) menyatakan tidak keberatan terhadap keberadaan proyek, karena dipandang memberikan kesempatan kerja dan juga memajukan kesempatan berusaha bagi masyarakat setempat. Responden yang keberatan, berpendapat proyek ini membuat laut menjadi lebih dangkal dan berkurangnya hasil tangkapan udang dari pinggir pantai.
Berdasarkan pengukuran kedalaman yang telah dilakukan, menunjukkan adanya pendangkalan perairan. Pendangkalan ini disebabkan proses sedimentasi yang tinggi yang telah terjadi sebelum adanya proyek PLTGU. Proses sedimentasi terlihat dari kandungan bahan padatan tersuspensi (TSS) yang telah melampaui baku mutu menurut Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. 0211/1988. Kandungan TSS terbesar terjadi saat kegiatan pengerukan pantai dan pemancangan tiang pondasi. Hasil analisis statistik menunjukkan ada pengaruh dari pembangunan proyek PLTGU Muara Tawar pada tingginya kandungan TSS di perairan .
Hasil pemantauan kualitas air laut, dijumpai adanya beberapa parameter logam berat yang kandungannya meningkat sejak adanya proyek PLTGU bila dibandingkan dengan kondisi sebelum adanya proyek. Parameter logam berat yang meningkat ini adalah Cd, Ni, dan Pb. Kandungan logam berat ini meningkat sebanding dengan meningkatnya curah hujan dan menurun seiring dengan menurunnya curah hujan. Logam berat ini bukan berasal dari proyek PLTGU tetapi menunjukkan limbah perkotaan yang terbawa aliran sungai masuk ke perairan pantai. Keadaan ini diduga juga dipengaruhi oleh berkurangnya hutan bakau yang tumbuh di pantai. Diketahui bahwa salah satu fungsi dari hutan bakau adalah sebagai penyerap lumpur karena adanya sistim akar yang padat sehingga partikel yang sangat halus mengendap di sekeliling akar bakau membentuk kumpulan lapisan sedimen yang sekali mengendap biasanya tidak dialirkan keluar lagi. Logam berat yang terbawa aliran sungai akan tersaring oleh lumpur hutan bakau sehingga tidak masuk ke perairan pantai, namun jika hutan bakau ini musnah, maka aliran sungai yang mengandung logam berat akan langsung masuk ke perairan pantai. Berdasarkan studi yang dilakukan saat AMDAL dijumpai hutan bakau sebanyak 1500 pohon/ha , namun saat penelitian pada tahap konstruksi ini hutan bakau yang ada tinggal 1135 pohon/ha.
Kandungan debu dan tingkat kebisingan terbesar terjadi di lokasi tapak proyek, kemudian semakin menurun pada daerah sekitar tapak dan nilainya kecil di daerah pemukiman yang jauh dari tapak proyek. Disini terlihat bahwa besarnya curah hujan juga ikut berperan terhadap kandungan debu. Pada saat curah hujan tinggi, kandungan debu rendah. Sedangkan saat curah hujan rendah, kandungan debu tinggi bahkan melampaui baku mutu yang ditetapkan menurut Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 660.31/SK1694-BKPMD182.
Persepsi penduduk menunjukkan bahwa mereka yang tinggal di dekat tapak proyek merasa terganggu oleh debu dan kebisingan, sedangkan yang tinggalnya_ jauh dari tapak proyek tidak merasa terganggu. Hasil analisis Statistik menunjukkan adanya pengaruh antara lokasi tempat tinggal penduduk dengan persepsi terhadap gangguan debu, selain itu analisis Statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh antara lokasi tempat tinggal penduduk dengan persepsi terhadap gangguan kebisingan.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa konstruksi prayek PLTGU Muara Tawar menimbulkan dampak terhadap lingkungan pesisir.

Impact of the Contstruction of the Power Plant on the Coastal Environment (A Case Study in the Gas-Generated Power Plant at Muara Tawar-Bekasi, West Java)The vast area of Indonesian waters offers a wide variety of natural resources. It is very critical to conserve the use of these resources. The ecosystem along the coastal area is also sensitive due to its natural changes that shape the coastline. There is a steady concern of new development that will endanger the coastal ecosystem. Increasing awareness of the communities of any new development can prevent coastal destruction.
In Java the need of electricity is on the rise. It is estimated that from 1986 to 2010 as much as 26.500 MW is needed. Indonesia is building a gas-generated power plant (Perusahaan Listrik Tenaga Gas Uap or PLTGU) in Muara Tawar with a capacity of 2.400 MW. This plant is constructed on a 396,512 ha land in East Java.
Based on the environmental impact assessment (Analysis Mengenai Dampak Lingkungan or AMDAL) the development of this power plant will affect on the coastal ecosystem and environment. This study was conducted to investigate the impacts of PLTGU on water and air quality, and social economy of the coastal community.
The levels of some heavy metals such as Cd, N, and Pb, have increased since the development of the power plant. It was suspected that the heavy metals originated from the city sewage rather than from the PLTGU. Naturally the mangroves filter these heavy metals. However, the density of mangrove has declined from 1,500 trees/ha to 1,135 trees/ha after the PLTGU project was developed. It was noted that the levels of these heavy metals increased with the increasing amount of rainfall.
Project PLTGU also has affected the noise intensity and dust density around the area. It was found that the dust density and amount of rainfall are inversely related. When there was a high amount of rainfall, the dust density was low, and vice versa. Local communities around the project were greatly affected by the amount of dust and noise intensity. Statistics showed the impact of the dust density problem and of the noise intensity on the residential sites.
It was found that 29.25% of the local non-skilled workers who were fishermen have now become power plant workers. Power plant workers tend to have higher income than the fishermen. Individuals (91%) who are in favor of the power plant project consider that the plant will result in a higher employment rate. However, others feel that the plant will cause sedimentation and reduction in the ocean harvest. Sedimentation due to total suspended solids (TSS) has occurred even before the plant started and its rate will continue to increase as the plant developed.
In conclusion, the development of PLTGU Muara Tawar will impact on its coastal environment.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T983
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riezky Rizaldy
"Kepulauan Seribu dalam bentuk pulau membuat implementasi program pembangunan terhambat. Konsumsi listrik tergantung pada jumlah peralatan listrik yang dimiliki, ukuran tempat tinggal di samping peningkatan konsumsi listrik untuk sektor rumah tangga karena peningkatan populasi dan pendapatan per kapita. Konsep gaya hidup listrik rumah tangga terkait dengan aspek sosial dan perilaku konsumsi energi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan konsumsi listrik berdasarkan pengguna listrik di Pulau Pramuka, Pulau Panggang dan Pulau Tidung dan menjelaskan bagaimana hubungan pendapatan, luas bangunan dan penggunaan peralatan elektronik dengan konsumsi listrik. Kuesioner digunakan untuk mendapatkan data tentang luas bangunan, pendapatan, dan penggunaan peralatan elektronik. Analisis spasial digunakan untuk melihat perbedaan konsumsi listrik spasial, analisis statistik digunakan untuk melihat hubungan antara luas bangunan, pendapatan dan penggunaan peralatan elektronik dengan konsumsi listrik. Hasilnya adalah sektor komersial terletak di sepanjang garis pantai, sektor rumah tangga menyebar di tengah, sedangkan sektor campuran terletak di tengah sektor rumah tangga. Ada hubungan antara pendapatan dan penggunaan peralatan elektronik dengan konsumsi listrik, sedangkan luas bangunan tidak memiliki hubungan dengan konsumsi listrik. Tetapi variabel ini tidak berlaku untuk sektor komersial, karena memiliki perilaku penggunaan listrik yang berbeda dari sektor lainnya.

The Thousand Islands in the form of islands has hampered the implementation of development programs. Electricity consumption depends on the number of electrical equipment owned, the size of the residence in addition to the increase in electricity consumption for the household sector due to increased population and per capita income. The concept of a household electrical lifestyle is related to social aspects and energy consumption behavior. The purpose of this study is to determine the differences in electricity consumption based on electricity users in Pramuka Island, Panggang Island and Tidung Island and explain how the income, building area and use of electronic equipment relate to electricity consumption. The questionnaire was used to obtain data on building area, income, and use of electronic equipment. Spatial analysis is used to see differences in spatial electricity consumption, statistical analysis is used to see the relationship between building area, income and use of electronic equipment with electricity consumption. The result is that the commercial sector is located along the coastline, the household sector is spread in the middle, while the mixed sector is located in the middle of the household sector. There is a relationship between income and use of electronic equipment with electricity consumption, while building area has no relationship with electricity consumption. But this variable does not apply to the commercial sector, because it has a behavior of electricity usage that is different from other sectors."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>