Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160937 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Selma Kartikasari
"Krisis Ekonomi melanda negara- negara di Kawasan Asia seperti Korea Selatan, Filipina, Indonesia, Thailand dan sebagainya pada tahun 1997. Krisis ekonomi tersebut berdampak bukan hanya bagi kehidupan perekonomian negara tersebut melainkan bagi keadaan politik dan sosial negara yang bersangkutan. Mengingat dampak dari krisis yang begitu luas, negara - negara yang mengalami krisis tersebut berupaya untuk memulihkan perekonomian yang porak - poranda akibat krisis ekonomi yang menghantam perekonomian mereka.
Tesis ini menyoroti pemulihan krisis perekonomian yang melanda Thailand dan Indonesia pada tahun 1997-2000. Adapun pertimbangan yang melatarbelakangi penulis untuk mengangkat tema ini adalah kedua negara tersebut sama-sama mengalami krisis pada tahun 1997 dan mereka berupaya mengatasi krisis ekonomi berdasarkan program pemulihan perekonomian IMF. Namun pemulihan perekonomian Thailand lebih cepat dibanding dengan Indonesia.
Dalam penelitian kali ini penulis menggunakan teori pluralis. Pluralisme mengakui pentingnya aktor negara dan non-negara di dalam hubungan internasional. Bagi pluralis, agenda di dalam politik internasional sangat luas. Mereka menolak bahwa agenda di dalam politik internasional hanya didominasi oleh isu militer. Perspektif ini menyatakan bahwa isu ekonomi dan isu sosial lainya merupakan isu penting sehingga banyak yang mengatakan bahwa pluralis mempunyai multiple agenda dengan isu sosioekonomi atau kemakmuran sama pentingnya atau lebih penting daripada isu keamanan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pemulihan krisis perekonomian di Thailand lebih cepat dibanding dengan Indonesia disebabkan keadaan politik Thailand mendukung proses pemulihan perekonomian karena adanya kestabilan politik yang ditandai dengan tidak adanya kerusuhan sosial. Proses demokratisasi di Indonesia yang berlangsung pada saat pemulihan krisis memberatkan Indonesia dalam pemulihan perekonomian. Berbeda dengan Thailand yang demokrasinya jauh sudah berjalan dibanding Indonesia mempunyai banyak kesempatan bagi pemulihan krisis perekonomian. Selain itu dalam bidang ekonomi , reformasi ekonomi untuk mengatasi krisis ekonomi yang termasuk didalamnya pembentukan lembaga penyehatan dan uu kepailitan berjalan lebih baik di Thailand dibanding di Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T14433
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krishna Nararya
"Makalah ini menganalisis kinerja dan penilaian perusahaan ritel supermarket Coles di Australia. Melalui berbagai indikator keuangan seperti Return on Invested Capital (ROIC), pertumbuhan pendapatan, struktur modal, biaya pembiayaan, dan kesehatan neraca, penelitian ini mengevaluasi kinerja dan posisi finansial Coles. Analisis menunjukkan bahwa Coles memiliki ROIC yang lebih rendah dibandingkan pesaingnya, Woolworths dan Amazon, dengan pertumbuhan pendapatan yang stabil tetapi rendah. Meskipun Coles memiliki margin keuntungan yang stabil dan pengeluaran yang efisien, perusahaan ini sangat bergantung pada utang untuk mendanai ekspansi operasionalnya. Analisis juga menunjukkan bahwa Coles memiliki modal kerja dan rasio cepat yang negatif, yang mengindikasikan risiko ketidakmampuan membayar utang dalam jangka pendek. Kesimpulannya, meskipun Coles menunjukkan stabilitas dalam pendapatan dan pengeluaran, ketergantungan yang tinggi pada utang dan posisi modal kerja yang lemah menjadi tantangan utama bagi perusahaan.
This paper analyzes the past performance and valuation of the Australian retail supermarket company, Coles. Through various financial indicators such as Return on Invested Capital (ROIC), revenue growth, capital structure, financing costs, and balance sheet health, this study evaluates Coles' performance and financial position. The analysis reveals that Coles has a lower ROIC compared to its main competitors, Woolworths and Amazon, with stable yet low revenue growth. Although Coles maintains stable profit margins and efficient expenditure, the company heavily relies on debt to finance its operational expansion. The analysis also indicates that Coles has negative working capital and quick ratios, suggesting a risk of short-term debt repayment inability. In conclusion, while Coles shows stability in revenue and expenses, its heavy reliance on debt and weak working capital position pose significant challenges for the company."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Cyrillus Harinowo
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004
338.911 724 CYR i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Khairatun Hisan
"Pada penelitian ini, akan menjelaskan pengaruh mata uang dan bobot mata uang Negara mitra dagang utama Indonesia terhadap pergerakan nilai tukar rupiah setelah krisis 1997 ndash; 1998 sebelum dan sesudah China menjadi mitra dagang utama Indonesia. Data yang digunakan adalah data mingguan dari tahun 1999 sampai maret 2016. Penelitian ini berdasarkan model Turnovsky 1982. Metode yang digunakan adalah regresi OLS Restriksi digunakan untuk mengukur bobot masing ndash; masing mata uang empat mitra dagang utama Indonesia dalam keranjang rupiah. Koefisien nilai tukar mata uang mitra dagang utama tersebut harus sama dengan satu.
Hasil dari penelitian ini adalah pada periode sebelum China menjadi mitra dagang utama Indonesia US dollar masih mendominasi dalam mempengaruhi pergerakan mata uang dalam keranjang rupiah dengan bobot yang besar. Sedangkan pada periode setelah China menjadi mitra dagang utama Indonesia, dengan menggunakan dasar mata uang Swiss franch, yuan meningkatkan perannya melebihi US dollar dalam mempengaruhi pergerakan mata uang dalam keranjang rupiah. Sedangkan dengan menggunakan dasar mata uang New Zealand dollar, US dollar masih mendominasi dalam mempengaruhi pergerakan mata uang di keranjang rupiah. Hal ini menyarankan bahwa US dollar dan yuan berpengaruh kuat dalam mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah dan keranjang rupiah.

In this study, we will examine the effect of currency and weight Indonesia 39 s major trading partners on the rupiah movement after Asian crisis 1997 1998 before and after China became a major trading partner of Indonesia. Weekly data of exchange rate from 1999 to March 2016 are used. This study will based on model of Turnovsky 1982. The empirical method of this study is OLS regression method. Restriction are used to measure the implicit weight of each of currency from four major trading partner of Indonesia in rupiah currency basket. The coeficient of exchange rate of four Indonesia rsquo s major trading partner must sum up to one.
As a result, we find that before China became a major trading partner of Indonesia, US dollar was dominant to influence currency movement in rupiah basket with greater proportion than other currencies of Indonesia rsquo s major trading partners. On the other hand, in periode after China became a major trading partner of Indonesia, with use Swiss Franc as base currency, yuan increase its role in rupiah movement and have dominant effect to influence currencies movement in rupiah basket. But with use New Zealand dollar as base currency, US dollar still shows dominance effect to currency movemen in rupiah basket, but shortly followed by Chinese Yuan. This suggests that US dollar and Chinese yuan have the strongest effect on rupiah movement and rupiah basket."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T47467
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembel, Pascal G. M.
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan perilaku IHSG emas dan nilai tukar pada periode sebelum saat dan setelah krisis global 2008. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif. Metode yang dipakai adalah uji hubungan kausalitas Granger dan uji hubungan dengan model VAR. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hubungan perilaku IHSG emas dan nilai tukar pada periode sebelum dan sesudah krisis dengan periode saat krisis Penelitian juga menunjukkan terdapat hubungan hubungan antara IHSG emas dan nilai tukar.

ABSTRACT
The purpose of this study is to analyze the behavior relationship between IHSG gold and foreign exchange in the period of before during and after 2008 Crisis. Methods being used in this research is Granger Causality test and relationship test with VAR model. This study shows that there are relationship differences of IHSG gold and foreign exchange in the period of before during and after crisis This study also shows that there are relationships between IHSG gold and foreign exchange."
2013
S44205
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahani Zainal Abidin
Jakarta: Prenada Media, 2005
339.5 MAH r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2018
339.5 EKO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tengku Iari Vehuliza
"Kemunculan krisis Eurozone di tahun 2010 merupakan salah satu kejadian besar yang mewarnai tahun 2010. Sebagai bentuk dari integrasi ekonomi dan moneter regional di kawasan Eropa yang selama ini menjadi kawasan percontohan bagi region lainnya terutama ASEAN, kini Eurozone mengalami tantangan yaitu terjadinya instabilitas finansial akibat terjadinya krisis utang Yunani di tahun 2009 dan diikuti krisis di empat negara lainnya pada tahun 2010, hingga kelima negara ini disingkat dengan PIIGS: Portugal, Ireland, Italy, Greece, dan Spain. Di balik krisis ini, ECB sebagai bank sentral merupakan institusi yang memegang tanggung jawab atas stabilitas finansial di kawasan Eurozone melalui common monetary policy, sehingga kemunculan krisis ini mengindikasikan kebijakan moneter ECB telah gagal dalam menjaga stabilitas finansial di kawasan Eurozone. Kegagalan tersebut disebabkan oleh ECB sebagai bank sentral merupakan rezim yang tidak signifikan sehingga mempengaruhi kebijakan moneter yang dikeluarkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi ECB sebagai rezim tersebut adalah interest, political power, norms/principles, usage/custom, dan knowledge.

The emergence of Eurozone crisis in 2010 is one of the major events that characterized the year of 2010. As a form of economic and monetary integration in Europe region which has been the pilot region for another region especially ASEAN, the Eurozone is now facing challenge of financial instability due to that these countries are now abbreviated by PIIGS: Portugal, Ireland, Italy, Spain, and Greece. Behind this crisis, ECB as central bank of the Eurozone has been the institution that held the responsibility in maintaining the financial stability in the Eurozone through common monetary policy. Thus, this indicates that the maintaining the financial stability of Eurozone. That failure was caused by ECB as a central bank has been being insignificant regime and affecting monetary policy as the output. The factors that affect ECB as a regime are interest, political power, norms/principles, usage/custom, and knowledge."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Radius Prawiro
Jakarta: Elex Media Komputindo , 1998
330.959 8 RAD p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Radius Prawiro
Jakarta : Primamedia Pustaka , 2004
330.9 RAD p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>