Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148007 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Merry Chandra
"ABSTRAK
Untuk pembuatan geligi tiru kerangka logam, hampir selalu digunakan Aloi Khromium Kobalt untuk bahan kerangkanya, dan resin akrilik ( Polymethyl methacry-late (PMMA) } untuk sadel dan basis geligi tiru. Perlekatan kedua bahan tersebut secara mekanis berupa mesh. Perlekatan mekanis kedua komponen cukup baik, tetapi masih mempunyai keterbatasan antara lain :
Kurang memadainya untuk penempatan gigi tiru diregio yang sempit, misalnya regio anterior ditinjau dari kepentingan estetik.
Interridge yang sempit, sehingga ketebalan logam membatasi penempatan basis resin akrilik dan gigi tiru.
Sekarang telah dipasarkan resin komposit berkekuatan lekat kimiawi dan mekanis, tetapi timbul masalah dapatkah bahan tersebut menggantikan kekuatan lekat mekanis Duna perlekatan basis resin akrilik dengan kerangka Aloi Khromium Kobalt.
Untuk itulah dilakukan penelitian tentang perbandingan kekuatan lekat resin akrilik dan Aloi Khromium Kobalt oleh resin komposit dan mesh besar.
Penelitian dilakukan secara laboratoric dengan alat uji Comten, dihitung dalam Kg/Cm2.
Dalam penelitian ini digunakan resin komposit-yang berkekuatan lekat kimiawi dan mekanis untuk perlekatan balok resin dengan lempeng Aloi Khromium Kobalt. Bahan vertikal dijatuhkan pada spesimen, hingga menimbulkan "tangen force".
Dari hasil uji coba kedua kelompok spesimen ternyata daya lekat yang dihasilkan oleh resin komposit yang berkekuatan lekat kimiawi dan mekanis sedikit lebih besar dibandingkan kekuatan lekat mesh besar yang berkekuatan mekanis. Dengan pengkajian secara statistik menggunakan two tailed student t-test, tidak memberikan perbedaan yang bermakna, menunjukkan kedua macam kekuatan lekat tersebut hampir sama kuat."
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Millati Amalia
"Skripsi ini memberikan informasi mengenai ketersediaan bahan restorasi gigi plastis di Puskesmas dan Rumah Sakit di lingkungan kabupaten Bireuen propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) selama Agustus 2007 sampai dengan Agustus 2008. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Amalgam adalah bahan restorasi plastis yang paling banyak tersedia di rumah sakit dan puskesmas di Kabupaten Bireuen. Perlu menjadi perhatian bagi rumah sakit dan puskesmas yang ada di Kabupaten Bireuen adalah penyeragaman harga penambalan pada pasien dengan jenis bahan restorasi yang sama serta merek yang sama. Perlu juga diperhatikan pengadaan ketiga jenis bahan restorasi plastis antara lain amalgam, GIC dan resin komposit oleh Dinkes setempat. Hal ini diperlukan agar tersedianya ketiga jenis bahan restorasi tersebut di setiap rumah sakit dan puskesmas yang ada di Kabupaten Bireuen sehingga memudahkan masyarakat dalam memperoleh perawatan restorasi gigi karena tidak harus dirujuk ke rumah sakit atau puskesmas yang jauh dari tempat tinggalnya.

This survey give the information about availability of dental restorative materials used at hospitals and public health centers at Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), especially at Bireuen Regency during August 2007 until August 2008. This research is quantitative descriptive interpretive. Based on the results of the survey, it is identified that the restorative materials used by hospitals and public hospitals at Bireuen Regency, the most preferred one is the Amalgam. It is necessary for hospital and public health centers at Bireuen regency to charge the same prices for the tooth patch with the same type and materials. In addition, local health office is expected to have more attention on the procurement of the three dental restorative materials. It is necessary in order that the materials are always available at the hospitals and public health centers at Bireuen Regency so it will facilitate the local people to obtain tooth patch service. Accordingly, local people will not have to be referred to other hospital and public health centers located far from their houses."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sisilia
"Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Pelayanan kefarmasian di Puskesmas memuat berbagai macam aktivitas baik pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) serta pelayanan farmasi klinik yang harus dilaksanakan. Kegiatan pelayanan kefarmasian mengenai pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP yaitu salah satunya evaluasi pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP terhadap kesesuaian dan ketersediaannya. Tujuan dari tugas khusus ini adalah memahami peran apoteker dalam melakukan evaluasi pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai di Puskesmas Pasar Rebo terhadap kesesuaian dan ketersediaan bahan gigi di poli gigi. Hasil menunjukkan bahwa Apoteker dapat berkontribusi memantau dan mengevaluasi kesesuaian bahan gigi di Puskesmas Pasar Rebo, dimana adanya 14 tindakan gigi dan ketersediaan bahan-bahan gigi pernah terjadi kekosongan stok pada 4 bahan gigi. Adanya peran Apoteker dalam mengelola bahan gigi dapat membantu terhindarnya kekosongan atau kelebihan stok.

The Community Health Center is a health service facility that organizes public health efforts and first-level individual health efforts, by prioritizing promotive and preventive efforts in its work area. Pharmaceutical services at the Community Health Center include various activities, both the management of pharmaceutical preparations and Medical Consumables (BMHP) and clinical pharmacy services that must be implemented. Pharmaceutical service activities regarding the management of pharmaceutical preparations and BMHP include the evaluation of the management of pharmaceutical preparations and BMHP for their suitability and availability. The purpose of this special task is to understand the role of pharmacists in evaluating the management of pharmaceutical preparations and medical consumables at the Pasar Rebo Community Health Center for the suitability and availability of dental materials in the dental polyclinic. The results show that pharmacists can contribute to monitoring and evaluating the suitability of dental materials at the Pasar Rebo Community Health Center, where there were 14 dental procedures and the availability of dental materials had experienced stock shortages in 4 dental materials. The role of pharmacists in managing dental materials can help avoid stock shortages or excesses. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kamilia Puspita Ayu
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh hidrogen peroksida 40 terhadap perubahan warna resin komposit nanohibrida oleh larutan teh. Dua puluh spesimen berdiameter 6 mm dan tebal 2 mm dibagi menjadi dua kelompok. Setiap kelompok direndam pada larutan teh hijau atau teh hitam selama 7 hari, kemudian di bleaching dan direndam kembali selama 7 hari. Perubahan warna diukur menggunakan colorimeter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna p0,05 antara perubahan warna teh hijau dan teh hitam setelah bleaching. Dapat disimpulkan bahwa hidrogen peroksida 40 mempengaruhi perubahan warna resin komposit nanohibrida.

This study aims to analyze the influence of 40 hydrogen peroxide on color change of nanohybrid composite resins by tea solution. Twenty specimens, 6 mm in diameter and 2 mm thick were divided into two groups. Each group was immersed in green tea or black tea for 7 days, then bleached and re immersed for 7 days. The color change is measured using a colorimeter. The results showed that there were statistically significant differences p 0.05 between green tea and black tea after bleaching. It can be concluded that 40 Hidrogen Peroxide affects colous change of nanohybrid composite resin.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Wahyu Indrayani
"Untuk menilai kekuatan basis gigi tiruan akrilik dari segi mekanik maupun fisik perlu dilakukan uji kekuatan untuk akrilik resin. Cara uji yang sering digunakan dalam bidang Kedokteran Gigi untuk mengetahui transverse strength ini biasanya dengan menggunakan mesin uji Instron.
Tulisan ini melaporkan hasil penelitian tentang perbandingan transverse, strength hasil reparasi dengan tiga macam bahan resin, yaitu light-cured resin, cold-cured resin dan heat-cured resin. Biasanya untuk memperbaiki gigi tiruan sering digunakan heat-cured resin atau cold-cured resin. Kedua macam bahan reparasi ini dirasa masih kurang memuaskan untuk memperbaiki gigi tiruan yang akan digunakan dalam jangka waktu panjang.
Baru-baru ini ditemukan light-cured resin yang dapat berpolimerisasi dalam waktu singkat dengan bantuan.penyinaran Halogen biru 400 - 500 nm. Bahan ini mudah dan dapat digunakan untuk memperbaiki gigi drum yang patah. Dengan diketahuinya kekuatan mekanik transverse strength hasil reparasi dengan ketiga macam bahan dalam penelitian ini, maka dapat dibandingkan kekuatan mekanis dari masing-masing bahan tersebut.
Pada penelitian ini, bentuk preparasi bagian yang akan direparasi dibuat membulat dengan jarak 3 mm untuk menambah kekuatan mekanik setelah reparasi. Pematahan spesimen dilakukan dengan alat Instron dicatat sebelum dan sesudah reparasi. Pengukuran transverse strength bahan resin yang telah direparasi dengan light-cured resin ternyata menunjukkan nilai lebih tinggi dibandingkan dengan yang telah direparasi dengan bahan heat-cured resin dan cold-cured resin. Nilai transverse strength setelah direparasi dengan ketiga macam bahan terlihat menurun dibandingkan dengan sebelum direparasi."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Innawaty
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh durasi penyinaran menggunakan LED dan pemanasan awal menggunakan Micerium ENA Heat terhadap depth of cure resin komposit bulk-fill. Alat dan bahan: Enam puluh spesimen Filtek Bulk-Fill Posterior Restoratives ketebalan 4 mm dan diameter 3 mm; tanpa dan dengan pemanasan awal pada temperatur 39 C dibagi ke dalam 3 kelompok sesuai dengan durasi penyinaran 5 detik, 10 detik, dan 15 detik. Spesimen dipolimerisasi menggunakan LED Curing Unit 3MTM Elipar, 1.200 mW/cm2 dan diuji kekerasan mikro menggunakan Vickers Microhardness Tester Shimadzu, Japan untuk menghitung nilai depth of cure. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji statistik Kruskall-Wallis dan Post-Hoc Mann Whitney-U.
Hasil: Adanya perbedaan yang tidak bermakna p ge;0,05 untuk nilai depth of cure pada keenam kelompok tanpa dan dengan pemanasan awal. Walaupun nilai depth of cure tersebut tidak bermakna namun telah mencapai nilai minimum yaitu ge; 80. Selain itu terdapat perbedaan yang bermakna p.

Aim Evaluate the influence of different exposure time and pre heating on its depth of cure of bulk fill composite. Methods Sixty cylinder shaped specimens of Filtek Bulk Fill Posterior Restoratives 4 mm of thickness x 3 mm of diameter with and without pre heating at 39 C were divided into 3 subgroups according to exposure times 5, 10, and 15. All specimens were polymerized using LED Curing Unit 3MTM Elipar, 1.200 mW cm2 and tested using Vickers Microhardness Tester Shimadzu, Japan to determine its microhardness for calculating its depth of cure. Data were statistically analyzed using Kruskall Wallis and Post Hoc Mann Whitney U test.
Results A no significant differences p ge 0,05 in depth of cure amongst the six groups of non preheated and preheated bulk fill composite. However, all of the groups have reached a minimum value of ge 80 depth of cure. Moreover, there is a significant differences in microhardness in all of the six groups of non preheated and preheated bulk fill composite and between 5 and 15 of exposure times in both groups. Conclusion Exposure times and pre heating at 39 C had an influence on microhardness of bulk fill composite.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jacky Wijaya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi hidrogen peroksida 40 terhadap kerentanan perubahan warna resin komposit nanohibrida oleh minuman berkarbonasi. Tiga puluh spesimen resin komposit nanohibrida berbentuk silinder diameter 6mm x ketebalan 2mm dibagi menjadi tiga kelompok; Coca-Cola, Fanta Strawberry, dan Sprite n=10. Seluruh spesimen direndam dalam minuman masing-masing selama 7 hari, diaplikasikan hidrogen peroksida 40, dan direndam kembali selama 7 hari. Pengukuran warna dilakukan sebanyak empat kali dengan Colorimeter. Nilai perubahan warna kemudian dihitung. Data dianalisis menggunakan uji statistik Paired-Samples T Test dan One-Way ANOVA.

This study aims to analyze the effect of 40 hydrogen peroxide application on nanohybrid composite resin staining susceptibility by carbonated drinks. Thirty cylindrical specimens 6mm diameter x 2mm depth of nanohybrid composite resin were divided into 3 groups Coca Cola, Fanta Strawberry, and Sprite n 10. All specimens were immersed in each drinks for 7 days, bleached with 40 hydrogen peroxide, and re immersed for 7 days. Color measurement was done four times using a Colorimeter. Color differences between each measurement were calculated. Data were analyzed statistically by Paired Samples T Test and One Way ANOVA.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqi Adzkaro Khoirurrijal
"ABSTRACT
Nowadays, either keeping or throwing out the final product of dental cast is the most common thing to do. The waste from dentistry can be considered toxic if not handled specifically and separately to other waste. Hence, recycling process can reduce its effect and the waste of dental casts. The aim of this research is to reuse the dental gypsum either for practical use or health facilities. This research studies, the behavior of before after recycle and heat treatment to several grades of dental gypsum that will be used as impression material or dies. As it rsquo s designed to be an impression material that will undergo heat treatment, Simultaneous Thermogravimetry and Differential Scanning Calorimetry TGA DSC will be applied to understand the Phase Transformation to its mass change and the behavior to a temperature difference. The result will be validated using an experimental approach. X ray Diffraction XRD and Scanning Electron Microscope will also be done to identify the crystalline phases and the surface microstructure, it will be validated using an experimental approach as well. A range of gap between parameter values is expected between the fresh new dental gypsum and the recycled one. However, it is expected some similar values between the heat treated and the fresh new dental gypsum.

ABSTRACT
Dewasa ini, baik menyimpan atau membuang produk akhir dari gips gigi adalah hal yang paling umum untuk dilakukan. Limbah dari kedokteran gigi dapat dianggap beracun jika tidak ditangani secara khusus dan terpisah dengan limbah lainnya. Oleh karena itu, proses daur ulang dapat mengurangi efek dan limbah gips gigi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggunakan kembali gipsum gigi baik untuk penggunaan praktik atau fasilitas kesehatan. Penelitian ini mempelajari, perilaku sebelum-sesudah mendaur ulang dan perlakuan panas ke beberapa tipe gipsum gigi yang akan digunakan sebagai bahan impresi atau cetakan. Karena dirancang untuk menjadi material impresi yang akan menjalani perlakuan panas, Simultaneous Thermogravimetry dan Differential Scanning Calorimetry TGA-DSC akan diterapkan untuk memahami transformasi fase untuk perubahan massa dan perilaku terhadap perbedaan suhu. Hasilnya akan divalidasi menggunakan pendekatan eksperimental. X-ray Diffraction XRD dan Scanning Electron Microscope SEM juga akan dilakukan untuk mengidentifikasi fase kristal dan mikro struktur permukaan, perihal tersebut akan divalidasi menggunakan pendekatan eksperimental. Keberadaan renggang antara nilai-nilai parameter diharapkan antara gipsum gigi segar / baru dan yang didaur ulang. Namun, diharapkan beberapa nilai serupa antara perlakuan panas dan gipsum gigi baru / segar."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Aini
"Magnesium merupakan pilihan material yang dapat digunakan sebagai material implan tulang dengan karakteristik yang mirip dengan tulang, merupakan elektrolit normal dalam tubuh, memiliki harga yang ekonomis, dan bersifat dapat terdegradasi. Namun magnesium memiliki keterbatasan yaitu memiliki tingkat korosi yang tinggi. Untuk meningkatkan resistensi korosi dan memperbaiki sifat mekanis dikembangkan berbagai metode, salah satunya adalah proses Equal Channel Angular Pressing (ECAP). Persyaratan utama sebagai material implan tulang adalah bersifat biokompatibel. Tujuan: Mengevaluasi karakteristik biokompatibilitas magnesium yang telah melalui proses ECAP secara in vitro. Metode: Karakteristik biokompatibilitas magnesium ECAP dievaluasi melalui uji toksisitas terhadap sel osteoblas menggunakan MTT Assay, analisis logam berat yang terkandung di dalamnya dengan perhitungan paparan akumulatif logam berat berdasarkan provisional tolerable daily intake (PTDI),
serta uji sterilitas setelah melalui proses sterilisasi menggunakan autoclave. Hasil:
Tingkat proliferasi sel osteoblas dengan pemberian ekstrak magnesium ECAP lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Logam berat yang dihitung paparan akumulatifnya adalah aluminium, arsen, timbal, kadmium, dan merkuri. Paparan akumulatif logam berat 100% pada penggunaan magnesium ECAP 11,8297 g. Pada uji steriitas tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri pada tiap tahapan pengujian. Kesimpulan: Magnesium ECAP bersifat tidak toksik, dan dapat merangsang pertumbuhan sel osteoblas dengan batas penggunaan maksimum
11,8297 g, serta steril.

Magnesium is the choice of material for bone implant with characteristic similiar to the bone, one of the normal elctrolytes in the body, have economical price, and degradable. However magnesium has limitation which is
high corosity rate. To improve corosion resistance and mechanical properties, many methods proposed, one of them is the Equal Channel Angular Pressing (ECAP). The important requirement for bone implant material is biocompatible. Purpose: To evaluate the biocompatibility of magnesium through Equal Channel Angular Pressing (ECAP) process in vitro. Method: Biocompatibility characteristics of magnesium ECAP was evaluated by toxicity test using MTT assay, analysis of heavy metals in magnesium ECAP by accumulative heavy metal exposure based on provisional tolerable daily intake (PTDI), also sterility test after sterilized using autoclave. Results: Cell proliferation rate in magnesium extract treatment group was higher than the control group. The heavy metals count for accumulative exposure were aluminium, arsenic, lead, cadmium, and mercury. Hundred percent of accumulative exposure was on the use of 11.8297 g magnesium ECAP. In sterility test there was no evidence of bacterial growth in every part of the test. Conclusion: Magnesium ECAP is not toxic and able to induce proliferation of osteoblast with maximum dose is 11.8297 g, and also proved sterile after sterilization using autoclave.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T33058
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noke Devina
"Salah satu bahan dasar dari material cetak alginat adalah natrium alginat. Natrium alginat eksperimen dibuat dari ekstraksi rumput laut coklat Sargassum sp. menggunakan perendaman dalam kondisi asam. Hasil natrium alginat diuji kemurnian dan viskositasnya. Natrium Alginat eksperimen dalam penelitian ini memiliki sifat kemurnian yang sesuai dengan bubuk natrium alginat standar dari SIGMA A2158 setelah dilakukan pengujian menggunakan high performance liquid chromatography (HPLC). Dengan uji viskositas Brookefield, natrium alginat ini memiliki viskositas yang rendah sebesar 45,3 mPas sehingga belum sesuai sebagai bahan dasar material cetak alginat.

Sodium alginate is one of the basic ingredient of the alginate impression material. Experimental sodium alginate was made by extracting Sargassum brown seaweed species using an immersion method in acid. The sodium alginate powder was then tested for its purity and viscosity. Using the High Performance Liquid Chromatography (HPLC) test, the experimental sodium alginate had purity corresponding to the standard sodium alginate powder of SIGMA A2158. Through the Brookefield viscosity test, the experimental sodium alginate had too low viscosity of 45.3 mPas which is not suitable yet for Dental Alginate Impression Material basic ingredient."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>