Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166314 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Puti Noviyeletti
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara persepsi dukungan organisasi (dukungan dalam bentuk perhatian dan penghargaan) dengan sikap-sikap kerja (keterlibatan pada pekerjaan, kepuasan pada pekerjaan, dan komitmen afektif kepada organisasi) dan menganalisis hubungan antara ipersepsi kesempatan memperoleh penghargaan dengan sikap-sikap kerja (keterlibatan pada pekerjaan, kepuasan pada pekerjaan, dan komitmen afektif kepada organisasi).
Populasi dari penelitian ini adalah karyawan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Jakarta, ditetapkan sebanyak 125 responden sebagai sampel yang dianggap dapat mewakili seluruh bagian atau unit kerja karyawan dari jumlah populasi yang akan diteliti sebanyak 196 orang. Dengan menggunakan nomogram Harry King, diperoleh angka minimum jumlah responden yang dapat digunakan sebagai sample. Penulis menggunakan teknik non probability sampling untuk menyebarkan seluruh kuesioner. Metode yang digunakan menurut teknik ini adalah purposive sampling.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang lebih kuat (positif dan signifikan) antara persepsi terhadap dukungan dari organisasi (POS) dengan kepuasan pada pekerjaan dibandingkan dengan keterlibatan pada pekerjaan dan Komitmen Afektif terhadap Organisasi. Disamping itu, terdapat hubungan yang lebih kuat antara Persepsi Terhadap Kesempatan Memperoleh Penghargaan (POR) dengan keterlibatan dalam pekerjaan jika dibandingkan dengan Kepuasan pada Pekerjaan dan Komitmen Afektif terhadap Organisasi.
Berdasarkan hasil penelitian,diharapkan hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat digunakan oleh pihak manajemen sebagai informasi awal mengenai sampai sejauh mana perusahaan telah memberikan dukungan terhadap karyawannya dan dapat informasi mengenai hal-hal spesifik apa saja yang berkaitan dengan sikap-sikap kerja karyawan."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14200
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nena Ratty Ermila
"PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) merupakan pemisahaan asuransi kerugian milik pemerintah yang merupakan pelopor di bidangnya. Didirikan tanggal 2 Juni tahun 1973, merupakan penggabungan 2 buah pemisahaan asuransi kerugian peninggalan jaman Belanda. Dengan usia yang semakin matang dan produk yang beraneka ragam, Asuransi Jasindo menjadi market leader di bidang asuransi kerugian.
Sumber daya manusia bagi perusahaan asuransi merupakan aset utama karena pelayanan yang diberikan membutuhkan ketajaman mengelola risiko yang didapat dari pengalaman, tidak cukup berdasarkan pengetahuan dari pendidikan formal maupun non formal melainkan dibutuhkan juga ?jam terbang? yang tinggi.
Dalam mencapai tujuan perusahaan, dibutubkan upaya yang optimal dari sumber daya manusia yang ada, untuk itu terdapat satu motor penggerak kinerja yang disebut motivasi kerja. Peran motivasi kerja sangat dibutuhkan dalam perusahaan karena dapat menghasilkan produktititas dan prestasi kerja. Selain itu kemungkinan terjadinya konflik antar sumber daya manusia di dalam organisasi sangat besar. Konflik yang tidak mungkin hanya diselesaikan dengan sara manajerial saja tetapi juga dibutuhkan keterampilan komunikasi untuk menghubungkan para individu sebagai anggota organisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara (1) iklim komunikasi terhadap kinerja karyawan; (2) motivasi kerja terhadap kinerja karyawan; (3) iklim komunikasi dan motivasi secara bersama-sama terhadap kinenja karyawan. Penelitian ini dilakukan di PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Kantor Pusat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan pendekatan korelasional. Populasi penelitian adalah karyawan golongan III, IV dan V PT. Asuransi Jasa Indonesia sebanyak 196 orang karyawan Responden penelitian diambil sebanyak 91 orang dengan teknik stratified random sampling.
Instrumen yang digunakan adalah instrumen iklim komunikasi, motivasi kerja, dan kinerja karyawan yang dikembangkan dari teori yang digunakan. Instrumen dari tiga variabel berbentuk kuesioner dan instrumen telah diuji validitasnya dengan menggunakan korelasi product moment dan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Analisa dengan menggunakan teknik korelasi dan bivariat.
Hasil peneiitian menyimpulkan: terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara iklim komunikasi (x1) dengan kinerja karyawan (y); terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara motivasi kelja (x2) dengan kinerjia karyawan (y); terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara iklim komunikasi (x1) dan motivasi kerja (x2) dengan kinerja karyawan (y).
Implikasi praktis dari penelitian ini adalah (1) Perusahaan perlu meningkatkan iklim komunikasi yang kondusif antar anggota perusahaan dalam upayanya meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini didasari oleh hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa iklim komunikasi memberikan pengaruh yang tidak terlalu besar terhadap kinerja bila dibandingkan dengan motivasi. (2) Perusahaan perlu mempertahankan motivasi karyawan sebab saat ini motivasi tersebut berpengaruh lebih besar daripada iklim komunikasi. Hal ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil kebijakan dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan.
Implikasi Akademisnya adalah (1) Kontribusi penelitian ini terhadap Studi-studi sebelumnya adalah setiap penelitian mengenai iklim komunikasi, motivasi dan kinerja berbeda-beda hasilnya. Sangat bergantung pada jenis dan besar kecilnya perusahaan. Selain itu juga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat variabel lain sebesar 12.8% yang mempengaruhi kinerja selain daripada iklim komunikasi dan motivasi. (2) Hasil penelitian ini dapat juga digunakan sebagai dasar bagi penelitian lanjutan yang berkaitan dengan masalah serupa, khususnya iklim komunikasl Karena banyak sekali faktor lain yang bisa digali dan dikembangkan dari penelitian ini untuk menemukan hal lain yang dapat dijadikan indikator dari iklim komunikasi yang bisa mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap kinerja karyawan.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa antara iklim komunikasi dan motivasi baik sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama memberikan sumbangan yang berarti terhadap kinerja karyawan."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Huntal Parulian
"Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hubungan antara iklim komunikasi organisasi dan kompetensi dengan kinerja karyawan PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang DKI Jakarta. Untuk sampai pada tujuan ini digunakan desain penelitian korelasional dengan melibatkan 86 responden yang diambil secara sensus, dimana semua anggota populasi semuanya dijadikan sampel penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan formula statistika, yakni korelasi Rank Spearmans dan uji t yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 11.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa kondisi kinerja para karyawan PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang DKI Jakarta secara umum tergolong sangat baik, iklim komunikasi organisasi tergolong kurang baik, dan kompetensi karyawan tergolong baik. Sementara itu, dari hasil analisis statistik diketahui bahwa iklim komunikasi organisasi dan kompetensi memiliki hubungan positif dan signifikan dengan kinerja karyawan.
Karena iklim komunikasi dan kompetensi terbukti memiliki hubungan positif dengan kinerja karyawan, maka perlu adanya upaya untuk memperbaiki keduanya, di antaranya dengan cara: (1) mengoptimalkan fungsi supervisi pimpinan, (2) mengoptimalkan penilaian kinerja yang diantaranya dengan cara melakukan penilaian kinerja secara seobyektif dan ditindaklanjuti dengan menyelenggarakan pelatihan-pelatihan, dan (3) memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi, sebagai upaya untuk memotivasi karyawan dalam meningkatkan kompetensinya yang dapat diberikan secara finansial maupun nonfinansial."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T11581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Ayu Faramitha Amir
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis pengaruh aplikasi reward management system terhadap kinerja karyawan dengan motivasi sebagai mediator. Penelitian dilakukan pada sample responden yang berasal dari karyawan pada kantor pusat PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif, dimana peneliti berupaya untuk menganalisis hubungan antara dua atau lebih variabel. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik judgemental sampling dengan jumlah sampel sebanyak 201 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi reward management system tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan, karena harus dimediasi penuh (fully mediated) oleh motivasi, aplikasi reward management system berpengaruh signifikan terhadap motivasi, dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

This study was conducted to analyze the effect of the application of reward on employee performance management system with motivation as a mediator. The study was conducted on a sample of respondents from employees at the head office of PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero). The design used in this research is descriptive quantitative, where researchers attempt to analyze the relationship between two or more variables. The data obtained in this study using questionnaires and sampling techniques used are judgmental sampling technique with a total sample of 201 respondents. The results showed that the application of reward management system does not significantly affect the performance of the employees, because they have to be mediated full (fully mediated) by motivation, reward management system applications a significant effect on motivation, and motivation have a significant effect on employee performance."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S53253
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
B.K. Indarwahyanti Graito
"Interaksi anggota organisasi dengan organisasinya secara struktural dalam tulisan ini disebut iklim organisasi yang pada penelitian ini diartikan sebagai hasil dari banyak faktor antara lain ketentuan-ketentuan organisasi,rekan kerja , peralatan kerja, tata ruang, dan cara di dalam membawakan faktor-faktor tersebut. Bertolah dari pandangan adanya hubungan antara iklim organisasi dan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi oleh anggota, maka dapat dikatakan bahwa tercapainya tujuan organisasi membawa peluang pula pada tercapainya tujuan pribadi dari setiap anggota.
Tujuan penelitian ini adalah 1) menguji adanya hubungan antara persepsi karyawan terhadap 'iklim organisasi' dengan 'kepuasan kerja' mereka, 2) menggambarkan variasi pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi 'iklim organisasi' karena perbedaan dalam usia, masa kerja, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan golongan kepangkatan, 3) mengetahui dimensi iklim organisasi yang paling dominan dari persepsi karyawan terhadap kepuasan kerja."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinurat, Elsa Meilola
"Perkembangan global di bidang ekonomi, politik, dan teknologi, menimbulkan ketidakstabilan yang berdampak pada hidup mati organisasi, sehingga organisasi dituntut untuk beradaptasi secara strategis agar mampu bertahan. Salah satu bentuk adaptasi yang strategis adalah melalui teknik downsizing, sebagaimana dilakukan PT. Sucofindo, Persero, perusahaan kelas dunia di bidang inspeksi, supervisi, pengujian dan pengkajian pertama di Indonesia yang merupakan gabungan Pemerintah Indonesia dan perusahaan Swiss (SGS SA).
Downsizing pada PT. Sucofindo, Persero terpaksa dilakukan sejak bulan Maret 2002 dengan mengurangi 4318 orang karyawannya menjadi 2700 orang yang dibagi ke dalam 10 SBU beserta sistem support karena kebijakan pemerintah yang merubah sistem monopoli ke sistem pasar yang sangat kompetitif. SBU Industrial & Consumer Product (INCO) sebagai salah satu SBU harus bekerja secara kompetitif, memiliki 395 karyawan dan melakukan inspeksi pada kelompok industri produk consumer product, food product, dan pre-shipment.
Paska downsizing, permasalahan baru timbul, selain kondisi keuangan organisasi yang kurang memadai, juga persoalan SDM yang dianggap kurang produktif, kurang kreatif, dan kurang termotivasi mengejar sasaran bisnis. Sistem lama yang diwarnai dengan adanya budaya 'santai' dengan penialan kinerja yang kurang konsisten dan tidak berdasarkan pada merit system masih terlihat. Kondisi ini tentunya menimbulkan stress tersendiri pada karyawan di berbagai level, dari level tertinggi hingga level terendah.
Karyawan mengalami "survivor syndrome" berupa "shock', kebencian terhadap manajemen, perhatian pada rekan kerja yang mengalami PHK, merasa bersalah karena tidak di PHK, komunikasi yang terputus (Alexandris, 1996), peningkatan stress, kurang produktif, kurang loyal (Redman & Keithley, 1998), rendahnya moral, penurunan partisipasi psikologis dan keterlibatan dalam mencapai tujuan organisasi, kepahitan, kemarahan, dan frustrasi, serta emosi negatif lainnya (Cascio, 1993; Mckinley et al., 1995; Noer 1993, dalam Sahdev, Vinicombe, & Tyson, 1999). Hal ini oleh Noer (1993) dalam Sahdev, Vinicombe, & Tyson, 1999) dilihat sebagai pelanggaran terhadap kontrak psikologis yang menimbulkan emosi negatif, dan menurut Sahdev, Vinicombe, & Tyson (1999), emosi negatif ini adalah wujud dari ketidakpercayaanyang tinggi terhadap motif dan tindakan manajemen. Hal ini berpotensi mempengaruhi penurunan komitmen organisasi karyawan yang tidak di PHK.
Komitmen sendiri merupakan keadaan sejauh mana seseorang memiliki keinginan yang besar untuk bertahan menjadi anggota dari suatu organisasi, serta keinginan untuk melakukan tingkat usaha yang tinggi bagi organisasi dan juga memiliki keyakinan dan menerima nilai-nilai serta tujuan dari organisasi tersebut (Mowday, Porter & Steers, 1982, dalam Nam, 1995). Komitmen organisasi ini secara teoritis terdiri 4 pendekatan, salah satunya adalah pendekatan multi dimensi dari Meyer & Allen (1997) yang melihat adanya 3 dimensi dalam komitmen organisasi, yakni affective, continuance, dan normative commitment. Affective commitment merupakan kedekatan emosi seseorang terhadap organisasi. Continuance commitment sebagai kedekatan kognitif seseorang yang dilandasi oleh penilaian terhadap besarnya cost apabila pindah ke organisasi lain dan normative commitment adalah perasaan keharusan seseorang bertindak sesuai dengan norma lingkungannya.
Ketiga dimensi komitmen organisasi memiliki sejumlah faktor yang mempengaruhi (anteseden). Anteseden affective commitment adalah hal-hal yang dapat mempengaruhi penilaian seseorang terhadap harga dirinya. Anteseden continuance commitment adalah segala sesuatu dianggap mempengaruhi keuntungan/kerugian sebagai konsekuensi dari keanggotaan organisasi: Anteseden normative commitment adalah penilaian terhadap hal-hal yang perlu dilakukan sebagai tindakan balas budi, seperti sosialisasi dan kontrak psikologis.
Beranjak pada anteseden yang berpotensi menurunkan komitmen organisasi pada kasus downsizing, intervensi dapat dilakukan dengan melakukan tindakan yang dapat membantu pencapaian tujuan organisasi. Menurut Gomez-Melia & Cardy (1995), pengaruh yang ditimbulkan karyawan terhadap pencapaian tujuan organisasi tersebut adalah dengan melakukan pemberdayaan karyawan. Usaha ini secara teoritis dan praktis dianggap efeklif mengatasi persoalan akibat downsizing.
Pemberdayaan karyawan menjadi sangat panting karena menurut Clutterbuck (1993), dapat menyebabkan peningkatan kecepatan perubahan, lingkungan yang tidak stabil, kecepatan respon yang kompetitif dan peningkatan tuntutan pelanggan yang membutuhkan kecepatan dan fleksbililas respon yang tidak sesuai dengan model fungsi organisasi jaman dulu yang berdasarkan perintah dan kontrol.
Menurut Thomas & Velthouse (1990) dan Spreitzel (1995; 1996), pemberdayaan karyawan dilihat sebagai motivasi intrinsik, yang dimanifestasikan menjadi 4 kognisi yang menggambarkan orientasi individu terhadap pekerjaannya. Pemberdayaan memungkinkan seseorang mendapatkan motivasi dan kepuasan dengan memberi kontribusi yang berarti melalui ke dimensinya (impact, competence, meaningfulness, dan self-determination). Kontribusi ini dapat dilakukan melalui lingkungan dan struktur organisasi yang kondusif seperti peningkatan pengetahuan dan keahlian, keikutsertaannya dalam pemberian otoritas untuk mengambil keputusan, serta tanggung jawab pribadi untuk menentukan cara kerja yang ingin dilakukan.
Berdasarkan hubungan antara komitmen organisasi dan pemberdayaan karyawan, hasil penelitian pada PT. Sucofindo menunjukkan tidak adanya korelasi antara kedua variabel. Tinjauan korelasi pada setiap dimensi-dimensinya hanya menunjukkan sedikit hubungan yang ternyata tergolong lemah. Hubungan yang signifikan ditemukan pada variabel komitmen organisasi dan dimensi impact pada variabel pemberdayaan karyawan. Selain itu, juga ditemukan hubungan signifikan pada dimensi continuance commitment terhadap dimensi impact, serta dimensi self-determination.
Namun demikian, hal yang positif adalah bahwa karyawan masih memiliki keterikatan terhadap organisasi di atas rata-rata pada semua dimensi-dimensinya. Di sisi lain, karyawan juga memiliki motivasi internal di atas rata-rata pada semua dimensinya. dengan bekerja, karyawan memperoleh internal reward yang mampu memberikan rasa kepuasan bahwa hidupnya berarti, berharga, berpengaruh, meningkat dalam hal kemampuan, yang mendorong karyawan untuk mau melakukan pekerjaannya dengan lebih baik. Mengacu pada hasil ini tampak bahwa karyawan masih memiliki potensi untuk produktif, namun masih membutuhkan arahan dan dukungan, Dalam hal ini visi dan misi yang selaras tergabung dalam sistem penilaian kinerja yang terintegrasi dengan sistem kompensasi dan benefit, promosi, dan lain-lain, merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam beradaptasi."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T12194
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamdan Rahmatullah
"Skripsi ini menganalisis penerapan sistem pengendalian manajemen dengan menggunakan levers of control pada PT Jasa Raharja (Persero) yang dikaitkan dengan siklus hidup perusahaan pada saat ini. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif-kualitatif dengan menggunakan data primer dan sekunder. Penelitian ini berkesimpulan bahwa PT Jasa Raharja (Persero) telah memiliki sistem pengendalian manajemen yang lengkap, yaitu internal control, diagnostic control systems, business conduct boundaries, belief systems, strategic conduct boundaries, dan interactive control systems, sesuai dengan posisi perusahaan pada siklus hidup perusahaan saat ini.

This research analyse the implementation of management control systems using levers of control at PT Jasa Raharja (Persero) in relation with current organization life cycle. This research is descriptive-qualitative that uses primary and secondary data. The conclution of this research is that PT Jasa Raharja (Persero) already have adequate management control systems, such as internal control, diagnostic control systems, business conduct boundaries, belief systems, strategic conduct boundaries, and interactive control systems, with company position of the current business life cycle.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S55757
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Wulandari
"Organisasi usaha dewasa ini dituntut untuk siap menghadapi persaingan global sebagai akibat dari era globalisasi, tak kur&ng PT. PRO-INTERCONTINENTAL TERMINALS INDONESIA ( selanjutnya akan disebut PROINTAL ) sebagai organisasi usaha harus pula menyiapkan diri untuk menghadapi tantangan ini. PROINTAL dalam menyikapi hal ini perlu menciptakan suatu keunggulan untuk bersaing agar dapat bertahan hidup ditengah persaingan bahkan dapat menjadi unggul dibandingkan dengan para kompetitornya.
PROINTAL sebagai perusahaan jasa, dimana kegiatan intinya ada ditangan sumber daya manusianya (SDM), maka upaya menciptakan SDM yang handal dapat diarahkan sebagai suatu keunggulan untuk dapat bersaing. Ini tentu saja upaya yang tidak mudah untuk dilakukan, PROINTAL perlu memberikan langkah-langkah yang mengarahkan pada peningkatan kompentensi karyawannya agar menjadi handal. Langkah yang tidak kalah penting adalah menciptakan faktor-faktor lain yang dapat membuat karyawannya merasa betah serta puas dalam bekerja, seperti faktor. iklim organisasi, budaya organisasi, kompensasi, kepeminpinan, komunikasi dan lain-lain, dengan demikian karyawan yang merasa puas dalam bekerja akan turut mendukung visi dan misi PROINTAL guna memenangkan persaingan usaha.
Untuk itu, maka kajian utama dalam penelitian ini adalah bertujuan untuk mengetahui dan menjawab inti permasalahan : apakah ada hubungan antara iklilm organisasi dan kompensasi terhadap kepuasan kerja dan seberapa besar pengaruh antara iklim organisasi dan kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan PROINTAL. Dengan demikian terdapat 3 variabel yang diteliti yaitu variable ikliim organisasi (X1), kompensasi (X2) dan kepuasan kerja ( Y ).
Desain penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan populasi adalah karyawan PROINTAL yang berjumlah 81 orang. Metode sampling yang digunakan adalah metode sensus ( sample jenuh ) dimana seluruh populasi akan menjadi sampel. Ini dilakukan guna menghidari kesalahan dalam pengambilan sampel. Data yang terkumpul melalui kuesioner tertutup yang disebarkan keseluruh karyawan, kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis statistik yang menggunakan bentuan program komputer SPSS versi 10.0.
Hasil penelitian penunjukan bahwa hubungan antara iklim organisasi (X1) dengan kepuasan kerja (Y) diperoleh nilai r = 0,656 pada signifikansi = 0.000 dan r2 = 0.430, maka dapat diartikan bahwa tingkat hubungan kuat dan pengaruh iklim organisasi terhadap kepuasan kerja adalah sebesar 43 %. Untuk hubungan antara kompensasi (X2) dengan kepuasan kerja (Y) diperoleh nilai r = 0,632 pada signifikansi = 0.000 dan r2 = 0,399, maka dapat diartikan bahwa tingkat hubungan kuat dari pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja adalah sebesar 39,9 %. Untuk hubungan antara iklim organisasi (X1) dan kompensasi (X2) secara bersama-sama dengan kepuasan kerja (Y) diperoleh nilai R = 0,702 pada signifikansi = 0.000 dan R2 = 0,502, maka dapat diartikah bahwa tingkat hubungan kuat dan pengaruh iklim organisasi dan kompensasi secara bersamaan terhadap kepuasan kerja adalah 50,2 %.
Secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi iklim organisasi di PROINTAL cukup kondusif atau berada pada tingkat sedang dan cukup mempengaruhi kepuasan kerja, sedangkan mengenai kondisi kompensasi yang diberikan oleh PROINTAL belum mencapai tingkat yang memuaskan atau masih berada pada tingkat sedang bahkan cenderung rendah untuk aspek financialnya dan cukup memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja. Untuk itu PROINTALperlu meningkatkari kondisi kedua faktor ini agar lebih baik lagi guna menciptakan kepuasan kerja yang lebih tinggi."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12169
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widiana Sasti Kirana
"Penelitian ini menjelaskan mengenai dua variabel, yaitu kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja karyawan. Varibel kepuasan kerja diuji dengan menggunakan 5 dimensi dari Fred Luthan. Varibel kinerja karyawan diuji dengan menggunakan 8 dimensi dari Gomez. Studi kasus penelitian ini dilakukan pada agen di PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Kantor Cabang Jakarta Timur.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, dilakukan dengan membagikan kuisioner kepada 44 agen pada PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Kantor Cabang Jakarta Timur. Analisis data yang digunakan adalah korelasi Rank Spearman. Hasil yang didapatkan adalah bahwa kepuasan kerja memiliki hubungan yang positif atau signifikan dengan kinerja karyawan.

This study explained 2 (two) variables, the variables were job satisfaction and employee performance. The aim of this study was to investigate the relationship between job satisfaction and employee performance. The participants of this study were fourty four agents at PT Asuransi Jiwasraya (Persero) on East Jakarta Branch Office . Variables of Job Satisfaction were assessed using 5 dimensions created by Fred Luthan. Variables of Employee Performance were assessed using 8 dimensions created by Gomez.
Researched Method of this study was quantitative research, questionnaires were sent to 44 agents at PT Asuransi Jiwasraya (Persero) on East Jakarta Branch Office. The data analysis was made by Rank Spearman Correlation. The result of this study was Job Satisfaction had a positive or significance relationship with Employee Performance."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Ranika Mazir
"Pada tahun 2000 Garuda Indonesia menambah slogan baru perusahaan yang merupakan positioning statement perusahaan yaitu "Garuda, kini lebih baik". Dengan slogan baru tersebut Garuda berusaha untuk menciptakan tempat khusus dibenak target audience-nya. Slogan baru itu mencerminkan upaya Garuda untuk dapat meningkatkan citra perusahaan yang sempat memburuk dalam periode tertentu. Dengan slogan baru ini diharapkan dapat mempengaruhi atau "menjadi acuan konsumen untuk membeli" berkat adanya positioning statement yang mengemban misi corporate communication yaitu: "kini lebih baik". Selain itu diharapkan para karyawan Garuda mendapatkan semangat baru dan termotivasi dengan diluncurkannya slogan baru perusahaan.
Profesionalisme dan pengelolaan manajemen secara modern diterapkan oleh Garuda Indonesia untuk menunjang slogan baru perusahaan. Sebagai perusahaan yang berorientasi pada "pasar", Garuda berusaha untuk memenuhi kebutuhan penumpang atau calon penumpang dengan membagi-bagi pelayanan yang meliputi layanan pada pre flight, in flight, post flight.
Kualitas pelayanan dipengaruhi, salah satunya, oleh apakah perubahan manajemen tersebut memberikan rasa nyaman kepada karyawan sehingga mereka mau mengubah performance pelayanan mereka. Untuk itu perlu diketahui bagaimana iklim organisasi pada perusahaan tersebut. R. Wayne Pace dan Don F. Faulse dalam buku mereka Komunikasi Organisasi mengutip hipotesis Kopelman, Brief da Guzzo (1989) bahwa iklim organisasi meliputi iklim komunikasi, penting karena menjembatani praktik-praktik pengelolaan sumber daya manusia dan produktivitasnya. Perubahan iklim mungkin pada gilirannya, mempengaruhi kinerja dan produktivitas pegawai.
Umumnya kegiatan komunikasi organisasi / perusahaan berada di bawah naungan Humas yang biasa menangani diantaranya: penerbitan media internal, press contanct. Walaupun demikian kerja Humas pada umumnya berkaitan dengan image building dari suatu perusahaan. Pada saat krisis biasanya kerja Humas menjadi lebih intens, karena krisis, termasuk manajemen krisis berkaitan erat dengan image building. Supaya berita dapat tersebar pada publik internal dalam suatu organisasi, dari manajemen puncak sampai lini paling bawah, perlu diterapkan sistem komunikasi formal yang mengikuti struktur organisasi formal yang ada. Selain itu Employee Relations sebagai bagian dari Humas perlu menangani dan banyak memperhatikan personnel policy yang merupakan dasar dari hubungan karyawan yang baik. Semua informasi tentang perusahaan, terutama tentang kebijakan dan pelaksanaannya sebagian besar dikomunikasikan melalui employee relations section.
Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan dan sikap karyawan PT Garuda Indonesia terhadap komunikasi yang disampaikan manajemen tentang perubahan manajemen sekaligus ingin mengetahui ada atau tidaknya pengaruh terhadap kepuasan komunisasi yang mereka miliki (sebagaimana yang diutarakan oleh Pace & Paules, 1988:165 bahwa kepuasan dalam komunikasi berarti anggota organisasi merasa nyaman dengan pesan-pesan, media, dan hubungan-hubungan dalam organisasi) penulis melakukan penelitian survei dengan mengambil sampel dengan populasi awak pesawat PT Garuda Indonesia yang terbang dari dan ke Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, yang bertugas pada bulan Juni 2002 pada rute penerbangan dalam negeri dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
Hasil penelitian dan interpretasi data menunjukkan bahwa Pimpinan / Manajemen PT Garuda Indonesia dipandang mampu melakukan komunikasi yang baik untuk memberikan informasi perubahan manajemen kepada bawahannya, meskipun ada sejumlah kecil faktor yang dipandang belum memuaskan seperti kedalaman informasi. Kredibilitas penyampai pesan mempengaruhi kepuasan komunikasi, sehingga dalam menyampaikan komunikasi perubahan manajemen pimpinan / manajemen relatif dapat dipercaya atau memiliki kredibilitas yang tinggi di mata karyawannya.
Berdasarkan tujuan penelitian dapat disimpulkan bahwa sikap karyawan terhadap komunikasi yang dilakukan pimpinan adalah positif, baik dilihat dari metode komunikasi, kedalaman komunikasi, kemauan untuk mendengar maupun kepercayaan karyawan terhadap pimpinannya. Kepuasan komunikasi karyawan terhadap informasi dan proses komunikasi yang dilakukan pimpinan / manajemen berkaitan dengan perubahan manajemen memperlihatkan hasil positif. Hasil pengujian ke dua variabel memperlihatakn adanya hubungan yang signifikan secara statistik.

Relation of Employees Behaviors to the Communication of Management Changing With Employees Communication Satisfaction (Case Study of PT Garuda Indonesia's Aircrew)By 2000 Garuda has launched new company's slogan which stands for its positioning statement i.e. "Garuda, kini lebih baik? means "to date, better Garuda". This new slogan reflects that they try to touch and motivated its audience's mind to buy. It also shows Garuda's target to develop its company's image of which was slightly not favorable for certain period.
Professional Modern Management showed by this company through its market oriented services i.e. services of: pre flight, in flight and post flight.
To explore the organizational climate, R.Wayne Pace and Don F. Faulse have written in their book "Organization Communication" that organizational climate consist of organizational communication which is important because it liaise the human resources activity and its productivities. Change of climate could affect the employees' performances as well as its productivities.
The communication organization generally supervised by Publics Relations (PR) of which handled the internal media, press contact. However, PR works for company's image building. In critical period, on management crisis situation, PR works more intense due to control its company's image building. To control the spread of the news to its internal publics in an organization, from top management to the lowest level, it is advisable that the flow of formal internal communication runs same as its formal organization chart. On the other hand, Employee Relations as part of PR should handle and care about personnel policies as the basic of good Employee Relationship. Company's information, especially anything related to policies and its implementation mostly handled by Employee Relations Section.
To know the degree of knowledge and the behavior of Garuda Indonesia's employees towards its management communication in relation of management changing as well as to know whether there are any relation with theirs communication satisfaction (as told by Pace & Faules, 1988:165 that satisfaction in communications means organization's members have the pleasure with messages, media and relations throughout organization) the writer has handled a survey with population sample i.e. the domestic aircrews of Garuda Indonesia which fly from or to Sukarno Hatta airport during June 2002 using questionnaire as the main data entries.
The result and data interpretation show that Top Management PT Garuda Indonesia has the ability to handle good communication to distribute the information of its management changing to their subordination. However there are small factors shows the un-satisfaction i.e. the depth of information. As the sender's credibility affected the communication satisfaction, the employees think that on communication of management changing by the management is trustable or has a good credibility.
Based on the research's goal can be concluded that employee behavior in relation to their top management communication is positive in field of: communication method, communication depth, and the willingness to obey or trust to their top management. Communication Satisfaction's related to information and communication process handled by top management show positive image according to the employees. Statistic's examination result related to the two variables show significant relation."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T 10732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>