Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4949 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sutejo Kuwat Widodo
"Disertasi ini membahas perkembangan pelabuhan Pekalongan dari tahun 1900 hingga 1990, dengan menyinggung latar belakang peran pelabuhan Pekalongan sebeiumnya, perubahan status dan fungsi pelabuhan serta perkembangannya seielah raenjadi pelabuhan khusus perikanan, kemudian dampak sosial ekonomi dari perkembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan. Dengan rentang waktu dari tahun 1900 sampai 1990, yang berarti selama 90 tahun, pembahasan meliputi perkembangan pelabuhan Pekalongan pada periode masa akhir pemerintah kolonial, masa pendudukan Jepang, masa revolusi, sampai dengan pemerintahan Orde Baru. Pengambilan rentang waktu tersebut, dimaksudkan untuk memperoleh gambaran dinamika pelabuhan dalam kaitannya dengan masyarakat Pekalongan dan sekitarnya secara lengkap dan berkelanjutan. Sampai dengan masa akhir pemerintah kolonial, kegiatan nelayan yang melakukan pendaratan ikan di pelabuhan Pekalongan hanyalah merupakan salah satu kegiatan pelabuhan yang tidak begitu besar.
Namun demikian perkembangan yang terjadi setelah tahun 1960-an, dan perkembangan kegiatan perikanan laut yang lebih mengesankan memasuki tahun 1970-an, menghantarkan perubahan status pelabuhan menjadi pelabuhan khusus perikanan. Berdasar pada sumber-sumber yang diperoleh, dapat dikemukakan bahwa perkembangan pelabuhan perikanan memiliki kecenderungan corak tersendiri yang tidak sama dengan perkembangan yang berlangsung pada pelabuhan niaga.
Perkembangan pelabuhan niaga di kawasan pantai utara Jawa sejak awal abad ke-20 lebih terfokus di tiga pelabuhan utama, yaitu pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Tanjung Perak di Surabaya, dan Pelabuhan Semarang. Perkembangan tersebut tidak terlepas dari kebijakan yang dijalankan oleh pemerintah kolonial dengan memodernisasi ketiga pelabuhan tersebut. Kebijakan untuk memodernisasi ketiga pelabuhan utama tersebut mempunyai akibat semakin berkurangnya kegiatan dan peran pelabuhan-pelabuhan kecil. Secara substansial arah kebijakan tersebut diteruskan oleh pemerintah Republik Indonesia yang tetap memberikan perhatian besar tehadap ketiga pelabuhan utama tersebut. Sementara itu perkembangan pelabuhan perikanan di kawasan pantai utara Jawa, yang beikembang secara mengesankan sejak awal tahun 1980-an, menunjukkan suatu pola yang berbeda. Bahwa berkembangnya satu pelabuhan perikanan tidak sampai mematikan kegiatan pelabuhan perikanan di sekitarnya.
Corak perkembangan satu pelabuhan niaga yang mengakibatkan surutnya pelabuhan niaga lainnya, berbeda dengan pola yang terjadi terhadap perkembangan satu pelabuhan perikanan yang tidak sampai mematikan kegiatan pelabuhan lain di sekitarnya. Perbedaan pola perkembangan di antara kedua jenis pelabuhan tersebut, antara lain disebabkan oleh perbedaan yang mendasar antara fungsi pelabuhan niaga dengan pelabuhan perikanan. Pelabuhan niaga
Pada awal perkembangan pelabuhan perikanan di Kotamadya Pekalongan sekitar pertengahan sampai akhir tahun 1970-an, sempat mempengaruhi aktivitas pendaratan ikan di pelabuhan Wonokerto Kabupaten Pekalongan. Namun sejalan dengan peningkatan teknologi dan jumlah perahu yang mana mencapai fishing ground yang lebih luas dan perkembangan pasar ikan lokal, mulai akhir tahun 1980-an pelabuhan perikanan Wonokerto dan pelabuhan Batang sebagai pelabuhan terdekat dari pelabuhan perikanan Pekalongan, terus dapat bertahan dan bahkan mengalami peningkatan, mempunyai fungsi "kolektif-distributif", yaitu sebagai pintu gerbang keluarrnasuknya komoditi perdagangan dari dan ke daerah hinterland dan foreland. Sementara itu pelabuhan perikanan berfungsi sebagai tempat pendaratan ikan dari hasil tankapannya di fishing ground, untuk dijual dan kemudian disalurkan oleh pasar kepada konsumen ke wilayah sekitar, termasuk ke wilayah hinterland. Pertemuan antara nelayan sebagai penjual dengan pedagang ikan melalui sistem lelang, memerlukan waktu yang cepat, mengingat bahwa ikan mempunyai sifat yang mudah rusak.
Sejalan dengan adanya kebutuhan konsumen untuk memperoleh ikan dalam keadaan yang masih segar atau ikan yang terjaga kesegarannya, diperlukan perubahan teknologi distribusi yang dapat memenuhi tuntuan kebutuhan tersebut. Teknologi distribusi konvensional yang mendasarkan pada pemakaian garam untuk pengolahan ikan asin dan ikan kering, tidak dapat memenuhi perubahan tuntutan selera konsumen tersebut. Oleh karena itu penggunaan es untuk menjaga kesegaran ikan, dilengkapi dengan alat transportasi yang mempunyai mobilitas cepat, rrierupakan tuntutan konsumen atau pasar yang harus direspon oleh pengusaha perikanan. Akibatnya, teknologi distribusi yang berdasarkan pada pemakaian garam bergeser kepada pemakaian teknologi distribusi berdasarkan pada pemakaian es."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
D428
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
W. Abdul Mutalib
Bandung: Biro Bursa FT-UI, 1976
627.3 ABD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Susanto Zuhdi
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2020
387.1 PEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Hakiki
"Penetapan tata letak zonasi (layout) Pelabuhan Penyeberangan merupakan keharusan dalam menjaga keselamatan, keamanan, kelancaran, kenyamanan, ketertiban di terminal dan fasilitas pelabuhan yang digunakan untuk melayani angkutan penyeberangan. Tujuan dari laporan ini adalah mengevaluasi data dukung usulan zonasi pelabuhan penyeberangan Bastiong di Ternate yang disampaikan oleh PT. ASDP Indonesia Ferry cabang Ternate kepada Direktorat Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan. Metode yang digunakan adalah menganalisa zona sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 91 Tahun 2021 tentang zonasi di kawasan pelabuhan yang digunakan untuk melayani angkutan penyeberangan dan dibandingkan dengan kondisi eksisting pelabuhan dalam menerapkan tata letak zonasi. Untuk mengoptimalkan dalam pelaporan, saya sebagai staf teknis membaginya menjadi 4 fase, yaitu Evaluasi pelaksanaan, Penerapan Sistem Zonasi, Finalisasi Penerapan Layout Zonasi serta Pelaksanaan dan Pengawasan. Berdasarkan hasil evaluasi penerapan tata letak zonasi, Pelabuhan Bastiong diperlukan memperbaiki sirkulasi pola arus kendaraan dan penumpang serta melengkapi infrastruktur pendukung sistem zonasi pelabuhan sesuai dengan fungsinya.

Determining the zoning of the ferry port is a necessity for maintaining safety, security, smooth traffic, comfort and order in terminals and port facilities used for ferry traffic. The purpose of this report is to evaluate data supporting the proposed zoning for the Bastiong ferry port in Ternate submitted by PT. ASDP Indonesia Ferry Ternate to the Directorate of Inland Waterways and Ferries Transport. The method used is to analyze zones in accordance with Regulation No. 91 of the Minister of Transport of 2021 on zoning in port areas used for ferry transport and compare them with existing port conditions when implementing the zoning. To optimize reporting, as a technical staff, I divide it into four phases, namely implementation assessment, zone system implementation, zone layout implementation completion, and implementation and monitoring.  Based on the results of the assessment of the implementation of the development plan, Bastiong Port needs to improve the circulation pattern of vehicle and passenger flows and complete the supporting infrastructure for the port development system according to its function."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Costa, Silvana da
"Pelabuhan berperan sangat penting dalam pembangunan Nasional, karena Pelabuhan merupakan "Terminal Point" pusat segala kegiatan untuk layanan dan bantuan kepada kapal, penumpang, hewan dalam penyelenggaraan angkutan laut pada umumnya dan bongkar-muat BBM dan LPG pada khususnya. Namun dalam kenyataannya, terdapat banyak kendala dalam pengoperasian Pelabuhan sehingga menimbulkan korban harta dan jiwa.
Salah satu penyebabnya adalah penentuan dan perencanaan lokasi Pelabuhan yang kurang akurat sehingga tanker yang akan bersandar berosilasi melampaui standard yang diijinkan, sebagai reaksi tanker terhadap gaya yang mengenai tanker tersebut. Faktor-faktor alam yang menimbulkan gaya terhadap tanker tersebut adalah angin, gelombang, pasang surut dan arus dimana gaya gelombang adalah faktor yang paling dominan.
Dari beberapa teori gelombang yang ada, maka digunakan teori gelombang Airy karena merupakan teori gelombang linier dengan tinggi gelombang yang relatif kecil dibandingkan dengan panjang gelombang dan kedalaman perairan. Dari turunan persamaan gelombang Airy, diperoleh model matematis perhitungan gaya gelombang dan gaya reaksi kapal. Dengan menggunakan data tinggi dan perioda gelombang , dapat dihitung persamaan gerakan kapal yang kemudian dievaluasi berdasarkan standard. Dari hasil analisis gelombang tersebut, dapat ditentukan laik/tidaknya lokasi tersebut untuk pelabuhan yang aman.

Evaluation of Wave Influence in Deciding Harbour LocationHarbour plays very important thing in National Development, because Harbour is a "Terminal Point" of all activities of shipping services, passengers, animals in managing the sea transportation in general and especially in loading & unloading Oil and LPG. In the fact, there are many problems in Harbour operation which cause victims and wealth.
One of the reasons is the Harbour location and design which is less accurate so that the tankers which will more osilates over the permissible standard, as tanker result to the force on the tanker itself. Environment loads to the tanker are wind, waves, current and tide where wave are the dominant factor.
From several wave theories, Airy Wave Theory is used, because it is a linear wave theory with wave height smaller compared with wave length and the water depth. From the Airy Wave differential, mathematics model of wave forces calculation and hull reaction are obtained. Using wave height and wave period data, hull motion equation is obtained which then could be evaluated based on the standard. By doing wave analysis, it could be decided the properness of the Safe Harbour location.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10657
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuryadi Purtono
"Tesis ini tentang pekerja pelabuhan dan pengamanan oleh petugas Pos Polisi di TPK Koja. Perhatian utama tesis adalah kegiatan pekerja pelabuhan dan kegiatan pengamanan yang dilakukan oleh petugas Pos Polisi dalam rangka menciptakan keamanan dan ketertiban, dengan fokus pola hubungan yang terjalin di antara pekerja pelabuhan dan petugas Pos Polisi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode etnografi dengan teknik pengumpulan data melalui pengamatan terlibat dan wawancara secara bebas dan berpedoman untuk mengungkapkan pola hubungan yang terjadi.
Tesis ini menunjukkan bahwa kegiatan pekerja pelabuhan dilakukan oleh pekerja yang terorganisir dalam TPK Koja yaitu pekerja staf dan lapangan (teknik, pengamanan) TPK Koja dan pekerja lain dengan sistem kontrak kerja, seperti kontrak kerja pekerja bongkar muat yang dilakukan oleh Koperasi Maritim dengan TPK Koja, dan pekerja lain yang mempunyai hubungan kerja dengan pihak luar TPK Koja seperti cab ekspedisi, sopir kontainer, tukang ojek pelabuhan, serta pekerja pelabuhan yang berdiri sendiri yaitu pedagang kaki lima dan pedagang asongan. Aktivitas para pekerja pelabuhan tersebut satu dengan lainya sating berhubungan. Pekerja pelabuhan yang umumnya adalah masyarakat dengan status ekonomi lemah dalam menjaga kelangsungan hidupnya melakukan berbagai pola hubungan berupa hubungan pertemanan, perantaraan, patron klien dan kekuatan dengan sesama pekerja yang lain.
Kenyataan di lapangan menunjukkan adanya penyimpangan berupa tindak pidana pemerasan yang dilakukan oleh pekerja bongkar muat terhadap ekspedisi atau pemilik barang. Penyimpangan tersebut termasuk dalam meningkatkan peran patron dalam hubungan pola hubungan patron klien.
Petugas Pos Polisi di TPK Koja sebagai penjaga keamanan dan ketertiban di pelabuhan melakukan tugas pengaturan, penjagaan, pengamanan dan patroli berdasarkan fungsi dan peranannya sebagai penjaga keamanan dan ketertiban, penegak hukum, pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat dalam ruang lingkup terbatas. Kemudian dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana serta kesejahteraan untuk menunjang tugas, maka petugas Pos Polisi melakukan pola hubungan (hubungan pertemanan, patron klien dan kekuatan). Peran petugas Pos Polisi dalam melakukan hubungan patron klien pada umumnya sama dengan pekerja pelabuhan yang lain yang berperan sebagai klien dari pengusaha yang berkepentingan dengan jasa pelabuhan.
Peran dan tugas petugas Pos Polisi berkaitan dalam menciptakan keamanan dan ketertiban di pelabuhan secara normatip dibantu oleh pelaksanaan tugas Satpam dan bentuk pengamanan yang lain. Akan tetapi karena kurangnya pembinaan dan pemahaman tentang tugas satuan pengamanan tersebut pada masalah tertentu mengakibatkan terjadi hubungan kekuatan yang dapat merugikan sistem pengamanan di TPK Koja. Implikasi dari tesis ini adalah perlunya pemahaman dan pembinaan pelaksanaan tugas Polisi dan satuan pengamanan dari Kapolres Kesatuan Pelaksana Pengamanan Pelabuhan dan Manajeman TPK Koja untuk menciptakan keamanan dan ketertiban yang lebih baik.
Daftar Kepustakaan : 43 buku +10 dokumen."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11066
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Nyoman Adriansyah
"Penumpukan kendaraan di Pelabuhan Merak sudah sangat sering terjadi sehingga merugikan perindustrian dan masyarakat sebagai pengguna jasa penyeberangan. Namun sampai saat ini belum ditemukan penyelesaian yang tepat untuk mengurangi penumpukan kendaraan tersebut. Sehingga evaluasi fasilitas pelabuhan dirasa perlu dilakukan untuk meningkatkan efektifitas kinerja pelabuhan dalam melayani pengguna jasa penyeberangan baik dalam kuantitas nya maupun dalam kualitas yang mencakup waktu serta kenyamanan bagi pengguna jasa pelabuhan.
Dalam melaksanakan evaluasi ini harus diperhitungkan terlebih dahulu agar tercapai hasil yang diinginkan. Oleh karena itu penelitian kali ini akan menganalisa fasilitas pelabuhan yang mendukung penyeberangan selat sunda.
Penelitian ini lebih difokuskan untuk mengurangi penumpukan kendaraan roda 4 atau lebih karena membutuhkan tempat yang lebih lebar sehingga penumpukan kendaraan akan mencapai luar pintu pelabuhan dalam kondisi tertentu.
Penelitian kali ini dilakukan dengan metode pengumpulan data dari pelabuhan dengan meninjau langsung lokasi pelabuhan serta wawancara langsung dari informan yang pada dasarnya ingin menggambarkan kebutuhan evaluasi fasilitas pelabuhan untuk meningkatkan pelayanannya. Kunjungan ke tempat penelitian akan sering dilakukan oleh peneliti disebabkan peneliti diharuskan dapat menggambarkan keadaan dari hal-hal yang berhubungan dengan topik yang akan diteliti.
Selama penelitian berlangsung, peneliti melakukan sebuah pengamatan secara umum dan menyeluruh terhadap semua hal yang dilakukan dan terdapat di sekitar Pelabuhan Merak khususnya yang berhubungan dengan proses loadingunloading.

Vehicles accumulation in Merak Port is very often the case at the expense of society as the industrial and service users crossing. But up to now have not found the right solution to reduce the buildup of the vehicle. Until port facilities sample devaluation should be done to improve the effectiveness of port performance in serving commuters crossing his good quantity or inquality and comfort that includes time for service Port users.
In order to perform this evaluation should be calculated in advance so that the desired result is reached. Therefore this study was to analyze the port facilities which support crossing Sunda strait.
This research is more focused to reduce the accumulation of 4 or more wheeled vehicles as it requires a much wide run til the vehicle accumulations will reach outside the port gate sunder certain conditions.
This study was done by the method of collecting data from port to port location directly observe and live interviews from informants who basically want to describe the evaluation necessary port facilities to increase the ministry. Visits to research done by the researchers will of ten caused researchers are required to be able to describe the state of matters relating to the topics to be examined.
During the study progresses, researchers conducted a general and comprehensive observation of all the things done and there around Merak Port in particular relating to the loading-unloading process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susanto Zuhdi
"Studi ini mengkaji perkembangan pelabuhan dan kota Cilacap dalam periode kolonial Hindia Belanda (ca1830-1940). Perkembangan yang dimaksud disini ialah suatu proses bagaimana sebuah pelabuhan di suatu daerah yang semula hampir-hampir tak dikenal (terra incognita) secara lambat laun berkembang dan berperan besar khususnya di bidang ekspor, di bagian selatan Jawa Tengah. Disebut sebagai pelabuhan yang semula tak dikenal, karena tradisi pelayaran dan perdagangan baik antar pulau maupun internasional di Jawa terletak di pantai utara. Pelabuhan-pelabuhan seperti Banten, Sunda Kelapa, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Tuban, Jepara, Panarukan, telah lama berkembang jauh sebelum kedatangan orang Barat.
Sejalan dengan kepentingan pemerintah kolontal yang sejak 1800 telah memperlihatkan ciri lebih ambisius daripada sebelumnya untuk menggali dan memanfaatkan sebanyak mungkin hasil-hasil pertanian, khususnya di Jawa, untuk diekspor ke pasar Eropa, fungsi pelabuhan Cilacap mulai terangkat dari skala perdagangan tukar-menukar (ruilhandel) ke pelabuhan yang berorientasi ekspor ke luar negeri. Perdagangan kecil yang dimaksud adalah kegiatan mempertukarkan barang-barang seperti ikan asin, garam, terasi dari penduduk dl sekitar pantai Cilacap dengan beras dan hasil bumi lainnya dengan orang dari pedalaman.
Eksistensi dan peran pelabuhan Cilacap sudah tentu tidak dapat dilepaskan dari daerah belakang (hinterland), tempat produk ekspor (cash-crops) dihasilkan, dan pasar dunia tempat komoditi itu dijual. Lalu lintas ekspor itu juga diimbangi oieh kegiatan impor, yakni barang-barang yang didatangkan dari luar negeri dan didistribusikan ke daerah-daerah pedalaman. Dilihat dari arus keglatan tersebut maka prasarana dan sarana komunikasi dan transportasi memegang peran penting. Ketika alat-alat transportasi modern belum diperkenalkan maka arus barang dari dan ke pelabuhan Cilacap sangat tergantung pada keramahan alam. Jalan sungai mempunyai fungsi utama.
Perkembangan prasarana dan sarana modern di suatu daerah biasanya tidak dapat dipisahkan dari potensi daerah itu sendiri, artinya seberapa jauh daerah itu dianggap menguntungkan. Perkembangan pelabuhan Cilacap sebenarnya juga tidak berbeda dari kecenderungan umum itu. Kehadiran unsur-unsur seperti produk ekspor dari pedalaman, pelabuhan dan pasar, yang didukung oleh prasarana dan sarana, telah memungkinkan terjadinya anus barang, yang pada gilirannya melahirkan pula mobilitas sosial geografis. Adalah dapat dikatakan jika proses-proses itu kemudian mewujudkan suatu perkembangan lokalitas kota. Dengan demikian dapatlah diajukan suatu hipotesa bahwa perkembangan aktivitas pelabuhan telah mendorong pertumbuhan dan perkembangan kota Cilacap."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Abdul Basir
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis posisi strategis dari klaster industri canting cap di Kota Pekalongan. Populasi dalam penelitian ini adalah para pelaku usaha mikro kecil dan menengah canting cap di Kota Pekalongan. Untuk menentukan posisi startegis klaster canitng cap digunakan analisis SWOT dan analisis General Elektrik (GE). Hasil penelitian menunjukkan posisi klaster industri canting cap mempunya daya tarik dan kekuatan persaingan yang menengah, sehingga strategi yang tepat untuk mengembangkan usaha canting cap adalah mengidentifikasi faktor pertumbuhan, spesialisasi, dan melakukan investasi yang selektif. "
Tangerang: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Terbuka, 2018
330 JOMUT 14:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>