Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161847 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harmein Harun
"Imunisasi merupakan salah satu upaya kesehatan yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian bayi, diantaranya adalah imunisasi DPT. Terdapat dua komponen pelaksanaannya yaitu komponen statik dan komponen dinamik. Komponen statik adalah pelayanan imunisasi di Puskesmas, Rumah Sakit dan praktek dokter. Seharusnya semua bayi/anak sasaran imunisasi yang berkunjung ke Puskesmas memperoleh imunisasi yang sesuai.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian missed opportunities (kesempatan yang tidak dimanfaatkan) imunisasi DPT di Puskesmas Kecamatan Bogor Barat. penelitian ini merupakan penelitian analitik yang mengamati kejadian "missed opportunities" imunisasi. DPT dan kemudian mencatat berbagai faktor yang diperkirakan mempengaruhinya. Hasil penelitian ini, memperlihatkan kejadian "missed opportunities" imunisasi DPT sebesar 78 % di Puskesrnas Kecamatan Bogor Barat.
Dengan menggunakan analisis regresi linier berganda biner dan/atau regresi logistik linier dapat dibuktikan adanya pengaruh beberapa faktor terhadap kejadian "missed opportunities" imunisasi DPT. Yang pertama adalah Hari Kedatangan Bayi/Anak ke Puskesmas, bila seorang bayi/anak datang bukan pada hari pelayanan imunisasi selalu mengalami kejadian "missed opportunities" tersebut. Kedua, Sifat Kedatangan ke Puskesmas, seorang bayi/anak yang dibawa ibunya ke Puskesmas bukan dengan maksud memperoleh imunisasi akan mempunyai risiko untuk mengalami "missed opportunities" 18 kali lebih besar bila dibandingkan dengan yang datang untuk memperoleh imunisasi. Ketiga, Unit Yang Memberikan Pelayanan Kesehatan, seorang bayi/anak yang dibawa ibunya ke Puskesmas dan dilayani bukan oleh unit K.I.A. akan mempunyai risiko untuk mengalami "missed opportunities" 21 kali lebih besar bila dibandingkan dengan yang dilayani oleh unit K.I.A. Keempat, adalah Faktor Pengalaman Petugas Bertugas di K.I.A., seorang bayi/anak yang dibawa ibunya ke Puskesmas dan dilayani bukan oleh petugas yang berpengalarnan bertugas di K. I. A. akan mempunyai risiko untuk mengalami "missed opportunities" 28 kali lebih besar bila dibandingkan dengan yang dilayani oleh petugas yang mempunyai pengalaman bertugas di K. I. A.
Selanjutnya disarankan agar setiap petugas Puskesmas yang rnernberikan pelayanan kesehatan kepada bayi/anak berumur 3-14 bulan untuk selalu menetapkan status imunisasi mereka. Dan perlu dipikirkan suatu mekanisme untuk itu, antara lain dengan memberikan tanda peringatan tertentu pada kartu rawat jalan bayi/anak tersebut, atau dengan menempelkan tanda tertentu (stiker) pada meja tulis atau di dinding dekat tempat tidur periksa. Perlu pula disarankan agar informasi tentang hari pelayanan imunisasi di Puskesmas disampaikan kepada masyarakat secara jelas. Saran lain yang memerlukan pertimbangan yang lebih mendalam adalah penambahan frekuensi hari pelayanan imunisasi serta arus pelayanan kesehatan bagi bayi/anak berumur 3-14 bulan harus melalui unit K.I.A."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sondang, Mei
"Data Dinas Kesehatan Kab. Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara, menunjukkan bahwa cakupan Imunisasi Hepatitis B 0 Tahun 2009 sebanyak 36 % dan di Puskesmas Gonting Mahe Kecamatan Sorkam hanya 7 %, tahun 2010 15,4%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara factor pemudah (umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap), faktor pemungkin (frekuensi ANC, tempat persalinan, penolong persalinan, keberadaan bidan desa) dan faktor penguat (keterpaparan media informasi, dukungan suami, dukungan petugas kesehatan, dukungan tokoh masyarakat) dengan perilaku ibu dalam memberikan imunisasi Hepatitis B 0 (0-7 hari) pada bayi 8 hari-12 bulan. Desain yang digunakan adalah cross sectional, dengan wawancara dan menggunakan instrumen kuesioner yang telah diuji coba. Populasi dalam penelitian ini adalah bayi berumur 8 hari sampai 12 bulan di Puskesmas Gonting Mahe yang berjumlah 130 orang. Sedangkan pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah total populasi. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat (menggunakan uji chi square dengan 9=0,05).
Dari hasil penelitian didapatkan ibu yang memberikan imunisasi Hepatitis B 0 ada 12,3%. Faktor yang berhubungan secara signifikan dengan perilaku ibu adalah pengetahuan ibu (p=0,001), sikap ibu (p=0,000), tempat persalinan (p=0,001) dan dukungan tenaga kesehatan (p=0,025). Sedangkan faktor yang tidak berhubungan dengan perilaku ibu adalah umur, pekerjaan, pendidikan, frekuensi ANC, penolong persalinan, keterpaparan media informasi, dukungan suami, dukungan tokoh masyarakat. Dari hasil analisis ini disarankan untuk meningkatkan efektifitas program pemberian imunisasi hepatitis B 0 (0-7 hari) di wilayah kerja Puskesmas Gonting Mahe.

Health service data of central Tapanuli District, showed that Hepatitis B 0 Immunization in 2009 coverage as much as 36% and Public Health Center Gonting Mahe, Sorkam district only 7%, in 2010 as much as 15.4 %. This study aims to analyze the corelation between predisposing factors (age, education, occupation, knowledge, attitude), enabling factors (frequence of ANC, delivery place, birth attendants, the village midwife) and reinforcing factors (exposure information media, husband support, health workerst support, community leaders support) with the behaviour of mothers in providing the Hepatitis B 0 Immunization (0-7 days) in infant 8 days-12 months The design used was cross sectional, with interview and questionnaire instruments that have been tested. The population in this study were infants aged 8 days to 12 months in Public Health Center Gonting Mahe, amounting to 130 people while the selection of the sample in this study is the total population. Data analysis was done using univaraite and bivariate (chisquare test, 8=0,05).
From the results, mother who provide Hepatitis B 0 Imunization is 12.3%. Factors significantly associated with maternal behaviour is the knowledge of mothers (p=0.001), maternal attitude (p=0.000), delivery place (p=0.001) and health workers support (p=0.025). While the factors that are not associated with maternal behaviour are age, occupation, education, frequency of antenatal care (ANC), birth attendants, exposure to information media, husband suggested to increase the effectiveness of Hepatitis B 0 Immunization in Public Health Center.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S299
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lienda Wati
"Di Indonesia, sebagian besar penyebab kematian dikarenakan penyakit infeksi. Imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelengkapan imunisasi di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Penelitian dilakukan menggunakan desain cross sectional. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kelengkapan imunisasi sangat dipengaruhi oleh pemeriksaan kehamilan ≥ 4 kali karena memiliki nilai Odds Ratio tertinggi yaitu 3,61 (95%CI : 1,92-6,78) setelah dikontrol variabel propinsi, kontak dengan media, tempat persalinan dan penolong persalinan. Untuk meningkatkan kelengkapan imunisasi, saat ibu melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan dapat melakukan temu wicara. Temu wicara yang diberikan meliputi nasehat kehamilan, melahirkan ditolong tenaga kesehatan, pemberian ASI dan imunisasi.

In Indonesian, most of people dead because of infection diseases. Immunization is one of prevention infection disease. This research was conducted in west java and central java to know the completeness of immunization there. This research uses cross sectional design. This research shows that the completeness of immunization is highly affected by variable of ANC ≥ 4 since it has the highest odds ratio which is 3.61 (95%CI: 1.92-6.78) after controlled by several variable which are variable of province, contact with media, birth place and kind of person who helps the birth process. To increase the completeness of immunization, a professional health can give some counseling to pregnant woman who is taking ANC activity. This counseling can be an advice during pregnant phase, a suggestion to use professional health on give birth process, as well as exclusive breastfeeding and immunization."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Afriani
"Imunisasi merupakan upaya pencegahan primer yang sangat efektif untuk menghindari terjangkitnya penyakit infeksi pada anak. Belum ada data yang jelas mengenai cakupan Imunisasi dasar di Puskesmas dan Posyandu Kecamatan Beji Kota Depok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar anak serta pengelolaan vaksin di Puskesmas dan Posyandu Kecamatan Beji Kota Depok.
Metode penelitian Cross-sectional dengan sampel sebesar 140 orang tua anak umur lebih 9 bulan, alat pengumpul data adalah kuesioner dan KMS, data dikumpulkan pada bulan Desember 2012-Mei 2013. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-square dan analisis regresi logistic bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase terbesar orang tua adalah berumur <30 tahun, berpendidikan lanjutan, tidak bekerja, memiliki pengetahuan yang rendah mengenai imunisasi. Kelengkapan imunisasi dasar sebesar (82.9%), tidak lengkap terbesar pada imunisasi campak (15%). Faktor-faktor karakteristik orangtua yang diteliti menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna dengan kelengkapan imunisasi dasar anak. Pengelolaan vaksin di puskemas dan posyandu untuk penyimpanan setelah penggunaan vaksin di posyandu tidak dikembalikan ke Puskesmas, pencatatan dan pelaporan tidak dilakukan pada buku pencatatan sehingga besar kemungkinan tercecer atau hilang, penannggungjawab dan pengelola vaksin tidak dikerjanakan oleh Apoteker ataupun tenaga kefarmasian.

Immunization is an effective efforts to prevent vaccines preventable diseases. There is no clear data on the scope of the basic immunization in Beji public health care Depok. This study was to determine the related factors to the Complete of Basic Immunization on children and vaccine management at Beji public primary health care Depok.
Methods Cross-sectional study with a sample of 140 parents of children aged over 9 months, the data collection tool was a questionnaire and KMS, the data collected in December 2012-May 2013.
Data analysis was performed the largest percentage of respondents were aged <30 years, advanced education, it does not work, have a low knowledge about immunization. Completeness of basic immunization in chikdren (82.9%), incomplete biggest measles immunization (15%). With Chi-square test and logistic regression analysis of bivariate factors examined respondent characteristics there was no statisticacally significant correlation with the completeness of basic immunization in chikdren.Vaccine management for storage after use of vaccines in Posyandu not be returned to the Public Primary Health Care, recording and reporting is not done on the book of the records so that the possibility of scattered or lost, and the manager in charge of the vaccine was not done by a pharmacist or pharmacy personnel.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
T36051
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten Sukabumi masih cukup tinggi. Salah satu
penyebabnya adalah tingginya prevalensi penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (Campak dan Tetanus). Salah satu upaya untuk menurunkan AKB
diantaranya adalah pelaksanaan program imunisasi DPT I. Akan tetapi disisi lain,
pemberian imunisasi DPT I dapat menimbulkan reaksi samping imunisasi (RSI) yang
dapat menimbulkan kecemasan pada ibu-ibu. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi tingkat kecemasan ibu terhadap RSI DPT I. Penelitian dilakukan di
Tiga wilayah Puskesmas di kabupaten Sukabumi. Jenis penelitian adalah deskriptif
sederhana dengan desain cross sectional. Penarikan sampel menggunakan teknik
purposive sampling. Jumlah sampel 30 orang. Data dikumpulkan dengan kuesioner
yang dikembangkan oleh peneliti. Data dianalisis dengan statistik deskriptif. Penelitian
ini telah mengidentifikasi bahwa tingkat kecemasan ibu-ibu terhadap RSI yang terjadi
pada anaknya di tiga wailayah Puskesmas di kabupaten Sukabumi sebagian besar
adalah kecemasan ringan (63%), kecemasan sedang (3,0%), tidak mengalami cemas
(13,3%) dan cemas berat (6,7%). RSI yang berpengaruh terhadap timbulnya
kecemasan ibu pada tingkat sedang sampai berat adalah kondisi anak yang menangis
terus menerus dan bengkak (*p < 0,05)."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5050
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Abduh
"ABSTRAK
Tantangan utama bidang kesehatan sampai tahun 2000 di Indonesia adalah tingkat pendidikan yang rendah; sikap, perilaku dan kebiasaan hidup sehat yang kurang baik; peran aktif dalam kesehatan masih rendah. Pelayanan kesehatan pencegahan yang dilaksanakan oleh pemerintah pada Puskesmas di seluruh Indonesia, termasuk imunisasi polio, sebagian besar pelayanannya dilaksanakan pada Posyandu yang tersebat didesa-desa, dimana lima program prioritas dijalankan, ialah KB, KIA, Gizi, Imunisasi dan Diare.
Program imunisasi yang dituangkan pada Pengembangan Program Imunisasi (PPI) dimulai sejak tahun 1977. Imunisasi polio yang diberikan tiga kali dosis pada bayi usia 2-11 bulan memberikan daya lindung pada bayi terhadap penyakit polio: namun masih banyak bayi yang tidak lengkap melakukan imunisasi polio, hal ini mengakibatkan tidak-sinambung imunisasi meskipun secara nasional angka persentasenya menurun.
Pada penelitian ini diteliti masalah ketidak-sinambungan imunisasi polio di Puskesmas Pamulang, sampai berapa besar angka cakupan persentase ketidak-sinambungan imunisasi dan faktor-faktor apa yang mempengaruhinya.
Jenis penelitian ini kasus kelola, perhitungan sampel dengan cara two sample case study.
Dari beberapa faktor yang diduga berhubungan dengan ketidak-sinambugan imunisasi polio ternyata ada lima faktor yang yang terbukti setelah dilakukan analisa multivariate dengan cara multiple logistic regresion, yakni pendidikan formal jbu, jenis pekerjaan orang tua, gejala sahit saat akan melakukan imunisasi polio ulang, peranan kader kesehatan dan peranan media massa.
Dengan demikian faktor-faktor tersebut dapat menjadi perhatian untuk penerapan program imunisasi polio lebih lanjut. "
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emil Noviyadi
"Imunisasi Hepatitis B adalah salah satu program imunisasi yang sedang diuji cobakan kepada bayi dan anak dengan tujuan untuk melindungi anak dari infeksi penyakit Kati (Virus Hepatitis B) yang merupakan salah satu penyebab terpenting dari morbiditas dan mortalitas penyakit infeksi.
Dari hasil uji coba sebelumnya di pulau Lombok ternyata imunisasi ini berhasil menurunkan angka prevalensi dari 7 % menjadi 1,6 %. Dengan memasukan program imunisasi hepatitis B dalam Program Pengembangan Imunisasi di Indonesia, diharapkan akan terjadi penurunan prevalensi hepatitis B yang bermakna secara epidemilogis. Keberhasilan program ini sangat ditentukan oleh pecan ibu karena dalam hal mengimunisasikan anak ditentukan oleh perilaku ibu balita tersebut. Jenis penelitian ini adalah Case control, untuk mernpelajari hubungan antara faktor perilaku kesehatan ibu dengan status imunisasi hepatitis B pada anak umur 6 - 23 bulan di Puskesmas Kecamatan Matraman Jakarta Timur. Analisis statistik yang digunakan adalah Chi Square dan Regresi Logistik balk secara sederhana maupun secara multivariat.
Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor perilaku kesehatan ibu yaitu tempat mencari pengobatan, tempat pemeriksaan kehamilan, tempat pertolongan persalinan dan pengetahuan tentang imunisasi Hepatitis B sangat erat hubungannya dengan status imunisasi Hepatitis B pada
Hubungan ini juga dipengaruhi dengan adanya interaksi antara perilaku ibu dalam memilih tempat pemeriksaan kehamilan dengan pengetahuan ibu dan interaksi antara perilaku dalam memilih tempat pertolongan persalinan dengan pengetahuan.
Untuk menunjang keberhasilan program uji coba imunisasi Hepatitis B pada anak maka perlu dikembangkan sampai ke seluruh tingkat dan jenis pelayanan kesehatan khususnya tempat pelayanan kesehatan swasta dan mempromosikan kepada semua lapisan masyarakat.

Correlation between Factor of Mother's Health Behaviour with Hepatitis B Immunization Status on Children at Matraman Public Health Centre, JakartaHepatitis B immunization is one of the immunization programme which is now being experimented over infants and children in order to protect the children against liver diseases (Hepatitis B virus), this infection is one of the prime causes morbidity and mortality of infectious diseases.
The experiment previously carried out in Lombok proves that this programme has successfully decreased prevalence rate from 7 % to 1,6 %.
By intergrating this programme into Immunization Development Programme in Indonesia,it is expected that there will be significant decrease of Hepatitis B prevalence rate epidemiologically. The succes of this programme is significantly determined by the role of mother in immunizing her children.
Type of this research is Case Control, to study the correlation between Factor of mother's health behaviour with the Hepatitis B immunization status on children aged 6 - 23 months at Matraman Public Health Centre, Jakarta.
Statistical analysis applied is Chi Square and Multiple Logistic Regression, both in simple way and multivariate
The result of the research shows that factor of mother's health behaviour which include place of use of health services, place of antenatal care, place of birth delivery and mother's knowledge about immunization HB are closely interrelated with Hepatitis B immunization status on children.
This correlation is also influenced by the interaction between place of antenatal care with mother's knowledge and interaction between place of birth delivery with mother's know ledge.
In order to support the success of this programme, it is necessary to develop this program through out Indonesia not only at the level of health care but also the type of health care especially the private health services sector and promote to all community levels.
Bibliography : 25 ( 1983 - 1995)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Savitri
"Tesis ini membahas faktor yang berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap tepat waktu pada anak usia 12 bulan di 16 Kabupaten Propinsi NTT Tahun 2007. Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional. Hasil penelitian ada hubungan yang bermakna antara kualitas pemeriksaan kehamilan (K4) terhadap status imunisasi dasar anak, dengan nilai OR 3,29 (95% CI 1,513 ? 7,153). Perlunya pemberian penyuluhan secara intensif kepada masyarakat tentang pentingnya dan manfaat dari mengimunisasi anak. Ibu-ibu yang sejak awal merencanakan kehamilan diberikan penyuluhan mengenai kualitas pemeriksaan kehamilan.

This thesis discusses the factors associated with immunization status of a basic timely on child age 12 months in 16 districts in NTT province in 2007. This research uses cross-sectional design. Results of research have a meaningful relationship between the quality of the examination of the pregnancy status of the basic immunization of children, with a value of OR3,29 (95% CI 1,513 ? 7,153). The need of the intensive counseling to the community about the importance and benefits of providing child immunization. Mothers since the beginning of planning a pregnancy counseling given on "the quality of the examination of pregnancy"."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T26122
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chriswardani Suryawati
"ABSTRAK
Angka kesakitan balita masih cukup tinggi di Kotip Depok, begitu juga perkiraan angka kematian bayi karena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Balita yang sakit perlu diobati dan yang sehat perlu diimunisasi.Untuk itu perlu upaya memanfaatkan pelayanan kesehatan. Cakupan imunisasi di Kotip Depok sudah melampaui target program, sedangkan sarana pelayanan kesehatan tersedia secara merata dan bervariasi. Banyak faktor penyebab pemanfaatkan pelayanan kesehatan, tetapi pemanfaatan pelayanan imunisasi dan pengobatan balita di Kotip Depok belum diketahui. Apakah pelayanan kesehatan yang ada terjangkau dari segi harga pelayanan, kemampuan membeli, sumber pembiayaan, jarak dan waktu pelayanan. Masalah tersebut dicoba dijawab dengan memanfaatkan teori demand pelayanan kesehatan.
Untuk itu dilakukan survei dan data diambil secara cross sectional terhadap 560 keluarga di Kelurahan Depok dan Pancoran Mas, Kecamatan Pancoran Mas. Kerangka konsep penelitian diadaptasi dari model Andersen {1975). Ada dua variabel terikat yang dilihat secara tersendiri dan tak diperbandingkan, yaitu: imunisasi bayi dan pengobatan balita. Variabel babas yaitu: needs/ kebutuhan, pengeluaran rumah tangga, biaya pengobatan atauimunisasi, biaya transportasi, pemafaatan asuransi kesehatan (PHB, JPKTK, klaim perusahaan, dana sehat, askes swasta murni), time cost dan pendidikan. Demand imunisasi meliputi sarana puskesmas, posyandu, dokter/paramedis praktek dan OPD Rumah Sakit/ Poliklinik untuk jenis imunisasi BCG, DPT1-3 dan Poliol-3. Imunisasi Campak tidak diteliti. Untuk pengobatan balita melihat pola demand pada sarana pelayanan Paramedis praktek, dokter praktek, Puskesmas, dan berobat sendiri/ beli obat.
Pada imunisasi BCG terjadi elastisitas harga silang antara Puskesmas - Posyandu (inelastic) dan antara Puskesmas - Dokter/ Paramedis praktek (elastic). Variabel needs dan pengeluaran keluarga hanya bermakna pada imunisasi BCG. Time cost berpengaruh dallam imunisasi DPT1, DPT2, DPT3, Poliol, Polio2 dan Polio3 (in-elastic). Biaya imunisasi bersifat inelastic terhadap demand imunisasi DPT1 dan DPT2 di posyandu.
Hasil demand pengobatan balita menunjukkan variabel needs berpengaruh terhadap demand di paramedis praktek, puskesmas dan berobat sendiri/ beli obat. Biaya pengobatan berpengaruh terhadap demand puskesmas dan dokter praktek. Biaya transpor berpengaruh pada demand di puskesmas dan berobat sendiri/ beli obat. Time cost berpengaruh pada demand pengobatan di Puskesmas.
Untuk intervensi program imunisasi perlu diperhatikan: a.sarana swasta : needs, biaya imunisasi sarana lain yang substitutif serta kemampuan membayar ,b.untuk posyandu: biaya imunisasi dan time cost. Sebagai public goods, peningkatan biaya imunisasi di Puskesmas dan Posyandu sulit dilakukan, tetapi peningkatan kualitas, pelayanan (efektivitas vaksin dan alat suntik yang disposable) tetap harus terus diupayakan.
Untuk upaya pengobatan, intervensi program dilakukan dengan memperhatikan:
a. sarana swasta: variabel needs dan biaya pengobatan,
b. sarana puskesmas: variabel needs, biaya pengobatan, biaya tranpor serta time cost. Sebagai private goods,biaya pengobatan masih dapat ditingkatkan dengan 'mempertimbangkan aspek tehnis medis, kemampuan membayar, kualitas pelayanan dan ketersediaan sarana pelayanan yang dapat bersubstitusi.Dalam kondisi tertentu,subsidi untuk private goods ini kurang tepat.
Perlu dirumuskan konsep kebutuhan upaya preventif. Penelitian yang perlu dilanjutkan yaitu: faktor yang mempengaruhi keluarga mensubstitusi pelayanan imunisasi, needs imunisasi , pemanfaatan asuransi kesehatan, serta WTP untuk upaya kuratif dan preventif."
Depok: Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diany Litasari
"Campak merupakan masalah kesehatan di Indonesia dan sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) meski cakupan imunisasi campak yang dilaporkan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pengelolaan imunisasi dan hubungannya dengan kejadian campak di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Tanggerang Selatan tahun 2011.
Desain penelitian ini adalah korelasi/ekologi yang meneliti 25 puskesmas. Pengambilan sampel dengan sampel jenuh. Analisis data menggunakan uji statistik chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel penetapan target cakupan bulanan (p value < 0.05) yang berhubungan dengan kejadian campak. Disarankan agar meningkatkan supervisi dan monitoring evaluasi dan pimpinan sehingga meningkatkan program imunisasi.

Measles is one of public health problems in Indonesia that often causes an extraordinary emergence although the immunization coverage is high. This study aims to identify descriptive of immunization programme management on public health center and relation with measles cases at south tanggerang 2011.
Design for this study was correlation/ecology with 25 public health center. The sampling for this study used sattured sample. The data analysis uses chi-square statistic test. The result of this study shows that decision monthly coverage target variable which has relation with measles cases (p value <0,05). Recommendation to add supervision and monitoring evaluation from head institution to increase immunization quality program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>