Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84984 dokumen yang sesuai dengan query
cover
RM. Herdis Ibnu Hayat
"Efisensi proses produksi dapat dilakukan melalui pemakaian bahan baku yang optimum. Optimasi bahan baku menjadi sangat penting jika terdapat beberapa Jenis bahan baku yang dapat digunakan. Dalam kasus yang dihadapi oleh sebuah pabrik yang pembuat baja, adalah pemilihan bahan baku proses pembuatan baja (steel making) yang dilakukan di Slab Steel Plant untuk menghasilkan slab baja, menggunakan Electric Arc Furnace. Bahan-bahan baku utama yang digunakan adalah sponge iron, hot bricket iron, pig Iron, dan scrap yang terdiri dari return scrap, purchased scrap, skull tundish, dan skull ladle, bahan baku pembantu, yaitu flux, grafit, deoksidator, dan bahan pemadu yang berperan dalam pencapaian spesifikasi komposisi kimia produk, yaitu ferro alloy. Hingga kini penggunaan bahan-bahan baku ini tidak berdasarkan perhitungan optimasi. Padahal bahan-bahan baku tersebut memiliki harga dan komposisi kimia yang berbeda dan mencakup porsi 63.46 % dalam komposisi biaya produksi.
Dalam studi optimasi yang dilakukan, dibuat penggambaran proses pembuatan baja dalam bentuk model linier dengan bahan-bahan baku sebagai variabel-variabel yang akan dioptimasikan. Untuk itu proses pembuatan baja diasumsikan sebagai suatu black box, sehingga reaksi-reaksi kimia yang terlibat tidak perlu diperhatikan. Model dibuat berdasarkan data proses pembuatan Baja di dapur no 7 Slab Steel Plant I terhadap pembuatan baja dengan spesifikasi Λ-0630K.
Penyusunan model menunjukkan bahwa penggunaan bahan baku dalam proses pembuatan baja dapat digambarkan dalam bentuk model linter. Hasil optimasi menggunakan program Linier Descrete Optimizer atau LINDO, memperlihatkan bahwa komposisi bahan baku yang optimum berdasarkan batasan-batasan proses yang diterapkan terhadap pembuatan baja dengan spesifikasi A-0630K adalah, return scrap 3.455 %, skull tundish 1.185 %, skull ladle 0.889 %, sponge iron 74.974 %, pig iron 13.152 %, flux batu kapur 4.251 %, grafit 0.820 %, ferro-silicon .0473 %, silicon-mangan 0.504 % dan deoksidator alumunium 0.296 % . Kamposisi bahan baku optimum ini memberikan penghematan sebesar Rp 10417.024 per Ton produk atau 3.543 % terhadap biaya aktual."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Habiburrohman
"Integrasi antara gasifikasi batubara dan proses Fischer-Tropsch untuk memproduksi bahan bakar cair merupakan solusi mengatasi masalah kebutuhan BBM. Melihat cadangan batubara yang cukup banyak dan menunjukkan peningkatan produksi setiap tahunnya, maka perancangan pabrik ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan pembangunannya secara teknis dan ekonomis. Secara teknis difokuskan pada gasifikasi batubara, sedangkan analisis keekonomian dilakukan setelah diintegrasikan dengan proses Fischer-Tropsch. Dari hasil perancangan, didapatkan kapasitas produksi syngas sebesar 671,3 ton/jam dengan kebutuhan batubara 557,43 ton/jam. Dari analisis keekonomian didapatkan Net Present Value (NPV) sebesar US$ 250,01, Internal Rate of Return (IRR) sebesar 14,58% dengan nilai Minimum Acceptabel Rate of Return (MARR) 11%, serta payback period selama 12 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pabrik ini masih layak diimplementasikan di Indonesia, tepatnya di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Integration between coal gasification and Fischer-Tropsch process to produce fuel synthetic is a solution to solve the increasing of fuel demand. This was due to the abundance of coal reserve in Indonesia. This plant design is conducted to determine the technical and economic feasibility of its application. The economic feasibility study was conducted after integrated with Fischer-Tropsch process while the technical feasibility only focused on gasification plant. It shows that the syngas production is about 671,3 ton/hr, and the coal needed is 557,43 ton/hr. The economic analysis shows that the NPV value is US$ 250,01, IRR value is 14,58% with MARR value is 11%, and the payback period is about 12 years. So, It shows that this plant is feasible to be implemented in balikpapan, East Borneo, Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42006
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Beko Setiawan
"ABSTRAK
PT. X merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri otomotif, yang bergerak dibidang pembuatan suku cadang. Proses produksi yang dilakukan adalah proses casting dengan menggunakan dua jenis bahan baku besi yaitu besi FC dan FCD. Dalam rangka melakukan Program Penghematan Biaya (Cost Reduction Program), PT. X mengalihkan bentuk matenal mentah dari besi Iembaran menjadi besi scrap. Untuk mengetahui nilai optimum dari biaya pengadaan bahan baku tersebut digunakan suatu program Iinier yang menggunakan bantuan komputer yakni program LINDO. Adapun tujuan dari penggunaan program LINDO ini adalah selain untuk dapat menentukan jumlah pemasok dan kuantitas bahan baku yang akan di pasok, juga untuk dapat mengetahu dengan cepat apabila terjadi perubahan dari sisi pemasokan maupun dari segi permintaan.

"
2000
S37628
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Jusuf
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1977
S16401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widiyanti Sri Lestari
"Penelitian ini mengevaluasi penggunaan saluran komunikasi antarpribadi sebagai salah satu strategi komunikasi dalam proses adopsi inovasi program pemerintah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sementara evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi proses dengan menyusun kerangka evaluasi berdasarkan teori difusi inovasi oleh Everett M. Rogers.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa saluran komunikasi antarpribadi digunakan sebagai salah satu strategi komunikasi pada tahap menciptakan pengetahuan dan penyebarluasan informasi dalam proses adopsi inovasi. Agen perubahan dan pemimpin (opinion leader) berperan penting dalam tahap menciptakan pengetahuan khalayak terhadap program. Pemimpin digunakan untuk menjembatani perbedaan dan jarak sosial antara agen perubahan dan target sasaran. Dalam tahap persuasi perilaku positif target sasaran dipengaruhi oleh manfaat relatif dari inovasi tersebut. Sementara dalam tahap implementasi penerimaan inovasi oleh target sasaran dilakukan berdasarkan keputusan kolektif/otoritas yang dibuat oleh beberapa individu dalam suatu sistem yang memiliki kekuasaan, status, atau keahlian teknis tertentu.
Selain itu, untuk mempercepat adopsi inovasi oleh target sasaran, lembaga perubahan memberikan insentif negatif dalam bentuk sanksi terhadap target sasaran yang tidak memenuhi kewajibannya. Dalam tahap konfirmasi, umumnya peserta tahu dan menjalankan apa yang menjadi hak dan kewajiban mereka. Hal tersebut terjadi karena PKH sebagai inovasi program penanggulangan kemiskinan relatif lebih mudah dipahami dan dilaksanakan. Meskipun demikian masih ada peserta yang merasa terbebani dengan kewajiban dan menyalahgunakan bantuan yang diterima.

This research is aimed at evaluating the usage of interpersonal channel as one of communication strategies in the process of innovation adoption of government program. Descriptive qualitative methods is used in this research. The evaluation is done using process evaluation by formulating evaluation framework based on diffusion innovation theory by Everett M. Rogers.
This research concludes that interpersonal channel can be used as one of the communication strategies to create knowledge and disseminate information in the process of innovation adoption. Change agent and opinion leader have important roles in creating the adopters? knowledge towards inovation. The opinion leader is utilized to bridge the gap and social distance between the change agent and the adopters. In the persuasion stage, the adopters? attitude is influenced by the relative advantge of the innovation. In the implementation stage, the adoption of innovation is made based on collective/authority decision by some individuals in the social system who have power, status, or certain technical skills.
Furthermore, to enhance the innovation adoption rate, the change agency gives negative incentives in form of sanction to the adopters who do not fulfil their obligation. In the confirmation stage, most adopters have the knowledge about their rights and fulfil their obligation since the conditional cash transfer program, as the innovation of poverty alleviation program, is relatively easy to understand and implement. However, there are some adopters who feel that the obligation is a burden and misuse the aid they receive.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30091
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Firdaus
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
S29687
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anne Kusmayati
"ABSTRAK
Propelan merupakan isian pendorong peluru yang berbahan baku antara
lain nitroselulosa. Pemenuhan kebutuhan propelan di Indonesia saat ini masih
dipenuhi dari pengadaan luar negeri. Dilain pihak sumberdaya alam belum
diberdayakan semaksimal mungkin untuk membuat nitroselulosa. Penelitian ini
bertujuan untuk mengeksplorasi potensi selulosa rami (Boehmeria nivea) menjadi
nitroselulosa serta mencari kondisi kristalinitas selulosa rami yang optimal agar
substitusi gugus -OH oleh ion nitronium maksimal.
Untuk memperoleh Nitroselulosa rami, dilaksanakan proses esterifikasi
selulosa dengan campuran asam nitrat dan asam sulfat dengan formula H2SO4 :
HNO3 : H2O = 67,75 % : 23,13 % : 9,12 % dengan waktu nitrasi yang optimal
selama 4 jam. Proses nitrasi sempurna, apabila semua gugus -OH dari selulosa
bereaksi sempurna dengan asam nitrat, maka akan dicapai derajat esterifikasi
maksimal dengan kandungan nitrogen 14,5 %. Kandungan nitrogen nitroselulosa
rami yang diperoleh dari hasil penelitian antara 11,94 - 13,31, besaran ini belum
sepenuhnya memenuhi spesifikasi sebagai bahan baku propelan. Kristalinitas
selulosa dari pulp rami merupakan salah satu parameter yang dapat dioptimalkan
untuk maksimalisasi kandungan nitrogen nitroselulosa rami.
Peningkatan fraksi amorf akan meningkatkan aksesibilitas ion nitronium
untuk mensubstitusi gugus -OH bebas selama proses nitrasi. Perlakuan
ballmilling terhadap selulosa dari pulp rami dilakukan untuk memutus ikatan
hidrogen dan membuka struktur kristal alfa selulosa rami dan meningkatkan fraksi
amorf, sehingga ikatan β-1,4 glukosidik memiliki kemampuan siap untuk
disubstitusi oleh ion nitronium. Ballmilling dengan waktu 4 (empat) hari
merupakan waktu yg optimal untuk mengkondisikan optimalisasi proses nitrasi.
Melalui pengukuran SEM, serat rami menjadi lebih pendek dengan permukaan
yang lebih terbuka dan bundel fibril terurai menjadi serat individu. Dengan
ballmilling dapat menurunkan derajat kristalinitas selulosa rami dari 58,1 %
menjadi 50,0 % dan meningkatkan kandungan nitrogen dari 13,31 % menjadi
13,59 % dengan panas pembakaran 2340 kkal/kg, sehingga nitroselulosa rami dapat digunakan sebagai bahan baku propela

ABSTRACT
Nitrocellulose is a main component of the propellant on the system of
munition. In the recent time, the fulfilling of the propellant need is still provided
by the foreign manufactur. On the other hand domestic natural resources has never
been maximally empowered on nitrocellulose production. This study is aim to
explore the potential of rami cellulose optimally and search for the best condition
of the cristalinity of rami cellulose in order to provide the suitable substitution of
free hydroksil group by the nytronium ion.
In order to have a nitrocellulose, the cellulose esterification was conducted
by mixture acids of nitric acid and sulfat acid with the formula of H2SO4 : HNO3 :
H2O = 67,75 % : 23,13 % : 9,12 % for 4 hours. The nitration process will be done
completely, if the free hydroksil group substituted totally by nytronium ion, and
the esterification degree done completely with nytrogen content 14,5 %. In this
study, the nytrogen content of rami nitrocellulose in the range of 11,94 - 13,31.
This figure is not yet meet the specification for the propellant material. The
crystalinity of rami cellulose is one of the main parameters which could be
optimize in order to enhance the nitrogen content of rami Nytrocellulose.
The improvement of amorf fraction will enhance the accessibility of free
hydroksil group to be substituted by nytronium ion in the nitration process.
Ballmilling method which imply on rami cellulose was done to cut the hydrogen
bonding and opened the criystal structure of rami cellulose. Ballmilling enhanced
the amorf fraction, widening the interplanar and decreasing the degree of
crystalinity. 4 days ballmillling is the optimal condition. By SEM, rami fiber
shortened and opened the surface and loosened the bundle of fiber to be the
individual fiber. Ballmilling could decrease the crystalinity degree from 58,1 % to
55 % and enhancing the nytrogent content from 13,31 to 13,59 % and resulted the
combustion energy 2340 kkal/kg. In this condition, nitrocellulose rami could be
used as a propellant material."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
D2359
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Doni Lukman Hakim
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49127
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>