Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113867 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Absari Sedijono
"ABSTRAK
Pada saat ini di Indonesia kedokteran gigi belum banyak dilibatkan dalam bidang forensik. Kegiatannya masih terbatas pada pengenalan korban kecelakaan melalui kondisi gigi-gigi yang ada di dalam mulut. Pemanfaatan gigi tiruan sebagai alat identifikasi forensik belum mendapat perhatian. Gigi tiruan akan menjadi sarana yang sangat berharga untuk identifikasi apabila diberi tanda identitas. Matrix band merupakan salah satu bahan yang dapat dimasukkan ke dalam basis untuk memberi tanda pada gigi tiruan akrilik.
Dalam tulisan ini dilaporkan hasil penelitian terhadap perubahan kejelasan tulisan pada matrix band akibat pembakaran pada suhu 150°C, 450°C, 750°C dan 1000°C. Untuk tiap-tiap suhu dilakukan pembakaran selama 5 menit, 10 menit. 15 menit dan 30 menit. Ternyata perubahan kejelasan tulisan hanya terlihat pada pembakaran dengan suhu 1000°C selama 15 menit dan 30 menit, namun secara statistik perubahan yang terjadi tidak bermakna. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa matrix band dapat menahan pembakaran sampai 1000°C selama 30 menit dan tulisan yang terdapat pada bahan tadi masih dapat dibaca. Jadi tanda pengenal yang dibuat pada bahan matrix band dapat menjadi sarana yang sangat berguna pada identifikasi korban kecelakaan, khususnya kecelakaan penerbangan walaupun tubuh manusia atau gigi tiruan rusak terbakar. "
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Himawan Chandra
"ABSTRAK
Dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di Indonesia, Pemerintah telah mengambil langkah mendirikan Pusat Kesehatan Masyarakat sampai pada daerah tingkat kecamatan. Pusat Kesehatan Masyarakat ini dilengkapi dengan pelayanan kesehatan umum serta kesehatan gigi dan mulut. Fasilitas ini memungkinkan masyarakat di samping memperoleh pelayanan kesehatan umum juga pelayanan kesehatan gigi, perawatan bedah, dan pembuatan gigi tiruan.
Jenis gigi tiruan yang banyak dibuat adalah gigi tiruan lepas dengan basis resin akrilik, karena biaya pembuatannya ringan dan proses pembuatannya mudah. Berdasarkan pengamatan di klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, penderita yang telah dibuatkan gigi tiruan sebagian lepas dengan basis resin akrilik sering kembali ke klinik dengan pelbagai keluhan. Salah satu keluhan yang sering di ajukan adalah gigi tiruannya tidak dapat dipakai lagi karena gigi penjangkarannya menderita karies, atau kelainan periodontal.
Penyebab karies gigi, karang gigi dan penyakit jaringan periodontal adalah plak gigi, yaitu endapan yang dibawa oleh saliva dan diletakkan pada permukaan gigi dan mukosa.
Mengingat gigi tiruan sebagian lepas resin akrilik dibuat dengan basis yang luas, dan padanya banyak terjadi penimbunan plak, maka perlu ditelusuri apakah konstruksi tersebut mempengaruhi pembentukan plak pada gigi dan jaringan sekitarnya.
Tujuan penelitian ini ialah untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh pemakaian gigi tiruan sebagian lepas terhadap pembentukan plak pada gigi geligi. Hasil penelitian mungkin
dapat menjadi bahan dasar untuk penelitian lebih lanjut. "
1984
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Graptophyllum pictum (Daun ungu) is one of the traditional plants in Indonesia. Graptophyllum pictum composition is flavonoid, Flavonoid has an antimicrobial effect. The purpose of this study is to find the effect of Graptophyllum pictum extract prevent the growth of Candida albicans on acrylic resin denture plate. The research was done plaque smear which Candida albicans adhered at the patient denture, then it was cultured and Candida albicans growth was cultivated. The research was done by using 40 samples. The samples were heat cured acrylic resin discs with 10 mm diameter. The research was used dilution method. The samples were divided into four groups.. Each group had
been given Graptophyllum pictum extract with 5%, 10%, 20% and 40%
for 8 hours. The plates with Sabouraud agar were incubated at 37oC for
24 hours and then Candida albicans were counted. The data were
analyzed by the One way variant analysis and t-test. The result showed
there were significant differences among the amount of Candida albicans which grew in different concentration of Graptophyllum pictum
extract (p < 0.05). The conclusion was that Graptophyllum pictum
extract had prevented the growth of Candida albicans on acrylic resin
denture plate."
[Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada, Journal of Dentistry Indonesia], 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Suzan Elias
"Salah satu terapi yang umum untuk kehilangan gigi 076I678 yang kita kenal sebagai kasus K1 I Kennedy,adalah gigi tiruan sebagian lepas ekstensi distal.Pada pem-
buatan gigi tiruan tersebut umumnya gigi penjangkaran yang digunakan adalah gigi gigi 54I45 yang merupakan gigi penjangkaran yang lemah.
Jaringan pendukung gigi tiruan tersebut terdiri atas jaringan keras yaitu gigi penjangkaran beserta periodonsiumnya dan jaringan lunak yaitu mukosa yang berada dibawah basis gigi tiruan tersebut.Kedua jaringan pendukung mempunyai kekenyalan yang berbeda.Pada pemakaian gigi tiruan sebagian lepas ekstensi distal perbedaan kekenyalan itu sering mengakibatkan goyangnya gigi penjangkaran.Salah
satu penyebab goyangnya gigi penjangkaran tersebut adalah gerak distal gigi penjangkaran tiap kali gigi tiruan mandapat beban kunyah.
Yang menjadi masalah adalah bagaimana menentukan disain cengkeram serta upaya,memperoleh gigi penjangkaran yang kuat agar kesehatan jaringan pendukung gigi tiruan tersebut dapat dipertahankan sebaik-baiknya dan untuk wak-
tu yang lama.
Sehubungan dengan itu telah diteliti adanya perbedaan gerak distal yang bermakna dari gigi penjangkaran yang displint dan yang tidak displint dengan disain cengkeram 3 jari (sirkumferensial) dan disain cengkeram 3 jari panjang (continous). Penelitian ini dilakukan secara laboratorik dan beban kunyah yang digunakan adalah komponen beban kunyah yang jatuh tegak lurus pada bidang kunyah.
Secara statistik dari penelitian ini dibuktikan bahwa pada gigi tiruan sebagian lepas ekstensi distal, gerak distal yang diterima gigi penjangkaran dengan splint lebih kecil bila dibandingkan dengan gerak distal gigi penjangkaran tanpa splint.Selain itu gigi tiruan dengan disain cengkeram 3 jari panjang,gigi penjangkarannya juga menerima gerak distal lebih kecil dibandingkan dengan yang diterima oleh gigi tiruan dengan di-
sain cengkeram 3 jari.Sedangkan gerak distal yang terkecil diterima oleh gigi penjangkaran dengan splint dan disain cengkeram 3 jari panjang."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Previously, we have demonstrated that the extracellular matrix from dentin affects osteoclastic activity in co-culture between osteoclast and osteoblast-rich fraction from mouse marrow cells. In the present study, we aimed to investigate the mechanisms of dentin matrix extract-induced osteoclastogenesis in mouse bone marrow macrophages (BMMs). Dentin proteins were extracted from bovine incisor root dentin using 0.6 M HCl. BMMs were cultured in α-MEM containing macrophage colony-stimulating factor/receptor activator of nuclear factor kappa-B ligand in the presence or absence of dentin matrix extract. Tartrate-resistant acid phosphatase (TRAP)-positive cell number, total TRAP activity, and the mRNA levels of osteoclast-related genes, assayed by real-time RT-PCR, were determined as markers of osteoclastogenesis. A neutralizing antibody against transforming growth factor-β1 (TGF-β1), SB431542, a TGF-β receptor inhibitor, and ELISA were used to determine the role of TGF-β1. We observed increases in TRAP-positive cell number, TRAP activity, and the mRNA levels of osteoclast-related genes of BMMs cultured with dentin extract. The use of a neutralizing antibody against TGF-β1 or SB431542 inhibited the inductive effect of dentin extract, suggesting TGF-β1 involvement. The addition of exogenous TGF-β1, but not bone morphogenic protein-2, also increased osteoclastogenesis, corresponding to the ELISA determination of TGF-β1 in the dentin extract. In conclusion, our results indicate that proteins from dentin matrix have an inductive effect in osteoclastogenesis, which is mediated, in part, by TGF-β1."
ODO 103:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Thermanto D.S.S.
"Topik yang dibahas pada tugas akhir ini mengenai analisa dinamik terhadap elemen Discrete Kirchhoif Mindlin Triangle (DKMT) 3 nodal 9 doff Elemen ini terbukti ketangguhannya pada analisa statik. Pada analisa dinamik ini diharapkan juga mempunyai penampilan yang sama.
Keunggulan elemen ini dikarenakan adanya faktor ebk yang mempakan rasio antara tebal dan panjang sisi elemen. Karena itu elemen ini mempunyai hasll yang baik bila dipergunakan untuk pelat tipis, maupun untuk pelat tebal. Tentu saja tidak terlepas dad adanya teknik ?pemaks°aan? untuk sisi elemennya.
Pada analisa dinamik getarau bebas ini, formulasi eiemennya menambahkan matriks massa selain matriks kekakuan yang mempakan formulasi standart untuk statik. Untuk solusi nilai eigennya coba dipergunakan metoda subqoace ireration sedangkan untuk formulasi matriks massanya menggunakan metoda I-[RZ dan Lump Sum untuk diuji keunggulan dad kedua metode tersebut.
Standart pengujian mempergunakan NAFEMS dengan memperhatikan konvergensi nilai-nilai Eekuensi naturalnya. Untuk menyatakan tangguh atau tidaknya, diuji juga elemen-elemen dari program GTSTRUDL dan SAP90 sebagai pembandingnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S34631
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Permodelan turbulen yang dlgunakan adalah model aljabar sedemana (model nol persamaan), yang disajikan da!am bentuk PDE. Persamaan-persamaan dlfferensial yang diselesaikan adalah persamaan kontinitas, momentum dan energL Kemudian dengan metode Beda Hingga secara implisit. persamaan-persamaan tersebut diubah kedalam persamaan numerik dan diselesaikan dengan metode TDMA {rridiagonaf Matrices Algorithm) secara numerik.Hasil akhir dari penyelesaien Sistem Persamaan Dlfferensial akan diperoleh distribusi temperatur udara pada penampang melintang dengan jarak 0,61 m; 1,22 m dan 1,83 m dari sisi masuk ruang annulus. Dari hasil penelitian in! dapat dinyataka.n bahwa kesesuaian antara data numerik dan data eksperimen yang cukup baik terjadi pada jarak 'dari sisi masuk ruang anulus sebesar 1,22 m. Untuk penelitian selanjutnya dengan lema yang sama.sebaiknya hanya di!akukan pada jarak dari sisi masuk tuang anurus 1,22 m saja, mesklpun metode yang digunakan berbeda"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
LP.pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Preiskel, H. W.
Jakarta: Erlangga, 1981
617.6 PRE k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Nursasongko
"ABSTRAK
Akhir-akhir ini telah dikembangkan bahan tumpatan
'high-copper" amalgam untuk meningkatkan mutu amalgam
konvensional. High-copper amalgam mempunyai nilai 'creep'
lebih rendah, kekuatan kompresif lebih tinggi, dan lebih
tahan terhadap korosi. Namun pola kebocoran mikro pada tepi
tumpatan 'high-copper' amalgam ini menurut beberapa peneliti
tidak berbeda dengan amalgam konvensional. Kebocoran mikro
pada tepi tumpatan amalgam terjadi akibat adanya perubahan
dimensi bahan tumpatan amalgam didalam kavitas gigi selama
mengeraS. Salah satu usaha untuk mencegah kebocoran mikro
ini adalah dengan pemberian pernis pada dinding kavitas.
Untuk mengetahui peran pernis dalam mencegah kebocoran mikro
pada tepi tumpatan 'high-copper' amalgam, dilakukan
penelitian terhadap 160 gigi tetap manusia yang ditumpat
dengan 'high-copper' amalgam dengan pernis dan tanpa pernis.
Kebocoran dinilai dengan menggunakan zat warna biru metilen
setelah 24 jam dan 7 hari. Dari hasil penelitian terlihat
bahwa kebocoran mikro pada tepi tumpatan 'high-copper'
amalgam tanpa lapisan pernis ternyata lebih besar
dibandingkan dengan tumpatan 'high-copper'. amalgam dengan
pernis, baik pada dinding kavitas maupun pada permukaan
tumpatannya. Karenanya, lapisan pernis pada tumpatan 'high-
copper' amalgam dapat dinilai cukup efektif dalam mencegah
kebocoran mikro pada tepi tumpatan.

"
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryanto A. G.
"Pada geligi tiruan lengkap rahang atas, retensi tergantung antara lain pada keutuhan 'seal' di sekelilingnya, dimana Posterior Palatal Seal merupakan salah satu bagiannya. Masalah biasanya timbul karena bagian ini terletak pada daerah batas jaringan mukosa yang bergerak dan tidak begerak.
Penentuan Posterior Palatal Seal sendiri sampai saat ini sering dilakukan secara visual saja, tanpa bantuan ciri anatomik. Pada hal dalam kepustakaan (antara lain Beresin & Schiesser (1973) dan Boucher (1975) dikemukakan bahwa Fovea Palatini adalah salah satu ciri anatomik yang dapat digunakan sebagai pedoman penentu letak Posterior Pala tal Seal.
Pada penelitian ini dilakukan pengukuran jarak-jarak antara Fovea Palatini ke Garis Getar pada ketiga bentuk lereng palatum lunak untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara jarak-jarak tersebut. Dengan demikian dapat pula diketahui apakah Fovea Palatini dapat digunakan sebagai pedoman. Pada penggolongan bentuk Lereng Palatum Lunak, digunakan Klasifikasi M.M.House.
Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan adanya berbagai ragam letak maupun jumlah Fovea Palatini.Sejumlah 72,32 % subyek mempunyai fovea yang letaknya posterior dari garis getar, sedangkan 17,85 % letaknya bervariasi. Ditinjau dari jumlahnya, dijumpai 13,39 % subyek dengan satu, tiga dan empat buah fovea palatini dengan letak yang bervariasi pula. Penelitian yang dilakukan Lye maupun oleh Chen ternyata menunjukkan hasil berupa ketiga seragam an yang serupa.
Mengingat beragamnya letak maupun jumlah fovea palatini, disimpulkan bahwa ciri antomik ini diragukan untuk dapat digunakan sebagai pedoman penentu letak bagian medial posterior palatal seal geligi tiruan lengkap rahang atas."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1986
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>