Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65897 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anita Swandayani
"Studi ini bermula dari melihat perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang cepat yang membawa pengaruh ke hampir semua bidang kehidupan termasuk ekonomi, pertanian, sosial, kedokteran, dll. Serta kenyataan bahwa lapangan kerja bidang pertanian di Indonesia menyerap sebanyak 58.3% (1998) dari seluruh tenaga kerja. Begitu banyak yang menggantungkan diri pada lapangan pertanian ini. Dapatkah manfaat kemajuan teknologi informasi ini dinikmati oleh para pekerja di lapangan pertanian tersebut ?, atau dengan kata lain dinikmati oleh para petani yang tersebar di berbagai daerah dan wilayah Indonesia ini. Jika dilihat secara sepintas tampaknya tidak mungkin karena teknologi ini memerlukan perangkat dan jalur komunikasi yang khusus, yaitu komputer dan jaringan internet. Tetapi jika dilihat dalam kacamata agribisnis hal ini dapat dilacak. Karena agribisnis sendiri adalah bisnis di bidang pertanian yang proses kerjanya merupakan kesatuan sistem dari penyediaan sarana produksi, kegiatan on farm (produksi primer), pengolahan produksi (produksi sekunder), jasa dan pemasaran (produksi tarsier) sampai pihak konsumen.
Penelitian ini ingin mendapat kejelasan mengenai pemanfaatan jaringan internet bisnis yang diwujudkan dengan adanya website pada bidang agribisnis, terutama pemanfaatan dalam proses kerja sehari-hari. Permasalahan yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui pemanfaatan jaringan pasar elektronik (e-commerce) oleh pelaku usaha agribisnis sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan dapat mendorong proses pemberdayaan komunitas petani.
Sedang tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai pemanfaatan jaringan perdagangan elektronik dalam meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha agribisnis dan gambaran mengenai jaringan perdagangan elektronik yang paling sesuai dalam memperdayakan komunitas petani, serta merumuskan satu model pemberdayaan komunitas petani.
Penelitian ini memfokuskan pada kegiatan agribisnis mulai dari proses pengadaan/on farm (produksi primer); pengolahan produksi (produksi sekunder), jasa dan pemasaran (produksi tersier). Informan yang dipilih sebagai sample ada 4 orang, mewakili 4 perusahaan agribisnis yang memanfaatkan jaringan intemet bisnis/e-commerce dalam kegiatan usahanya sehari-hari.
Metode penelitian yang dipakai adalah kualitatif, wawancara mendalam (indepth interview) dilakukan, baik bertemu secara langsung ataupun berhubungan atau diteruskan melalui email. sebagai pelengkap, dipergunakan pula data kuantitatif sebagai data sekunder, didapat dari website pelaku usaha agribisnis, laporan-laporan hasil survei yang pernah dilakukan dan kepustakaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan e-commerce terutama adalah sebagai media promosi, komunikasi dan informasi. Pemanfaatan ini sangat berpengaruh pada keefektifan dan keefisienan proses kerja, jika secara intens dan maksimal dilakukan.
Manfaat yang dirasakan oleh para pelaku bisnis secara langsung dan tidak langsung memberi pengaruh positif pada komunitas petani yang terkait, terutama dari semakin luasnya jalur pemasaran pelaku bisnis yang meningkatkan permintaan produksi dan memacu pengadaan produksi di kalangan komunitas petani, dimana selalu diharapkan untuk meningkatkan produksi dengan standar kualitas yang ditentukan. Dengan lebih terpacunya kegiatan pengadaan, kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup para petani dan keluarganya terbuka lebar. Perumusan model pemberdayaan pada komunitas petani merupakan program kemitraan dengan kerjasama dalam bidang usaha yang melibatkan tiga unsur, yaitu : komunitas/ kelompok tani sebagai pemasok bahan baku dan penerima modal usaha, perusahaan agribisnis sebagai pembeli produksi kelompok tani dan penjamin kredit (avalist), dan pihak bank sebagai pemberi modal dalam bentuk kredit."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14403
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Pujiharjawasana
"Kabupaten Kudus merupakan salah satu dari 35 kabupaten/kota di Jawa tengah yang cukup potensial. Hampir 90 % basis perekonomian masyarakatnya bertumpu pada sektor industri / perdagangan, sehingga menempatkan kabupaten Kudus sebagai kabupaten dengan product domestic bruto (PDRB) tertinggi kedua di Jawa Tengah setelah Semarang. Bahkan kalau dilihat PDRB secara perkapita justru tertinggi di Jawa tengah melampaui Semarang lebih dari 25 % di tahun 2000.
Akibat kegiatan industri/perdagangan tersebut di tahun 2001 memberi kontribusi ke kas negara rata-rata per hari kerja hampir Rp. 15,5 milyar dalam bentuk cukai rokok dan cukai lainnya, PPN dan PPH pasal 22, namun tidak sedikitpun yang dapat dibagi langsung ke pemkab Kudus sebagai bagian Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagaimana dimungkinkan bagi daerah yang memiliki sumber daya alam seperti hutan, pertambangan umum dan lain-lain yang tidak dimiliki oleh pemkab Kudus. Minimnya sumber daya alam di Kabupaten Kudus tidak bias mendongkrak APBD yang saat ini hanya tercatat 11 % dari APBD atau sekitar Rp. 24,5 milyar.
Tesis ini membahas salah satu upaya yang bisa ditempuh oleh pemkab Kudus untuk meningkatkan PAD melalui langkah revitalisasi aset daerah yang selama ini pemanfaatannya tidak optimal dan cenderung membebani APBD agar bisa memberi kontribusi terhadap peningkatan PAD. Upaya tersebut adalah pengoptimalan VSAT SISKOMDAGRI yang saat ini pemanfaatannya hanya 10 % untuk difungsikan sebagai node backbone Internet melalui pendirian usaha ISP bekerja sama dengan mitra swasta dalam bentuk kerja sama operasi. Tinjauan analisis yang digunakan adalah analisa kelayakan bisnis.
Dari analisa kelayakan bisnis dengan menyalurkan bandwidth Internet 256 kbps di tahun pertama, kemudian diupgrade menjadi 384 kbps ditahun ketiga serta 512 kbps ditahun ketujuh melalui wireless 2,4 GHZ sebagai jaringan akses memberikan hasil yang layak. Pemkab sebagai pemilik aset VSAT berhak atas revenue sharing yang berkontribusi langsung pada peningkatan PAD.

Kabupaten Kudus is one of 35 districts/cities in Central Java, which is quite potential. Almost 90% of the society's economy is based on industrial/trading sector; hence Kabupaten Kudus becomes a district with the second highest product Domestic Bruto (PDRB) in Central Java, after Semarang. Moreover, if we see the ratio of PDRB for people per area, it has the highest PDRB in Central Java, surpassing Semarang by 25% in 2000.
The result of the industries/trades in 2001 contributes to the country cash at almost Rp. 15, 5 billion per work-day, in the form of cigarette/tobacco customs and other customs, value-added taxes (PPN) and income taxes (PPH) sub-chapter 22, Never the less, none of these can be shared directly to kudus municipality as district original income, as it is possible for other areas which have natural resources like forests, general mining, etc, that are not owned by kudus municipality. The minimum natural resources in kudus district cannot support the district's budget which is now only 11% of the budget or about Rp 24, 5 billion.
This thesis discusses about one of the efforts which can be carried-out by kudus municipality in order to increase its income, i.e., through revitalization of regional assets which have not been utilized optimally and tend to burden the budget so that they can give contribution towards the increase of the income. The effort is the utilization of VSAT SISKOMDAGRI that's only 10% exploited as node of internet backbone, in the form of joint operation body. The analytical review applied is business feasibility analysis.
From the business feasibility analysis by distributing internet band with 256 kbps in the first year, then upgraded to 384 kbps in the third year, and 512 kbps in the eighth year via wireless 2, 4 GHZ as access network result in a feasible outcome. The municipality as VSAT asset owner has a right on the revenue sharing that gives direct contribution towards income increase.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T5432
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Studiati Suwandi
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengidentifkasi aspek-aspek yang berpengaruh pada kegiatan ilmiah di ITB; (2) mengukur seberapa jauh aspek-aspek tersebut berpengaruh pada kegiatan ilmiah di ITB; (3) mengetahui besarnya pengaruh sarana Internet pada kegiatan belajar pada para pengajar di ITB; (4) menghitung besarnya pemanfaatan sarana Internet pada kegiatan ilmiah dibandingkan dengan kegiatan nonilmiah para staf pengajar, peneliti dan mahasiswa ITB; (5) melihat seberapa jauh keterlibatan mahasiswa dalam penelitian yang dilakukan oleh para Staf .Pengajar dan Peneliti di ITB.
Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 1996. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif yang tidak akan mengambil generalisasi pada populasi. Contoh diambil secara acak berstrata, dari para pemakai sarana Internet di ITB, yang terdiri atas pengajar, peneliti dan mahasiswa. Pengumpulan data dilakukan dengan Cara menyebarkan kuesioner, dan sebagai pelengkap dilakukan wawancara singkat tidak terstruktur. Data yang terkumpul terdiri atas data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan Metode Analisis Faktor, dan data kualitatif dianalisis dengan Metode Analisis Korespondensi. Pengolahan data mempergunakan Paket Program SAS 6.10 for Windows.
Hasil penelitian untuk kelompok pengajarlpeneliti adalah (1) aspek yang berpengaruh pada kegiatan ilmiah di ITB adalah kegiatan belajar mengajar melalui Internet dibandingkan dengan kegiatan tatap muka sudah tinggi, yaitu sebesar 64%; (2) kegiatan ilmiah dibandingkan dengan kegiatan nonilmiah sudah cukup tinggi, yaitu sebesar 51%; (3) waktu rata-rata penggunaan sarana Internet untuk kegiatan ilmiah dibandingkan dengan kegiatan nonilmiah sudah besar, yaitu sebesar 50%; (4) frekuensi penggunaan sarana Internetlminggu untuk kegiatan ilmiah dibandingkan dengan kegiatan nonilmiah sangat tinggi, yaitu sebesar 65%. Namun demikian, untuk melakukan kegiatan belajar mengajar dan melakukan kegiatan ilmiah belum sepenuhnya memanfaatkan sarana Internet.
Aspek yang mempengaruhi kegiatan ilmiah mahasiswa adalah (1) waktu rata-rata penggunaan sarana Internet/minggu untuk kegiatan ilmiah dibandingkan dengan kegiatan nonilmiah sangat besar, yaitu sebesar 85%; (2) frekuensi penggunaan sarana Internet/minggu untuk kegiatan ilmiah dibandingkan dengan kegiatan nonilmiah sangat tinggi, yaitu sebesar 71%. Dalam memanfaatkan sarana Internet biaya tidak menjadi masalah bagi pengajar, peneliti dan mahasiswa.
Dari hasil penelitian ini diperoleh, bahwa sarana Internet di ITB masih belum dimanfaatkan secara optimum. Salah satu penyebabnya adalah, pada saat penelitian dilakukan jaringan kampus ITB masih belum Handal, sehingga pada saat jumlah pemakai di ITB semakin meningkat, waktu untuk mengakses Internet dirasakan sangat lambat. Selain daripada itu, jaringan kampus TTB yang dihubungkan ke jaringan Internet masih relatif baru dibentuk, yaitu dimulai pada tahun 1994. Dengan demikian belum semua sivitas akademika ITB mengenal dengan baik k inerjanya. Faktor lain yang diperkirakan mempengaruhi sivitas akademika ITB enggan mengenal Internet lebih mendalam, adalah informasi yang diperlukan masih dapat dipenuhi dan sumber-sumber lainnya, misalnya dari buku, majalah ilmiah, baik milik perpustakaan maupun milik pribadi. Selain daripada itu, kebijakan pimpinan jurusan dan unit yang membatasi penggunaan sarana Internet turut berpengaruh pada aktivitas penggunaan sarana.
Agar kinerja pemakaian sarana Internet di ITB meningkat, diperlukan perencanaan strategis yang melibatkan semua pihak. Dalam hal ini pustakawan dapat turut berperan serta mengefektifkan penggunaan sarana Internet.
The Usage of Internet as Information Sources to Support the Academic Activities at ITBThe main goals of this work are: (1) to identify the aspects which are supporting the academic activities at ITB (2) to measure how far these aspects are to support the academic activities at ITB (3) to measure the role of Internet towards the lecturers in the learning process at ITB (4) to compare the role of Internet facilities in academic activities with nonacademic activities towards the lecturers, researchers and students at TTB (5) to identify the students involvement in researches at ITB.
This work is carried out in August 1996. This research uses the descriptive method, which is not generalized to the whole of Internet users as its population. The design of this work uses stratified random sampling from the Internet facilities users at ITB. The data are collected by giving questionnaire forms and also short unstructured interviews to the samples. The data are divided by qualitative and quantitative data. The qualitative data are analyzed by Correspondence Analysis Methods and the quantitative data analyzed by Analysis Factor Methods_ All data were processed by SAS Package Program 6.10 for Windows.
The result of this work for the lecturers and researchers groups are: (1) the comparison of teaming process by Internet is quantitatively higher (64%) than the conventional learning process (2) the comparison of academic activities is quantitatively higher (51%) than nonacademic activities (3) the average time per weeks for academic activities is higher (50%) than non academic activities (4) the frequency per week for using Internet facilities is higher (65%) than nonacademic activities. On the other hand, the learning process and academic activities at ITB are not totally using the Internet facilities.
The aspects that support the students academic activities are: (1) the average time per week on using Internet facilities for student academic activities is higher (85%) compare with nonacademic activities (2) the frequency per week on using Internet facilities for student academic activities is higher (71%) compare with non academic activities. Internet fees is not a serious problem for the users.
The conclusions of this work are: Internet facilities at ITB are not efficiently used. One of the causes of this problem is (at the time when the research done), that the ITB's communication network is not perfect yet, so the access to Internet is too slow. Beside that problem, the ITB's communication network which is connected to the Internet is relatively new (founded in 1994), so not many ITS members know the usage of Internet very well. The other factor which causes the unwillingness to explore the use of Internet is that the users can search any information they need from other sources, like books, journals, libraries, etc. The policy of the decision makers to limit the use of Internet also influence the usage of this facilities.
To increase the use of Internet at ITB, it needs a strategic planning that involves every body in this institution, including the role of the librarians of ITB."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hikmat Budiman
"Perkembangan kajian tentang Internet di Indonesia, antara lain, ditandai oleh beberapa kajian yang umumnya difokuskan pada upaya untuk menjelaskan relasi antara perkembangan pemanfaatan internet oleh masyarakat di satu sisi, dan kemungkinan potensial bagi perbaikan kualitas kehidupan politik demokrasi di sisi lain. Ungkapan-ungkapan seperti cyberdernocracy, information superhighway, atau medium of liberation, sering dipakai ketika membahas Internet sebagai domain politik. Pada level konseptual, kajian-kajian semacam ini biasanya merujuk, paling tidak, pada dua argumen teoritis. Yang pertama adalah filsafat politik tentang keutamaan sebuah ruang publik ( public sphare) dalam memelihara semangat berbeda pendapat yang menjadi ciri dari kehidupan politik demokratis. Sementara argumen kedua adalah penjelasan yang dititikberatkan pada reformulasi konsep-konsep tentang identitas individu dalam cyberspace yang dianggap memungkinkan orang bisa lebih bebas menyatakan pendapatnya.
Studi ini mencoba memberikan kontribusi pada beberapa kajian tentang Internet yang telah dilakukan sebelumnya, paling tidak untuk konteks sosiologi di Indonesia, dengan pertama-lama melakukan penelusuran peta teoritis dalam wacana ilmu sosial, yang bisa dijadikan acuan konseptual untuk mengkaji internet bukan hanya sebagai domain politik, melainkan juga sebagai sebuah fenomen kultural masyarakat di dunia. Dari penelusuran tersebut ditemukan bahwa dalam bidang kajian tentang internet atau, secara lebih luas, masyarakat yang berbasis teknologi jaringan elektronik (electronically networked society), ilmu sosial telah berkembang jauh lebih luas dari sekedar upaya teoritik untuk mencari kemungkinkan atau potensi internet dalam mengembangkan kehidupan politik demokrasi.
Cyberspace secara historis dibentuk oleh dua komunitas kultural yang bertolak belakang, yakni antara kultur para hacker komputer yang terobsesi dengan kebebasan dan membenci sensor, dan kultur bisnis militer yang terobsesi oleh keinginan melakukan kontrol dengan dalih keamanan.Menghindar dari kecenderungan semata-mata hanya memberi penekanan pada romansa kebebasan yang dijanjikan oleh teknologi internet, studi ini mencoba menelusuri beberapa kajian yang menghasilkan gambaran bahwa dalam banyak aspek cyberspace pada dasarnya dibentuk dan sekaligus membentuk berbagai hal yang kontradiktif satu dengan lainnya. Demikian, misalnya, sementara pada sisi yang satu internet, seperti tampak dalam beberapa analisa tentang relasi internet dengan kehidupan politik demokrasi, itu dicirikan oleh demikian terbuka dan bebasnya ia sebagai sebuah ruang sosial baru, tapi pada sisi yang lain beberapa temuan dan telaah mutakhir yang telah dilacak dalam studi ini memperlihatkan bahwa internet ternyata bisa juga dimanfaatkan sebagai instrumen kontrol sosial dalam apa teknologi kekuasaan beroperasi secara sangat eksesif.
Di lain pihak, pertumbuhan titik akses internet publik dalam bentuk warung internet atau Warnet juga menjadi salah satu fenomen yang dikaji secara kritis dalam studi ini. Kalau sejauh ini mungkin ada kecenderungan Warnet dilihat sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari wacana tentang internet sebagai pendorong demokratisasi, studi ini mencoba memeriksa Warnet pertama-tama dengan menempatkannya sebagai sebuah lokus tempat aktivitas ekonomi pengetolanya. Dengan demikian, daripada menempatkan Warnet sebagai salah satu indikasi penling dalam upaya pemanfaatan internet untuk perbaikan kualitas demokrasi, studi ini melihatnya hanya sebagai pertemuan temporer antara dua kepentingan yang tidak sejalan: kepentingan produksi ekonomi para pengelola Warnet, dan kepentingan penggunanya unluk mendapatkan atau layanan akses internet berbiaya relatif lebih murah atau sekedar pemenuhan gaya hidupnya.
Dalam konteks yang lebih luas Warnet, dengan demikian, ternyata bukanlah sebuah ruang publik (public sphere) yang bisa menjadi pusat perbincangan politik, seperti konsep ideal yang diajukan oleh Jurgen Habermas dengan mengambil model historis kale dan salon di Eropa abad 17 dan 18. Sebaliknya, Warnet hanyalah sebuah lokasi spasial tempat ruang-ruang privat para pengguna internet berdampingan, dan terkoneksi ke dalam sebuah ruang sosial yang lebih besar di dalam internet. Di samping itu, melalui pelacakan leoritis studi ini juga mencoba memperlihatkan limitasi konseptual yang sering terjadi selama ini dalam kajian-kajian lentang internet sebagai sebuah domain politik: kecenderungan melihat internet sebagai ruang publik dalam pengertian Habermasian tadi. Konklusinya, ilmu sosial membutuhkan sebuah model atau metafor baru yang bisa lebih lepat merepresentasikan realitas-realitas kontradiktif dalam cyberspace."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12208
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tabrez Ahmad
New Delhi: A.P.H. Pub., 2003
384.3 AHM c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Jumlah alat bantu belajar siswa terus meningkat seiring dengan peningkatan harganya yang selangit. Oleh karena itu, kita perlu melirik suatu sarana pengembangan media belajar yang mudah dan terjangkau. salah satu alternatif sarana pengembangan tersebut adalah internet yang tampaknya sudah menjadi ternd pada saat ini, bahkan mengarah kepada suatu keharusan. Namun, mahalnya biaya pengembangan media belajar berbasis internet, dan juga ketidak-tersediaan fasilitas yang memadai menyebabkan kecenderungan akan mahalnya biaya akses internet. Hal ini berakibat pada makin beratnya penerapan media belajar berbasis internat dalam dunia pendidikan. Tulisan ini berusaha memberikan sebuah solusi bagaimana kita memanfaatkan fasilitas gratis yang banyak disediakan oleh dunia internet, yaitu hosting gratis, domain name gratis, buku tamu gratis, email gratis, mailing list gratis, fasilitas messenger atau chatting gratis, weblog gratis, album foto gratis, tag-board gratis, dan sebagainya untuk dimanfaatkan dalam pengembangan media belajar elektronik yang murah dan efektif. Keberadaan situs belajar bersama di dalam blogger di Indonesia dapat dijadikan contoh kasus pengembangan media pembelajaran berbasis elektronik yang cukup efektif dalam mendukung proses belajar siswa atau mahasiswa, baik di kelas maupun di luar kelas."
MAPEINF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Eugenia Griseldis
"Internet of Things adalah seperangkat aplikasi yang melengkapi perangkat dan lokasi untuk menghasilkan informasi dan menghubungkannya untuk analisis data. IoT telah merevolusi cara industri bertindak. Ini memiliki peluang baru yang cukup besar untuk menghasilkan solusi menarik tentang bagaimana perusahaan dapat mengumpulkan dan menganalisis data berbeda yang mungkin mengubah bisnis secara real-time dan lintas waktu. IoT memiliki implementasi yang luas dalam bisnis, termasuk di industri semen, khususnya pada sistem manajemen paletnya. Sistem manajemen palet yang baik diperlukan untuk memastikan kualitas palet yang baik yang digunakan dalam mengangkut produk. Di perusahaan semen, palet diangkut ke gudang dan ritel menggunakan truk. Manual standar untuk menangani palet diperlukan untuk memastikan bahwa palet tidak pecah atau hilang karena penanganan yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji alternatif Internet of Things terbaik yang dapat digunakan untuk mempermudah sistem pengelolaan pallet di sebuah perusahaan semen. Dengan menggunakan Best Worst Method (BWM), prioritas kriteria diputuskan. Alternatif terbaik dari teknologi auto-identification dipilih menggunakan Additive Ratio Assessment (ARAS). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa RFID merupakan alternatif terbaik dengan nilai utilitas dari RFID, yaitu nilai utilitas 0,9854 indeks kinerja 0,3452.

Internet of Things is a set of applications that equip devices and locations to generate information and correlate it for data analysis. IoT has revolutionized how industries to act. It has a considerably new opportunity to generate compelling solutions exploring how a company can collect and analyze disparate data that might transform the business in real-time and across time. IoT has a broad implementation in the business, including in the cement industry, particularly on its pallet management system. A good pallet management system is required to ensure the good quality of pallet used in transporting products. In a cement company, pallets are transported to warehouses and retails using trucks. A standardized manual to handle pallets is required to make sure that it does not break or lost due to poor handling. This study’s main objective is to assess the best alternative of IoT that used to ease pallet management system in a cement company. Using Best Worst Method (BWM), the priority of criteria was decided. The best alternative of auto-identification technology was selected using Additive Ratio Assessment (ARAS). Result of this research shows that RFID is the best alternative with utility score of 0,9854 performance rating index of 0,3452."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Asikin Ardiyanto
"ABSTRAK
Sistem penomoran konvensional pada jaringan telepon PSTN maupun seluler menuntut perubahan nomor telepon yang digunakan pelanggan pada saat pelanggan tersebut berpindah tempat tinggal/memindahkan lokasi kegiatan bisnisnya, berpindah dari satu penyelenggara layanan telepon ke pcnyelenggara lain atau memutuskan untuk mengganti layanan telekomunikasi misalnya dari layanan analog ke layanan digital.
Number portability memungkinkan pelanggan untuk tetap dapat menggunakan nomor telepon yang telah digunakannya. Dalam layanan location number portability, meskipun pelanggan berpindah tempat tinggal/mernindahkan lokasi bisnisnya ke tempat lain. nomor lama masih dapat digunakan oleh pelanggan. Location Number portability merupakan salah satu upaya operator jaringan untuk meningkalkan pelavanan kepada pelanggan, dimana pelanggan dapat berpindah lokasi tanpa resiko perubahan nomor telepon.
Penerapan IN menjadi salah satu solusi pengimplcmcntasian number portability pada jaringan telekomunikasi. Dengan konsep sentralisasi database dan kesedcrhanaan manajemen jaringan, penerapan IN memiliki nilai lebih untuk diterapkan sebagai pcndukung number portability.

"
2000
S39781
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The spectacular development in computer technology such as internet has the impact on globalization of information which is a prominent pillar of international business and trading. The information technology always facing with new challenges and there always new things to learn in order to be able to taking up the glove arising therefrom in an extremely short time. The law born follows a community development to assure the exixtence of community tranquility. Thus, in case of international trading arrangement based upon information technology, every single electronic transaction there requires to be arranged in a new regulation known as the Information and Electronic Transaction Law No. 11 year 2008 (UU ITE). The question: how far is the effectiveness of the law No. 11/2008 in trading practice especially in case of electronic transaction?"
JUHUBIS
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Azmi Iik Firdhausi
"Penelitian ini membahas mengenai negosiasi identitas yang terjadi dalam interaksi sosial daring dalam jaringan atau yang biasa disebut dengan online melalui Facebook. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan dibedah melalui metode studi kasus, penelitian ini menemukan bahwa remaja SKR Sekolah Kita Rumpin dengan latar belakang sosial, ekonomi dan kondisi traumatis melakukan negosiasi identitas dalam kegiatan interaksi sosial daringnya. Penelitian ini menggunakan Teori Negosiasi Identitas dari Stella Ting-Toomey dan Konsep Diri untuk melihat bagaimana identitas yang ditampilkan dalam facebook setelah melalui proses negosiasi identitas.
Hasil dari penelitian ini adalah, melalui medium daring, remaja SKR dapat menggunakan identitas alternatifnya yang dibangun berdasarkan interaksi sosial yang dimaknainya. Identitas memunculkan persona diri dan kontrol sosial yang terbangun melalui serangkaian proses negosiasi. Identitas juga merupakan konsekuensi dari adanya kedekatan personal, keragaman situasi, dan dimensi budaya. Kehadiran Sekolah Kita Rumpin sebagai sebuah komunitas di tengah perkembangan remaja memberikan implikasi yang cenderung positif bagi perkembangan identitas remaja.

This research mainly talk about identity negotiation happens in online social interaction through Facebook. By using qualitative method and phenomenology, this research finds that adolescents of SKR Sekolah Kita Rumpin with their backgrounds of social situation, economic, and psychology do identity negotiation with some results in their social interaction activities in Facebook. This research goes for deep analysis how adolescents perform their main and alternative identities in Facebook using Ting Toomey Identity Negotiation and Self Concept.
The result of this research is, through online medium, SKR adolescents could use their alternative identity that built based on meaning of social interaction. Identity show self persona and social control that built through a identity negotiation. Also, identity is consequence from personal proximity, diversity of situation, and cultural dimention. The existence of Sekolah Kita Rumpin as a community among the adolescents gives a positive implication for them.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S69034
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>