Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81982 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohammad Badri
"Perencanaan struktur beton bertulang di daerah rawan gempa seperti Indonesia, konsep desain kapasitas sudah lazim digunakan. Pada struktur portal harus direncanakan merupakan struktur yang cukup daktail, biasanya apabila struktur portal tersebut sudah didesain berdasarkan konsep desain kapasitas, dianggap mekanisme sendi plastis dapat terjadi dengan daktilitas yang cukup (g=4).
Dari hasil pembahasan dan penelitian dalam Tesis ini diketahui bahwa mekanisme sendi plastis yang merupakan keruntuhan global dari struktur tidak selalu terjadi tetapi sudah didahului oleh keruntuhan lokal yang berarti kapasitas rotasi pada suatu penampang balok sudah dilewati. Untuk itu kapasitas rotasi balok merupakan suatu parameter yang penting untuk diketahui sehubungan dengan perilaku keruntuhan struktur dan sekaligus dapat diketahui besarnya faktor keamanan pembebanan yang merupakan angka keamanan terhadap beban gempa rencana. Dalam hal daktilitas struktur terlalu besar yang dapat menyebabkan kapasitas rotasi balok terlewati dapat diatasi dengan memperbesar kekakuan kolom sedangkan apabila faktor keamanan pembebanan ingin diperbesar maka momen kapasitas balok harus ditingkatkan. Dengan demikian perilaku keruntuhan struktur dapat dikendalikan.

The design of reinforced concrete structures at high-risk seismic area like in Indonesia, the concept of capacity design should be used. The frame structure must be designed to have enough ductility and usually if the design has already done following the concept of capacity design, it is assumed that the mechanism of plastic hinges occurred within the ductility g=4 of the structure.
The result from the analysis and investigation in this Thesis can be concluded that the mechanism of plastic hinges which means the global failure mechanism of structure not always happened caused by the occurrence of local collapse mechanism due to the excessive sectional rotation capacity. That is why the beam rotation capacity is an important parameter to know concerning to the behavior of structure collapse mechanism and also can be detected the value of the load safety factor which means the value of margin safety against the design earthquake load. In case of excessive structure ductility which caused the exceed of beam rotation capacity could be overcome by increase the column stiffness but in increasing the load safety factor, the moment capacity of the beam should be increased. Thus, the behavior of structure failure mechanism could be controlled.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riky Defikson
"In Capacity Design for reinforced concrete construction, reinforcement detail of beam column joint take a very important part. Beam-Column joint cores represent most critical area because on this area horizontal force from beams and vertikal force from columns are act 'together'. That is. Beam column joint failure is most reason that maked matured failure of building structure. Bond Stress is most important considerable in detail of reinforcement concrete strucure design which this bond stress act 'together' arround the two materials reinforcing bar and concrete to resisting external load. With this bond stress, load transfer can develop from concrete that resisting external load to bar reinforcing that embedded in the concrete, so that the two material concrete and ban reinforcing can act 'together' to resisting external load until the material failure. One of mechanism of bond stress development is sufficient embedment length of anchorage reinforcing bar to prevent bond failure. On this thesis, will analyzed relation ship between development of bond stress of beam column joint with anchorage lengthening mechanism of deform bars in tension. Where in increasing bond stress capacity, automatically will increased beam column joint performance. In this laboratory testing bond stress for beam column joint performance, will done by pull-out tes method. In this laboratory testing, the design of beam column joint specimen based on Design of Concrete Structure Building Issue of Indonesia, SK-SNI T-15-1991-03 and also according to Method of Design Capacity. Design Capacity Methode is a design method that is guarantee making plastic hinge region on beam, therefore beam failure will happened before column failure that can be anticipated structure failure, the philosophy of Capacity Design is 'Strong column weak beam' which is design of column is stronger than beam.

Dalam perencanaan suatu konstruksi beton bertulang pendetailan sambungan balok kolom merupakan bahagian yang sangat penting. Daerah sambungan balok kolom merupakan daerah yang paling kritis karena dititik ini mempakan pertemuan antara gaya vertikal yang berasal dari kolom dan gaya horizontal yang berasal dari balok. Karena itulah pada kegagalan sambungan balok kolom ini sering menjadi penjadi penyebab kegagalan pada struktur bangunan. Salah satu pendetailan tersebut yakni tegangan lekatan (bond stess) tulangan dengan beton disekelilingnya.yang mempakan salah satu syarat bekerja baiknya tulangan dalam beton bertulang untuk menahan beban Dengan adanya bond stress ini memungkinkan terjadi transfer gaya dengan baik dari beton yang langsung menerima beban pada tulangan yang berada didalamnya, sehingga beton dengan tulangan dapat secara bersama-sama memikul beban yang diberikan sampai pada titik leleh kedua bahan tersebut. Salah satu mekanisme pemasangan tulangan yakni mekanisme penjangkaran (kait) pada ujung batang tarik. Pada skripsi ini, akan dibahas pengaruh peningkatan kapasitas tegangan bond (bond stress) pada sambuugan balok kolom dengan mekanisme penjangkaran pada tulangan tank. Dengan meningkatnya kapasitas dari bond stress ini, otomatis akan meningkatkan kapasitas sambungan balok kolom. Pengujian bond stress ini akan dilakukan dilaboratorium dengan metode pull-out test. Model sambungan balok-kolom pada penelitian ini di disain sesuai dengan Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SK-SNI T-15-1991-03 yang merujuk pada metode desain kapasitas. Metode desain kapasitas merupakan suatu metode desain yang menjamin terjadinya sendi plastis di daerah balok sehingga keruntuhan struktur dapat diantisipasi dengan seaman mungkin di mana disini dikenal sebuah filosofi 'Strong column weak beam' yaitu sebuah kolom didisain lebih kuat daripada baloknya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35450
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nawy, Edward G.
Bandung: Eresco, 1990
624.183 41 NAW b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemukiman, 1983
624.1834 IND b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rico Bonar
"The beam-column joint in a reinforced concrete structure is an area with great attention, because of it's important function of transferring the forces from the beam to the column. As the transferring agent, reinforced concrete consisted of concrete and steel reinforcement that must work together to hold and transfer loads. We can examine the cooperation of these two elements from their bonding mechanism. The anchorage length of tensile steel is the determining factor to the quality of the bonding mechanism. The small dimension of column will contribute to the limited length of the anchorage, which is under the prescribed length of the governing rules. Therefore to increase the length of the anchorage, a hump is made on the outer side of the exterior joint. In this experimental study we will examine the bonding quality and the cracking pattern on the specimen's joint which is modelled from a 5 story office building which is scaled to 1 : 2 size. This experimental study will be held in a laboratory using a hydraulic jack to pull the steel reinforcement from the concrete structure, so that the strain and bonding mechanism can be examined. From experiment conducted, a number of conclusions can be drawn; The bonding quality, which is numerically gauged by the average bond stress, it's value rises linearly and reach their yielding point. While the failure pattern on the specimen is considered to be splitting mechanism which started from the loaded end of column to the outside of the joint.

Daerah pertemuan balok-kolom beton bertulang merupakan daerah yang perlu mendapat perhatian khusus, karena fungsinya yang penting sebagai tempat penyaluran gaya dari balok ke kolom. Sebagai sarana penyalur, beton bertulang yang terdiri atas beton dan baja hams dapat bekerjasama dengan baik dalam menahan dan menyalurkan beban, keriasama ini dapat kita lihat kinerianya dari mekanisme lekatan antara tulangan baja dengan beton. Panjang penjangkaran tulangan tank adalah faktor yang menentukan terhadap kualitas lekatan yang diperoleh. Dimensi kolom yang kecil menyebabkan panjang penyaluran menjadi terbatas sehingga tidak memenuhi syarat yang ditetapkan oleh peraturan. Oleh sebab itu untuk menambah panjang penjangkaran dibuat penonjolan pada sisi luar sambungan eksterior balok-kolom. Pada studi eksperimen ini akan dilihat kualitas lekatan dan pola keruntuhan yang terjadi pada spesimen berbentuk sambungan yang didapat dari pemodelan gedung perkantoran 5 lantai. yang berskalakan 1:2. Studi eksperimen yang dilakukan di laboratorium ini menggunakan hydraulic jack untuk menarik tulangan baja dari beton bertulang, sehingga didapat tegangan lekat serta regangan tulangan yang terjadi. Dari eksperimen yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut, kualitas lekatan yang besamya diukur secara numerik oleh satuan tegangan lekat rata-rata, trend nilainya bertambah secara linier dan mencapai konstan saat tulangan tersebut mengalami leleh, sedangkan pola keruntunan yang terjadi pada spesimen berjenis splitting yang dimulai dari ujung kolom yang dibebani menuju keluar joint."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35449
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nawy, Edward G.
Surabaya: ITS Press, 2010
624.183 41 NAW b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ferguson, Phil Moss, 1899-
Jakarta: Erlangga, 1986
624.183 41 FER d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ferguson, Phil Moss, 1899-
Jakarta: Erlangga, 1991
693.183 FER d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
McCormac, Jack C.
Jakarta : Erlangga, 2001
624.1 MCC d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Neysa Nuvisa
"Infrastruktur di Indonesia saat ini sedang mengalami perkembangan yang pesat. Salah satunya adalah pembangunan gedung bertingkat. Pembangunan gedung bertingkat saat ini sebagian besar menggunakan metode konvensional, yaitu menggunakan beton bertulang dengan cara cor di tempat. Metode ini banyak digunakan karena sudah lama digunakan dan kekuatannya sudah teruji. Namun, metode konvensional tersebut membutuhkan waktu pengerjaan yang lebih lama dan membutuhkan banyak bekisting. Selain metode konvensional, terdapat metode lain, yaitu metode beton pracetak. Metode beton pracetak membutuhkan waktu pengerjaan yang lebih cepat dikarenakan pengecoran dilakukan tidak langsung di lokasi proyek. Namun, kekuatan sambungan antar komponen pracetak tidak sebaik sambungan beton yang dicor langsung. Selain itu, proses pengangkatan dan pemasangannya pun perlu diperhatikan supaya tidak terjadi kerusakan. Pada penelitian ini dilakukan analisis kekuatan dan metode konstruksi sambungan balok-kolom pracetak dan balok induk-balok anak pracetak. Penelitian meliputi desain sambungan, pengecekan kekuatan sambungan, analisis kekuatannya balok dan kolom pracetak saat proses pengangkatan, transportasi, dan pemasangan, serta metode konstruksi yang digunakan. Penelitian akan direalisasikan dengan studi kasus Rumah Sakit XYZ yang terletak di daerah Bogor.

Infrastructure development in Indonesia is now growing rapidly. One of them is the construction of multi-storey buildings. The construction of multi-storey buildings mostly uses conventional methods, using reinforced concrete by cast in place. This method is widely used because it has been used for a long time and it's strength has been tested. However, the conventional method requires a longer working time and requires a lot of formwork. In addition to conventional methods, there are other methods, that is precast concrete method. The precast concrete method requires a faster processing time because the casting is done indirectly at the project site. However, the strength of joints between precast components is not as good as joints that are cast directly. Furthermore, the lifting and installation process also needs attention so that no damage occurs. In this research, the strength analysis and construction methods of precast beam-column joints and precast beam-joist joints were carried out. Research includes joint design, checking connection strength, analysis precast components during the lifting, transportation and installation processes, and the construction method used. The research will be realized through a case study of XYZ Hospital that is located in Bogor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>