Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33659 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bagyo Prasetyo
"Tempat ditemukannya sisa-sisa peninggalan aktivitas manusia masa lampau dalam arkeologi disebut sebagai sites. Pemikiran yang berkenaan dengan ciri sites dalam menganalisis suatu pemukiman tidak akan terlepas dari pendekatan sistemik. Penjabaran pendekatan itu dalam skala yang lebih kecil adalah setiap bagian dari pemukiman merupakan sistem yang sedikitnya terdiri dari dua elemen dasar, yaitu aktivitas individual atau komunitas serta material yang terlibat dalam aktivitas tersebut. Oleh karena itu suatu kegiatan merupakan rangkaian hubungan antara satu artefak atau lebih, dengan aktivitas.
Aktivitas individual dan komunitas merupakan wujud dari ide-ide yang muncul dalam diri manusia, sehingga membentuk perilaku. Perilaku ini akan menghasilkan obyek-obyek material dan manifestasi non-material. Kehadiran obyek material dalam data arkeologi akan menimbulkan pertanyaan sampai tingkat manakah data material tersebut dapat menjelaskan dan menjawab tentang perilaku yang menyangkut kehidupan praktis sehari-hari, ideologi maupun kegiatan ritual, sehingga hal tersebut akan menyangkut kepada masalah mengapa obyek material tersebut dibuat dan digunakan.
Situs Pasir Angin terletak di Desa Cemplang, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berada di sebuah bukit kecil serta di tepi sebuah meander Daerah Aliran Sungai (DAS) Cianten yang mengalir dari selatan ke utara. Perhatian terhadap Situs Pasir Angin disebabkan adanya sejumlah besar data artefak yang cukup beragam. Data artefak tersebut menurut kriteria Deetz (1967:106-107) dimasukkan dalam istilah himpunan (assemblage). Adapun himpunan Pasir Angin terdiri atas sejumlah data artefaktual dan non-artefaktual. Data artefaktual meliputi jenis-jenis: tembikar, porselin, keramik dari bahan batuan (stoneware), artefak perunggu, artefak besi, artefak emas, artefak dari kaca dan batu. Selain itu ditemukan pula batu-batu bulat serta sebuah batu besar (monolit). Data nonartefaktual meliputi sisa-sisa tulang hewan (bovidae), sisa tumbuhan (biji kenari), hematit, obsidian, dan arang.
Hadirnya Situs Pasir Angin pertama kali diawali oleh kegiatan Yayasan Penelitian Masalah-Masalah Asia (YPMA) yang melakukan penggalian pada tahun 1970. Kegiatan penggalian ini menghasilkan sejumlah temuan berupa fragmen tembikar, kapak perunggu, dan mata tombak (Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional 1972:1). Berdasarkan laporan hasil penemuan tersebut, kemudian Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional (LPPN) melakukan penggalian secara sistematis (ekskavasi) yang dilakukan dari tahun 1971 sampai dengan tahun 1975."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eggy Gustaman
"Tentang penggambaran tokoh bersorban berdasarkan relief cerita pada candi Jago, Induk Penataran, Pendopo Teras Pertama Penataran, Tegalwangi, Surawana dan Jawi. Untuk memisahkan tokoh bersrban itu ke dalam golongnnya masing-masing, maka ciri ikonografisnya harus benar-benar diperhatikan yang ditandai dengan kode variasi. Setelah tokoh-tokoh bersorban itu dipisahkan berdasrakan kombinasi variasi yang ternyata berjumlah 17, diketahui tokoh bersorban lebih banyak kesamaan ciri ikonografis terutama pada bentuk badan, bentuk sorban dan jenis bakaian yang dikenakan. Untuk ciri dengan adanya kumis dan jenggot hanya digunakan untuk ciri tambahan, kerena pada tokoh bersorban ini terdapat karakter tokoh wanita yang sudah pasti tidak berkumis dan berjenggot. Dari hasil penggolongan dan perbandingan dominasi penggambaran tokoh bersorban pada relief di candi-candi masa Singhari dan Majapahit ini, dapat terlihat bahwa tokoh bersorban yang diidenfikasi sebagai pertapa wanita merupakan tokoh yang paling banyak digambarkan dalam panil relief pada candi-candi masa Singhasari dan Majapahit dibandingkan tokoh-tokoh bersorban lainnya yang diidenfikasi sebagai rsi, pertapa pria dari suatu pertapaan dan pertapa pria di luar pertapaan..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S11830
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadriana
"Cerita Garudeya merupakan salah satu cerita yang terdapat dalam kitab Adiparwa, yaitu salah satu parwa dari epos Mahabha_rata yang ditulis dalam huruf dan bahasa Jawa Kuna. Kitab menurut P.J. Zoetmulder ditulis sekitar abad 10 M atau pada masa pemerintahan Sri Dharmawangsa Teguh. Inti cerita terutama mengu_raikan tentang usaha-usaha yang dilakukan oleh Garuda untuk mene_bus sang ibu (Winata) yang diperbudak oleh Kadru. Penggambaran cerita ini dalam bentuk relief ditemukan pada bagian belakang dari kaki candi Kedaton yang terletak di Probo_linggo (Jawa-Timur). Candi ini didirikan pada tahun 1370 M. Jarak waktu yang panjang dari kedua data seni sastra dan seni rupa ini mendorong penulis untuk mempertanyakan hubungan dart keduanya. Dalam penelitian ini relief digunakan sebagai data utama, sedang teks cerita Garudeya adalah data banding. Pada tahapan analisis penulis menggunakan ketentuan-keten_tuan di dalam Ikonografi Hindu sebagai data bantu dalam mengiden_tifikasi tokoh dan adegan yang terdapat pada relief. Hasil iden_tifikasi ini kemudian digunakan dalam telaah perbandingan dengan teks cerita Garudeya, Tahap akhir dalam penelitian ini memberikan hasil bahwa antara relief Garudeya dengan teks cerita yang terdapat dalam Adiparwa terdapat hubungan dekat. Kesembilan adegan yang terdapat pada relief menunjukkan kesamaan-kesamaan dengan sembilan adegan yang terdapat pada teks cerita Garudeya. Selain itu terdapat pula perbedaan dalam memilih adegan yang dipahatkan ataupun diuraikan. Gambaran adegan pada relief ternyata dititik beratkan pada satu episode cerita dalam teks, yaitu usaha-usaha Garuda dalam menebus atau melepaskan diri sang ibu dari perbudakan. Hal ini mungkin berkaitan dengan pembangunan candi itu sendiri sebagai tempat memperingati orang-orang yang telah wafat dan diharapkan telah mencapai moksa dengan melaksana_kan pelepasan diri secara sempurna. Di samping itu penelitian ini juga berusaha memperlihatkan bahwa ikonografi dan teks cerita memiliki peranan penting dalam mengidentifikasi relief"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fabiola Febrinastri
"
ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang hiasan latar belakang relief cerita Arjunawiwaha di candi Jago, Kedaton dan Surawana. Deretan relief cerita pada bangunan suci yang disebut sebagai ragam hias naratif selain menampilkan tokoh-tokoh utama juga bentuk-bentuk lain yang berupa flora, fauna atau bentuk-bentuk dan elemen-elemen lain. Para seniman pahat sangat mungkin menyertakan hiasan latar belakang ini karena mempunyai fungsi atau menyiratkan simbol tertentu.
Data utama dalam penelitian ini adalah relief cerita Arjunawiwaha yang lengkap penceritaanya, yaitu di candi Jago, Kedaton, Surawana. Selain itu disertakan pula terjemahan kakawin Arjunawiwaha versi I. Kuntara Wiryamartana.
Selanjutnya agar penelitian ini memperlihatkan adanya berbagai variasi dan variasi penggambaran hiasan latar belakang di ketiga bangunan tersebut. Perbedaan-perbedaan ini terjadi walaupun dalam adegan-adegan yang sama. Hal ini berarti kreativitas seniman ikut berperan. Setiap bentuk hiasan latar belakang mempunyai fungsi masing-masing dalam memperjelas adegan yang tengah berlangsung. Hal ini terutama dapat dilihat lewat komponen pelengkap adegan yang variatif. Ada beberapa bentuk komponen pelengkap adegan yang hanya ditampilkan dalam adegan-adegan tertentu. Demikian pula dengan bentuk-bentuk elemen lainnya yang disebut ragam hias adegan. Bentuk ini mempunyai fungsi yaitu sebagai simbol adanya kekuatan gaib dan keberadaan roh nenek moyang.
"
1998
S11826
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abraham Bintang Maha
"Penelitian inni bertujuan untuk mengkaji perbandingan doa dan harapan umat Buddha berdasarkan relief yang terdapat di Vihara Tri Ratna dan Vihara Buddhayana di Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. Kedua vihara ini merupakan bangunan bersejarah dengan corak kebudayaan Cina yang signifikan di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif, dengan pengumpulan data melalui studi pustaka dan observasi lapangan. Relief pada kedua vihara dianalisis untuk memahami makna spiritual dan religius yang diungkapkan dalam doa dan harapan umat Buddha. Penelitian ini mengungkap bahwa relief di Vihara Tri Ratna dan Vihara Buddhayana memiliki perbedaan dalam visualisasi doa dan harapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan ini termasuk tradisi aliran dan interpretasi ajaran Buddha yang dianut oleh masing-masing vihara. Hasil analisis menunjukkan bahwa relief-relief tersebut mencerminkan aspirasi spiritual dan nilai-nilai keagamaan yang dipegang oleh komunitas Cina di Jakarta.

This study aims to examine the comparison of Buddhist prayers and hopes based on reliefs found in Tri Ratna Vihara and Buddhayana Vihara in Sawah Besar District, Central Jakarta. Both monasteries are historical buildings with significant Chinese cultural patterns in Indonesia. The research method used is comparative descriptive analysis, with data collection through literature study and field observation. The reliefs in both monasteries were analysed to understand the spiritual and religious meanings expressed in Buddhist prayers and wishes. This research reveals that the reliefs at Vihara Tri Ratna and Vihara Buddhayana have differences in the visualisation of prayers and wishes. Factors influencing these differences include the tradition of the sect and the interpretation of Buddhism embraced by each monastery. The analysis shows that the reliefs reflect the spiritual aspirations and religious values held by the Chinese community in Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Widma Primordian Meissner
"Skripsi ini membahas mengenai bagaimana bentuk, aturan-aturan yang berlaku, serta perkembangan dari busana dan perhiasan yang digambarkan dalam relief cerita Sudamala dan Sri Tanjung pada candi-candi Majapahit di Jawa Timur.
Hasil dari penelitian ini adalah dapat terlihat perbedaan serta persamaan bentuk busana dan perhiasan yang dikenakan oleh para tokoh dalam relief berdasarkan kategorisasi yang telah dibuat.
The focus of this study is discussing about the form, rules that applies, and also the development of clothing and jewelry that are depicted on the narative reliefs of Sudamala and Sri Tanjung found in Majapahit temples in East Java.
The goal of this study is to determine the differences and also the similarity of form in clothing and jewelry which are wore by the characters on the reliefs, based on the categorization made.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S496
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Noverita Widya Putri
"Penelitian ini mengkaji penggambaran relief Hiranyagarbha dan konsepsi keagamaan yang melatarbelakangi pemahatan relief Hiranyagarbha pada dinding kaki candi induk utara dan selatan Percandian Plaosan Lor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk penggambaran relief Hiranyagarbha dan konsepsi keagamaan yang melatarbelakangi penggambaran relief Hiranyagarbha. Penelitian ini juga memaparkan perbandingan relief Hiranyagarbha di Percandian Plaosan Lor dengan candi-candi lain di Jawa Tengah abad 8 ndash;10 M. Hasil pemaparan penggambaran relief Hiranyagarbha pada dinding kaki candi induk utara dan selatan Percandian Plaosan Lor juga menjukkan konsepsi keagamaan yang melatarbelakangi penggambaran relief Hiranyagarbha.

This research describe the depiction of form Hiranyagarbha's relief and its relation to religious conceptions on the foot wall of the northern and southern main temples Plaosan Lor. The purpose of this research is to figure out the depiction of form The Hiranyagarbha's relief and the religious conceptions. This research also describe the comparison of Hiranyagarbha's relief in Plaosan Lor Temple with other temples in Central Java 8th ndash 10th Century. The explanation of Hiranyagharbha's relief on the foot wall of the northern and southern main temples Plaosan Lor will also shows the background of the religious concept from the depiction Hiranyagarbhas relief."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Luthfi
"ABSTRAK
Di Indonesia khususnya di Pulau Jawa banyak peninggalan arkeologi baik berupa candi, arca, maupun peninggalan lain yang berasal dari periode Hindu-Buddha. Di Jawa peninggalan-peninggalan tersebut diduga berasal dari abad VIII-XV Masehi (Soekmono 1979: 457).
Salah satu bentuk peninggalan arkeologi yang banyak menarik perhatian para ahli adalah arca. Dalam makalahnya yang dituangkan dalam Pertemuan Ilmiah Arkeologi I, Edi Sedyawati menyatakan, arca adalah suatu benda yang dibuat oleh manusia dengan sengaja dan karena itu pembuatannya adalah untuk memenuhi tujuan tertentu, atau sesuai dengan tujuan tertentu. Oleh karena itu, ia terkait oleh makna-makna oleh fungsi-fungsi (Sedyawati 1977: 213).
Arca-arca dari periode Hindu-Buddha pada umumnya berbentuk arca dewa, arca binatang, dan arca setengah manusia setengah binatang. Selain dari segi bentuk, arca juga mempunyai berbagai macam ukuran atau seperangkat lambang-lambang yang merupakan alat ibadah (Sedyawati 1980: 47).
Sejalan dengan banyaknya penelitian tentang seni arca, Edi Sedyawati menyatakan, dalam studi_-studi mengenai arca kuna baik di India, Asia Tenggara, maupun Indonesia umumnya dianggap ada dua nilai yang terkait pada artefak ini, yaitu: a. Nilai ikonografis, yang menyangkut sistem tanda-tanda yang mempunyai fungsi sebagai identitas arca. b. Nilai seni, yang menyangkut unsur-unsur gaya yang penggarapannya menentukan indah buruknya arca sebagai ekspresi dorongan keindahan pada manusia (I980: 47-50)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S11807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irawan
"Penelitian yang membahas masalah pengangkutan dengan relief candi Borobudur sebagai sumber utama, belum pernah dibahas secara mendalam oleh pers ahli arkeologi. Pengamat_an secara khusus atas relief yang menggambarkan alat angkutan di candi Borobudur, mungkin dapat dijadikan petunjuk yang berguna bagi pendalaman pengetahuan mengenai masalah transportasi masyarakat Jawa Kuno pada masa lalu.Dalam pembahasan, selain mempergunakan relief candi Borobudur yang menggambarkan alat angkutan darat sebagai sumber utama, juga dipergunakan prasasti, sumber naskah, dan sumber arkeologis sebagai data pembanding dan penunjang. Penanganan data selanjutnya, dirangkaikan dengan pengelom_pokan taksonomi untuk membentuk sejumlah tipe alat angkut_an dari data utama, dan tipe golongan pemakai serta tipe kegiatan berdasarkan data banding. Kemudian masing-masing satuan analisis tersebut dipadukan dan ditafsirkan lebih lanjut melalui analisis konteks.Berdasarkan pengamatan, dapat ditafsirkan bahwa alat angkutan telah mempunyai peranan dalam masyarakat Jawa Kuno pada masa candi Borobudur berfungsi. Meskipun pengamatan atas penggambaran alat angkutan pada relief yang ada tidak seluruhnya dapat menggambarkan hal-hal yang berkenaan dengan penggunaan alat angkutan, tetapi umumnya penggambaran alat angkutan pada relief dapat dianggap menunjukkan adanya pola yang teratur antara bentuk alat angkutan dengan golongan pemakai dan, jenis kegiatan yang menggunakannya."
Depok: Universitas Indonesia, 1986
S12132
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ummi Alifah
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai aktivitas domestik dan publik yang dilakukan oleh perempuan pada relief candi abad ke-13 mdash;15 di Jawa Timur. Permasalahan penelitian adalah pengidentifikasian aktivitas yang dilakukan oleh perempuan pada relief candi abad ke-13 mdash;15 Masehi di Jawa Timur. Pada tahap analisis menggunakan klasifikasi untuk membedakan jenis aktivitas perempuan dalam bidang domestik dan publik. Tipe-tipe aktivitas perempuan dibandingkan dengan karya sastra Jawa Kuna untuk melengkapi analisis. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa perempuan pada masa Jawa Kuna khususnya abad ke-13 mdash;15 Masehi tidak hanya memperhatikan ranah domestik sebagai kewajibannya di rumah tangga, perempuan juga berperan penting pada ranah publik.

ABSTRAK
This thesis deals with the domestic and public activity performed by women on the relief of the 13th mdash 15th century temple in East Java. Problems of research is identifying the activities carried out by women in the relief of the 13th mdash 15 A.D. century temple in East Java. At this stage of the analysis using classification methods to distinguish the types of activity of women. The types of activity of women as compared to old Javanese literary work to complete the analysis. The results of this research proves that women in the 13th mdash 15th century not only pay attention to the domestic realm as obligations in the household, but also played an important role in the public sphere."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>