Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154028 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Woro Aryandini Sumaryoto
"Studi ekologi mengajarkan adanya hubungan antara suatu spesies dengan lingkungannya secara keseluruhan, dan hubungan saling ketergantungan dari semua bagian bumi dalam hubungan sistemik: lapisan bawah geofisik, atmosfir dan iklim, tanaman dan binatang. Juga ternyata bumi tergantung pada matahari sebagai sumber energinya dan bulan yang berpengaruh terhadap pasang surut air (Campbell 1985:6; 194-195).
Untuk menerangkan bagaimana bentuk hubungan saling ketergantungan itu, diambil sebagai unit dasar analisis adalah ekosistem, yang dapat didefinisikan sebagai suatu kawasan alam yang terdiri atas organisme hidup dan unsur-unsur inorganik yang berinteraksi untuk mempertukarkan materi. Sebagai contoh dapat diambil suatu ekosistem hutan atau kolam, dimana diperlihatkan hubungan timbal batik dan adanya ketergantungan satu soma lain antara spesies binatang dan tanaman, demikian juga pada bahan kimia inorganik dalam lingkungan itu (Ibid.:7 mengambil dari Odum 1971).
Dalam ekosistem itu terdapat suatu keseimbangan yang dinamakan homeostatic, yaitu kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan (Reksasoedarmo, Kartawinata dan Soegiarto 1986:15). Lebih lanjut Odum mengatakan " By steady-state, we mean a self-adjusting equilibrium or balance condition relatively immune to at least small-scale disturbances ("Dengan keadaan seimbang, kita maksudkan suatu ekuilibrium yang menyelaraskan diri atau kondisi seimbang yang relatif tahan paling tidak terhadap goncangan-goncangan berskala kecil") (Odum 1983:4). Odum juga menjelaskan bagaimana setiap unsur dalam ekosistem itu menduduki habitat dan relungnya masingmasing (Campbell 1985:8;14).
Sedang ekologi manusia mempelajari adanya hubungan yang erat antara manusia dan lingkungan (termasuk faktor-faktor seperti iklim, tanah), dan pertukaran energi dengan makhluk hidup lainnya, termasuk tanaman, binatang, dan kelompok manusia lainnya (Ibid.:6-7). Dan ekologi budaya mempelajari bagaimana cara kebudayaan suatu kelompok manusia beradaptasi dengan sumberdaya lingkungannya dan terhadap eksistensi dari kelompok manusia lainnya (ibid.:7; Steward 1977:43)."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987
572.792 PAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sujamto
Semarang : Dahara prize, 1992
791.539 2 S 430 w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ribut Basuki
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
D00917
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rahmawanto
"Pagelaran wayang kulit purwa merupakan salah satu produk budaya unggulan orang Jawa. Dialog yang disajikan dalam pagelaran wayang kulit purwa itu merupakan data penggunaan bahasa yang merepresentasikan budaya Jawa, termasuk di dalamnya bagaimana mewujudkan kerukunan. Pemilihan cara bertutur mempertimbangkan reaksi emosional kawan tutur agar tidak terjadi perselisihan dan kerukunan tetap terjaga. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan menemukan strategi kerukunan dalam tuturan orang Jawa pada pertunjukan wayang. Konsep kerukunan diperoleh berdasarkan prinsip rukun dan prinsip hormat yang dikemukakan oleh Franz Magnis Suseno 1991 . Suasana kerukunan terbangun melalui keharmonisan, pencegahan perselisihan, dan ketenteraman. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mengkaji secara mendalam tuturan orang Jawa dalam pertunjukan wayang. Melalui kajian tersebut ditemukan strategi-strategi orang Jawa untuk mewujudkan kerukunan melalui tuturannya. Hasil identifikasi jenis tindak tutur, dengan klasifikasi tindak tutur Searle 1975 menunjukkan bahwa pilihan tindak ilokusioner tuturan berperan dalam pengendalian terjadinya perselisihan dalam komunikasi. Dengan menggunakan teori kesantunan yang dikemukakan oleh Brown dan Levinson 1978 dan Leech 1983 penelitian ini menemukan bahwa kesantunan dalam bertutur digunakan untuk mengekspresikan nilai-nilai kerukunan orang Jawa.

Purwa shadow puppet performances is one of the superior cultural products of the Javanese people. The dialogue presented in the purwa shadow puppet performances is a data of language usage that represents Javanese culture, including how to realize harmony. Selection of the way of speech consider the emotional reaction of hearers to avoid disputes and harmony remained awake. This study aims to find a strategy of kerukunan in Javanese speech on puppet shows. The concept of kerukunan is based on the principles of kerukunan and the principle of respect by Franz Magnis Suseno 1991 . The atmosphere of harmony awakens through harmony, dispute prevention, and serenity. This research is a qualitative research that deeply examines Javanese speech in purwa puppet performances. Through the study, Javanese strategies were found to realize harmony through his speech. The result of identification of speech acts, with the classification of the speech act of Searle 1975 indicates that the choice of illocutionary acts of speech plays a role in controlling the occurrence of disputes in communication. By using the theory of politeness proposed by Brown and Levinson 1978 and Leech 1983 this study found that politeness in speech is used to express the values of kerukunan Jawa.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rr. Rachmalina Soerachman
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This discuss is an effort to analyses Javanese leather puppet's philosophy of performance and symbolism as material object by focusing on the style of the Yogyakarta wayang traditions..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzy Rizky Laurens
"Penelitian ini megkaji amanat cerita dalam Wayang Wong Lakon Arjuna Kembar Tiga. Lakon Arjuna Kembar Tiga merupakan sebuah pementasan Wayang wong yang dipentaskan oleh Sekar Budaya Nusantara. Cerita yang digunakan dalam drama tersebut mengambil latar belakang Epos Mahabarata. Berkisah tentang penyamaran tiga Kurawa menjadi Arjuna dan ketiganya tidak dapat dibedakan secara fisik. Mereka menyamar dan mencoba mendapatkan Sembadra. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode analisis interpretatif untuk mengetahui amanat dalam kisah tersebut. Kesimpulannya yaitu tipu muslihat adalah salah satu upaya untuk mendapatkan kekuasaan tapi dapat dikalahkan dengan budi pekerti luhur. Kearifan Jawa yang terkandung dalam etika Jawa dan falsafah Jawa menerangkan bagaimana bersikap untuk mencegah dan menyikapi tipu muslihat

This research examines the mandate of the story in Wayang Wong Lakon Arjuna Kembar Tiga. Arjuna Kembar Tiga is a Wayang wong performance staged by Sekar Budaya Nusantara. The story used in the drama takes the background of the Mahabarata Epic. Tells about the disguise of three Kuravas to become Arjuna and the three of them cannot be physically distinguished. They disguise themselves and try to get Sembadra. The method used in this research is the method of interpretive analysis to determine the message in the story. The conclusion is that deception is an attempt to gain power but can be defeated by virtue. Javanese wisdom contained in Javanese ethics and Javanese philosophy explains how to act to prevent and respond to tricks."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renariah
"Berdasarkan hasil sensus penduduk dunia tahun 1995, diperoleh data bahwa harapan hidup terpanjang di dunia dicapai oleh bangsa jepang, dengan rata-rata umur lansia untuk laki-Maki mencapai 76 tahun dan perempuan mencapai 82 tahun. Salah sate contohnya adalah Shigechiyo Izumi berhasil mencapai umur 120 tahun. Sementara harapan hidup bangsa lain seperti Swiss rata-rata hanya mencapai 74 tahun untuk laki-laid daze 80 tahun untuk perempuan, sedangkan Amerika hanya mencapai 72 tahun untuk laki-laki dan 79 tahun untuk perempuan (Kosei hakusho = buku putih mengenai kesehatan dan kesejahteraan, 1995 : 127).
Selanjuthya kalau kita amati data hasil sensus penduduk prefektur Miyagi tahun 1998, data tersebut menunjukkan bahwa setiap tahun orang jepang berusia lanjut bertambah dalam jumlah yang cukup besar, yaitu jumlah penduduk pada tahun 1996 berjumlah 352.449 orang, sedangkan pada tahun 1997 jumlahnya naik menjadi 367210 orang, berarti dalam kurun waktu satu tahun penambahannya mencapai 14.761 orang (Laporan tahunan sensus penduduk prefektur Miyagi, 1998). Dari selisih jumlah tersebut menunjukkan bahwa usia lanjut dapat diraih dan dipertahankan melalui pembinaan kesehatan yang baik.
Dunn (1976: 135) mengemukakan bahwa upaya pembinaan kesehatan ataupun penyembuhan diri dari suatu penyakit merupakan bagian dari kebudayaan setiap masyarakat tertentu. Betapapun sederhananya suatu masyarakat, mereka pasti memiliki cara tersendiri yang sesuai dengan tradisi-tradisi budaya yang rnencakup pengetahuan yang mereka miliki sebagai pedoman yang dipakai untuk membina kesehatan.
Iitsutae adalah salah satu bentuk tradisi lisan, yang disampaikan secara turun temurun sejak dahulu kala, yang merupakan salah satu model pengetahuan orang Jepang yang secara selektif dipergunakan oleh orang Jepang khususnya di prefektur Miyagi sebagai pendukungnya. Model pengetahuan tersebut merupakan bagian dari kebudayaan mereka, yang mereka pergunakan sebagai pedoman untuk bertindak, dalam hal ini adalah pedoman dan sebagai acuan untuk membina kesehatan bahkan mengobati penyakit?"
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>