Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147260 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agustin Arijanti
"Asuransi adalah tindakan pengalihan resiko kepada pihak lain yang merupakan salah satu upaya untuk memperkecil resiko akibat hilangnya nilai ekonomi (http://www.metlife.co.idlind siklus.asp). Asuransi Jiwa menjadi salah satu alternatif dalam perencanaan keuangan yang mampu dijadikan pemecahan ideal bagi pengadaan ?sumber pendapatan baru" bilamana terjadi kematian dini, cacat atau ketidakmampuan fisik dan usia tua yang menyebabkan terputus atau terganggunya alur pendapatan keuangan seseorang.
Pertumbuhan pendapatan premi asuransi jiwa pada masa sulit antara tahun 1997-2001 memperlihatkan pertumbuhan yang stabil sedangkan pendapatan premi di tahun 1999 mengalami kenaikan yang signifikan pula (Performa Bisnis Asuransi Jiwa Indonesia, 2001).
Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab hubungan antara Terpaan terhadap Program Komunikasi Perusahaan dengan Keputusan Pembelian Konsumen. Hal ini dilakukan karena munculnya fenomena baru dimana yang pada awalnya industri asuransi yang enggan melakukan promosi, belakangan ini mereka mulai mengadakan promosi. Penelitian ini bersifat eksplanatif dilakukan pada populasi pekerja dan profesional yang berada di kawasan perkantoran yang berada di Jalan Sudirman, Thamrin dan Rasuna Said, Jakarta. Sampel dipilih dengan metode two-stage cluster sampling dan penelitian dilakukan pada 200 responden.
Hasil pengolahan data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel terpaan program komunikasi dengan variabel Purchase Decision Involvement yang dikontrol oleh variabel persepsi terhadap corporate brand."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14269
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugrahaeny K. Hapsari Safitri
"Dalam lingkungan kerja di suatu perusahaan atau organisasi, seringkali kepuasan komunikasi karyawan mempengaruhi tingkat kinerja karyawan perusahaan tersebut. Komunikasi dapat menjadi tolak ukur dalam menentukan kinerja karyawan dalam perusahaan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kuat hubungan antara Kepuasan Komunikasi dengan Kinerja Karyawan Manajerial di Perusahaan pelayaran Wan Hai Lines Ltd dan pengaruh variabel kontrol fasilitas organisasi pada kuat hubungan antar variabel.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan dilaksanakan dengan metode survei. Dengan populasi karyawan Wan Hai Lines Ltd diambil secara sensus sebagai sumber penggalian data. Sebanyak 120 responden. Untuk mencapai tujuan penelitian digunakan analisis korelasi Product Moment dan Partial Correlation dengan menggunakan SPSS 10.0 for Windows.
Dari hasil penelitian di lapangan dapat diketahui bahwa perusahaan pelayaran khususnya di Wan Hai membutuhkan mekanisme penyebaran informasi yang terbuka untuk mengkoordinasikan seluruh proses pengerjaan.
Pada mekanisme penyebaran informasi, masing-masing departemen memiliki ciri tersendiri dalam berkomunikasi baik secara internal departemen atau lintas departemen.
Sedangkan pada media penyampaian informasi, kebanyakan karyawan menganggap media yang paling mudah untuk dipahami adalah dengan tulisan dan secara lisan mendetail.
Dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa baik kepuasan komunikasi dan kinerja karyawan memiliki hubungan yang kuat, positif, dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 dan nilai R korelasi Product Moment sebesar 0,788. Sedangkan pada pengujian terhadap variabel kontrol diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan sebesar r = 0,5506 dalam melihat hubungan antara tingkat kepuasan komunikasi dengan tingkat kinerja karyawan.
Namun demikian, penelitian ini terdapat kelemahan karena hanya dilakukan secara one shot terhadap responden serta diperlukan observasi yang lebih lama dengan disertai wawancara yang lebih mendalam."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14276
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Hermawan
"Komunikasi pemasaran sosial dilakukan dengan tujuan akhir mengubah perilaku khalayak masyarakat agar menjadi lebih baik dari sebelumnya Komunikasi pemasaran sosial yang dilaksanakan akan lebih efektif hasilnya bila didasari pada strategi komunikasi dan perencanaan yang tepat.
Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 1996 ini sudah lama diterbitkan, diundangkan, dikomunikasikan, dan diinformasikan dalam bentuk sosialisasi dengan Program kegiatan komunikasi dan informasi yang telah dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Propinsi DKI Jakarta, namun hasilnya belum maksimal karena masih banyak anggota masyarakat yang belum mengetahuinya (hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya anggota masyarakat yang terjaring Operasi Yustisi Kependudukan).
Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif yang bersifat deskriptif evaluatif. Penelitian berusaha memberikan gambaran bagaimana program kegiatan komunikasi dan informasi sosialisasi yang dilakukan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Propinsi DKI Jakarta serta evaluasinya.
Dari hasil kajian dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media, baik media massa tidak langsung maupun media langsung/tatap muka masih terbatas. Tidak tersedianya sumber daya manusia atau pegawai yang kompeten, tidak adanya pegawai yang memiliki latar belakang komunikasi, dan tidak adanya wawasan yang luas dibidang komunikasi masih menjadi hambatan, kondisi seperti ini akan berdampak pada kesempurnaan penerimaan pesan yang didapat masyarakat Peran serta masyarakat dalam mewujudkan tertib administrasi, registrasi, dan pengendalian penduduk masih belum sesuai harapan. Akhirnya proses pertukaran kebutuhan seperti yang diisyaratkan oleh Pemasaran Sosial sulit untuk terwujud.
Berdasarkan kesimpulan tersebut, penulis memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk perbaikan program kegiatan komunikasi dan informasi, diawali dengan pembentukan dan penetapan blueprint strategi komunikasi terpadu yang diiringi dengan monitoring dan kontrol. Perencanaan strategi komunikasi sebaiknya didasari pada hasil segmentasi masyarakat agar apa yang dibutuhkan masyarakat dapat diketahui dengan pasti."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14292
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Limbong, Mesta
"ABSTRAK
Dalam era globalisasi yang semakin berkembang saat ini, peran sebagai "ibu" tetap dituntut berfungsi secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan anaknya, khususnya anak prasekolah sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat. Secara teoretis masa usia prasekolah adalah masa terpenting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada usia ini, bisa saja timbul stagnasi dalam usaha memenuhi tugas-tugas perkembangannya jika tidak diberi dukungan dan kesempatan.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pola komunikasi keluarga dengan perkembangan kemampuan sosialisasi anak usia prasekolah; apakah ada hubungan pola komunikasi keluarga dengan perkembangan kemampuan komunikasi anak usia prasekolah; apakah ada hubungan perkembangan kemampuan sosialisasi dengan perkembangan kemampuan komunikasi anak usia prasekolah, serta untuk mengetahui apakah ada perbedaan: perkembangan kemampuan sosialisasi, perkembangan kemampuan komunikasi dan pola komunikasi keluarga pada ibu bekerja dan ibu tidak bekerja.
Penelitian ini dilakukan di Jakarta, melibatkan 142 anak usia prasekolah dari 8 Taman Kanak-kanak. Dengan rincian 71 anak mewakili kelompok ibu bekerja dan 71 anak lainnya mewakili kelompok ibu tidak bekerja.
Untuk melihat hubungan pola komunikasi keluarga dengan perkembangan kemampuan sosialisasi anak usia prasekolah, hubungan pola komunikasi dengan perkembangan kemampuan komunikasi anak usia prasekolah, serta hubungan perkembangan kemampuan sosialisasi dan perkembangan kemampuan komunikasi dari anak usia prasekolah digunakan analisa korelasi. Sedangkan teknik untuk menguji perbedaan perkembangan kemampuan sosialisasi anak usia prasekolah, perkembangan kemampuan komunikasi anak usia prasekolah, pola komunikasi keluarga ibu bekerja dan ibu tidak bekerja digunakan uji beda rata-rata.
Temuan-temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positip dan bermakna antara pola komunikasi keluarga dengan perkembangan kemampuan sosialisasi anak usia prasekolah. Di peroleh hasi l 0,201 dan signifikan pada taraf 5 %. Berarti antara pola komunikasi keluarga dan perkembangan kemampuan sosialisasi ada korelasi positip.
Selanjutnya ada hubungan yang positip dan signifikan antara perkembangan kemampuan komunikasi anak dan pola komunikasi keluarga. Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pola komunikasi keluarga yang digunakan, berarti akan meningkatkan perkembangan kemampuan komunikasi anak usia prasekolah.
Hubungan antara perkembangan kemampuan komunikasi anak dan perkembangan kemampuan sosialisasi anak diperoleh sebesar 0,446 dan signifikan pada taraf 5 %. Hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkat perkembangan komunikasi akan semakin meningkat pula perkembangan kemampuan sosialisasinya.
Untuk pola komunkasi keluarga dari Ibu bekerja dan Ibu tidak bekerja, tidak terbukti ada perbedaan. Ibu bekerja dan Ibu tidak bekerja dalam sampel penelitian ini cenderung menggunakan pola komunikasi keluarga protektif, yaitu komunikasi orientasi sosialnya tinggi, sedangkan komunikasi orientasi konsepnya rendah, hasilnya sebanyak 77 sampel (54 %). Untuk pola komunikasi keluarga Laisser-faire dengan komunikasi yang orientasi sosial maupun komunikasi orientasi konsepnya rendah sebanyak 26 sampel (18 %). Pola komunikasi keluarga pluralistik yaitu dengan komunikasi yang berorientasi sosial rendah dan komunikasi berorientasi konsepnya tinggi sebanyak 7 sampel (5 %). Sedangkan Pola Komunikasi Konsensual dimana komunikasi yang berorientasi sosialnya maupun komunikasi orientasi konsepnya tinggi sebanyak 32 sampel (23 %).
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara perkembangan kemampuan komunikasi anak, dari kelompok Ibu bekerja maupun Ibu tidak bekerja. Ini menunjukkan bahwa perkembangan kemampuan komunikasi anak pada usia prasekolah tidak hanya dipengaruhi oleh faktor bekerja/tak bekerja Ibu. Apapun aktivitas dan tanggung jawab Ibu, nampaknya tetap memperhatikan perkembangan kemampuan komunikasi anak-anaknya.
Ada perbedaan yang signifikan antara perkembangan kemampuan sosialisasi anak usia prasekolah pada Ibu bekerja dan tidak bekerja. Dibuktikan dari uji coba peluang rata-rata sebesar 0, 0166 pada tabel 4.10.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sr. Michael Sumiyati
"Penelitian ini berangkat dari adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang ada mengenai penguasaan Teknik Komunikasi Sosial siswa SMPS yang pada umumnya lebih rendah dari bidang studi lainnya yang di Ebtanaskan. Penelitian ini mengkaji keterkaitan antara inteligensi, kecakapan sosial, sikap siswa terhadap bidang studi teknik komunikasi sosial dan konsep diri, terhadap penguasaan teknik komunikasi sosial siswa.
Berdasarkan kajian teori diajukan enam hipotesis untuk dibuktikan kebenarannya. Penelitian dilakukan pada siswa SMPS Marsudirini Jakarta kelas tiga semester enam tahun ajaran 1991/1992. Berdasarkan perhitungan korelasi sederhana, parsial dan korelasi ganda, hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis 1 yang berbunyi, ?ada hubungan yang positif dan signifikan antara inteligensi dengan Penguasaan Teknik Komunikasi Sosial? ditolak atau tidak terbukti.
2. Hipotesis 2 yang berbunyi ada hubungan yang positif dan signifikan antara kecakapan sosial dengan Penguasaan Teknik Komunikasi Sosial" ditolak
3. Hipotesis 3 yang berbunyi, "ada hubungan yang positif dan signifikan antara sikap siswa terhadap Teknik Komunikasi Sosial dengan Penguasaan Teknik Komunikasi Sosial" ditolak.
4. Hipotesis 4 yang berbunyi, "ada hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri siswa dengan Penguasaan Teknik Komunikasi Sosial? ditolak.
5. Hipotesis 5 yang berbunyi, "ada hubungan yang positif dan signifikan secara bersana-sama antara inteligensi, kecakapan sosial, sikap siswa terhadap Teknik Komunikasi Sosial, dan konsep diri dengan Penguasaan Teknik Komunikasi Sosial" ditolak.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kelima hipotesis tersebut dalam penelitian ini ditolak atau tidak terbukti. Selanjutnya dengan hasil temuan itu diajukan saran-saran yang berkaitan dengan pengajaran TKS antara lain; agar dikembangkan sifat asertif siswa melalui jalur pendidikan formal yaitu sekolah maupun pendidikan informal yaitu dalam keluarga. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan memperluas sampel penelitian, menggunakan alat ukur yang sudah dibakukan dan metode pengumpulan data secara terpadu, serta dimanfaatkannya hasil penelitian ini sebagai salah satu bahan masukan dalam upaya peningkatan penguasaan Teknik Komunikasi Sosial. Selain itu perlu ditambahkan variabel minat dan motivasi dalam penelitian ini."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bachruddin Ali Akhmad
"Teknologi transportasi dan komunikasi yang lebih hebat, pertambahan penduduk dunia yang demikian pesat, sehingga manusia bergerak ketempat-tempat lain untuk merebut sumber alam, serta pergeseran kekuatan ekonomi yang demikian kerasmemerlukan pemahaman budaya dalam menguasai kultur pasar. Menyebabkan kemungkinan seseorang memerlukan bertemu atau ditemui orang dari kultur lain jauh lebih besar dari sebelumnya.
Dalam skala domestik, pengaruh-pengaruh diatalebih membuka kemungkinan seseorang bertemu kultur sukubangsa Indonesia lainya jauh lebih besar dari masalalu. Karena itu pemahaman kita tentang komunikasi verbal dan non verbal dalam konteks antar budaya diantara sukubangsa-sukubangsa tersebut harus lebih besar dan proporsional.
Dalam kerangka berpatisipasi kepada hal yang disebut terakhir dan untuk memenuhi syarat memperoleh ijazah magister dibidang Ilmu Sosial dengan Spesialisasi Ilmu Komunikasi, peneliti melakukan penelitian atau membuat thesis ini.
Tujuan penelitian ini untuk menemukan ciri-ciri komunikasi masyarakat asli Banjar, ciri-ciri komunikasi masyarakat transmigran asal Jawa serta ciri-ciri komunikasi antara kedua masyarakat. Penelitian ini bersifat studi kasus, deskriptif dan kualitatif. Mempergunakan metode observasi partisipasi dan wawancara bebas terstruktur serta pengumpulan informasi skunder. Penelitian ini dilakukan di Mesa Telaga Langsat, Dati II Tanah Laut, Kalimantan Selatan.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa ciri-ciri komunikasi verbal masyarakat asli Banjar bersifat praktis, sementara ciri-ciri komunikasi verbal masyarakat transmigran asal Jawa bersifat tatakrama. Ciri-ciri komunikasi non verbal kedua masyarakat sebagian besar lama, namun sebagian besar makna dari ciri-ciri tersebut berbeda. Status sosial, situasi komunikasi dan faktor stereotip serta prasangka sosial muncul sebagai faktor-faktor yang membedakan praktek penampilan ciri-ciri komunikasi transmigran asal Jawa dan dalam penampilan ciri-ciri komunikasi masyarakat transmigran asal Jawa dengan masyarakat asli Banjar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wuwungan, Frankie
"Penelitian ini membahas mengenai strategi komunikasi kampanye Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah (DP dan KS) dalam pelaksanaan sosialisasi program yang dilakukan oleh Direktorat Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah dan melihat bagaimana pelaksanaan program DP dan KS di wilayah Depok dalam meningkatkan peranserta masyarakat dalam pengelolaan pendidikan. Penelitian ini mengacu pada penerapan Keputusan Mendiknas nomor 0441U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah serta pembentukan DP dan KS bedasarkan Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 (pasal 56 ayat 2) tentang Sistem Pendidikan Nasional
Sukses tidaknya program tersebut dituntut adanya strategi.komunikasi yang mampu membangun perilaku masyarakat untuk dapat mendukung dan berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan tugas clang fungsi Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dimaksud. Salah satu strategi komunikasi yang dilakukan adalah melalui kampanye program Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Untuk mengetahui pelaksanaan kampanye program DP dan KS, penulis melakukan penelitian masalah strategi komunikasi kampanye program Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah yang dilakukan oleh Diraktorat Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah dan sejauh mana pelaksanaan program Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah di daerah Depok Jawa Barat.
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan tujuan untuk memahami strategi komunikasi yang dilakukan dalam kampanye program DP dan KS, Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai strategi komunikasi yang dilakukan dalam kampanye program DP dan KS dan sejauh mana pelaksanaan program DP dan KS di Kota Depok. Informan sebagai sumber informasi yang diteliti berasal dari Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Dinas Pendidikan Kota Depok, Dewan Pendidikan Kota Depok, Kepala SD, dan masyarakat sekolah. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan memaparkan, menguraikan, mengelolah dan menganalisis data yang ditemukan di lapangan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi komunikasi kampanye program DP dan KS yang dilakukan oleh Ditjen Mandikdasmen menggunakan saluran komunikasi massa (TV, Koran, dan Radio) disamping itu melalui Lokakarya maupun Seminar dengan melibatkan stakeholder pendidikan, juga disertai dengan penyebaran informasi melalui poster, leaflet, brosur yang disebarkan secara terbatas. Di samping itu juga melalui sosialisasi dengan melibatkan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah yang telah terbentuk sehingga pelaksanaan program DP dan KS dapat berjalan sesuai tugas dan fungsinya.
Kesimpulan penelitian adalah dalam melakukan strategi kampanye program DP dan KS telah menggunakan media massa dan hasilnya sangat efektif untuk mengenalkan lembaga DP dan KS tersebut, namun demikian untuk dapat dipahami program DP dan KS tersebut perlu dilakukan model komunikasi selektif serta materi kampanye yang mempunyai kesan bagi khalayak. Komunikasi selektif dilakukan untuk memberikan informasi secara rinci tentang program DP dan KS serta untuk menjangkau masyarakat yang tidak mempunyai akses pada media massa misalnya pada masyarakat di pedesaan.
Rekomendasi yang dapat disampaikan dalam strategi komunikasi kampanye program DP dan KS yaitu agar dilakukan lebih bervariasi misalnya melalui penayangan sinetran, sosialisasi langsung berupa penyuluhan kepada masyarakat dan penyebaran brosur, leaflet, newsletter yang dapat menyampaikan informasi kepada masyarakat secara umum termasuk didaerah terpencil sekalipun. Untuk Dewan Pendidikan Kota Depok pelaksanaan program telah berjalan dengan baik namun untuk meningkatkan peran serta masyarakat perlu melakukan sosialisasi sendiri umpamanya melalui pembuatan bilboard serta sosialisasi kepada dunia usaha untuk memperoleh dukungan partisipasinya dalam dunia pendidikan. Pada tingkat sekolah sosialisasi kepada masyarakat perlu ditingkatkan terutama berkaitan dengan-kebijakan pemerintah tentang pemberian bantuan operasional sekolah yang dianggap tidak mendukung adanya partisipasi masyarakat."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21902
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trimanah
"Penelitian ini membahas tentang Strategi Komunikasi linformasi dan Edukasi (KIE) yang dilakukan oleh Yayasan Pelita I1mu dalam upayanya untuk melakukan pencegahan penularan HIV yang disebabkan oleh pemakaian jarum suntik di kalangan penyalahguna obat di wilayah Kampung Bali Jakarta Pusat. Kerangka penelitian ini mengacu pada Stategi Nasional Penanggulangan HIV/AIDS yang dicanangkan oieh Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Komisi Penanggulangan AIDS Nasional tahun 2003. Strategi ini merupakan rujukan bagi segala upaya pencegahan dan penanggulangan HIV yang dilakukan oleh pemerintah, LSM-LSM, maupun perorangan.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, sedangkan satuan analisis yang digunakan adalah single case-multi level analysis dengan tujuan untuk menyediakan pengertian yang mendalam tentang program pencegahan penularan HIV melalui narkoba IDU.
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang strategi KIE yang sedang dilakukan oleh YPI. Level analisis yang digunakan adalah multi level analysis dimana obyek analisisnya adalah individu sebagai anggota masyarakat yang mendapatkan sosialisasi program pencegahan penularan HIV melalui narkoba IDU dan organisasi (VPI) sebagai pihak yang melakukan sosialisasi tersebut. Maka metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, dengan memaparkan, menuturkan, menafsirkan dan menganalisis data yang ada.
Hasil temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa strategi komunikas informasi dan edukasi yang dilakukan oleh YPI dalam upayanya untuk melakukan pencegahan penularan HIV sudah mencakup bebebara aspek, mulai sasaran, peran, saluran yang digunakan dan juga feed back yang didapatkan. Strategi ini dibuat berdasarkan data yang diperoleh dilapangan, sehingga kemudian dibuat strategi berdasarkan data tersebut. Strategi ini dianggap paling efektif, sebab pertama, sasaran menjadi jelas mulai dari umur, pendidikan, pekerjaan dan lain sebagainya. Kedua, pesan yang dirancangpun menjadi lebih tajam dan terarah karena sasaran sudah dilakukan pengelompokan sasaran berdasarkan beberapa hal. Ketiga, saluran yang digunakan menjadi lebih terarah. Keempat, feedbacknya juga menjadi jelas sehingga dapat dibuat antisipasi dan stratgei lanjutan berdasarkan feedback tersebut.
Hasil yang didapat dan penelitian ini juga sesuai dengan lead difusi inovasi dan teori pemasaran social yang disampaikan Rogers. Dimana ide social atau produk social yang ditawarkan oleh YPI sudah dapat diadopsi sebagai suatu inovasi baru bagi masyarakat Kampung Bali. Mereka yang tadinya menolak ide ini akhirnya menerima, bahkan mau melaksanakannya bersama-sama dengan YPI."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samitha Farausi
"ABSTRAK
TKI (Tenaga Kerja Indonesia) memiliki konstribusi yang cukup besar terhadap
dinamika pendapatan negara. Nilai remitansi (pengiriman uang) TKI yang terus
stabil diantara gejolak perekonomian migas, non migas maupun ekspor impor
Indonesia yang semakin hari terus melemah. Atas dasar potensi itulah, maka
penting bagi TKI untuk “melek keuangan” dan sebanyak – banyaknya
memperoleh pengetahuan dan informasi terkait layanan jasa keuangan. Hal
tersebut mendasari dikembangkannya program pelatihan edukasi pengelolaan
keuangan bagi TKI dan keluarga yang diselenggarakan oleh BNP2TKI. Edukasi
keuangan sebagai sebuah program strategik pemerintah selayaknya melalui proses
perencanaan yang terkonsep baik dan teruji coba sehingga pada saat aplikasi di
lapangan segala hambatan dan kendala dapat diprediksi dengan tepat dan
berkesinambungan. Penulis melakukan studi yang berfokus pada evaluasi
perencanaan komunikasi strategik pada program edukasi pengelolaan keuangan
bagi TKI dan keluarganya dimana program edukasi pengelolaan keuangan
tersebut telah dilakukan dalam masa RPJMN 4 tahun terhitung mulai tahun 2010
– 2014. Dimana dilakukan pengkajian baik terkait komunikasi antar organisasi
dalam pencanangan program maupun metode komunikasi yang digunakan dalam
kegiatan edukasi pengelolaan keuangan tersebut pada tiap tahunnya.

ABSTRACT
TKI (Indonesian Migrant Workers) have a considerable contribution to the
dynamics of the state revenue. The value of TKI remittance (money transfer) that
keeps stable among oil and gas or non oil and gas event Indonesia export import
which getting weaker day by day. Base on that potential, it is important for TKI to
know about finance and absorb the information related to financial services as
many as possible. It underlies the developed of education financial management
program for Indonesian migrant workers and their families organized by the
BNP2TKI. Financial education as a strategic government programs should be well
planned and tested so all the obstacles and constraints can be predicted with
precision and continuous improvement. The author did a study that focuses on
education financial management program for Indonesian migrant workers and
their families where the financial management education program has been done
in the 4 years RPJMN calculated from the year 2010 – 2014. Where does the
study of related good communication between organizations in the
groundbreaking program as well as the method of communication used in the
financial management of educational activities on each year."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Ningsih
"Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan komunikasi bagi supervisor di PT AI, Sehubungan dengan adanya permasalahan yang dihadapi PT. AI yailu departemen yang dipimpin supervisor sering terjadi kesalahpahaman dikarenakan kurang adanya koordinasi. Teori yang dirujuk sebagai dasar dalam pembuatan rancangan program pelatihan komunikasi bagi supervisor ini adalah teori tentang produktivitas, teori tentang komunikasi, dan teori tentang pelatihan. Setiap departemen diharapkan adanya kerjasama, atau ada saling ketergantungan. Departemen yang satu harus memberikan input kedepartemen lain dan memberikan output. Berarti antara supervisor yang memimpin departemen harus ada komunikasi. Makin banyak departemen yang saling bergantung maka ada kemungkinan terjadi kesalahpahaman makin besar. Dengan komunikasi yang efektif kesalahpahaman dapat dihindari antar departemen.
Karena permasalahannya adalah komunikasi maka untuk menghindari kesalahpahaman dibutuhkan suatu pelatihan khusus. Munandar (2001) mengemukakan bahwa salah satu tujuan dari pelatihan adalah meningkatkan produktivitas. Produktivitas departemen yang kurang dapat mengurangi kinerja supervisor. Menurut Hersey dan Blancard (dalam Dharma, 1990), faktor-faktor penghambat adalah faktor-faktor yang bertindak mengekang atau memperkecil faktor pendorong produktivitas. Salah satu faktor yang dapat menghambat produktivitas menurut Ranfil (dalam Timpe, 1988), adalah komunikasi internal yang buruk. Untuk mengatasi komunikasi internal yang buruk menurut Timpe, A. Dale (1989) adalah komunikasi juga.
Oleh karena itu, dianggap perlu dirancang suatu program pelatihan yang dapat memberikan pengetahuan serta keterampilan kepada para supervisor di PT. AI mengenai proses komunikasi yang baik. Program pelatihan tersebut akan diberikan kepada selumh supervisor dan calon supervisor atau karyawan yang akan diangkat sebagai supervisor di PT AI. Agar program pelatihan ini dapat berjalan dengan efektif, maka perlu diperhatikan beberapa hal yaitu identifikasi kebutuhan pelatihan, sasaran pelatihan, pelatih, materi, metode, alat bantu, peserta, durasi pelaksanaan pelatihan, tempat pelaksanaan, biaya dan evaluasi pelatihan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T37922
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>