Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121897 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Chusnul Azhari
"ABSTRAK
Prosedur pengelasan adalah suatu cara yang baik untuk dipergunakan pada industri-industri terhadap suatu produk yang memerlukan pekerjaan pengelasan. Dengan melalui prosedur yang tepat dan benar hasil pengelasan dapat dijamin akan memenuhi persyaratan mutu standar yang ditetapkan. Oleh karena itu didalam meningkatkan mutu produk mesin perkakas Stama Mc520 - X2500 dilakukan dengan membuat suatu prosedur kerja dan Standarisasi Proses Pengelasan terhadap pembuatan konstruksi " Bed base " nya, yaitu suatu rancangan pelaksanaan pengelasan yang juga diatur oleh standar tertentu. Sebagai langkah awal ditentukan standar ASME section IX edisi tahun 1983 sebagai langkah acuan, kemudian dilakukan pengamatan terhadap jenis proses las yang digunakan, urutan perakitan dan variable-variable yang akan berpengaruh, yang antara lain meliputi penentuan logam pengisi, tebal lasan, posisi pengelasan, kecepatan pengelasan serta perlakuan panas setelah pengelasan. Metode pemecahan masalah yang digunakan didalam penelitian ini adalah metode standar operasi prosedur. Dengan pendekatan metode ini dapat ditentukan,langkah-langkah urutan perakitan yang paling efisien, serta dapat ditentukan suatu standar prosedur pengelasan yang tepat. Dari penelitian ini dihasilkan suatu urutan proses perakitan untuk pengelasan " Fled base " yang dapat digunakan agar cacat-cacat akibat pengelasan dapat dihindari. Adapun teknik atau metode pengelasan yang dapat digunakan adalah teknik MAG, TIG dan SMAW. Namun demikian dari pengamatan diperoleh bahwa metode las busur gas dengan elektroda terumpan ( MAG ) lebih produktif dibandingkan dengan jenis proses las busur gas elektroda tak terumpan ( TIC ) maupun las busur listrik elektroda terbungkus manual ( SMAW ).

ABSTRACTK
Welding procedure is a good way to be used in welding industries. Through accurate procedure the welding result is guaranteed to achieve standard quality.To improve the quality of Stama Mc 520 - X2500 tool machine, in bed base construction the work procedure and welding process standardization, a welding design based on certain standard is made. ASME standard section IX 1983 edition as the first step is used, then observation is done towards the welding machine used, assembly order and influenced variables, which include identifying the electrode, the dimension, welding position, welding speed and post weld heat treatment. The solving problem method used in this research is standard operation procedure. With this method the most efficient assembly steps and an accurate welding procedure standard are able to be identified. From this research a process of assembly steps for bed base welding which can be used to avoid welding defects is got. The technics or methods used are NAG, TIG and SMAW. But Metal Arc Gas ( MAG ) is more productive than Tungsten Inert Gas ( TIG ) or Shielded Metal Arc Welding ( SMAW ).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Siswantoro
"Dalam menghadapi persaingan pasar yang semakin berat, PT B sebagai industri manufaktur milik negara didalam kegiatan produksinya terus berupaya untuk tampil didepan, menjadi center of excellence yang memiliki pusat-pusat keunggulan dalam bidang alat berat, industri energi, industri agro, dan industri pengecoran, sehingga dapat menjadi tulang punggung dalam memenuhi kebutuhan nasional.
Tatanan industri manufaktur yang bersifat job order, menghendaki adanya mekanisme perencanaan produksi, dan pengendalian yang ketat. Pada kondisi demikian, industri manufaktur job order diharapkan berpijak pada kepastian-kepastian aturan yang mendasari pelaksanaan proses produksinya.
Bergerak dari kelemahan-kelemahan industri manufaktur job order, maka prosedur-prosedur baku yang dibuat untuk menciptakan informasi produksi yang konsisten dan terkendali perlu diadakan. Maksud dari perlunya prosedur-prosedur baku tersebut adalah untuk menciptakan kondisi system yang lebih efektif, dengan terdapatnya kejelasan-kejelasan output, kejelasan input serta proses transformasinya. Dengan adanya kejelasan sasaran, diharapkan proses transformasi yang merupakan kegiatan produksi dapat dioptimalkan pelaksanaannya. Harapan yang lebih jauh dengan adanya prosedur adalah kepada tingkat kepercayaan pemesan dan pola produksi yang terkontrol.

By being up against the competition's market very difficult. PT B as state manufacturing industrial in act of its production owned usefully center throughout to do to present in front, became center of excellence and have been usefully centers in heavy equipment sector, energy of industrial, agro of industry and cemented industrial, so that they can be center in fluffiness national opportunity.
The structure of manufacturing industrial was possessive in job order want to the production plant mechanism, and controlling is tight. In those conditions a manufacturing industrial of job order hoped to hold on role certainty based on its process production implementation.
Act from poor of manufacturing industrial of job order, and so basic's procedures made to create a product information which was consistence and controlling that is existing. The meaning of be existing of basic's procedures are to create a condition system more effective, by finding output clearly, input clearly, and transformation process. By be existing object clearly, hoped transformation process as activities production can be optimalized its implementation. Prospecting is far by be existing of procedure to engagement trust level and production pattern controlled.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariani
"Dari tahun ke tahun prevalensi menjadi pekerja migran semakin tinggi. Tahun 1963 jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) resmi adalah 27.671 orang dan tahun 1993 meningkat menjadi 175.469 orang (Berlian, 1996 : 13). Sayangnya, angka-angka tersebut masih menunjukkan kuantitatif saja, karena umumnya TKI yang ke luar negeri berpendidikan rendah dan non skill. Upaya peningkatan keterampilan calon TKI antara lain dilakukan melalul pelatihan di Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLK-LN).
Menurut Gagne (1977 : 267-269), perbedaan tingkat pendidikan sebagai kemampuan awal akan mempengaruhi hasil belajar siswa dan metode belajar mengajar merupakan salah satu cara penyampaian informasi kepada siswa yang cukup efektif dan sistematis.
Pokok masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Apakah siswa (calon TKI) yang menjalani metode belajar praktek satu per satu lebih mampu dibanding dengan siswa yang menjalani metode belajar demonstrasi. (2) Apakah siswa berpendidikan SD tamat lebih mampu dibanding siswa SD tidak tamat.
Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh metode belajar mengajar terhadap peningkatan kemampuan TKI. (2) Untuk mengetahui apakah latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap hasil pelatihan.
Penelitian ini bersifat eksperimental dengan satu variabel terikat (yaitu kemampuan TKI) dan dua variabel babas yaitu metode belajar mengajar (terdiri dari metode be/ajar praktek satu per satu dan metode demonstrasi) dan tingkat pendidikan (terdiri dari tingkat pendidikan SD tamat dan SD tidak tamat). Analisis data menggunakan metode analilsis variansi dua arah (two-way anova).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Terhadap peningkatan nilai teori, efek pembedaan metode belajar dan tingkat pendidikan berpengaruh signifikan. Hasil uji t menunjukkan bahwa siswa yang menjalani metode belajar praktek satu per satu lebih mampu dari pada siswa yang menjalani metode belajar demontrasi. Juga, siswa SD tamat lebih mampu dari pada siswa SD tidak tamat. Sedangkan, interaksi antara metode belajar dengan tingkat pendidikan pengaruhnya tidak signifikan. (2). Terhadap peningkatan nilai praktek, efek pembedaan metode belajar dan tingkat pendidikan berpengaruh signifikan. Hasil uji t menunjukkan bahwa siswa yang menjalani metode belajar praktek satu per satu lebih mampu dari pada siswa yang menjalani metode demontrasi. Namun, siswa SD tamat tidak lebih mampu (sama kemampuannya) dari pada siswa SD tidak tamat. Sementara itu, interaksi antara metode belajar dengan tingkat pendidikan pengaruhnya tidak signifikan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa siswa yang menjalani metode belajar praktek satu per satu lebih mampu meningkatkan hasil belajar dibanding siswa yang menjalani metode belajar demonstrasi. Dalam pelajaran teori siswa SD tamat lebih mampu dibanding siswa SD tidak tamat, namun tidak demikian halnya untuk pelajaran praktek."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Yanita
"Inovasi pada lembaga riset semakin memegang peranan penting dalam menghadapi era globalisasi dan pasar yang semakin kompetitif saat ini. Kegiatan penelitian dan pengembangan sebagai proses inovasi dari suatu lembaga riset telah banyak menghasilkan teknologi, namun relatif masih sedikit yang diterapkan IKM. Hal ini ditunjukkan dengan sedikitnya produk litbang yang dapat dimanfaatkan IKM dan masih minimnya penerimaan Pelayanan Jasa Teknis Balai yang berasal dari kerjasama litbang. Dikaitkan dengan visi jangka panjang lembaga litbang di Iingkungan Depperindag sebagai agent inovasi teknologi bagi industri utamanya bagi IKM, menuntut perlunya menumbuhkan pembelajaran dalam organisasi agar inovasi yang dihasilkan tidak hanya berhenti pada tahap penemuan, tetapi dapat diterapkan dalam kegiatan bisnis.
Peningkatan nilai tambah melalui penerapan hasil litbang teknologi, rekayasa, dan desain merupakan salah satu bentuk peluang yang dapat dimanfaatkan oleh IKM Agro, untuk itu peran Balai Besar lndustri Agro sangat diperlukan dalam membantu pengembangan industri melalui penerapan produk litbangnya. Hal ini melihat potensi IKM Agro sangat berpeluang untuk dikembangkan daiam rangka memacu pertumbuhan ekspor non-migas mengingat bahan baku dan potensi pasar yang besar.
Tujuan kajian ini, adalah : (1) untuk mengetahui kinerja produk hasil litbang BBIA dalam memenuhi kebutuhan/mendukung IKM Agro (dilihat berdasarkan persepsi dan harapan IKM/pengguna jasa); (2) untuk menjelaskan proses pembelajaran dalam merespon perubahan dan kebutuhan IKM, dan (3) untuk mengetahui strategi pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan dalam upaya meningkatkan kinerja produk BBIA guna mencapai kesesuaian persyaratan yang dibutuhkan oleh pelanggannya/IKM.
Kinerja produk hasil litbang BBIA diukur dengan menggunakan perspektif pengguna produk (khususnya IKM) untuk mengetahui persepsi dan harapan IKM dengan melihat tingkat kepuasan yang menyangkut 5 aspek kepuasan pelanggan, yaitu : tangibility, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Data diolah menggunakan metoda statistik-analisis deskriptif dengan menerapkan metoda skala Liked. Sementara untuk mengetahui sistem pembelajaran di BBIA dengan melihat style (model) dan faktor pendorong terjadinya pembelajaran dianalisis dengan menggunakan analisis multivariat, yaitu SPSS-analisis faktor.
Berdasarkan analisis dan pembahasan proses pembelajaran di BBIA dalam meningkatkan produk litbangnya agar dapat mendukung IKM, dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) Kinerja produk litbang BBIA yang diukur dengan menggunakan tingkat persepsi dan harapan IKM, ternyata kinerja produk hasil litbang BBIA masih berada di bawah harapan IKM (Persepsi IKM secara keseluruhan sudah cukup puas atas produk litbang yang dihasilkan BBIA). Hal tersebut ditunjukkan oleh hampir semua variabel mempunyai skor persepsi lebih rendah dibandingkan dengan skor harapan. Sementara bila dilihat dari 5 dimensi aspek kepuasan pelanggan, skor persepsi tertinggi untuk dimensi tangibility (lokasi dan kernudahan mencapal, peralatan yang dimiliki, SDM yang cukup profesional, adanya layanan purna jual dan studi tekno-ekonomis dari tiaptiap produk litbang yang dihasilkan), sementara yang terendah pada dimensi responsiveness (kesanggupan untuk membantu dan menyediakan pelayanan secara cepat dan tepat, serta tanggap terhadap keinginan konsumen); (2) Ada 2 faktor yang berpengaruh dalam terbentuknya style pembelajaran yang terjadi di BBIA, yaitu : (a) Faktor Knowledge Acquisition yang memberikan pengaruh tertinggi yaitu sebesar 38.72% di dalamnya termasuk variabel penggalian sumber knowledge untuk perbaikan kepada produk dan proses; dan (b) Faktor Knowledge Sharing memberikan pengaruh sebesar 23.96% terhadap style pembelajaran di BBIA, yang terdiri dari variabel dissemination mode dan learning focus. Analisis Learning Orientation juga menunjukkan model pembelajaran di BBIA ditentukan oleh sumber knowledge dan product process-focus; (3) Terdapat 6 faktor pendorong yang memudahkan terjadinya pembelajaran di BBIA, yaitu : kreatifitas, pendidikan berkelanjutan, keragaman operasional, eksperimentasi, concern terhadap pengukuran kinerja, dan tanggap terhadap lingkungan. Faktor pendorong ini masih lebih rendah bila dibandingkan dengan kasus pembelajaran di Balai Litbang lndustri Kulit, Karat, dan Plastik (BBKKP) yang terdapat 7 faktor pendorong, dengan kesamaan faktor yang paling berpengaruh adalah kreatifitas.
Strategi pembelajaran yang sesuai di BBIA untuk dapat mengatasi skor kesenjangan yang tinggi dalam hal kemampuan BBiA menghasilkan produk litbang dan dapat diterapkan di IKM, adalah BBIA perlu mengembangkan model pembelajaran yang ada dengan memperhatikan variabel value-chain (keseimbangan antara proses mendesain dan kebutuhan/analisa pasar) dan pengembangan ketrampilan/keahlian SDMnya agar inovasi yang didapatkan dari hasil kreatifitas dan interaksi yang sudah melibatkan IKM dapat diterapkan IKM. Diharapkan produk litbang yang dihasilkan dapat lebih membantu IKM, utamanya dalam pemecahan penguasaan teknologi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12506
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maghfirah Syafitri Tiham
"Proses produksi ekstrak merupakan tahapan yang sangat berpengaruh dalam menghasilkan produk obat herbal yang berkualitas. Sehingga perlu diperhatikan parameter-parameter yang berpengaruh pada proses-proses tersebut. Selain itu, proses pengemasan juga menjadi tahapan yang penting dalam proses produksi obat adanya loss time pada proses pengemasan akan mengakibatkan output yang diperoleh akan berkurang selain itu waktu yang diperlukan untuk tahap pengemasan juga akan meningkat. Laporan ini bertujuan untuk mengidentifikasi unexplained loss pada proses pengemasan sekunder produk liquid serta menganalisis parameter-parameter yang mempengaruhi produksi ekstrak. Metode pelaksanaan dilakukan dengan studi observasi atau pengamatan. Penyebab unexplained losses adalah total waktu istirahat antara grey dan black lebih dari 30 menit (38,67%), pengisian dokumen (21,27%), dan penggantian roll stiker (15,41%). Selanjutnya, ditemukan bahwa proses penggilingan berlangsung lama karena permasalahan pada hopper mesin penggiling dan pada proses ekstraksi simpsia belum memenuhi standar keamanan untuk pengangkutan barang.

The extract production process is a very influential stage in producing quality herbal medicinal products. So it is necessary to pay attention to the parameters that affect these processes. In addition, the packaging process is also an important stage in the drug production process. Loss of time in the packaging process will reduce the output obtained. In addition, the time required for the packaging stage will also increase. This report aimed to identify unexplained losses in the secondary packaging process for liquid products and to analyze the parameters that affected extract production. The implementation method was carried out by literature studies or observations. The causes of unexplained losses were the total rest time between gray and black more than 30 minutes (38.67%), filling out documents (21.27%), and replacing roll stickers (15.41%). Furthermore, it was found that the material milling process took a long time due to problems of machine hopper and extraction process did not meet safety standards for the transport of goods."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Walujo Rahardjo
"Penelitian atau kajian ini menyangkut pengaruh pendidikan dan pelatihan Penjenjangan SPAMEN terhadap peningkatan kemam. puan kerja pejabat eselon II dan III di Jajaran DEPDAGRI dan PEMDA. Dalam kajian ini lebih banyak menganalisis mengenai pengaruh pelaksanaan Diktat dalam lingkup : (1) pengaruh Widyaiswara dalam proses Diktat (2) pengaruh ketepatan metode Pembelajaran dan (3) pengaruh materi Kurikulum.
Penelitian ini berawal dari kajian analisis regresi yang berkaitan dengan masalah peramalan hubungan antara 2 variabel. Dua buah variabel yang akan dianalisis yaitu variabel pendidikan dan pelatihan SPAMEN (variabel bebas) dan variabel kemampuan kerja pejabat Eselon II dan III di Jajaran DEPDAGRI dan PEMDA (variabel terikat). Selanjutnya untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel tersebut dilakukan penelitian lapangan melalui hasil respons peserta Diktat SPAMEN dan Alumni Diktat SPAMEN, yang diolah dan dianalisis berdasarkan berbagai perhitungan statistik, analisis korelasional dan regresi Linier.
Pengaruh metode pembelajaran yang diterapkan pada Diktat SPAMEN dilihat dari respons peserta mengenai metode Pembelajaran menunjukkan kecenderungan yang tinggi atau termasuk pada kategori sangat tepat, dengan 7'440 °?o memberikan respons sangat tepat.
Sementara itu, bila dilihat dari respons peserta mengenai penguasaan Widyaiswara/Tenaga Pengajar terhadap Materi (Agenda Pembelajaran) menunjukkan pada kategori cukup, dengan respons peserta yang menjawab menguasai sebanyak 81,00 %.
Hasil pengujian hipotesis pertama dapat dirumuskan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara Lulusan dengan Pengguna Lulusan mengenai relevansi Materi Kurikulum Diktat SPAMEN dengan kemampuan kerja.
Hasil pengujian hipotesis kedua dapat dirumuskan bahwa terdapat hubungan positif antara persepsi lulusan mengenai relevansi materi Kurikulum Diktat SPAMEN dengan peningkatan kemampuan kerja, di mana hasil perhitungan regresi diperoleh harga konstanta intersep (a) 32,08 dan harga koefisien regresi (b) 0,76.
Dengan kata lain, hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh positif antara persepsi lulusan mengenai pelaksanaan kurikulum dengan persepsinya mengenai relevansi materi kurikulum Diktat SPAMEN dengan kemampuan kerja. Hubungan tersebut bersifat positif signifikan dan linear. Sehingga semakin baik pelaksanaan kurikulum sebagai rencana tertulis untuk mencapai tujuan pendidikan dan pelatihan yang diinginkan, maka akan semakin baik pula respons peserta Diktat mengenai relevansi materi (agenda) kurikulum."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Christmas Irianto
"Laporan magang ini menjelaskan perlakuan akuntansi dan prosedur auditatas liabilitas imbalan pasca kerja PT XYZ berdasarkan PSAK 24 (Revisi 2013) serta analisis dampak atas adopsi PSAK 24 (Revisi 2013) yang berlaku sejak 1 Januari 2015 terhadap akun-akun terkait imbalan pasca kerja. Auditor melakukan restatement terkait imbalan pasca kerja sejak tahun 2013 pengujian internal control pemeriksaan independensi dan objektivitas pakar manajemen. Pengakuan atas imbalan pasca kerja dibuat melalui Auditor Journal Entries sedangkan untuk pengungkapan juga masih belum sesuai dengan PSAK 24 (Revisi 2013). Berdasarkan penilaian materialitas, akun liabilitas imbalan pasca kerja bernilai material terhadap laporan keuangan PT XYZ sehingga perlu dilakukan penyesuaian akibat adopsi PSAK 24 (Revisi 2013).

This report describes the accounting and auditing procedures of post employment benefit liability on PT XYZ based on PSAK 24 (Revision 2013) and effect of PSAK 24 (Revision 2013) adoption which is effective since January 1 2015 to the post employment benefit related accounts. Auditor made restatement on post employment benefit since 2013 and testing on internal control and management experts indepency and objectivity. The recognition of post employment benefit is made through Auditor Journal Entries whereas for the disclosures havent been based on PSAK 24 (Revision 2013). Based on materiality test, post employment benefit liability account is material to the PT XYZ financial statement so adjustments are needed due to the adoption of PSAK 24 (Revision 2013)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Fitria
"The Indonesian cosmetic industry recently has not yet covered on domestic market demand, where the production ability of cosmetics have been reached on 20% level, with the result that the opportunity of the cosmetics industry is widely open. Even more when be able to creating a new specific market segment, such as Wardah cosmetic the product of PT. Pusaka Tradisi ibu, Which oriented to serve the low mediate Moslem consumer and already hold a certificate of Halal from LPPOM MUI and have been registered on Indonesian Department of Health.
Within the effort to increase the quality of the Wardah cosmetics is a necessary to find out the preference of the potential customer by survey and research until the effort for the product development quality result can be focused to increasing the customer satisfactions, while the quality is also a key of success to facing and winning the competition.
Based on level of product satisfaction and level of importance about the product quality, it Is indeed so have degree of discrepancy and the weakness factor from the product. To reach an improvement direction and increasing the Wardah cosmetic quality appropriate with the expectation and perception customer, then the Quality Function Deployment (QFD) method can be used. This method can be implementation for the customer requirements inside the product attribute, and then translated on the House of Quality (HOQ). From this analysis will give a focus to do an improvement about the product quality attribute, also can be a company consideration on doing the development priority in a technical manner or non - technical manner for increasing the product quality."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T1801
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marcus Subakat
"ABSTRAK
Bank merupakan usaha jasa keuangan disamping bergantung pada kepercayaan masyarakat atau nasabah juga tergantung pada kemampuan dari manajemen dalam mengelola bisnisnya. Keduanya saling mempengaruhi terhadap perkembangan usaha perbankan.
Manajemen Bank harus mampu mengambil kebijaksanaan yang tepat dalam upaya pengembangan bisnis dan sekaligus menjaga kepercayaan dari nasabah. Bank yang dikelola oleh manajemen yang profesional akan lebih meningkatkan kepercayaan para nasabahnya.
Terlebih pada era globalisasi dewasa ini, nasabah akan menuntut para manajemen bank untuk dapat mengambil dan melaksanakan kebijaksanaan yang tepat dan cepat namun penuh dengan kehati-hatian (prudent).
Dalam mengambil kebijakan, manajemen bank harus mempertimbangkan banyak aspek, sehingga kebijakan yang diterapkan dapat menghasilkan seperti apa yang diharapkan. Untuk itu diperlukan informasi yang cepat dan tepat serta akurat khususnya mengenai kondisi keuangan bank yang dikelolanya, agar manajemen dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan perusahaan untuk dipakai sebagai dasar dalam penetapan kebijakan untuk pengembangan dan memperbaiki kinerja bank.
Informasi yang diperlukan mengenai kondisi keuangan bank akan tercermin pada laporan keuangan yang pada umumnya disajikan secara konsolidasi. Laporan konsolidasi tersebut diperlukan baik oleh manajemen, nasabah bank (balk nasabah deposan maupun nasabah pemberi pinjaman) maupun pihak institusi. Namun untuk keperluan manajemen bank, informasi dari laporan keuangan konsolidasi saja tidak cukup karena tidak terinci menurut pelaku pasar yang ada, sehingga tidak dapat teridentifikasi secara jelas kegiatan masing-masing segmen pasar. Sementara itu setiap segmen pasar mempunyai karakteristik yang berbeda dan diperlukan kebijakan yang berbeda pula. Agar manajemen dapat memperoleh gambaran secara jelas mengenai kinerja masing-masing segmen maka disamping laporan keuangan konsolidasi, juga diperlukan laporan keuangan yang terpisah menurut unit bisnis, sehingga informasi yang diperoleh lebih rinci dan tepat.
Dengan disusunnya laporan keuangan menurut unit bisnis, manajemen dapat melakukan analisis yang lebih mendalam dengan berbagai rasio keuangan yang ada, sehingga dapat mengambil kebijakan yang tepat dalam pengendalian likuiditas, pengendalian biaya bunga, biaya overhead dan sebagainya. Dengan kebijakan yang tepat, bank dapat meningkatkan daya saingnya dalam menghadapi persaingan pasar global yang semakin tajam."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhadi
"Balai Latihan Kerja (BLK) adalah lembaga pelatihan di bawah Departemen Tenaga Kerja yang mempunyai fungsi dan peranan dalam pengembangan sumber daya manusia Indonesia melalui pelatihan ketrampilan. Di dalam menjalankan tugas dan fungsinya BLK didukung oleh instruktur, tinggi atau rendahnya kinerja instruktur akan berpengaruh terhadap efisiensi dan kinerja BLK.
Menyadari hal tersebut Depnaker berusaha meningkatkan kinerja instruktur melalui jalur pendidikan formal dan training serta berbagai upaya peningkatan motivasi kerja. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengungkap adanya hubungan antara tingkat pendidikan, pengalaman training dan motivasi kerja dengan kinerja instruktur BLK di Jawa Tengah.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian korelational, dimana populasi penelitian adalah instruktur BLK di Jawa Tengah, sedangkan sampel ditarik secara stratified random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan instrumen penelitian tentang motivasi kerja dikembangkan berdasarkan teori dua faktor (The Motivation-Hygiene Theory), sedang kinerja instruktur dikembangkan dari pedoman penilaian kinerja instruktur (Ditjen Binalattas Depnaker). Selanjutnya untuk analisis data digunakan teknik analisis korelasi dan regresi.
Hasil penelitian ini menunjukkan:
1. Terdapat hubungan yang' signifikan antara tingkat pendidikan dengan kinerja instruktur, meskipun pengalaman training dan motivasi kerja telah dikontrol.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengalaman training dengan kinerja instruktur, meskipun tingkat pendidikan dan motivasi kerja telah dikontrol.
3. Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja instruktur (variabel tingkat pendidikan dan pengalaman training dikontrol) dan hubungannya menjadi signifikan jika kedua variabel bebas tersebut tidak dikontrol.
4. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan, pengalaman training dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan kinerja instruktur.
5. Tingkat pendidikan, pengalaman training dan motivasi kerja dapat memprediksi variasi kinerja instruktur sebesar 46,884 persen.
6. Tingkat pendidikan memberikan sumbangan efektif lebih besar dalam menjelaskan kinerja instruktur (30,657 persen) dibanding pengalaman training (9,363 persen) dan motivasi kerja (6,864 persen).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disarankan agar instruktur diberi kesempatan untuk melanjutkan pendidikan formalnya ke jenjang yang lebih tinggi, instruktur yang pengalaman trainingnya masih kurang perlu ditingkatkan lagi sesuai dengan tuntutan perkembangan teknologi yang ada di dunia kerja. Faktor-faktor motivator dan pemelihara perlu diperbaiki, dikembangkan dan ditingkatkan agar mampu mendorong meningkatkan motivasi kerja instruktur. Bagi peneliti lain yang berminat untuk meneliti kinerja instruktur agar alat ukur yang ada lebih disempurnakan dan menambah variabel-variabel bebas lain sebagai prediktor, disamping pendekatan kuantitatif kiranya perlu juga dilengkapi dengan pendekatan kualitatif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>