Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125189 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Waskito
"Menghadapi desentralisasi upaya kesehatan dasar dan rujukan serta perkembangan sistem pelayanan kesehatan, kemampuan manajemen pada jajaran Dinas Kesehatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya menjadi salah satu pilar dari derajat pencapaian upaya kesehatan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya. Penelitian yang ada jarang membahas effektifitas manajemen secara berkesinambungan dari propinsi sampai kecamatan. Demikian juga peranan manajer sebagai bawahan belum diteliti secara luas, meskipun diakui peranan khusus manajer menengah dalam fasilitasi ataupun menghambat implementasi. Terdapat berbagai konsep maupun pendekatan yang populer terhadap manajemen; pendekatan tersebut dapat merupakan sistem manajemen yang terintegrasi, kontribusi faktor manajemen terhadap effektifitas organisasi maupun kontribusi individu terhadap prestasi organisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan efektifitas fungsi manajemen, ditinjau dari kontribusinya terhadap efektifitas organisasi. Sebagai kriteria efektifitas organisasi diambil dua kriteria yang diperkirakan bersumber pada kontribusi manajemen yaitu fleksibilitas organisasi sistem pelayanan kesehatan serta produktifitas dan adaptifitas implementasi program. Sebanyak sepuluh variabel manajemen yang merupakan agregat aktifitas manajerial disusun sebagai variable bebas. Sedangkan pentingnya faktor lingkungan diwakili oleh satu variabel kendali yaitu pengaruh penetapan target program oleh Departemen Kesehatan Pusat. Konteks manajemen pemerintahan dan manajemen pembangunan tetap perlu diperhatikan dan diuraikan seperlunya, demikian pula gambaran umum dari sistem pelayanan kesehatan ( jaringan, jenis pelayanan kesehatan, masalah -masalah yang dihadapi ) diuraikan secara ringkas agar dapat memberikan gambaran subsistem -subsistem lain yang berinteraksi dengan sistem manajemen. Pengaruh tipe organisasi terhadap perilaku manajemen, dikendalikan dalam bentuk variabel kosong tipe organisasi dan dilihat hubungannya dengan variable tergantung.
Penelitian ini dilakukan dengan disain deskriptif dan pendekatan sekat silang, kemudian dilanjutkan dengan pengujian hipotesa. Unit analisa adalah organisasi dan unit dalam organisasi, sedangkan para manajer eselon 3 dan 4 kecuali Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Raya) menjadi representan bagi organisasi. Data primer diambil dari kuesioner yang dibagikan kepada para responden beserta wawancara terbatas mengenai tujuan penelitian dan kejelasan pengisian kuesioner. Data sekunder diambil dari dokumen baik pada Dinas Kesehatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya, maupun Suku Dinas Kesehatan. Untuk memperkirakan derajat pencapaian digunakan beberapa rujukan seperti instrumen Karya Utama Nugraha, Profil Kesehatan Indonesia , Warta Puskesmas maupun Repelita V bidang Kesehatan DKI Jakarta Raya dengan modifikasi.
Analisa statistik yang digunakan adalah analisa prosentase, tabel silang uji Khi-kuadrat, uji eta, uji d Somers, uji Kolmogorof--Smirnov satu sampel , analisis varian klasifikasi tunggal dan uji korelasi dan regresi linier sederhana maupun regresi linier berganda. Ternyata didapatkan asosiasi positif antara variabel fasilitasi kepemimpinan, karakteristik perencariaan maupun kompleksitas tugas dengan variabel fleksibilitas organisasi sistem pelayanan kesehatan ( pada p = 0,05) serta variabel menyusun hubungan dan fleksibilitas tindakan ( p =0,10). Sedangkan variabel komunikasi formal memberikan kecenderungan berlawanan dengan fleksibilitas sistem pelayanan kesehatan namun dengan kekuatan asosiasi yang sangat lemah. Variabel fleksibilitas tindakan juga berkorelasi posistif dengan variabel proaktifitas dan adaptifitas implementasi program ( p = 0,1 ) demikian juga variabel orientasi karir manejemen, menyusun hubungan, fasilitasi kepemimpinan, proporsi jenis pengendalian, karakteristik perencanaan dan kompleksitas tugas berkorelasi positif dengan proaktifitas dan adaptifitas implementasi program (p=0,05).
Dengan demikian kontribusi manajemen pada effektifitas organisasi dapat ditelusuri berdasarkan korelasi dan regresi bivariat, dibandingkan dengan teori yang ada.Kesimpulan tidak langsung mengenai efektifitas fungsi manajemen, didasarkan pada uji hipotesa diantara berbagai variabel manajemen dengan kriteria efektifitas organisasi.Selain itu dapat diamati distribusi frekwensi tiap variabel manajemen. Ternyata tidak semua variabel manajemen berkorelasi dengan efektifitas organisasi.Variabel komunikasi formal dinyatakan sangat penting dalam meningkatkan efektifitas manajemen; sedangkan variabel pendidikan formal, pelatihan dan masa kerja maupun variabel orientasi karir manajemen merupakan bagian dari manajemen sumber daya manusia. Dengan demikian hubungan yang lemah dan berlawanan maupun tidak adanya korelasi antara variabel-variabel tersebut dengan fleksibilitas organisasi sistem pelayanan kesehatan maupun proaktifitas dan adaptifitas implementasi program,cenderung menunjukkan kurang efektifnya fungsi manajemen.Sedangkan korelasi positif antara variabel manajemen lainnya ( selain variabel rentang kendali) dengan fleksibilitas organisasi sistem pelayanan kesehatan dan proaktifitas dan adaptifitas implementasi program cenderung menunjukkan effektifnya fungsi manajemen.
Analisis varian klasifikasi tunggal antara kelompok responden berdasarkan tipe organisasi dengan kedua variabel tergantung menunjukkan hasil tidak signifikan. Dengan demikian secara deskriptif pengaruh tipe organisasi terhadap perilaku manajemen belum dapat dibuktikan. Suatu model prediktif yang menggambarkan pentingnya pengaruh fasilitasi kepenimpinan terhadap proaktifitas dan adaptifitas implementasi program diperoleh dari regresi linier berganda antara variable-variabel manajemen dan variabel kosong tipe organisasi dengan variabel proaktifitas dan adaptifitas implementasi program.
Sehubungan dengan beberapa asumsi yang belum terpenuhi, maka model ini hanya digunakan untuk menunjukkan penilaian para responden mengenai kelompok aktifitas manajerial yang penting dalam meningkatkan effektifitas organisasi. Penyertaan tiga variabel kosong tipe organisasi tidak menunjukkan hasil yang signifikan.Hasil uji Kolmogorf-Smirnov satu sampel yang signifikan menunjukkan bahwa perbedaan penilaian antara responden pada variabel fleksibilitas organisasi sistem pelayanan kesehatan maupun proaktifitas dan adaptifitas implementasi program bukan disebabkan oleh variasi dalam sampel. Sedangkan uji khi-kuadrat dan uji eta antara variabel rentang kendali dengan variabel criteria efektifitas organisasi tidak bermakna.Pengaruh lingkungan sistem terhadap variabel kriteria efektifitas organisasi belum dapat dibuktikan dari uji hipotesa oleh karena uji khi-kuadrat dan d Somers antara variabel penetapan target program oleh Departemen Kesehatan dengan fleksibilitas organisasi sistem pelayanan kesehatan dan proaktifitas dan adaptifitas implementasi program tidak bermakna.Namun kuatnya pengaruh tersebut masih dapat digambarkan secara deskriptif dari distribusi. frekwensi variabel kompleksitas tugas dan variabel penetapan target program oleh Departemen Kesehatan.
Indikator kinerja sistem pelayanan kesehatan terutama derajat pencapaian program dapat menggambarkan penilaian efektifitas organisasi berdasarkan penaksiran keluaran. Namun karena ada berbagai faktor lain yang menentukan efektifitas organisasi seperti teknologi, karakteristik pekerja dan lingkungan sistem, maka berbagai indikator tingkat pencapaian program tidak dapat dianggap sebagai kontribusi dari factor manajemen saja. Dalam penelitian ini berbagai indikator tersebut hanya digunakan untuk memperoleh gambaran tingkat pencapaian dari sistem pelayanan kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta Raya. Akhirnya analisa manajemen ini membahas hasil wawancara terbatas dan dokumen, yang menunjukkan bahwa tidak seluruh program dapat menjadi sektor yang memimpin dalam hubungan antar sektor. Demikian pula faktor teknologi tepat guna dalam program kesehatan lingkungan, kesulitan melibatkan sektor pertanian dan peternakan dalam upaya peningkatan gizi masyarakat maupun kesulitan mengembangkan JPKM, dapat mengurangi tingkat pencapaian organisasi.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan kontribusi faktor manajemen terhadap efektifitas organisasi sistem pelayanan kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya, gejala effektif maupun afektifnya fungsi manajemen serta kriteria efektifitas organisasi berdasarkan kontribusi faktor manajemen. Berdasarkan kesimpulan tersebut diajukan saran perbaikan komunikasi organisasi, pemantapan perencanaan dan pengendalian, maupun meningkatkan visi manajerial melalui pelatihan. Menyadari kelemahan validitas dan reliabilitas dari penelitian ini, diusulkan penelitian yang lebih mendalam untuk dapat mengisolasi praktek manajerial kedalam variabel tertentu sehingga dapat digeneralisasi. Perlu digali suatu pendekatan manajemen yang bersumber pada nilai-nilai dalam pertumbuhan sektor kesehatan, keterkaitan dengan manajemen pemerintahan dan manajemen pembangunan, serta pengaruh budaya nasional terhadap keberhasilan teknologi manajemen dalam sistem pelayanan kesehatan. Selain itu diusulkan pula penyusunan indikator kinerja sistem pelayanan kesehatan agar dapat memberikan pegangan yang lebih mantap bagi manajer."
Depok: Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1978
S15130
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bangun
"Pola perilaku pencarian pengobatan di Jakarta berdasarkan Susenas (2001) didapatkan bahwa selama satu bulan terakhir sebanyak 29,39% penduduk Provinsi DICI Jakarta mengeluh masalah kesehatan (2.466.563 orang). Selain itu, diketahui juga bahwa warga DKI Jakarta mencari pertolongan rawat jalan bila sakit adalah ke praktek dokter (40,01%), puskesmas/pusat sebanyak 212.398 orang (26,93%), poliklinik swasta (11,20%), rumah sakit swasta (9,71%), rumah sakit pemerintah sebanyak 53.395 orang (6,77%), petugas kesehatan (3,82%), dan praktek pengobatan tradisional (1,56%). Dan dari 0,11% penduduk DKI Jakarta yang pernah rawat inap selama satu bulan terakhir menyatakan mencari pertolongan rawat inap bila sakit ke rumah sakit swasta (48,2%), rumah sakit pemerintah sebanyak 2.245 orang (24,5%), puskesmas sebanyak 852 orang (9,3%), dan fasilitas kesehatan lainnya (18,0%).
Terdapat permasalahan kesehatan berupa masih rendahnya upaya pelayanan kesehatan perorangan yang lengkap dan berkualitas di Provinsi DKI Jakarta, salah satunya adalah karena lemahnya pemantauan dan analisa kegiatan pelayanan medis rumah sakit di unit-unit pelayanan kesehatan akibat kualitas informasi dari sistem informasi manajemen rumah sakit termasuk mengenai mutu, efisiensi dan cakupan pelayanan rumah sakit di Provinsi DKI Jakarta yang rendah, sehingga tujuan pencegahan penyakit clan promosi kesehatan yaitu mengubah perilaku, kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan yang mempengaruhi kesehatan tidak tercapai dengan baik.
Rumah Sakit merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan telah mengalami proses perubahan orientasi nilai dan pikiran, sehingga terjadi perubahan fungsi. Fungsi rumah sakit kini telah berkembang kearah kesatuan pelayanan yang mencakup aspek promotif, preventif, kuratif & rehabilitatif. Selain itu, Rumah sakit juga merupakan sarana pelayanan kesehatan memiliki fasilitas paling kompleks, padat modal dan padat teknologi dan penyelenggaraan RS cenderung memerlukan teknologi mahal dan modal besar, yang didapat dari kaum pemodal.
Rumah Sakit memerlukan SIMRS yang terintegrasi sehingga terdapat sinkronisasi data dan menghasilkan informasi seperti yang diharapkan dengan cepat, tepat dan akurat agar pimpinan Rumah Sakit mampu mengelola secara lebih efisien dan efektif. Kendala umum yang ada dalam rumah saldt adalah kultur SDM, resistensi, biaya investasi tinggi dan pemahaman yang tidak seragam dan kurang terhadap kebutuhan SIMRS. Oleh karena itu, perlu melakukan standarisasi SIMRS untuk mendukung "pelayanan prima".
Dengan dikembangkannya sistem informasi manajemen rumah sakit mengenai mute, efisiensi dan cakupan pelayanan diharapkan dapat membantu dalam penguatan manajemen program yaitu perencanaan, monitoring dan evaluasi yang nantinya akan berujung pada peningkatan kinerja rumah sakit yang berdasar kepada kepuasan pasien, pelayanan medis, efisiensi ketiangan dan tempat tidur, kepuasan staf dan karyawan, serta kualitas lingkungan sebagai bagian program upaya pelayanan kesehatan perorangan yang terpadu, lengkap dan berkualitas di Provinsi DKJ Jakarta.
Tujuan lain dikembangkannya sistem informasi manajemen rumah sakit mengenai mutu, efisiensi dan cakupan pelayanan adalah dapat diidentifikasinya permasalahan-permasalahan pada sistem informasi manajemen rumah sakit yang ada dan berjalan sebelumnya, tersusunnya basis data dalam mendukung sistem informasi khususnya untuk kegiatan manajemen program pengendalian upaya pelayanan kesehatan, serta teridentifikasinya indikator-indikator yang menunjang kebutuhan informasi mengenai mutu, efisiensi dan cakupan pelayanan medis di rumah sakit.
Metode yang digunakan adalah System Development Life Cycle (SDLC) yang tprbagi dalam empat tahap yaitu perencanaan, analisis sistem, perancangan sistem, dan ,irngkmentasi sistem.
Dari hasil analisis sistem ditemukan beberapa masalah yang ada seperti pada pengumpulan data dilaksanakan triwulan dan tahunan, pengolahan data masih secara konvensional, belum dilaksanakan analisis dan tindakan, sumber data belum lengkap; masih sering terlarnbatnya data yang akan diolah, sumber daya manusia terbatas dan mempunyai tugas rangkap.
Kesimpulan pada tesis ini pertama permasalahan sistem informasi manajemen rumah sakit terkait dengan sistem analisis prosedur, basis data, sarana dan prasarana, kedua prototype yang telah diuji coba di Laboratorium Komputer Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dengan menggunakan data laporan kegiatan rumah sakit.

The pattern of look for medical treatment behavior in Jakarta based on Susenas (2001) obtained that in the latest month 29,39% DKI Jakarta citizen have complain about health problem (2.466.563 person). The other hand, Selain itu, can be know that DKI Jakarta people need an ambulatory patient helps if sick is to doctor practice (40,01%), health center/sub health center 212.398 person (26,93%), private clinic (11,20%), private hospital (9,71%), government hospital 53.395 person (6,77%), health staff (3,82%), and traditional medicine practice (1,56%). And form 0,11% DKI Jakarta citizen who will have a residential establishment patient in the latest month need a residential establishment patient helps if sick to private hospital (48,2%), government hospital 2.245 person (24,5%), health center 852 person (9,3%), and the others health facility (18,0%).
There are health problems such as health service efforts which complete and quality still low in DKI Jakarta Province, one of that is lack of monitoring and hospital in unit-unit of health services because information quality from hospital management information system include quality, efficiency and service coverage in DKI Jakarta Province are still low, so that the goal of diseases preventive and health promotions to change behavior, social condition, economy and environment which influence a health not accomplished.
Hospital is integral divide of health services which have a difference process of value and thought, so that to be a difference of function. Hospital function now is growing to one-stop services include promotive aspect, preventive, curative and rehabilitative. The other hand, hospital is health service instrument which have complex facility, financial capital dense and technology dense and to carry out a hospital need an expensive technology and great financial capital, which have from financial stakeholders.
Hospital need a SIMRS integrated so that have a data synchronize and have an information to be hope with fast, right and accurately in order to Hospital Decision Maker have capability to manage more efficient and effective. Existing problem in hospital is human resources culture, resistance, high cost investment and lack of Understanding in need of SIMRS. Because of that, need to be standardizing of SIMRS for carried on "first-rate service".
With the development of Hospital Management Information System about Quality, Efficiency and Services Coverage expected to be strengthen of program's management that is planning, monitoring and evaluating which at the end can be increasing The Work Achievement of Hospital based on Patients Satisfaction, Medical Services, Bed Occupancy and Finance Efficiency, Staff and Employee Satisfaction, and Environment Quality where that is a divided of personal health service efforts which kind is centralized, completed and qualified in DKI Jakarta Province.
Another goals from the development of Hospital Management Information System about Quality, Efficiency and Services Coverage is to be identify a problems in existing Hospital Management Information System, to pile up a database for carried on information system especially for management activity of health service efforts controlling program, and then to be identify an indicators which carried on information about quality, efficiency and medical service coverage in hospital.
The method used is System Development Life Cycle (SDLC) that divided in four phases, among others: planning, system analysis, designing and system implementation.
From the result of analysis is found several problems which appears like data collecting is accomplished three-quarters and annually, data processing is conventionally, it had been not accomplished analysis and action yet, data sources is not complete, it's frequently too late the data that will be processed, limited human resources and have a overlapping job.
A conclusion in this thesis: First, a problem of hospital management information system is referred to procedural analysis system, database, instruments and infrastructure. Second, prototype which had experimented in computer laboratory in Public Health Faculty - University of Indonesia by using activities hospital record data.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18987
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Amalia
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis penggunaan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah SIPKD yang digunakan oleh Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta menggunakan variabel penerapan sistem informasi berbasis komputer menurut Bodnar dan Hopwood 2000 . Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel lima buah dinas Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang memiliki anggaran tertinggi ditahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan pada variabel keamanan data, sistem belum memiliki backup data seperti yang diharuskan oleh Roomney dan Steinbart 2015 . Pada variabel kecepatan waktu, dari input data hingga menyajikan laporan menghabiskan waktu rata ndash; rata kurang dari lima detik, sesuai hasil penelitian dari Gomez.com 2012 . Pada variabel ketelitian sistem juga memiliki ketelitian yang cukup tinggi karena terbebas dari kesalahan perhitungan angka, data yang dicari dan penginputan angka menurut Bodnar dan Hopwood 2000 . Variabel relevansi sistem menunjukkan sistem sangat relevan, karena data langsung menemukan data yang dicari menurut Burgin 1992 dalam Zaenab 2002.

ABSTRACT
This study aims to analyze the use of Financial Management Information System SIPKD used by the Government of Special Capital Region of Jakarta uses the variables of computer based information system according Bodnar and Hopwood 2000 . This study taking samples of five departments in the Government of Special Capital Region of Jakarta which have the highest budget in the 2016. The results showed that in security variable, the system does not have data back up as required by Roomney and Steinbart 2015 . At response time variable, from data inputs to presenting reports spent an average of less than five seconds, according to research results by Gomez.com 2012 . In the accuracy variable also has a high accuracy because it is free from misstatement calculation of numbers, data sought and input numbers according to Bodnar and Hopwood 2000 . Relevance variable shows the system is very relevant, because the data directly find the data sought by Burgin 1992 in Zaenab 2002."
2017
S68902
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
A.W. Widjaja
Jakarta: Rineka Cipta, 1995
658 WID p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
A.W. Widjaja
Jakarta: Rineka Cipta, 1995
658 WID p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Batinggi
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2017
658 ACH m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Yasil Farabi
"Penelitian ini didasari oleh banyaknya pegawai Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DTKTE) yang akan pensiun dalam waktu dekat, penugasan pegawai yang bukan pada bidangnya saat masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), dan terhambatnya komunikasi antar pegawai akibat penerapan kerja dari rumah/work from home (WFH). Knowledge Management (KM)/manajemen pengetahuan dapat membantu mengumpulkan pengetahuan-pengetahuan yang akan hilang akibat banyaknya pegawai yang akan pensiun dalam waktu dekat. KM dapat dapat menjadi solusi dalam memberikan arahan kepada pegawai bagaimana melaksanakan pekerjaannya selama masa PSBB. KM juga dapat membantu kolaborasi saat penerapan WFH. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat rancangan model dan sistem manajemen pengetahuan untuk diimplementasikan di DTKTE. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada pegawai di lingkungan DTKTE. Selain dari kuesioner, penentuan kebutuhan sistem juga berdasarkan kebutuhan fitur teknologi informasi yang mendukung sistem kerja jarak jauh. Wawancara semi terstruktur dengan Kepala Dinas juga dilakukan untuk mendukung data yang telah didapat dari kuesioner dan analisis dokumen. Sistem manajemen pengetahuan dirancang menggunakan teori pandangan kontingensi menurut Becerra-Fernandez, arsitektur sistem manajemen pengetahuan yang digunakan menurut Tiwana, dan model sistem manajemen pengetahuan menurut Le Dinh. Dari hasil analisis yang dilakukan, sistem manajemen pengetahuan DTKTE untuk mendukung sistem kerja jarak jauh dirancang dengan metode prototyping dengan mengintegrasikan aplikasi-aplikasi open-source menggunakan single sign on, yang terdiri dari fitur pengelolaan dokumen, alat pencarian dokumen/artikel pengetahuan, pengelolaan pengetahuan, forum diskusi, chatting/video conference, dan alat kolaborasi tim. Hasil perancangan sistem manajemen pengetahuan tersebut kemudian dilakukan uji coba kepada pegawai DTKTE menggunakan metode black box testing sehingga didapat rancangan sistem manajemen pengetahuan untuk mendukung sistem kerja jarak jauh yang teruji untuk diimplementasikan di DTKTE.


This research is based on a large number of Jakarta Capital Special Region’s Department of Manpower, Transmigration and Energy (DTKTE) employees who will retire in the near future, the assignment of tasks for employees who are not in their fields during the Large-Scale Social Restrictions (PSBB), and the limitation of communication between employees due to the implementation of work from home (WFH). Knowledge Management (KM) can help gather knowledge that will be lost due to the large number of employees who will retire in the near future. KM can be a solution in giving direction to employees on how to carry out their work during the PSBB period. KM can also help collaboration when implementing WFH. The purpose of this research is to design a model and knowledge management system (KMS) to be implemented at DTKTE. Data was collected by distributing questionnaires to employees in the DTKTE environment. Apart from the questionnaire, the determination of system requirements is also based on the needs of information technology features that support remote work systems. Semi-structured interview with the Head of Department was also conducted to support the data obtained from the questionnaire and document analysis. The KMS is designed using the theory of contingency views according to Becerra-Fernandez, the architecture of the KMS according to Tiwana, and the model of the KMS according to Le Dinh. From the results of the analysis conducted, DTKTE's KMS to support remote work systems is designed using system prototyping by integrating open-source applications using single sign-on, which consists of the document management system, document search tools/knowledge articles, experience management, forum discussion, chatting/video conference, and team collaboration tools. The results of the KMS design are then tested by DTKTE employees using the black box testing method so that the tested KMS design is obtained to support remote work systems to be implemented at DTKTE.

"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amy Yayuk Sri Rahayu
"PAM JAYA, sebagai Perusahaan Air Minum Milik Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, saat ini dinilai belum mampu mencapai sasaran pada kedua misinya. Berbagai faktor internal dan ekternal, seperti struktur organisasi, sumber daya manusia (SDM) dan kepuasan pelanggan, diduga kuat mempengaruhi kinerja PAM JAYA saat ini (sumber : 70 Tahun PAM JAYA).
Menyadari betapa besar peranan faktor-faktor tersebut pada perkembangan PAM JAYA, maka pendekatan dan solusi yang dipandang mampu mengangkat potensi dan mengurangi kelemahan PAM JAYA adalah pendekatan manajemen strategi yang didukung dengan kebijaksanaan publik yang relevan.
Berdasarkan pada asumsi demikian, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1). mengidentifikasi faktor-faktor struktur organisasi, SDM, dan pelanggan sebagai faktor-faktor SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities, dan Threats) ; 2). Memformulasikan strategi PAM JAYA berdasarkan temuan-temuan SWOT serta membandingkannya dengan strategi PAM JAYA saat ini; 3). Mengevaluasi kebijaksanaan publik yang diduga turut mempengaruhi implementasi strategi yang diformulasikan tersebut; serta 4). Mengetengahkan pendekatan privatisasi sebagai solusi terhadap masalah kebijaksanaan publik yang sulit untuk dipecahkan.
Rencana yang ditetapkan untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, sebelumnya telah diawali oleh studi literatur terhadap teori-teori yang relevan dengan permasalahan penelitian ini. Selanjutnya ditetapkan lima teori utama sebagai logika berpikir pada tahap-tahap penelitian ini, yaitu : 1). Pada tahap analisis SWOT, teori manajemen strategi (Pierce-Robinson, 1991) menjadi kerangka berpikir yang utarna sebelum memformulasikan strategi atas dasar faktor-faktor SWOT. Sedangkan untuk mengukur faktor-faktor SWOT itu sendiri, beberapa teori dipergunakan disini, antara lain teori karakteristik struktur organisasi (Lubis-Huseini, 1987, Robbins, 1990) untuk mengukur derajat formalisasi, sentralisasi dan kompieksitas struktur organisasi PAM JAYA. Kemudian teori atau konsep SERVICE QUALITY/SERVQUAL (Valerie-Parasuraman, 1990) yang secara berturut-turut dipergunakan dalam pengukuran faktor kualitas SDM PAM JAYA, serta faktor kepuasan pelanggan; 2). Pada tahap kedua, yaitu analisis kebijaksanaan publik, kerangka teori yang relevan adalah hirarkhi kebijaksanaan publik (Bromley, 1989). Selain itu beberapa teori pendukung melengkapi analisis tentang kebijaksanaan publik di PAM JAYA; 3). Tahap terakhir adalah tahap preskripsi dengan pendekatan privatisasi. Tentu saja teori-teori privatisasi, utamanya oleh Donahue (1991), Keith Hartley (1191) serta Savas (1987) akan mewarnai analisis pada tahap ini.
Hasil identifikasi faktor-faktor SWOT, menunjukkan bahwa struktur organisasi PAM JAYA berada pada derajat formalisasi dan kompleksitas rendah, namun sentralisasi tinggi. Di lain pihak kualitas SDM yang diukur melalui kualitas pelayanan, mengalami kesenjangan pada kualitas pelayanan tingkat manajerial (gap 1 dan gap 2) yaitu kurang riset pemasaran, lemah pada komitmen pelayanan dan persepsi manajemen terhadap kemampuan perusahaan, dukungan pendidikan formal yang rendah, distribusi pegawai yang tidak merata, serta penghitungan ratio pelayanan yang tidak tepat. Sebaliknya pads kualitas pelayanan di tingkat Cabang/Rayon justru tidak mengalami kesenjangan yang berarti. Hal ini dibuktikan pula dengan temuan pada tingkat kepuasaan pelanggan tentang aspek pelayanan administratif dan aspek tarip. Sedang pada aspek pelayanan kualitas air, kepuasan pelanggan nampak kurang.
Berdasarkan temuan faktor-faktor SWOT tersebut, kemudian diformulasikan empat model strategi berikut kekuatan dan kelemahan pada masing-masing model. Pada dasamya implementasi strategi akan memerlukan dukungan kebijaksanaan baik pada level operasional, organisasional maupun pada level policy (Bromley, 1989). Oleh karena itu analisis terhadap hirarkhi kebijaksanaan publik pada ketiga level itu pun dilakukan. Kenyataan membuktikan bahwa keterikatan kebijaksanaankebijaksanaan operasional PAM JAYA dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan pada level diatasnya, sangat tinggi dan rigid. Bahkan terdapat beberapa kebijaksanaan yang sudah tidak relevan untuk kondisi masa kini. Melihat kenyataan ini maka diperkirakan bahwa implementasi strategi operasional akan banyak menemui hambatan pada segi dukungan kebijaksanaan publik di level organisasional dan policy level. Apabila demilaan halnya, maka sulit bagi PAM JAYA untuk dapat mengembangkan dirinya sebagai suatu perusahaan yang juga dibebani misi komersial.
Mengacu pada kondisi temuan tersebut, maka diajukan beberapa model kombinasi privatisasi (Savas, 1987), dengan tema pembagian fungsi dalam perusahaan. Kombinasi public - privat - public merupakan tawaran yang sangat patut untuk dipertimbangkan oleh PAM JAYA Dengan fungsi kepemilikan masih berada ditangan Pemda, sedang fungsi manajemen day-to-day ditangan swasta (bisa sebagian atau keseluruhan) dan operasional ditangan Pemda, maka diharapkan misi sosial PAM JAYA tidak akan hilang, di lain pihak misi komersial mendapatkan perhatian. "
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>