Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92728 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Papilaya, Johan
"Formularium Rumah Sakit merupakan suatu daftar obat baku beserta peraturan-peraturannya yang digunakan sebagai pedoman dalam pemakaian obat di suatu rumah sakit yang dipilih secara rasional, berdasarkan informasi obat yang sahih dan sesuai kebutuhan pasien di rumah sakit.
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Bekasi yang merupakan rumah sakit kelas C dengan kapasitas tempat tidur 112 buah, dan mempunyai tenaga dokter spesialis di empat bagian dasar maupun unit-unit lainnya. Komite Farmasi dan Terapi yang terbentuk sejak 1989 telah berhasil membuat Formularium Rumah Sakit yang merupakan salah satu tugas dari komite tersebut.
Kenyataan yang ditemukan menunjukan bahwa Formularium Rumah Sakit ini belum digunakan secara optimal seperti terlihat di unit rawat jalan empat besar yaitu unit bedah, kesehatan anak, kebidanan dan penyakit kandungan serta unit penyakit dalam. Ditemukan 54,25 % resep antibiotik dan 59,91 % macam antibiotik serta 46,7 % resep analgetik dan 49,2 % macam analgetik yang menyimpang dari Formularium Rumah Sakit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktorfaktor yang berhubungan dengan penggunaan Formularium Rumah Sakit di unit rawat jalan RSUD Bekasi dan upaya peningkatan penggunaannya. Penggunaan Formularium Rumah Sakit diukur dengan prosentase penggunaan antibiotik dan analgetik karena kedua macam obat inilah yang paling sering ditulis dokter dalam prakteknya.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan responden sebanyak 36 orang yang terdiri dari dokter umum, dokter spesialis maupun dokter gigi. Dengan melakukan wawancara dan pengisian kuesioner dicarilah hubungan variabelvariabel yang diduga secara teeri maupun empiris berhubungan dengan penggunaan Formularium Rumah Sakit.
Dengan uji chi-square dan uji korelasi Pearson's didapati 2 variabel mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik, sedangkan 7 variabel lainnya tidak terbukti mempunyai hubungan bermakna secara statistik.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa lama kerja dokter berhubungan dengan penggunaan analgetik dan ada tidaknya buku petunjuk yang informatif berhubungan dengan penggunaan antibiotik 'sesuai Formularium Rumah Sakit. Sedangkan variabel lainnya yaitu: umur dokter, pendidikan, pengetahuan dokter, sikap dokter, ketersediaan obat, kepercayaan dokter, dan komunikasi dokter tidak berhubungan dengan penggunaan anatibiotik maupun analgetik sesuai Formularium Rumah Sakit. Korelasi tertinggi antara variabel babas dan variabel terikat terdapat pada variabel komunikasi dokter dengan penggunaan analgetik sedangkan yang terendah antara umur dokter dengan penggunaan antibiotik.
Disarankan agar diterbitkan buku petunjuk penggunaan Formularium Rumah Sakit yang berukuran saku bagi tiap dokter di RSUD Bekasi, dan Formularium perlu direvisi secara berkala disesuaikan dengan pola penyakit dan kemajuan industri farmasi. Disarankan pula agar Komite Farmasi dan Terapi perlu ditingkatkan perannya sebagai penyebar informasi tentang Formularium Rumah Sakit dan evaluasi secara periodik terhadap penggunaannya perlu dilaksanakan untuk menilai kepatuhan penggunaan Formularium Rumah Sakit tersebut.

Hospital Formulary is a list of raw drugs and its regulations used as a directive in medicines usage at rationally elected hospital, in accordance with genuine medicines information and in line with patients requirements at hospital.
The research id conducted at Regional General Hospital Bekasi which is made up C-level hospital with 112 beds capacities, and consist of. medical specialist in four ground part units and other units. Pharmacy and Therapy Committee which was formed since 1989 is succeed to create Hospital Formulary which constitutes one of the committee task.
The fact that the Hospital Formulary has not optimally used as shown in four big part of outer treatment unit, that is in surgical operation unit, children health, obstetry and gynecology unit and internal decease units as well. It is found 54,25 %, of antibiotic prescription, 59,91 % sort of antibiotics, 46,7 % analgesics prescription and 49,2 % sort of analgesics which deviates from Hospital Formularium.
The purpose of this research is to identify any factors related to Hospital Formulary usage at outer treatment unit Regional General Hospital Bekasi and an effort to improve the usage. Hospital Formularium usage is measured with antibiotic and analgetic prosentage usage since the two kind of medicines are frequently recommended by doctor in their practicing.
This research type is analytic descriptive with total respondents is 36 people which consists of general practice, specialist and dentists. Conducting some interviews and filling questioners the variables are founded which is estimated theoretically or empirically have to do with Hospital Formularium usage.
By means of chi-square and Pearson's correlation test, it is found out 2 variables which significant correlation statistically each other, while other 7 variables proved no significant correlation statistically.
This research concludes that the length of doctor working is in line with analgetic usage and no informative guidance books as the antibiotic usage up to Hospital Formulary. While other variables are : doctor's age, education, doctoral's knowledge, doctor behavior, drugs supply, doctor belief and communication do not have to do both with anti-biotic usage and analgetic in accordance with Hospital Formularium. The highest correlation between free variable and unfree variable existed on doctor communication variable with analgetic usage while the lowest is doctor's age with antibiotic usage.
It is recommended to publish a pocket directive book concerning Hospital Formulary usage for every doctors at Regional General Hospital Bekasi, and the formulary has to be revised periodically which is corresponded with diseases types and the advanced of pharmacy industry. It is suggested also that Pharmacy and Therapy Committee plays more import-ant roles as an information disseminator regarding Hospital Formularium and does periodic evaluation on its usage to appraise the Hospital Formulary usage disciplines.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luwiharsih
"Pemilihan obat yang aman, tepat dan rasional akan mempengaruhi proses penyembuhan. Dengan makin banyaknya macam dan jenis obat akan menyulitkan pemilihan obat yang tepat bagi dokter. Kurangnya pengetahuan farmacologis terutama untuk obat baru, bersamaan dengan sikap bebas dokter dalam memilih obat menimbulkan selera yang berbeda. Selain itu adanya promosi obat yang terdorong oleh target penjualan tertentu akan menimbulkan konsumsi berlebihan berupa penggunaan obat yang tidak rasional dan merugikan pemakai obat. Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan seleksi obat yang di rumah sakit lebih dikenal dengan nama formularium rumah sakit yaitu merupakan buku yang berisi kumpulan_ nama - nama obat yang dipakai di rumah sakit tersebut. Dengan diberlakukannya formularium rumah sakit maka mengganggu kebebasan dokter dalam memilih obat dan ini sering menimbulkan konflik bagi dokter sehingga formularium rumah sakit belum dipergunakan sebagaimana mestinya.
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi penggunaan formularium rumah sakit dan hubungan faktor tersebut dengan penggunaan formularium rumah sakit.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptip analitik dengan mengadakan wawancara kepada seluruh dokter di Unit Rawat Jalan dan mengobservasi resep antibiotik dan analgetik yang ditulisnya selam bulan April 1989. Dari hasil observasi resep didapatkan data rata - rata penggunaan formularium rumah sakit adalah 51.29 %.
Dengan bantuan analisis statistik yaitu uji chi square, uji phi maka didapatkan perbedaan bermakna antara pengetahuan, sikap, komunikasi, koordinasi, resources dan referensi dengan penggunaan formularium rumah sakit. Nilai phi tertinggi pada pengetahuan dokter dan terendah pada koordinasi dokter dan farmasi. Dengan regresi ganda full model didapatkan bahwa pengetahuan, sikap, komunikasi, koordinasi, resources dan referensi secara bersamaan mempengaruhi penggunaan formularium maka model dapat diterima dengan nilai F dalam batas minimal. Maka dilakukan regresi ganda metode forward step wise dimana hanya pengetahuan dan sikap yang mempengaruhi penggunaan formularium. Sedangkan komunikasi, koordinasi, resoucres dan referensi dikeluarkan dari model. Untuk uji selanjutnya dilakukan uji regresi ganda dengan variabel terikat pengetahuan dan sikap dan variabel bebasnya komunikasi, koordinasi, resources dan referensi maka dikembangkanlah model penggunaan formularium yaitu penggunaan formularium dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap. Sedangkan pengetahuan dipengaruhi komunikasi dan komunikasi dipengaruhi oleh koordinasi. Hasil dari uji tersebut sikap dipengaruhi komunikasi, resources dan referensi.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap sangat mempengaruhi penggunaan formularium, sedangkan komunikasi, koordinasi, resources dan referensi pengaruhnya terhadap penggunaan formularium tidak secara langsung tetapi melalui pengetahuan dan sikap.
Disarankan agar Pimpinan RS Husada meningkatkan pengetahuan dokter dengan pemberian informasi secara formal dan informal. Selain itu bagi instalasi farmasi peneliti sarankan untuk mengembangkan buku daftar obat standar menjadi buku formularium lengkap dengan ukuran saku dan dibagikan kepada setiap dokter."
Depok: Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Mursifah
"Untuk peningkatan mutu pelayanan di unit rawat jalan diperlukan pengelolaan terhadap mutu itu sendiri yang dapat digambarkan dalam struktur organisasi dan didukung dengan personil-personil yang berpendidikan, terampil dan mengerti akan arti peningkatan mutu.
Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo telah melakukan upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit kurang iebih sejak tahun 1990. Namun belum pernah dilakukan penelitian terhadap upaya-upaya tersebut sehingga kurang diperoleh informasi sebagai masukan dalam membuat perencanaan untuk upaya-upaya peningkatan mutu pelayanan selanjutnya.
Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dengan menggunakan lembar pertanyaan sedangkan data kualitatif diperoleh dengan wawancara mendalam.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit terutana mutu pelayanan di unit rawat jalan.
Penelitian ini dilakukan di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo dengan sasaran personil-personil di unit rawat jalan , juga personil yang terkait dengan kegiatan di unit rawat jalan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini berupa pendapat, persepsi dan harapan karyawan tentang struktur organisasi yang mengelola mutu pelayanan, motivasi karyawan dalam peningkatan produktifitas kerja, pendidikan dan keterampilan serta gaya kepernimpinan yang akan dikembangkan.
Saran-saran yang diusulkan antara lain :
1. Dibentuknya satu organisasi yang mengatur mutu pelayanan di rumah sakit.
2. Membuat program kerja upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit terutama di unit rawat jalan.
3. Meningkatkan kualitas tenaga dan menambah fasilitas yang lebih lengkap.
4. Meningkatkan motivasi karyawan agar produktifitas karyawan menjadi lebih baik lagi.
5. Melakukan pelatihan kepemimpinan bagi karyawan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk masukan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan di unit rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neneng D. Nurman
"Aset yang paling berharga bagi perusahaan adalah tenaga kerja
karena itu perlu sekali penjngkatan kesejahteraan bagi tenaga kexja
beserta keluarganya rnelalui program jaminan asuransi kesehatan.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedolcteran akan mempengaruhi kebutuhan rnasyarakat
dalam pelayanan kesehatan
Salah satu kinerja yang harus ditingkatkan adalah kemampuan
manajemen dalam memberikan polayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Bc-zkasi_ Mutu pelayanan rumah salcit mempunyai 2
(dna) komponen, yaitu pemenuhan terhadap standar mutu yang telah
ditetapkan dan pemenuhan akan kepuasan pelanggan. Menuju era
globalisasi dimana persaingan akan lebih terbuka, maka industri
pelayanan kesehatan hams mampu membah paradigma dalam
memberikan pelayanan kesehatan. Rumah saldt harus memberikan
pelayanan yang berfokus pada lcepuasan pelanggan. Saat ini belum
ada alat ulcur yang baku untuk mengukur kepuasan pelanggan
terhadap mutu pelayanan rumah sakit.
Penelitian ini berlujuan untuk fnencoba rnenerapkan Metode
Servqual yang merupakan alat ukur kepuasan pelanggan yang
berkaitan dengan mutu pelayanan jasa di Rumah Sakit Umum Daerah
Bekasi. Penelitian ini rnerupakan penelitian survei, dilalcsarlakan
terhadap sampel sebanyak 358 orang selama 'I minggu. Variabel
pada penelitian ini meliputi variabc-I mutu pelayanan yang tercakup
dalam kelima djmensi sewqual, yailu tangible, responsivenest
reliabmty, assurance, dan emphaty. Sedang variabel kepuasan adalah
melipud harapan dan persepsi responden. dimana tjngkat kepuasan
dihitung berdasarkan ke senjangan nilai antara keduanya. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa 90% dari pasien
merasa puas dengan pelayanan di rumah salcit. Penelitian ini
membuktikan bahwa metode servqual dapat digunakan dan efektif
untuk diterapkan di nlmah sakit unfuk mengukur kepuasan pasien
terhadap mum pelayanan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk
perbaikan-perbaikan baik dari rumah salcit rnaupun dari pemberi
jamman atau program administrasi sehingga didapatkan hasil yang
optimal.

Abstract
The most valuable asset of a company its workers. More and more
companie providing health beneiits, directly or through health
insurance. In addition the development of sience and medical
technology has intluenced the need for health care and health
insurance.
In response to the growing needs for health insurance. RSUD
Bekasi mast improve service to increase consumer satisfaction.
Quality of care in hospital has two components, the fulfilment to
medical standards and meeting customer satisfaction at present, there is no standard instrument in Indonesia to measure c1ient's
satisfaction as part of the quality of service provided.
'I?his study aimed at evaluating customer satisfaction on
outpatients at RSUD Bekasi using Servqual method. A survey method
was used to collect data. there were 358 outpatients, interviewed
during seven weeks period. using servqual questions. Quality of care
was examined in 5 dimensions : tangible, responsiveness, reliability,
assurance and emphaty. Satisfaction was measured by calculating in
the score of the gap between clients expectation and clients
judgemen before and aiter the care was received.
The result, showed that in all dimensions the mayority 90% of
patients satisiied with the services. The study also showed that the
servqual method could be used etfectively to identify patient's
satisfaction.
This study hopefully can be used to improve hospital services
as well as the insurance services to optimize program perfomance."
Universitas Indonesia, 2000
T5073
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ago Harlim
"Sejak Indonesia ikut dilanda krisis ekonomi, kompetisi antara rumah sakit sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan makin ketat, dimana rumah sakit saling bertahan untuk tetap hidup sementara daya beli masyarakat yang makin rendah dan biaya hidup yang makin meningkat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanannya, dan salah satu ukuran mutu rumah sakit adalah survey kepuasan pasien atas layanan keperawatan.
Walaupun kepuasan pasien atas layanan keperawatan bukan satu-satunya pertimbangan, namun merupakan hal yang penting mengingat kedudukan perawat yang sangat erat dalam berhubungan dengan pasien, yang oleh penulis disebut sebagai "The Major Caring Profession" (Krowinski W. & Steiber S., 1996)
Hasil beberapa penelitian juga menyatakan lebih dari 40 % kepuasan pasien terhadap rawat inap rumah sakit ditentukan oleh keperawatan.
Pada penelitian ini ingin diketahui tingkat kepuasan umum pasien atas layanan keperawatan rawat inap yang meliputi faktor-faktor yang diuji yaitu :
1. Ketrampilan perawat
2. Komunikasi perawat
3. Kepedulian perawat
4. Ketanggapan perawat terhadap masalah pasien
5. Respon perawat terhadap panggilan pasien
Analisa bivariat 1 Student `t' test dan multivariat 1 regresi logistik yang digunakan untuk uji rata-rata skor kepuasan pada faktor layanan keperawatan dan analisa Chi-square digunakan untuk bentuk katagorik. Hasil penelitian ini ternyata persepsi pasien atas layanan umum keperawatan rawat inap mempunyai hubungan yang bermakna dengan semua faktor layanan keperawatan yang diuji dan hanya jenis kelamin dari karakteristik pasien yang berhubungan dengan tingkat kepuasan umum atas layanan keperawatan. Kelas perawatan dimana pasien dirawat tidak berhubungan dengan tingkat kepuasan umum pasien atas layanan keperawatan.
Diantara faktor layanan keperawatan rawat inap ternyata respon terhadap panggilan merupakan faktor yang paling berperan dalam menentukan tingkat kepuasan umum pasien atas layanan keperawatan (Wald = 8,9705).
Sesuai dengan hipotesa peneliti, bahwa faktor respon terhadap panggilan merupakan faktor yang paling berperan karena di Indonesia masih kurang tenaga perawat yang profesional dalam arti pekerjaan mendatangi panggilan dapat dikerjakan oleh siapa saja, perawat dengan latar belakang pendidikan apa saja, sebab tindakan ini dapat dilakukan tanpa pemikiran mendalam.
Kepada RSUD Bekasi disarankan untuk meningkatkan ketrampilan dan kepedulian perawatnya sehingga perawat RSUD Bekasi akan menjadi lebih profesional dan memenuhi kaidah pelayanan keperawatan yang bertendensi : bio-psiko-social-kultural-spiritual.
Daftar bacaan : 40 (1959 - 1997)

Perception of Inpatient Satisfaction on Nursing Care at Bekasi Public Hospital 2000
Since Indonesia has been crashed in economic crisis, competition among hospitals as provider of health services become more tied. Every hospital struggle to be survive, while ability to pay from the people are decreasing and the cost of living is increasing.
Therefore, demand to increase the quality of services challenges every hospital. One of the measurements of hospital's quality is survey about patient satisfaction on nursing services.
Although patient satisfaction on nursing services is not the only one judgment but it is an important matter. It is due to the position of nurses which has a close relation mention by the writer as "the major caring profession".
Some research findings state more than 40 % of patient satisfaction to the hospital services contributes by nursing care (Krowinski W. & Steiber S., 1996).
The purpose of this study is to obtain level of inpatient's satisfaction on nursing care which includes the following factors to be tested statistically, as follows :
1. Skills of nursing staff assigned
2. Communication skills with patient
3. Care and concern shown by nurses
4. Nurse's responses to patients need
5. Nurse response to on-call request
The analysis of bivariate I student `t' test and multivariate 1 logistic regression will be used to examine the difference between means score of satisfaction on factor of nursing services and the analysis of Chi-square are used for categoric scates. The result is patient's perception on nursing care has significant correlation with all the factors of the nursing care. On the other hand, only sex variable of the characteristic of patient. has significant correlation. Patient's class has no correlation with inpatients satisfaction of the nursing care (Wald = 8.9705).
Among factors of nursing care, response to patient's call as the most significant factors to the level of inpatient's satisfaction on nursing care. According to hypothesis of this study, it is due to the Iack of professional nurse in Indonesia; in the other word, the activity to come to the patient's call is simple, this activity can be addressed by all nurses regardless back ground of study.
To Bekasi Public Hospital, it is recommended to increase the skill and carry of the nurses so that this hospital may become more professional and fulfill the philosophy of the nursing care to serve holistically : bio-psycho-social-cultural and spiritual.
Bibliography : 40 (1959 - 1997)"
2000
T2280
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seno Soebagio Surjaningrat
"ABSTRAK
Apotik di rumah sakit merupakan tempat akhir dari pasien untuk menyelesaikan kunjungannya ke rumah sakit. Sering kali hal ini diabaikan, padahal pasien sudah hampir berada pada puncak kesabarannya, Oleh sebab itu pelayanan di apotik perlu mendapat perhatian khusus terutama dalam mengatur sistem antriannya .
Apotik Rawat Jalan RSUD Gunung Jati melayani pasien selama jam kerja, akan tetapi waktu yang paling sibuk adalah bersamaan dengan mulainya pelayanan poliklinik. Tingginya kedatangan pasien pada jam-jam tertentu, yaitu dari jam 09.30 sampai dengan jam 12.30, dengan rata-rata kedatangan resep 70 lembar per jam menyebabkan antrian panjang. Padahal jumlah petugas yang melayani cukup jumlahnya.
Penelitian ini yang dilakukan pada tanggal 21 sampai dengan 25 April 1997 bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik sistem antrian dan waktu pelayanan di Apotik Rawat Jalan RSUD Gunung Jati dan mencari model yang sesuai untuk diterapkan.
Hasilnya menggambarkan bahwa, resep datang dengan rata-rata 70 per jam mengikuti Distribusi Poisson. Antrian pada umumnya bersifat modified F.I.F.O. Struktur antrian Single Channel Multi Phase. Waktu pelayanan rata-rata 17.5 menit. Secara keseluruhan proses penyelesaian resep memakan waktu sampai 60 menit, dengan distribusi pelayanan yang bervariasi dari hampir uniform sampai ke poisson.
Pada penelitian ini dibahas 3 alternatif untuk mencari model pelayanan yang lebih baik, yaitu (1) menghilangkan kegiatan yang tidak relevan, (2) mengubah susunan pelayanan, (3) mengubah susunan pelayanan dan menghilangkan kegiatan yang tidak relevan. Ketiganya menghasilkan efisiensi yang lebih baik, dengan alternatif 3 yang paling efisien.

ABSTRACT
Analysis of Queuing System for medical Prescription at the outpatients pharmacy of the Gunung Jati Regional General Hospital-CirebonOutpatients Pharmacy of a Regional General Hospital becomes the patient's final destination in finalizing the process of visiting the hospital. It is quite often that its function is disregarded even the fact that the patients are close to the peak of their patience, since the medicine is so important for their recovery. For this reason, the service in a pharmacy must have the serious attention especially when the queing system is being prepared.
Outpatients Pharmacy of the Gunung Jati General Regional Hospital provides services on working hour from 8.00 a.m to 14.00 a.m. However, peak hours happened almost at the same time as the service hour of the polyclinic. High incoming of patients during a certain period between 09:30 up to 12:30 with average number of 70 prescription per hour creates a long queue. Actually there are suffient number of service personnel.
The aim of this study, which was performed between 21 to 25 April 1997, was to obtain a clear picture about the characteristic of queuing system and service time at the outpatients Pharmacy of Gunung Jail Regional General Hospital and then prepared a model which might be applicable to the situation.
The result showed that prescription arrived with average of 70 sheets per hour followed the Poisson distribution. The characteristic of the queue was a generally modified F.I.F.G. The structure of the queue was single channel multiphase with average service time of 17.5 minutes. On the average, the process to complete one prescription take time up to .60 minutes, with service distribution varied from almost uniform to Poisson.
In this study, 3 alternatives were discussed to find out the improved service model, by (1) avoiding irrelevant activities, (2) changing the services arrangement, (3) changing the service arrangement and also avoiding irrelevant activities. Those three alternatives created better efficiency with option number three performed the best.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zachlul Adly
"Adanya krisis ekonomi, telah berlakunya undang-undang no. 22 dan undangundang no. 25 tahun 1999, subsidi pemerintah yang makin menurun, jumlah dan jenis pelayanan rumah sakit yang makin meningkat, demand masyarakat yang makin meningkat, bergesernya pola penyakit, tarif sekarang masih berdasarkan Perda No. 15 tahun 1995, adanya persiapan RSUD Pariaman menjadi rumah sakit unit swadana dan telah adanya rencana stratejik RSUD Pariaman tahun 2000-2004, berdasarkan hal-hal tersebut diatas dirasa perlu ditetapkan penetapan tarif yang rasional di RSUD Pariaman, yang dalam penelitian ini dibatasi dalam penetapan tarif di instalasi rawat jalan.
Dalam menetapkan tarif rasional di instalasi rawat jalan RSUD Pariaman dilakukan penelitian biaya di unit-unit penunjang dan unit-unit produksi RSUD Pariaman, meliputi biaya investasi, biaya operasional dan biaya pemeliharaan. Data berupa data sekunder dikumpulkan dari catatan/laporan kegiatan, pengelolaan data. dilakukan dengan cara double distribution method, dan kemudian dilakukan perhitungan yang menghasilkan biaya- total dan biaya satuan. Survai kemampuan membayar masyarakat (ATP) dilakukan pada pengunjung rawat jalan dengan wawancara berupa kuiesioner yang telah disiapkan.
Persepsi stakeholders yang terkait dengan penetapan tarif dilakukan dengan wawancara mendalam. Simulasi tarif dilakukan dengan berpatokan pada biaya satuan, tarif saat ini, ATP, persepsi stakeholders dan cost recovery rate, dengan demikian didapat tarif rasional instalasi rawat jalan untuk RSUD Pariaman berkisar antara Rp. 5.000,- - Rp. 12.500,-. Hasil penelitian ditetapkan tarif pada poli umum Rp. 5.000,- dengan CRR 107,8 %, poli gigi Rp. 10.000,- dengan CRR 18,99 % dan poli spesialis Rp. 12.500,- dengan CRR 342,84 %.
Rekomendasi dari penelitian ini dalam penetapan tarif hendaknya berdasarkan tarif yang rasional, pemerintah wajib memberi subsidi pada rumah sakit dan subsidi khusus pada orang miskin.

Determination of the Rational Pricing Out Patient Installation at District Hospital Pariaman in 1999/2000.The economic crisis and decentralization era (Undang-undang No. 22 and 25 /1999) make government subsided will be decreased. The other side quantity and kind of health services are increase, community demand increase, transition of epidemiologic, the pricing on RSUD Pariaman and to be prepared to charge with auto regulation on budgeting of health services and strategic plan of RSUD Pariaman (2000-2004), according to this planning to add health the rational pricing. In this research the rational pricing will be respected on out patient.
In determining the rational pricing out patient installation at RSUD (District Hospital) in Pariaman a research in conducted regarding cost in supporting units and production units of Pariaman RSUD that includes investment cost, operating cost and maintenance cost. The secondary data are collected from notes/activities report. And the data processing is done by double distribution method, and then calculation is done to find out total cost and unit cost. The research towards the people ability to pay (ATP) is done towards the out patient through interview by using questioner prepared previously.
The perception of stakeholders related to the determination of the pricing is done through in-depth interview. The pricing simulation is done with standard of unit cost at this time, ATP, perception of stakeholders and cost recovery rate. Therefore, the rational pricing of out patients can be obtained for Pariaman RSUD that range from Rp. 5.000 - Rp. 12.500 from the result of this research the pricing determined for general policlinic is Rp. 5.000.- with CRR 107.9 % dental policlinic is Rp. 10.000,- with CRR 118.99 % and specialist policlinic Rp. 12.500,- with CRR 34.84.
The recommendation of this research in determining the pricing is that it should be based on the rational pricing, therefore the government is necessary to subsidize the hospital and special subsidy for the need."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T425
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Puspita
"RSUD Palembang BARI sebagai satu-satunya rumah sakit milik Pemerintah Kota Palembang perlu mengetahui .kinerjanya, terutama didalam era otonomi daerah, agar dapat eksis menghadapi situasi dan kondisi yang penuh persaingan. Unit rawat jalan yang merupakan pelayanan khusus dokter spesialis sebagai salah satu cerminan layanan di RSUD Palembang BARI, sebagai langkah awal untuk melakukan perbaikan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan terhadap pelanggan, perlu dilakukan penilaian kinerjanya secara komprehensif melalui pendekatan kansep balanced scorecard.
Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer dilakukan dengan survei terhadap responden (25 orang SDM di Unit Rawat Jalan, 100 orang pasien yang datang berobat di Poliklinik Spesialis Unit Rawat Jalan pads minggu ke 2 Februari sampai dengan minggu ke 2 Maret 2003, yang dipilih secara random). Alat penelitian yang digunakan yaitu kuesianer dan panduan observasi. Selanjutnya data yang dikumpulkan dianalisa secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan : 1) Kinerja Keuangan : Rasia tingkat pertumbuhan pendapatan adalah 2,45, saldo tahun 2001 dibandingkan dengan tahun 2002 terjadi peningkatan 276 %. 2) Kinerja Pelanggan : tingkat kepuasan pelanggan 80 % (puas 63 %) dan terdapat beberapa hal yang menjadi prioritas untuk diperhatikan yaitu masalah WC yang tidak bersih, pelayanan yang tidak sesuai jadwal dan sikap petugas yang tidak ramah. 3) Kinerja proses bisnis internal ; proses pelayanan pasien secara keseluruhan (meliputi waktu tunggu pasien mendapat pelayanan, waktu layanan oleh dokter dan asisten dakter, komunikasi pasca layanan) hanya 44 % proses pelayanannya baik 4) Kinerja pertumbuhan dan pembelajaran komitmen terhadap waktu layanan dan tingkat kepuasan SDM, SDM terutama dokter spesialis tidak komitmen terhadap waktu pelayanan pasien yang dimulai pukul 09.00. Tingkat kepuasan SDM, puas (52 %), dimana yang menjadi skala prioritas untuk diperhatikan adalah masalah insentif.
Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui kinerja keuangan dinyatakan tidak baik, walaupun rasio tingkat pertumbuhan pendapatan nilainya 2,45 (tetapi tidak dapat memuaskan kerja SDM) dimana insentif yang mereka terima jauh dibawah UMR dan saldo yang meningkat sampai 276%, sumber pendapatannya sebagian besar masih merupakan subsidi dari Pemerintah Kota Palembang. Kinerja pelanggan (kepuasan pasien), kinerja proses bisnis internal (proses pelayanan terhadap pasien), kinerja pertumbuhan dan pembelajaran (komitmen dan kepuasan pasien) masih kurang. Unit Rawat Jalan untuk meningkatkan kinerja keuangannya perlu membuka Poliklinik sore hari, melakukan penghematan biaya operasional (biaya bahan obat dan alkes) dan mengusulkan revisi polatarif. Kemudian melakukan pembenahan fisik (WC bersih, tersedianya papan informasi) dan mengadakan pelatihan/kursus kepribadian untuk petugas, mengadakan survei kepuasan periodik kepada pelanggan. Agar supaya pelayanan menjadi baik, dilakukan penyempurnaan/revisi SOP/ PROTAP. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar penilaian kinerja selanjutnya dan sebagai langkah awal untuk menuju kearah perbaikan yang dilakukan secara berkesinambungan.

The General Hospital of Palembang BARI, as one of the hospitals controlled by the local government of Palembang, must evaluate its performance, especially in this area of provincial autonomy, in order to confront its competition. The outpatient unit which is comprised of specialists provides one reflection of the service offered at RSUD Palembang BARI. As a beginning step for improving the quality and quantity of service for the customers, it is necessary to do a performance evaluation in a comprehensive manner following the concept of Balanced Scorecard.
This study was designed as a descriptive study. The data used was primary and secondary data. The primary data came from the responses to several surveys (25 employees of the outpatient unit, 100 patients who received treatment in the specialist unit of the hospital from the second week of February 2003 through the second week of March 2003, using a random sample). The research instruments used included questionnaires and observation. Furthermore, the data was analyzed in a descriptive manner.
This research shows the following: 1) Financial Performance: The ratio of revenue growth is 2.45. The balance when comparing 2002 with 2001, the increase is 276%. 2) Customer Performance: The level of customer satisfaction is 80% (63%). Some matters, which need attention, include problems with the restrooms, which are not clean, the employees' failure to follow the work schedule and their lack of friendliness. 3) Internal Business Process: The process of caring for patients including all parts of their visit (including the service received during their time in the waiting room, the service received from the doctor and assistant doctor, and the communication after the service) is good only 44% of the time. 4) Learning and Growth Process: This includes the commitment of the employer towards the service time of the patient and the employer satisfaction. It is apparent that the specialists are not considerate of the patients' time, which is supposed to begin at 9:00 AM. The level of employee satisfaction is only 52%, which indicates that attention needs to be given to the present lack of incentive.
Based on this research, it is apparent that the financial performance is not good; although, the ratio of revenue growth is 2.45 (but does not create employer work satisfaction), the incentive that they receive is far below the standard. Also, although the balance increased 276%, a large part of it comes from local government subsidies. Therefore, customer performance (customer satisfaction), internal business process (the process of caring for the patient), and the learning and growth process (commitment and employer satisfaction) are still lacking. The outpatient unit, in order to increase its financial performance, must open its clinic in the afternoons. economize on its operational costs (costs of medicines and instruments), and propose a revised receipt for treatment. Also, improvements of the facility must be made (including cleaning the restrooms and adding an information board). Character building training for employees and periodic satisfaction surveys for the customers should also be added. So that service is improved, revisions must be made to the SOP. The results of this research serve as a foundational performance evaluation and provide beginning steps for continued improvement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12655
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erytawidhayani
"Instalasi Rawat Jalan merupakan pelayanan yang mempunyai fungsi strategi, maka sangat perlu untuk memikirkan peningkatan mutu pelayanannya, terutama dengan menurunkan waktu tunggu pasien khususnya dilakukan perbaikan pada sistem antrian pasiennya.
Poliklinik Anak dan Poliklinik Penyakit Dalam Instalasi Rawat Jalan RSUP Fatmawati Jakarta melayani pasien mulai dari jam 07.00 loket dibuka sampai dengan jam 14.04 habisnya pasien.
Tingkat kedatangan pasien yang tertinggi adalah pada jam-jam tertentu, yaitu dari jam 09-00 sampai dengan jam 11.00, dengan rata-rata kedatangannya sebayak 20 orang per jam, kecuali tpp (tempat pendaftaran pasien) dan loket karcis kedatangannya adalah 100 orang per jam yang menyebabkan antrian pasien menjadi panjang. Padahal jumlah petugas yang melayani cukup jumlahnya.
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 12 sampai dengan 23 Juni 2000 bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik sistem antrian dan waktu pelayanan di tiap bagian sampai pasien mendapatkan pelayanan dokter dan mencari model yang sesuai untuk diterapkan serta mengetahui tingkat utilisasinya.
Hasilnya menggambarkan bahwa, pasien datang dengan rata-rata 20 perjam untuk poliklinik anak dan poliklinik penyakit dalam mengikuti distribusi poisson. Antrian pada umumnya bersifat F.I.F.O. Struktur antrian Multi Channel Multi Phase. Waktu pelayanan dokter rata-rata 8 menit untuk pasien anak dan 5 menit untuk pasien penyakit dalam. Secara keseluruhan waktu tunggu pasien dalam sistem adalah 1 jam 45 menit (105 menit) dan waktu tunggu dalam antrian 1 jam (60 menit).
Pada penelitian ini dibahas 6 alternatif untuk mencari model sistem antrian yang lebih baik, yaitu dengan cara menambah dan mengurangi jumlah petugas (server) dan menambah waktu pelayanannya. Keseluruhannya menghasilkan efisiensi yang lebih baik dan peningkatan utilisasi, dengan model empat yang paling efisien dan paling optimal tingkat utilisasinya.
Optimalization of Service System at Clinics of Internal Medicine and Pediatric, Fatmawati General Hospital-South Jakarta Out patient?s clinics is a strategic functioning service, therefore it is necessary to think the improvement of its service quality especially by decreasing the patients waiting time, it is particularly done for the improvement of its patients queuing system.
Out patients clinics of pediatric and internal medicine Fatmawati General Hospital Jakarta serves the patients starting from 7.00 A.M and the ticket window is open until 14.00 P.M (the patients are over). The highest patients coming rate is at certain time namely at 9.00 A.M until at 11.00 A.M on the average with the coming rate of 20 people per hour, except the patients registration counter and ticket window are visited by 100 people per hour due to a long patients queuing. In fact the number of officials (server) to serve them is adequate.
The observation was conducted from June 12 until June 23, 2000 with the aim to get the view concerning the characteristics of queuing system and service time in every part until the patients get the doctor's services and find out the appropriate model to implement and know the utilization rate.
The results describe that the patients are coming on the average 20 people per hour for pediatric and internal medicine clinics to follow the Poisson distribution. The queuing in general characteristics is F.1.F.0 (first in first out). The queuing structure is Multi Channel Multi Phase. Doctor service time on the average is 8 minutes for child patient and 5 minutes for internal disease patient. In general, patient-waiting time in the system is 1 hour 45 minutes (105 minutes) and queuing waiting time is 1 hour (60 minutes).
In this observation, there are 6 alternatives to discuss to find out a better queuing system model, namely by increasing and decreasing the number of official (servers) and adding the service time. All of them produce better efficiency and the improvement of utilization with the most efficient and the most optimal utilization rate is using model numbers 4.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T1665
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusy Sumarwatih
"Rumah sakit adalah salah satu penyelenggara yang harus memberikan pelayanan kesehatan menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan demi tercapainya upaya Pembangunan Nasional yaitu hidup sehat bagi setiap penduduk.
Dalam penyelenggaraannya rumah sakit tidak terlepas dan kebutuhan akan penyediaan dan pemakaian obat-obatan yang berkualitas dan rasional. Pemakaian obat-obatan yang rasional dan berkualitas diatur dalam sistem formularium dimana obat-obatan yang dipakai terdapat dalam buku formularium.
Di Rumah Sakit Umum Serang buku formularium sudah mengalami revisi dua kali yaitu pada tahun 1999 dan 2003 tetapi dari hasil survey resep di Instalasi Farmasi dari bulan Januari sampai Desember 2001, clan 1.119 resep berisi obat di luar formularium sebanyak 15% dan dan bulan Januari sampai Mei tahun 2003 dari 1.017 resep berisi obat di luar formularium sebanyak 9 %. Ditambah dengan hasil wawancara dengan beberapa dokter, Direksi, Komite Medik serta Sub Komite Farmasi dan Terapi mengindikasikan bahwa masih ada dokter yang tidak menuliskan obat sesuai formularium, ketaatan dokter terhadap pelaksanaan formularium masih kurang, belum ada pengawasan serta evaluasi tentang formularium di Rumah Sakit Umum Serang. Oleh karena itu perlu diketahui sistem formularium yang sesuai untuk diterapkan di Rumah Sakit Umum Serang.
Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan meneliti dan memperhatikan hal yang terkait dengan pelaksanaan formularium. Dengan mempergunakan data sekunder sebagai data awal dan kemudian dikembangkan melalui wawancara mendalam maka didapatkan hasil penelitian buku formularium yang ada cukup informatif dan dirasakan bermanfaat tetapi cukup tebal sehingga perlu dibuatkan dalam bentuk poket. Sedangkan pemahaman Dokter mengenai penerapan formularium sudah baik tetapi belum dapat melaksanakannya sehingga perlu adanya pengawasan disertai dengan sistem reward dan punishment. Peran Komite Medik, Sub komite Farmasi dan Terapi serta Instalasi Farmasi belum optimal sehingga perlu ditingkatkan pelaksanaan tugas pengawasan, pelaporan dan evaluasi. Komitmen dan unsur terkait perlu ditingkatkan. Selain itu perlu dibuat penetapan tugas beserta uraiannya yang jelas bagi Komite Medik, Sub Komite Fannasi dan Terapi serta Instalasi Farmasi disertai peningkatan pengarahan dan pengawasan dalam pembuatan, pelaksanaan pelaporan dan evaluasi dalam sistem forrularium.
Oleh karena itu untuk pemberlakuan formularium maka perlu ada regulasi oleh Rumah Sakit Umum Serang yang kemudian disosialisasikan dan diinformasikan kepada semua pihak yang terlibat.
Daftar bacaan : 44 buah (1984 - 2442)

Formulary System Analysis in Serang Public Hospital A hospital is one of the institutions that has to provide an integrated and sustainable health service to uphold the national development, which is providing a healthy life for every citizen. Hospital cannot be separated with its necessity to provide medicine that has good quality and rational in its use. This good quality and rational use of medicine is formulated in a formulary system in which all the medicine used are listed in a formulary book.
Serang Public Hospital revised the formulary book in 1999 and in 2003. From the survey conducted by the pharmaceutical division from January-December 2001, 15% from the 1,119 prescriptions were prescriptions with medicine that were not listed in the formulary book. The January-May 2003 survey found that 9% of the 1,017 prescriptions were filled with unlisted medicine. This result was confirmed by the interview held with some doctors, Board of Directors, Medical Committee and Pharmaceutical and Therapeutic Sub Committee indicating that there were some doctors who prescribed medicine outside of the formulary. The discipline of doctors in prescribing formulary medicine was still low and there hasn't been any actions done to supervise and evaluate the implementation of formulary system.
Due to that, the appropriate formulary system for Serang Public Hospital should be identified further. A qualitative research was carried out by checking and evaluating the component link towards the implementation of the formulary system. Using secondary data as the preliminary data combined with the in depth-interviews, the research revealed that the implementation of the formulary system has yet reach an optimum level as a good enough information and useable, but the formulary system shall be made in a pocket book. Actually The Doctors have been understood about the formulary system but in the fact that some of them have not been implemented seriously. The formulary system can be implemented with strong enough supervision, evaluations and good reporting system and than followed using reward and punishment system.
The Medical Committee, Pharmaceutical and Therapeutic Sub Committee and Pharmacy Installation are responsible for those supervision, evaluation and reporting. And also the important one is they should know their duties and responsibilities and always continuously improves their competencies by training or directions to maintain their commitment.
To implement the formulary system, the hospital should create a regulation and socialized it to all related individuals.
Bibliography : 44 (1981 -2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13011
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>