Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52308 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Sanusar
"Primary saturator coil dipasang pada Pusri 11 berfungsi untuk meningkatkan temperatur uap-air pada sisi masuk ± 195 °C dan sisi keluar t 205 °C dengan tekan cat operasi 140 kg/cm, naiknya temperatur tersebut didapat dengan memanfaatkan panas sisa gas buang pada sisi masuk f 215 °C dan sisi keluar t 208 ' yang didapatkan dari pembakaran dapur primary reformer. Primary saturator coil 101-B P-PP difabrikasi oleh SEB dengan desain aleh FOSTER WHEELER UK London Inggris tahun 1990. Bahan saturator coil Austeniti c stainless steel sesuai ASTM SA 312 IF 304.
Primary saturator coil P-II yang telah beroperasi selama 2 tahun, diketahui bocor pada saat paneriksaan rutin tahun 1995. Kebocoran tersebut ditenuci pada baris ke-3 dari arah brava dan kolom ke-3 dari samping kanan, yang berjarak f 50 an. dari carter line hider, yang dilakukan saat test hydrostatis dengan tekanan t 75 kg/an, selama 45 menit.
Analisis kegagalan yang dilakukan pada saturator coil 101-B P-11 dengan memotong 125 an pada tube yang mengalami kebocoron. Disarming pemeriksaan visual pada tube saturator coil yang bocor, diambil sampel pada posisi melintang dan menumjang Untuk pengamataa metalograffi, perneriksaan yang lain adalah naicrohardness serta Energi Dispersi Spektrometer (EDS), untuk mengamati pengaruh proses High Frequency Resitance Welding (IIFRW) pads tube dan,in, dari tube saturator coil.
Dari hasil analisis dapat diduga bahwa penyebab kegagalan adalah Stress Corrosion Craciding (SCC), karena adanya residual stress, sensitasi akibat pengelasan dan adanya unsur dorida (Cl)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T8932
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asmadi
"Penelitian ini dilakukan untuk mencari penyebab kegagalan pada tube superheater. Tube superheater adalah alat bantu Boiler yang berfungsi untuk menghasilkan uap superheat dengan temperatur 462 ºC yang selanjutnya digunakan untuk penggerak turbin uap. Tube menerima panas dari gas alam dengan temperatur 919 ºC.
Material tube superheater adalah Baja Karbon Molybdenum (15 Mo3) yang direncanakan untuk beroperasi selama 12 tahun. Tetapi baru beroperasi 2 tahun, 4 bulan telah mengalami kegagalan.
Setelah dilakukan pemeriksaan fraktografi mikro dengan menggunakan SEM (Scanning Electron Microscope) pada daerah pecah ditemukan retak mikro di permukaan pecah. Retak mikro ini terbentuk diperkirakan ketika dilakukan proses pengerolan panas sewaktu tube dibuat. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan EDS (Energy Dispersive Spectroscopy) ditemukan unsur S (sulphur) hanya di daerah pecah saja. Penambahan retak mikro ini dipicu oleh proses dan kondisi overheating yang mengakibatkan terjadinya peristiwa kegagalan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T649
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ediwan
"Pendahuluan
Untuk mendapatkan tingkat kehandalan (reliability) yang tinggi, diperlukan pengontrolan kualitas yang memadai dimulai dari pemilihan bahan yang dipergunakan, dalam proses pengerjaan dan perakitan hingga suatu sistem yang siap dipergunakan. Konstruksi dalam teknologi antariksa sering mempergunakan struktur yang kuat dan ringan serta persaratan-persaratan tinggi yang menuntut studi dan penelitian yang cermat dalam pemilihan bahan konstruksi dan proses pengerjaan serta prosedur-prosedur pengujian dan pemeriksaan.
Perancang konstruksi selalu meramalkan kondisi yang bakal dihadapi yang meliputi kondisi pembebanan atau gaya-gaya yang akan diterima. Sedangkan pada kondisi yang sebenarnya bukanlah suatu hal yang mudah, dari ketidak pastian akan kesempurnaan material maka timbul apa yang disebut faktor keamanan.
Pemilihan faktor keamanan yang terlalu tinggi berakibat terlalu berat dan boros penggunaan material, sebaliknya pemilihan faktor keamanan yang terlalu kecil berarti bermain untung-untungan dan mengundang bahaya. Langkah yang lebih baik adalah menguji sub-sub bagian serta menganalisis hasil rancangan yang telah terlanjur gagal dengan analisis kegagalan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Chairudin
"Pemanfaatan Pemanas air berbasis energi matahari atau dikenal Solar Water Heater mulai memasyarakar khususnya di Indonesia. Energi matahari sebagai pembangkit tenaga adalah energi yang tidalc memburuhkan biaya unruk mendapatkannya dan ramah Iingkungan Dengan demikian pengembangan pemanas air tersebut menjadi salah satu alternatif yang diminati konsumen.
Pada solar water terdapat dua komponen yang utama yaitu tangki penyimpanan dan koiektor. Pada umumnya tangki penyimpanan terbuat dari baja iahan karat sedangkan kolektor Ierbuat dari lembaga. Permasalahan yang terjadi adalah kegagalan pada tangki yaitu adanya kebocoran sebelum mosa umur pakai kurang dari 5 tahun.
Untuk mengetahui penyebab kebocoran, dilakukan prosedur analisa kegagalan terhadap sampel material solar water hearer sehingga dapat dilakukan iangkah-Iangkah pencegahannya yang dapa! memperpanjang umur pakai tangki lersebui.
Hasil penelitian menunjukkan terjadinya korosi piring dan crevice pada base material akibat pengaruh media korosif yang mengandung ion khlorida serta temperatur yang relatjpanas (sekitar 80°C). Kecenderungan terjadinya piring ditunjukkan dengan pengujian kurva polarisasi siklik Pada kenaikan temperatur korosi pirting makin mudah terjadi yang ditunjukkan dengan menurunnya breakdown poteniial dari + 0,260 V vs kalomel pada Iemperalur ruang (28° C) menjadi - 0,130 V vs kalomel pada temperatur 80°C serra rapat arus pasU"dari sekitar 104 Amp/cm? pada temperarur ruang menjadi sekilar .105 Amp/cmz. Kebocoran yang diakibarkan oleh laorosi pitting dari bagian dalam tang/ci selanjutnya menyebabkan terjadinya korosi crevice pada bagian Iuar tangki.
Selain itu terjadi pula korosi retak tegang (SCC) yang berupa intergranular dan transgranular cracking di sekitar daerah lasan serta adanya sensitisasi pada daerah HAZ Hieat ajected zone) yang menyebabkan preszpirasi karbida di baras burir. Ha! ini terjadi akibar pengaruh prose: pengelasan pada saat fabrikasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41433
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoyon Mulyana
"ABSTRAK
Solar Water Heater inerupakan suatu produk yang relatif masih
baru di Indonesia, seakan pula dengan anjuran pemerintah tentang
penggunaan energi alternatif, maka Solar Water Heater merupakan
pilihan yang cukup menarik untuk dikembangkan oleh perusahaan di
Indonesia. Disamping makin terbatasnya energi fosil yang semakin
lama semakin sulit karena tidak terbarukan, matahari merupakan
sumber energi yang cukup melimpah di Indonesia. Satu hal yang
sangat menguntungkan Indonesia karena secara geografis terletak
di negara Equator, dimana hampir sepanjang tahun matahari bersi
nar dan memancarkan energinya.
Bisnis Solar Water Heater di Indonesia dimulai pada tahun
1984 yang dipelopori oleh salah satu perusahaan yang mengageni
salah satu produk dan Australia dimana sampai pada tahun 1992
perusahaan yang bergerak dalam bidang ini sudah mencapai ± 6
perusahaan. Kebanyakan dan perusahaan yang ada merupakan agen
dan produk terkenal dan luar negeri. Namun akhir-akhir ini
telah ada pula yang mulai melaksanakan pembuatan produknya di
dalam negeri.
Dengan semakin banyaknya perusahaan yang memasuki bisnis
Solar Water Heater ini menyebabkan iklim usaha semakin kompeti
tif. Kondisi persaingan semakin ketat menempatkan posisi pemasa
ran sebagai hal yang mendapat perhatian dan perusahaan Solar
Water Heater.
Karya akhir ini merupakan suatu studi mengenai strategi
pemasaran bisnis Solar Water Heater di Indonesia yang dilaksana
kan melalui studi kasus pada PT Sinar Surya, Tujuan studi ini
antara lain adalah untuk memperoleh gambaran umum usaha Solar
Water Heater di Indonesia, mempelajari strategi pemasaran yang
diterapkan oleh PT Sinar Surya, mengetahui kekuatan dan kelemahan
perusahaan serta mengetahui peluang dan ancaman dan tingkat
persaingan yang dihadapi. Pada akhirnya diharapkan dapat diformu
lasikan strategi pemasaran yang dapat diterapkan oleh PT Sinar
Surya.
Guna mencapai tujuan diatas, pembahasan yang dilakukan
meliputi Analisis Internal, untuk mengetahui kekuatan dan kelema
han perusahaan, Analisis Eksternal untuk mengetahui peluang dan
ancaman yang mungkin timbul serta Analisis Bisnis Fortofolio
dengan pendekatan Analisis BCG. Adapun metodologi penelitian yang
digunakan merupakan analisa data primer dan data sekunder yang
kami peroleh dan perusahaan PT Sinar Surya ditambah pula dengan
data statistik serta data pendukung lainnya.
PT Sinar Surya meinulai bisnis Solar Water Heater pada tahun
1988. Dasar PT Sinar Surya memilih bisnis ini adalah karena
penggunaan energi alternatif diluar minyak dan gas bumi merupakan
suatu upaya yang menjanjikan untuk jangka panjang. Karena energi
yang berasal dan fosil suatu saat akan ada habisnya dan akan
semakin langka. Disamping Indonesia merupakan negara tropis yang
memiliki energi matahari yang melimpah.
Adapun misi perusahaan PT sinar surya, adalah sebagai berikut :
?Terkemuka dalam bidang usahanya, tumbuh dan berkembang
berkesinambungan sebagai perusahaan yang sehat dengan meme
nuhi harapan dan kepuasan pelanggan serta berperan aktif
sebagai pelaku pembangunan melalui produk konversi energi
dengan pelayan mutu yang ditingkatkan terus menerus dengan
teknologi dan inovasi secara profesional?
Meskipun cakupan misinya yang cukup luas, yang menyangkut
masalah konversi energi namun pida tahap sekarang konsentrasi
bisnis lebih diarahkan pada produk Solar Water heater.
Sejalan dengan misi tersebut PT Sinar Surya telah berupaya
untuk membangun citra yang baik dihadapan konsumennya. Dari hasil
analisis internal perusahaan menunjukan bahwa PT Sinar Surya
mempunyai kekuatan yang cukup tinggi dalam hal kemampuan produk
si, kemampuan rekayasa dan keuangan yang telah dibuktikan oleh
hasil yang cukup baik pada masing-masing fungsi tersebut. Namun
dalam hal strategi pemasaran masih banyak kelemahan diantaranya
saluran distribusi yang masih terbatas, disamping citra produk
yang masih belum terbentuk karena konsumen lebih mengenal Sola-
hart sebagai produk pemanas air tenaga matahari.
Hasil analisis lingkungan eksternal menunjukan bahwa kondisi
ekonomi akan lebih membaik di tahun 1993 yang membawa dampak pada
meningkatnya pembangunan perumahan, baik rumah sederhana, menen
gah maupun rumah mewah. Kondisi ini memberikan peluang pasar
Solar Water Heater yang meningkat. Disamping itu dari analisis
data statistik dapat pula disimpulkan bahwa potensi pasar Solar
Water Heater dan rumah lama yang belum mempunyai pemanas air
masih sangat tinggi. Secara total potensi pasar Solar Water
Heater tahun 1993 baik dan pembangunan rumah baru maupun dan
rumah lama menunjukkan angka 42.778 unit, suatu angka yang sangat
potensial untuk digarap. Sementara itu dan data demografi menun
jukkan pula bahwa meningkatnya jumlah para eksekutif muda akan
menambah pasar potensial Solar Water Heater dimasa yang akan
datang.
Dari hasil analisis industri menunjukan bahwa hambatan
pendatang baru tidak terlalu besar karena kebutuhan investasi
yang relatif kecil dan skala ekonomi yang rendah sehingga memung
kinkan perusahaan dengan skala yang kecilpun sudah dapat mengem
bangkan bisnis Solar Water Heater. Namun hambatannya terletak
pada pengelolaan jaringan distribusinya.
Dalam Lingkungan Operasional PT. Sinar Surya menghadapi
persaingan yang sangat tajam dan Solahart yang merupakan pesaing
utama yang telah ada. Solahart telah melakukan pula strategi
multi branding dengan membawa merk lain dengan jaringan distri
busi yang berbeda. Didalam persaingan ini kelompok Solahart tetap
menguasai pangsa pasar terbesar dengan perolehan sebesar 44,5 %
sedangkan PT Sinar Surya menempati posisi kedua sebesar 28,8 %
dan Posisi ketiga dipegang oleh Solar Edward dengan perolehan
sebesar 13,3 %, sisanya terbagi atas merk-merk lainnya.
Dari Analisis Fortofolio dengan menggunakan pendekatan
Analisis BCG menghasilkan posisi PT Sinar Surya berada pada sel
question mark, tetapi dalam perjalanannya posisi tersebut sejak
tahun 1990 mulai bergeser dan question mark menuju kearah Star.
Posisi ini telah menempatkan PT ?inar Surya sebagai market cha
langer dan yang berhadapan langsung dengan pesaing utamanya yaitu
Solahart. Dan evaluasi pilihan strategi dengan pendekatan grand
strategy selection matrix Pierce & Robinson, diperoleh kesimpulan
bahwa PT Sinar Surya dapat menerapkafl strategi market develop
ment.
Sebagai kesimpulan terakhir yang diperoleh dan studi ini.
adalah bahwa untuk mendukung tujuan utama pemasarannya yaitu
meningkatkan pangsa pasar pada pasar yang sedang tumbuh, maka
strategi utama yang dilaksanakan adalah market development, yaitu
memasarkan produk yang ada kepada pelanggan baru dengan menambah
saluran distribusinya dengan implikasi bauran pemasaran sebagai
berikut :
1. Produk yang dipasarkan adalah sama seperti yang telah dipa
sarkan pada tahun-tahun sebelumnya, yaitu ; type T 150 LX
dan T 300 LX dengan diberikan sedikit sentuhan perbedaan
pada kualitas dan atributnya sehingga terdiferensiasi.
2. Harga jual tetap dipertahankan pada harga lama, hal ini
dapat dilakukan karena skala ekonomi yang semakin membaik
sehingga harga pokok tidak akan naik. Dengan demikian seli
sih harga jual dengan Solahart akan semakin jauh.
3. Prornosi ditingkatkan pada media cetak dan elektronik yang
mempunyai scope Nasional.
4. Adanya penambahan saluran distribusi untuk kota-kota besar
dipropinsi lainnya dengan prioritas diutarnakan pada kota
dengan potensi pasar yang besar, diantaranya ; Ujung Pan
dang, Manado, Pontianak, dan Banjarmasin.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Ruspandono
"ABSTRAK
Air bersih penting bagi suatu kota. Penyediannya bisa didapat dari pengolahan air permukaan (PAM) maupun air tanah. Di DKI Jakarta pengadaan air bersih melalui PAM hanya mampu melayani 30 % dari jumlah kebutuhan kota. Kawasan permukiman di DKI Jakarta sebagian besar bergantung pada air tanah yang dipompa Iangsung oleh masing-masing rumah. Dengan cara ini, pemanfaatan air tanah sulit dikoordinasi dalam rangka pengendalian dan pengawasan. Sebagai alternatif pada pembukaan permukiman baru dapat diterapkan sistem pompa terpusat (SPTp) untuk suatu unit permukiman, mengganti sistem pompa tersebar (SPTS) tersebut diatas. Secara hidrolis, SPTs akau mengakibatkan penurunan air tanah yang tidak begitu dalam, tetapi tersebar secara luas. SPTp dilain pihak, secara teoritis dapat melokalisir pengaruh penurunan tersebut. Tulisan ini bertujuan untuk meninjau lebih jauh karakteristik yang menguntungkan
Penurunan air tanah akibat penerapan SPTp maupun SPTs diperbandingkan untuk suatu situasi hipotetis yang mewakili keadaan DKI Jakarta secara umum. Untuk ini, dilembangkan program simulasi komputer yang berdasarkan pemecahan numerik persamaan dasar aliran air tanah. Data masukan mengacu pada hasil laporan dari BPPT, Studi perbandingan, Arief Ruspandono, FT UI, 1996 dan Dit PU Pengairan, tentang DKI Jakarta dan sekitarnya. Analisa dilakukan untuk kombinasi T (T raltsmisivitas) dau S (Koetislen Tampungan) yang mengakibatkan penurunan air tanah baik yang terluas maupun terdalam. Selain itu juga dilakukan analisa kepekaan dari basil-hasil analisa Studi perbandingan terhadap keragaman data T dan S.
Hasil analisa perbandingan menunjukkan bahwa perubahan muka air tanah oleh SPTp Iebih sempit dart pada SPTS, sehingga SPTp dapat dianggap Iebih baik dari pada SPTs. Hanya saja, pada titik sekitar lokasi pompa akan tenjadi penurunan yang cukup dalam. Oleh karena itu di sekitar areal sumur pompa tidak boleh ada bangunan atau rumah, tetapi dapat dimanfaatkan sebagai taman, penghijauan, lapangan olah raga sebagai daerah resapan. Kepekaan dari hasil-hasil analisa perbandingan tersebut menunjukan bahwa pada keragaman data S tidak banyak berpengaruh terhadap hasil analisa, tetapi terhadap keragaman data T harus diperhatikan karena dapat berpengaruh terhadap hasil ahalisa, maka dari itu untuk data T dibutuhkan data yang lebih akurat.

"
1996
S34643
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fardiansyah
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37507
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enang Sukmono Sakti
"Efisiensi adalah adalah kata ungkapan yang sangat populer dalam dunia industri dan bisnis saat ini terutama dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat pada saat ini. Dengan moto "Hari esok lebih baik dari hari ini dan hari ini lebih baik dari hari kemarin", membuat nilai efisiensi yang sekecil apapun menjadi sangat berarti, dan patut untuk terus dicari dan dikejar. Didalam Industri yang menggunakan Boiler sebagai salah satu alat utamanya, penghematan penggunaan bahan-bakar sangat tepat untnk dikaji, mengingat bahan-bakar adalah komponen biaya utama pada pengoperasiannya. Salah satu alternatifnya adalah dengan memaksimalkan pemanfaatan panas yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan-bakar tersebut Gas asap setelah digunakan untuk memanasi air dan uap air pada boiler packed yang digunakan dalam industri ini masih memiliki nilai kalor yang cukup tinggi, pada temperatur kira-kira 300 °C. Nilai kalor tersebut digunakan untuk memanasi udara pembakaran dengan menggunakan mesin pemindah kalor (heat exchanger) yang dalarn hal ini digunakan Turbular Gas Air Heater. Dengan luas penarnpang pemanasan {heating surface)± 278 m2 akan mampu memindahkan kalor sebesar ± 3106329 kl/jam. Pertarnbahan nilai kalor tersehut akan terakumulasi pada nilai kalor hasil pembakaran, sahingga dengan tidak berubahnya kebutuban kalor Boiler akan menurunkan konsumsi bahan-bakar sebesar ± 5,6 % pada setiap satuan waktu operasinya, yang pada gilirannya dapat menekan biaya bahan-bakar relative pada nilai prosentase tersebut Untuk menambah alat ini tentu saja membutuhkan biaya investasi, sehingga nilai keuntungan tidak langsung dapat dirasakan pada saat alat dioperasikan. Keuntungan baru didapat setelah titik Break event point terlampaui yaitu pada antara bulan ke 17 sampai 18 masa operasi normal secara terus-menerus."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37484
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mikhael Yonas
"Penggunaan solar water heater yang semakin menjadi kebutuhan primer saat ini menuntut para produsen untuk lebih inovatif dalam melakukan perancangan dan pemilihan bahan untuk solar water heater. Salah satu bahan yang sedang dikembangkan untuk menjadi absorber dari solar water heater adalah plastik noryl dengan penampang berbentuk segiempat. Absorber berbahan noryl memiliki berbagai macam kelebihan yaitu : lebih ringan, kuat dan murah daripada absorber yang ada dipasaran yang sebagian besar berbahan aluminium. Untuk digunakan sebagai pengganti absorber yang sudah ada, maka absorber berbahan noryl ini perlu diuji terlebih dulu karakteristik koefisien gesek dan tekanan jatuhnya. Pengujian dilakukan untuk memperoleh nilai faktor gesekan, head yang dapat diatasi dengan adanya pemanasan, pengaruh aliran sekunder dan merancang header supaya aliran pada setiap salurannya sama. Hasil pengujian secara eksperimental menyatakan bahwa faktor gesekan dari absorber berbahan plastik noryl bervariasi antara 6,58 x 10-2 sampai dengan 3,71 x 10-2 untuk kisaran bilangan Reynolds 3,7 x 103 sampai dengan 8,1 x 103, sedangkan rata-rata ketinggian yang dapat diatasi oleh aliran akibat adanya efek termosifon (karena pemanasan) adalah 2,876 mm. Untuk memperoleh aliran yang sama pada setiap saluran absorber maka digunakan sebuah pengumpul aliran yang juga berfungsi sebagai masukan. Munculnya fenomena aliran sekunder dengan (aspek rasio) a/b < 1 pada pipa berpenampang segiempat mengakibatkan perbedaan trend tekanan jatuh antara pipa berpenampang segiempat dan pipa berpenampang bundar.

The use of solar water heater that is being more important this days is making the producent of solar water heater more innovative in designing and selecting the material for solar water heater. One of the popular material that being developed for the absorber of solar water heater is noryl that has square ducting. The absorber made by noryl have several advantages such as : more lightweight, stronger and cheaper than the usual absorber made by aluminium in market. To be used as a substitution of the existing absorber, the noryl absorber should be tested first for it's roughness characteristic and pressure drop. The experiment is done to test the friction factor, head that can be handled with the presence of heat, secondary flow and to design a header to make sure that each duct have the same flow. The experimental result show that the friction factor of the noryl absorber is between 6,58 x 10-2 and 3,71 x 10-2 for the range of Reynolds number between 3,7 x 103 and 8 x 103, and the average head that can be handeled by the fluid with the presence of heat is 2,876 mm. In order to obtain an equal flow in every duct at solar absorber, we used a header which is also has a function as an input. The presence of secondary flow and aspect ratio a/b < 1 in square pipe makes a different value and trend of pressure drop in square pipe and circular pipe."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37532
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>