Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186500 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Ikhsan
"Minyak kelapa sawit merupakan salah satu komoditas strategis yang terus menerus-dikembangkan dengan berbagai cara dan diarahkan untuk menjadi salah satu primadona ekspor non migas. Perkembangan komoditas ini dari tahun ke tahun kelihatan cukup pesat, baik dilihat dari areal tanamannya, jumlah produksinya maupun jumlah dan nilai devisa yang dihasilkan dari ekspornya. PTP merupakan salah satu perusahaan milik negara yang menghasilkan komoditas minyak kelapa sawit yang perannya secara nasional cukup besar, di samping swasta dan perkebunan rakyat.
Peningkatan peran minyak kelapa sawit dalam perekonomian nasional tidak terlepas dari peran pemasaran. 'Pemasaran minyak kelapa sawit, sebagaimana komoditas lainnya yang dihasilkan oleh PTP, dilaksanakan secara terpusat melalui KPB. Dengan demikian terbentuk saluran pemasaran minyak kelapa sawit : dari PTP, ke KPB, baru kemudian ke perantara lainnya, atau langsung ke pemakainya. Pada suatu saluran pemasaran, terdapat berbagai aspek yang dapat menentukan berdaya guna atau tidaknya suatu saluran, salah satu aspek tersebut adalah aspek perilaku antar organisasi. Aspek perilaku antar organisasi tersebut meliputi penggunaan kekuasaan, (baik dalam bentuk kekuasaan paksaan maupun dalam bentuk kekuasaan non paksaan yang berupa kekuasaan legitimasi, kekuasaan referensi, kekuasaan keahlian kekuasaan ganjaran maupun kekuasaan informasi), terjadinya konflik, maupun dicapainya kerjasama antar organisasi. Perilaku--perilaku tersebut pada gilirannya akan mempengaruhi sulit tidaknya saluran dikelola. Kesulitan pengelolaan saluran tersebut dinamakan dengan biaya transaksi.
Penelitian ini merupakan kajian atas aspek perilaku antar organisasi dan biaya transaksi yang terdapat pada saluran pemasaran minyak kelapa sawit yang dihasilkan oleh PTP. Secara khusus penelitian ini menyoroti hubungan antara berbagai aspek perilaku antar organisasi, yakni hubungan antara kekuasaan paksaan, kekuasaan non paksaan, konflik dan kerjasama yang ada dalam hubungan antara PTP dengan KPB khususnya dalam kegiatan pemasaran minyak kelapa sawit, serta hubungan perilaku-perilaku tersebut dengan biaya transaksi, yang dirumusk.an sebagai kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam mengelola transaksi penjualan minyak kelapa sawit, Kajian tersebut didasari oleh pertanyaan penelitian, adakah hubungan antara kekuasaan paksaan dengan terjadinya konflik, kekuasaan non paksaan dengan dicapainya kerjasama, serta antara perilaku antar organisasi tersebut dengan biaya transaksi."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
T3141
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poerwanto
"Permasalahan pokok studi ini adalah - Bagaimana budaya organisasi dan pola adaptasi pada organisasi mini guesthouse di kawasan wisata, Jakarta, Yogyakarta dan Bali ?
Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh gambaran dan pemahaman tentang (1) sejarah pertumbuhan mini guesthouse (2) sejarah terjadinya dan bekerjanya budaya organisasi pada mini guesthouse (3) bagaimana peranan budaya organisasi dalam proses integrasi internal dan pola adaptasi mini guesthouse terhadap lingkungan usaha ?
Dalam studi ini diperoleh gambaran bahwa mini guesthouse merupakan sebuah organisasi usaha yang bergerak di bidang jasa yang mempunyai kompleksitas dalam pengelolaan organisasinya. Mini guesthouse di kawasan wisata kebanyakan merupakan usaha sampingan, sekalipun pada perkembangannya di antaranya terdapat pengusaha yang mini guesthousenya menjadi penghasil utama keluarga, jika ditinjau dari segi penghasilan tiap bulannya.
Mini guesthouse kebanyakan dikelola oleh keluarga dan memiliki pola kerja yang diarahkan oleh budaya yang diciptakan oleh pemilik atau pemimpin yang berupa nilai-nilai, norma-norma, falsafah dan atau berbagai asumsi lain yang dianut bersama oleh para karyawannya. Budaya organisasi pada mini guesthouse terbentuk dengan dipengaruhi oleh latar belakang sosial, ekonomi, budaya masyarakat setempat, budaya para tamu asing dan pendidikan formal pemilik atau pemimpin. Budaya mini guesthouse mulai terbentuk bersamaan pada saat usaha mini guesthouse dimulai. Dimensi-dimensi budaya organisasi pada mini guesthouse yang dapat diidentifikasikan adalah, falsafah, simbol, asumsi, norma-norma, keteladanan, nilainilai, sikap dan rutinitas, keyakinan dan harapan. Pada kenyataannya budaya organisasi yang diciptakan diterima dan dianut oleh karyawan.
Juga, studi ini dapat menggambarkan dan memahami bahwa budaya organisasi pada mini guesthouse mempunyai peranan dalam mengarahkan strategi dan pengambilan keputusan dalam mengadaptasi lingkungan usaha, seperti perilaku tamu yang hampir seluruhnya adalah wisatawan mancanegara, kebijakan pemerintah baik yang langsung berpengaruh terhadap jenis kegiatan mini guesthouse maupun yang tidak langsung, teknologi dan pesaing.
Jika dihubungkan dengan penelitian-penelitian atau studi-studi budaya organisasi yang sebagian besar di lakukan pada perusahaan dan organisasi lain di luar negeri, dapat di gambarkan bahwa budaya organisasi pada mini guesthouse yang ukuran besarnya organisasi (ubo) masuk kategori kecil karena dikelola terbatas dalam lingkup keluarga, tidak terdapat perbedaan yang mencolok terhadap bentuk dan dimensi-dimensinya.
Kesimpulan dari studi ini adalah bahwa budaya organisasi merupakan salah satu bidang organisasi yang penting untuk pengelolaan organisasi. Dalam proses integrasi internal budaya organisasi berperan sebagai pembeda.
Maksudnya adalah untuk membedakan antara organisasi tertentu dengan lainnya; seperti indentitas atau pembentukan jati diri, lem perekat sosial, mekanisme kontrol dan sosialisasi. Secara singkat budaya organisasi berperan dalam mengarahkan perilaku organisasi."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
T5365
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Murtiani Munajat
"Penelitian ini bertujuan mengetahui kontribusi budaya organisasi terhadap relevansi lulusan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka analisis dimulai dengan mengidentifikasi budaya organisasi serta relevansi lulusan, dan kemudian mencoba mengaitkan kontribusi budaya organisasi tersebut dengan relevansi lulusan yang ada.
Penelitian ini didasari oleh penelitian yang telah dilakukan oleh William Ouchi, Peters dan Waterman. Kotter dan Hesket pada beberapa perusahaan di Amerika, yang mencoba menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja perusahaan. Penelitian mengenai pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja tersebut relatif sering dilakukan terhadap perusahaan/dunia usaha, dibandingkan terhadap organisasi pendidikan, khususnya penelitian yang mencoba menganalisis kontribusi budaya organisasi terhadap relevansi lulusan. Namun demikian, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu dalam skala kecil, karena hanya menggunakan satu objek penelitian saja, yakni perguruan tinggi "X" dengan alumni yang telah dihasilkan, juga dalam dimensi waktu yang relatif singkat. Selain itu penggunaan data primer dalam penelitian ini juga diduga dipengaruhi oleh persepsi responden, sehingga untuk mengambil kesimpulan yang komprehensif tidak mudah dilakukan.
Adapun teori yang menjadi landasan kerangka konseptual penelitian ini adalah teori budaya organisasi serta relevansi. Beberapa variabel budaya organisasi yang diduga memberikan kontribusi terhadap relevansi lulusan adalah komunikasi, inovasi, sikap terhadap tugas, etika kepribadian serta tanggap terhadap kebutuhan pelanggan, sedangkan variabel relevansi alumni diidentifikasi dari bidang studi serta pekerjaan alumni. Agar budaya yang dimiliki oleh anggota organisasi tersebut memberikan kontribusi yang optimal terhadap relevansi lulusan, maka budaya tersebut harus diyakini oleh seluruh anggota organisasi sehingga menjadi budaya yang tangguh. Oleh karena itu, dalam studi ini peneliti menduga, bahwa antara variabel budaya organisasi terdapat hubungan yang signifikan, selain itu karena budaya organisasi juga dipengaruhi oleh attribute/karakteristik responden, sehingga dalam studi ini peneliti menduga, bahwa karakteristik responden tersebut memiliki hubungan yang signifikan dengan budaya organisasi.
Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari kuesioner. Untuk mendapatkan data budaya organisasi tidak digunakan teknik sampel, tetapi populasi dengan seluruh anggota perguruan tinggi "X" menjadi responden penelitian, sedangkan data relevansi diperoleh melalui teknik stratified random sample dengan alumni dari angkatan 1988 sampai 1992 menjadi sampel penelitian. Data mengenai budaya organisasi didapatkan melalui identifikasi nilai-nilai budaya yang hidup pada anggota organisasi, yang kemudian menjadi realitas budaya organisasi, terlepas dari peraturan yang dikehendaki oleh pimpinan.
Beberapa kesimpulan yang dapat disampaikan dari penelitian ini adalah secara umum budaya organisasi yang telah dimiliki oleh PTS "X" cukup kontributif terhadap relevansi lulusan, namun terdapatnya beberapa anggota organisasi dengan jabatan penting yang masih memiliki budaya kurang kontributif menunjukkan, bahwa budaya organisasi PTS "X" belum optimal. Selain itu, kurang optimalnya budaya organisasi PTS "X" tersebut dapat dibuktikan melalui uji statistik yang menunjukkan (1) beberapa variabel budaya organisasi tidak saling berhubungan secara signifikan, misalnya; tidak adanya hubungan yang signifikan antara budaya komunikasi dan respon terhadap kebutuhan pelanggan, budaya inovasi terhadap sikap terhadap tugas, budaya inovasi dan respon terhadap pelanggan, budaya sikap terhadap tugas dan etika kepribadian maupun respon terhadap pelanggan, serta etika kepribadian dan respon terhadap pelanggan (2) terdapatnya budaya kontradiktif, misalnya; anggota organisasi yang mempunyai
budaya komunikasi tertutup ternyata lebih adaptif daripada yang memiliki budaya komunikasi terbuka, dan budaya kontradiktif ini terdapat pada hampir semua karyawan yang menjadi sampel penelitian, serta (3) terdapatnya pengaruh atau hubungan yang signifikan dari attribut/karakteristik responden, yang berarti bahwa budaya organisasi yang dimiliki belum diyakini oleh seluruh anggota organisasi, dengan perkataan lain nilai-nilai yang diyakini oleh seluruh anggota PTS "X" belum seragam. Kurang optimalnya (belum kuatnya) budaya yang dimiliki oleh anggota organisasi tersebut, telah memberikan kontribusi yang tidak optimal pula terhadap kerelevanan lulusan, dimana hanya 51,09% saja dari alumni yang memiliki status relevan dan 48,91% yang tidak relevan (diantaranya terdapat 27,17% yang tidak memiliki kegiatan).
Dalam rangka memperkuat budaya organisasi yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan kerelevanan para alumni PTS "X", peneliti menyarankan agar Pimpinan PTS"X" menemukan kembali atau menciptakan budaya yang fungsional terhadap pencapaian tujuan dan agar seluruh anggota organisasi memiliki persepsi yang seragam, make budaya organisasi tersebut perlu dikomunikasikan secara ekspilisit, baik melalui slogan atau perilaku sehari-hari. Perlu pula ada tekanan serta pengawasan dan penghargaan dalam pelaksanaanya. Dalam rangka meningkatkan kerelevanan lulusan, perlu dilakukan komunikasi yang terarah dengan pihak eksternal dan dilakukannya penyempurnaan (inovasi) terhadap program studi, kurikulum, sarana dan prasarana.
"
Lengkap +
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Prihartini Endang Kusumastusti
"ABSTRAK
Berbagai penelitian akhir-akhir ini menunjukkan adanya korelasi antara budaya organisasi dengan tingkat capaian suatu perusahaan. Dengan demikian, usaha untuk mendalami lebih jauh tentang budaya organisasi menjadi semakin menarik dan relevan.
Hotel Ever Green (HEG) sebagai satu dari sejumlah hotel yang berkembang di Kawasan Puncak, sejak berdirinya pada tahun 1973, telah berupaya mengembangkan budaya organisasi yang mewujud dalam gaya kepemimpinan, situasi kepemimpinan dan iklim kerja dengan bercirikan asas sama rasa, sama kuasa dan sama rata. Walaupun demikian, dalam perkembangannya seiring dengan pergantian pucuk pimpinan, HEG telah menunjukkan adanya gejala penurunan kekuatan budaya organisasi. Berdasarkan fenomena ini, maka upaya meneliti, mengkaji, dan menganalisis berbagai hal yang berkaitan dengan perubahan tersebut, dan menelaah berbagai implikasinya bagi pencapaian organisasi/perusahaan menjadi penting. Empat masalah pokok yang dianalisis yaitu (1) bagaimana proses pembentukan budaya organisasi HEG, (2) apakah telah terjadi perubahan budaya organisasi di HEG, (3) apakah budaya organisasi di HEG sekarang ini melemah, dan (4) implikasi apa yang timbul dari keadaan budaya organisasi yang dimiliki saat ini.
Dengan penetapan responder sebanyak 58 orang yang dapat dirinci dalam dua kelompok yaitu kelompok responden kepemimpinan lama (30 orang) dan kelompok responden kepemimpinan baru (28) orang telah dikumpulkan data dengan memakai daftar kuesioner dan pedoman wawancara. Data dianalisis secara kualitatif sambil didukung oleh analisis kuantitatif berupa menghitung total skor untuk beberapa indikator.
Temuan penelitian ini dapat dirinci dalam beberapa hal berikut. Pertama, proses pembentukan budaya organisasi HEG dilaksanakan oleh pemilik sekaligus pendirinya sejak tahun 1973, proses mana dilakukan secara berangsur-angsur melalui gaya kepemimpinan, situasi kepemimpinan, dan iklim kerja berdasarkan prinsip sama rasa, sama kuasa, dan sama rata. Kedua, terdapat kesenjangan antara gambaran ideal budaya organisasi yang ingin dibentuk dengan budaya organisasi yang-berkembang dalam kehidupan organisasi. HEG sehari-hari: Ketiga, walaupun terdapat perbedaan penekanan pimpinan dalam menerapkan kepemimpinan, namun terdapat satu warna dasar kepemimpinan yang berusaha dikembangkan dalam HEG yaitu kepemimpinan sebagai pamong sekaligus sebagai satria(ing ngarso sung tolodo), pandhito (ing madyo mangun karso), dan ratu (tut wuri handayani). Keempat, perubahan budaya organisasi yang berjalan seiring dengan adanya pergantian pimpinan puncak organisasi menunjukkan adanya perbedaan kuat lemah tertanamnya budaya organisasi yang dapat ditunjukkan dengan hasil analisis kuantitatif berikut: (1) pada budaya lama (periode 1973 - 1982) pemimpin sering melakukan hal yang berkaitan dengan gaga kepemimpinan (total skor 56,87..) sedangkan pada budaya baru pemimpin jarang melakukan hal-hal yang berkaitan dengan gaya kepemimpinan (total skor 42,6%), (2) pada budaya lama, bagian terbesar anggota (69,5%) mendukung hal-hal yang berkaitan dengan situasi kepemimpinan sedangkan pada budaya baru, hanya sebagian kecil anggota (48,7%) yang mendukung, (3) iklim kerja baik pada budaya lama maupun budaya baru dapat dikatakan cukup baik dengan total skor masing-masing 70,5% dan 59,5%. Kelima, kuat lemahnya budaya organisasi terbukti membawa implikasi bagi tingkat efektifitas (dilihat dari tingkat pendapatan) yang dicapai oleh perusahaan dimana pada budaya lama yang relatif kuat dapat memberikan kenaikan rata-rata 18,45% per tahun, hasil mana berbeda dengan kenaikan rata-rata yang dicapai pada budaya baru dengan cirri budaya organisasi yang relatif lemah yaitu hanya12,16% pertahun.
Dengan berbagai temuan di atas, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai sumbangsih penelitian ini. Pertama, demi penguatan kembali budaya organisasi yang kini melemah, maka perlu bagi pimpinan untuk membuka diri sehingga dapat menampung segala keluhan, hambatan kerja disamping pimpinan perlu meningkatkan perannya sebagai motivator. Kedua, perlu dilakukan perbaikan tata cara penyelenggaraan organisasi dengan melembagakan bagan struktur organisasi secara tertulis, penetapan standar penilaian prestasi kerja yang lebih transparan dan adil. Ketiga, perlu ditingkatkan pelimpahan wewenang dan tugas-tugas pekerjaan kepada karyawan tingkat staf sehingga pimpinan dapat menyeimbangkan perannya sebagai satrio, pandhito, dan ratu. Keempat, perlu dilembagakan pertemuan-pertemuan baik rutin maupun tidak guna menampung semua masalah yang berkembang khususnya yang berkenaan dengan pengoperasian HEG. Kelima, perlu diciptakan suasana yang kondusif bagi terbentuknya keberanian seluruh karyawan untuk mengeluarkan pendapat, saran ataupun pemikiran lainnya sebagai perwujudan budaya organisasi yang berasaskan sama rasa, sama kuasa, dan sama rata."
Lengkap +
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunardi
"Proses caring membentuk karakter perawat yang empati dan tulus dalam melakukan asuhan keperawatan. Tujuan untuk mengetahui faktor komitmen dan iklim organisasi yang paling dominan berhubungan dengan perilaku caring perawat pelaksana di RSWH. Desain penelitian menggunakan deskripif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Pengukuran faktor komitmen dan iklim organisasi menggunakan kuesioner, dan perilaku caring dengan observasi sistematik terhadap 77 perawat pelaksana diambil secara propotional simple random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara komitemen dan iklim organisasi dengan perilaku caring. Faktor komitmen dan iklim organisasi yang paling dominan berhubungan dengan perilaku caring perawat pelaksana adalah masa kerja, komitmen afektif, kultur organisasi, dan pendidikan. Rekomendasi pada rumah sakit sebaiknya melakukan evaluasi terhadap komitmen afektif perawat, perbaikan kultur organisasi, dan meningkatkan pendidikan perawat.

Process of caring are shaping the nurse character to be more emphatic and sincere in performing nursing care. The objective of this research is to determine the commitment factors and the most dominant climate associated with nurses caring behavior in RSWH. The design used in this research was descriptive correlative with cross sectional approach. Commitment factors and organizational climate has been measured by questionnaires, then the caring behavior has observed by systematic observation of 77 nurses which taken by proportional simple random sampling.
The result showed that the most dominant of commitment factors and organizational climate related to the nurses caring behavior in RSWH are; working period, affective commitment, organizational culture, and education. Conclusion The achievements of nurses? organizational commitment at RSWH was 73,3% , organizational climate was 71, 6% and then caring behavior was 87, 3% from total value. Recommendation to Hospital was evaluate the affective commitment of nurses, improving organizational culture, and increase nurse education.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T34909
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanty Wijayani
"Penelitian mengenai Budaya Kinerja yang dilaksanakan pada Inspektorat Jenderal Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia dengan populasi seluruh pegawai sebagai responden sejumlah 173 orang, yang mengembalikan kuesioner berjumlah 132 (76, 3%), dijadikan sebagai sampel penelitian.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan penelitian yaitu untuk mengetahui perbedaan budaya antar unit yang terdiri dari 5 (lima) unit yaitu Sekretariat Inspektorat Jenderal, Inspektorat I, Inspektorat II, Inspektorat III dan Inspektorat IV.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian Analisis Faktor Dengan Pendekatan Komponen Utama, Analisis Faktor Kembali dan Analisis Median, dari hasil analisis tersebut didapatkan hasil berupa 7 (tujuh) Budaya (Budaya Etos Kerja,Budaya Setempat, Budaya Komitmen Terhadap Pekerjaan, Budaya Keunggulan Bersaing, Budaya Pemenuhan Kebutuhan, Budaya Pelimpahan Kewenangan dan Budaya Taat Norma), sehubungan dengan permasalahan penelitian maka dengan analisis median dapat ditentukan budaya kuat, budaya lemah dan budaya di ambang pintu.
Ada 1 (satu) Budaya kuat yaitu Budaya Etos Kerja, dan 7 (tujuh) Sub Budaya (Budaya Lingkungan Kerja, Kesejukan Lingkungan Kerja, Rasional, Penguasaan Diri, Proaktif di Lingkungan Pekerjaan, Kewenangan di Lingkungan Pekerjaan dan Perhatian pada Perkerjaan). Sedangkan Budaya lemah terdiri dari 6 (enam) Budaya yaitu Budaya Setempat, Budaya Komitmen Terhadap Pekerjaan, Budaya Keunggulan Bersaing, Budaya Pemenuhan Kebutuhan, Budaya Pelimpahan Kewenangan dan Budaya Taat Norma, sedangkan Sub Budaya Lemah terdiri dari 8 (delapan) yaitu Budaya Kepemimpinan Diri, Optimisme Diri, Pengawasan di Lingkungan Pekerjaan, Menciptakan Peluang di Lingkungan Pekerjaan, Kerja Kelompok di Lingkungan Pekerjaan, Keberanian, Kehormatan serta Kepedulian terhadap Tradisi.
Budaya di ambang pintu hanya ada 1 (satu) yaitu Sub Budaya Kepedulian terhadap kebiasaan yang sudah ada. Berdasarkan unit kerja terdapat perbedaan budaya dan pola budaya pada tiap masing-masing unit, unit Sekretariat Inspektorat Jenderal mempunyai pola budaya yang lebih berimbang antara budaya kuat, budaya lemah dan budaya di ambang pintu, sedangkan unit lain lebih banyak budaya lemahnya bahkan untuk Inspektorat III semua adalah budaya lemah.
Berdasarkan penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, adanya perbedaan pola budaya yang tergambar dan terlihat dalam setiap unit dapat disebabkan karena jumlah responden yang kurang berimbang."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T9863
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Permana
"[ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menginvestigasi pengaruh dari keadilan interaksi dan iklim organisasi terhadap penyimpangan perilaku produksi. Dikarenakan penyimpangan perilaku kerja banyak dialami oleh karyawan dan menimbulkan biaya yang sangat besar bagi organisasi. Penelitian ini mengambil sampel di Suku Dinas Pelayanan Pajak Jakarta Timur & lima Kantor Unit Pelayanan Pajak Daerah Jakarta Timur, dengan jumlah sampel sebanyak 79 responden. Penelitian ini menemukan bahwa keadilan interaksi berpengaruh secara negatif terhadap penyimpangan perilaku produksi, sedangkan iklim organisasi tidak terbukti memiliki pengaruh negatif terhadap penyimpangan perilaku produksi.

ABSTRACT
, The aim of this study was to investigate the influences of interactional justice and organizational climate towards production deviance. The importance to research about organizational misbehavior is the costs (direct-cost and indirect-cost) of this behavior are high. This research locates in Suku Dinas Pelayanan Pajak Jakarta Timur and five offices Unit Pelayanan Pajak Daerah Jakarta Timur. The respondents are 79 apparatus. The results shown that interactional justice has a negative relationship to production deviance. Then, this study does not necessarily support the claim that organizational climate has a negative relationship to production deviance.]
"
Lengkap +
2015
S58405
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desideria Lumongga Dwihadiah
"ABSTRAK
Era Globalisasi melanda dunia, batas antar negara semakin tidak terasa.Tiap negara bebas berhubungan dengan negara lain. Kerjasama dalam berbagai bidang terbuka lebar termasuk dalam dunia bisnis. Perusahaan berskala internasional membuka cabangnya di seluruh dunia termasuk Indonesia. Komunikasi yang terjadi antara orang-orang yang berbeda latar belakang budaya dalam satu perusahaanpun terjadi. Komunikasi seperti ini memberikan peluang besar terjadinya salah paham akibat berbedanya persepsi, cara berpikir maupun cara kerjanya karena berbeda budaya.
Penelitian ini ingin menggali nilai-nilai budaya kerja Indonesia dan budaya kerja Ekspatriat yang berasal dari Barat itu. Budaya kerja memiliki sifat-sifat tersendiri tetapi memiliki pula persamaan dengan budaya induknya. Pengambilan data dilakukan dengan kuesioner, wawancara mendalam (depth interview) dan pengamatan tak berperanserta (non participant interview) pada para pemimpin suatu perusahaan multinasionai di Jakarta.
Kerangka penelitian yang dipakai menggunakan daftar nilai budaya kerja yang telah dilakukan oleh seorang ahli komunikasi & manajemen multikultural. Ia telah membuat 20 daftar nilai budaya yang ada di hampir semua budaya di dunia, meliputi hubungan, kerjasama, keamanan keluarga dsb. Para responden diminta untuk memberikan rangking terhadap ke 20 nilai tsb. Berdasarkan rangking-rangking yang dibuat oleh para responden maka kemudian dicari bagaimana praktek sehari-hari dari nilai-nilai tersebut dalam dunia kerja mereka.. Apakah ada perubahan-perubahan setelah orang-orang yang berbeda budaya ini bekerjasama dalam satu perusahaan. Masing-masing mungkin mengalami perubahan-pembahan yang mendorong terjadinya suatu bentuk baru yang disebut budaya kerja alternative.
Budaya kerja alternatif ini merupakan hasil dari perubahan budaya kerja orang-orang dalam perusahaan itu. Perubahannya tidak selalu drastis, terkadang hanya terjadi perubahan sedikit. Pada penelitian baik orang Indonesia maupun ekspatriat mengalami perubahan dari budaya kerja asal mereka. Para ekspatriat mengalami perubahan yang lebih besar dari dibanding orang-orang Indonesia dalam perusahaan tersebut."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rezky Yunianto
"Skripsi ini menganalisis hubungan antara budaya organisasi dengan kepuasan kerja karyawan dan keinginan mereka untuk berpindah. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksplanatif dengan 75 Sampel karyawan dengan tingkat Jr Clerk, Clerk, dan Senior Clerk yang diambil dengan menggunakan simple random sampling. Metode analisis yang digunakan adalah metode korelasi rank Pearmen.
Hasil penelitian ini adalah budaya organisasi merniliki hubungan positif dengan kepuasan kerja, dan berhubungan negatif dengan Turnover Intention. Sedangkan Kepuasan Kerja merniliki hubungan yang negatif dengan Turnover Intention. Untuk dapat mempertahankan Karyawan, maka perlu diperhatikan segala aspek-aspek terkait dengan kepuasan kerja.

This Reaserch analyze the relationship between organization culture with employee work satisfaction and their willing to quit. this research is quantitative explanative research with 75 employee samples on jr clerk, clerk, and senior clerk level that taken by using simple random sampling. The analysis method that used was Spearman Rank Correlation.
The founding of this research ils Organization Culture has positive correlation with work satisfaction, and negative correlated with turnover intention, while Job Satijaction has negative correlation with turnover intention. The company have to concern about employee job satisfaction in order to retaint theier employee.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Endang Mudiastuti
"Tesis ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas komunikasi organisasi dengan melihat pengaruh iklim komunikasi, struktur organisasi, dan pengaruh budaya organisasi terhadap komunikasi organisasi. Berdasarkan pada teori Creswell, penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan penentuan responden melalui teknik acak bersusun. Uji validitas menggunakan analisa faktor eksploratori sehingga terbentuknya faktorfaktor baru bersifat acak, yang selanjutnya dapat diintreprestasi sesuai dengan faktor atau komponen atau konstruk yang terbentuk. Analisa data menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian adalah kualitas komunikasi organisasi dipengaruhi oleh struktur organisasi dan budaya organisasi, namun tidak dipengaruhi iklim komunikasi yang terjadi di lingkungan organisasi.

This thesis to determine the factors that influence the quality of organizational communication by looking at the influence of communication climate, organizational structure, and the influence of organizational culture on organizational communication. Based on the theory of Creswell, this study uses quantitative methods, to determine the respondents through random layered technique. Test validity using exploratory factor analysis so that the formation of new factors are random, which can further diintreprestasi according to factors or components or constructs formed. Analysis of the data using linear regression. The results were influenced by the quality of organizational communication and organizational culture organizational structure, but not influenced climate communication that happens within an organization."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35571
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>