Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145369 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarjito Jokosisworo
"Dalam pembangunan maupun reparasi kapal pekerjaan pengelasan adalah hal yang penting. Kapal rerupakan konstruksi terapung yang harus memiliki kekuatan, kecepatan dan stabilitas. Pada badan kapal bekerja gaya tekan air (hidrostatis), pada waktu berlayar mendapat gaya tekan dan tarik yang silih berganti akibat kapal di puncak gelombang(hogging) dan dilembah gelombang(sagging). Bahkan pada saat kapal bermuatan penuh atau pada saat di dok kapal harus dapat mempertahankan kekuatannya.
Berdasarkan hal di atas maka pengelasan pada badan kapal harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan oleh suatu badan yang disebut biro klasifikasi yang mengeluarkan peraturan tentang badan dan las kapal. Submerged Arc Welding atau las busur rendant adalah salah satu pengelasan yang banyak digunakan di perkapalan saat ini.
Pada pengelasan ini di pakai kawat elektroda tidak terbungkus sedangkan serbuk pelindung(flux) ditaburkan. Pada pengelasan ini busur listrik terbentuk diantara logam inc[uk dengan ujung elektrode. Karena panas dari busur ini maka logam induk dan ujung elektrode tersebut mencair dan keraudian mecnbeku bersama. Proses pemindahan logam elektrode terjadi pada saat ujung elektrode mencair membentuk butir-butir yang terbawa oleh arus listrik yang terjadi. Halus kasarnya butiran logam elektrode yang terbentuk, tergantung pada besar kecil arus listrik."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sudarta
"Bekisting adalah suatu susunan konstruksi yang bersifat sementara, yang digunakan untuk mencetak beton yang akan di cor didalamnya atau diatasnya agar beton yang di cetak tersebut sesuai bentuk dan ukurannya dengan yang direncanakan.
Bekisting terdiri dari beberapa bagian yang dirangkai menjadi suatu kesatuan konstruksi tertentu dengan sistem yang praktis, artinya sesuai dengan sifatnya hanya sementara konstruksi bekisting harus mudah dikerjakan dan mudah pula untuk di bongkar.
Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan pekerjaan Acuan dan Perancah yaitu Kualitas, Keamanan dan Ekonomis. Karena pekerjaan Acuan dan Perancah merupakan konstrusi pembantu maka hal yang paling utama yang harus diperhatikan adalah faktor ekonomis dari nilai pekerjaan tersebut Acuan perancah yang ekonomis dimulai dari perencanaan jenis struktur belon, Serta pemilihan material yang digunakan untuk Acuan dan perancah seperti Plywood dengan ukuran standar, mutu dan dimensi kayu serta jenis-jenis material perancah yang sudah dipatenkan.
Di sini penulis akan rnencoba menghjtung daya dukung acuan dan perancah ordasarkan jenis daan tipe konstruksi belon khususnya pada balok dan pelat lantai."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35711
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Enggar Cahya Firdaus
"ABSTRAK
Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar di dunia dan untuk mendukung pengembangan potensi laut Indonesia serta menghubungkan antar pulau satu dengan pulau yang lainnya maka diperlukan sebuah moda transportasi yakni kapal. Untuk mempermudah pembuatan kapal, maka berkembang ide pembuatan Kapal pelat datar (flat plate ship). Desain kapal pelat datar ini dari segi konstruksi mudah dibuat dan dapat diproduksi secara massal dengan harga yang lebih murah. Tetapi untuk mengetahui kelayakan dari kapal pelat datar diperlukan perhitungan kekuatan kapal itu sendiri.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengoptimasi dimensi dan posisi diamond plate pada sambungan kapal pelat datar dan untuk mengetahui tegangan yang dihasilakan pada kapal dengan diamond plate dibandingkan dengan yang tidak menggunakan diamond plate dengan bantuan pemodelan Finite Element Analysis (FEA). Metode yang digunakan yaitu melakukan simulasi terhadap sample diamond plate dengan berbagai posisi dan dimensi. Kemudian melakukan simulasi gelombang sagging-hogging terhadap kapal pelat datar tanpa diamond dan kapal pelat datar ber-diamond plate. Dari hasil simulasi didapat bahwa kapal pelat datar ber-diamond plate menghasilkan stress yang lebih kecil sebesar 33.17% pada gelombang sagging dan 37.24% pada gelombang hogging dibandingkan dengan yang tidak menggunakan diamond plate.

Indonesia is the largest archipelago in the world and to support the
development potential of the sea between the islands of Indonesia and connect one
with the other islands will require a mode of transportation that ship. To facilitate
the shipbuilding, then evolved the idea of making a flat plate ship. This flat plate
ship design in terms of construction are easy to make and can be mass produced at
a price to be cheaper. However, to determine the feasibility of a flat plate ship, it
required the strength calculations of the ship itself.
The purpose of this study is to
optimize the dimensions and position of the diamond plate in flat plate ship and to
determine the stress generated on the ship using diamond plate compared with
those not using diamond plate with the help of modeling of Finite Element
Analysis (FEA). The method used is to simulate the sample of diamond plate with
a variety of positions and dimensions. Then simulate the sagging-hogging wave
on the flat plate ship without the diamond plate and flat plate ship with diamond
plate. From the simulation results obtained that flat plate ship with diamond plate
produces less stress on the tides by 33.17% on the sagging wave and 37.24% on
hogging wave compared with those not using diamond plate."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T34232
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarto
"Pengelasan adalah salah satu cara untuk menyambung pelat menjadi satu dengan cara fusi. Pada pembangunan kapal peran pengelasan sangatlah- penting, sebab seluruh kerangka badan kapal dihubungkan dengan konstruksi las. Pelat kapal mempunyai klasifikasi tertentu yang disahkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia. Demikian pula pelat baja kapal dari PT Krakatau Steel diklaskan bagai pelat kelas A, dengan kekuatan .tarik minimal 41 kg/mm2, elongasi 22%, bending 130° serta kuat pukul takik 6 kg m/cm2. Pada penelitian pengelasan pelat tersebut di atas dipakai variasi antara posisi pengelasan vertikal, datar, horisontal dengan variasi arus antara 80 Ampere dan 110 Ampere sesuai untuk elektrode Nippon Weld N 26 R yang digunakan dengan las elektrode busur terbungkus (S.M.A.W) oleh tukang las yang telah diakui oleh Biro Klasifikasi bagi pengelasan kapal.
Dari hasil penelitian, sifat mekaniknya bervariasi besarnya sesuai dengan arus las dan posisinya yaitu, untuk tegangan tarik besarnya minimal masih memenuhi syarat demikian pula elongasinya, bending terjadi kegagalan pada posisi horisontal arus 80 Ampere dan vertikal arus 110 Ampere, kuat pukul tarik memenuhi persyaratan. Sedangkan struktur mikro dan kekerasannya mengalami perubahan sesuai masukan panasnya, yaitu pada posisi vertikal mempunyai nilai kekerasan yang tinggi. Dari hasil akhir diketahui bahwa arus las 95 Ampere sampai 110 Ampere baik digunakan pada posisi pengelasan datar dan horisontal namun kurang baik untuk pengelasan vertikal dan sebaliknya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnoe Milan Prayoga
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S41074
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: Applied Science Publishers, 1983
624.182 1 PLA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Windu Sari
"Metal Active Gas adalah salah satu proses pengelasan yang digunakan untuk menyambung logam yang termasuk ke dalam jenis fusion welding. Proses pengelasan ini dapat dilakukan secara otomatis maupun semi-otomatis. Dengan menggunakan logam pengisi berjenis E70S-6 dan gas CO2 sebagai pelindung. Penelitian dilakukan terhadap baja karbon rendah dengan kadar 0,12%C yang sebelumnya telah dilapis dengan menggunakan seng. Proses pelapisan yang digunakan adalah celup panas, Hot Dip Galvanizing. Pengelasan dilakukan dengan metode transfer logam: dip transfer atau semi-circuit transfer. Dengan variasi kecepatan pengelasan yaitu: 24, 26, 28 (310, 450, 486 mm/dtk). Tegangan yang digunakan yaitu 20 volt dengan arus sebesar 140 ampere. Pengujian yang dilakukan yaitu: uji tarik, uji tekuk, uji kekerasan, uji komposisi, serta pengamatan struktur mikro. Hasil yang diperoleh adalah kekuatan mekanis terbaik dimiliki oleh sambungan dengan kecepatan pengelasan tertinggi. Hasil sambungan memiliki struktur mikro yang sangat halus dan kuat. Uji kekerasan menunjukkan sampel dengan kecepata pengelasan yang tinggi memiliki nilai kekerasan yang tinggi. Uji komposisi menunjukkan adanya peningkatan kadar seng mempengaruhi sifat mekanis baja. Jika dibandingkan dengan baja karbon yang belum dicelup, maka kekuatan baja galvanis lebih rendah. adanya inklusi seng di dalam baja menurunkan nilai kuat tarik baja."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41361
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Irawan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S41136
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>