Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126712 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendrastuti
"Energi panas yang hilang merupakan masalah dalam proses produksi. Demikian pula dalam proses produksi Liner. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi temperatur dan waktu tahan yang paling efisien.
Pengambilan data diiakukan di Bagian Produksi P.T."K" dengan menggunakan temperatur dan waktu tahan yang berbeda-beda selama proses periakuan panas. Data-data yang dikumpulkan adalah pada temperatur 900, 950, 1000, 1050 °C dan pada waktu tahan 30,60,90,120 menit. Niiai kekerasan dari tiap-tiap kombinasi diukur dan dianalisa dengan menggunakan analisa desain eksperimental ( DOE ). Berdasarkan analisa DOE dapat diperoleh kombinasi-kombinasi yang efektif dan dapat ditentukan biaya produksinya. Kombinasi dari temperatur dan waktu tahan yang menghasilkan sejumlah biaya, merupakan proses yang paling efektif.
Analisa DOE menghasilkan 3 (tiga) kombinasi dengan kekerasan tinggi pada tiap-tiap level temperatur yaitu : A (900 °C, 30 menit), B (950 °C, 90 menit) dan C (1050 °C, 60 menit). Analisa biaya produksi memperlihatkan bahwa kombinasi yang pertama yaitu A (900 °C, 30 menit), menghasilkan biaya produksi sebesar Rp. 112150,45 per 1 buah produk.

Heat loss is a problem in the production process. This is also the problem in the production of Liner. The objective of this research is to evaluate the most efficient of temperature and heating time.
In this study were collective from production unit at the P.T. "X" using different temperature and heating time during the heating process. The series of data were selected at temperature 900, 950, 1000, 1050 °C and at heating time 30, 60, 90, 120 minutes. The strength values of each combination were measured and analyze using Design Of Experiment (DOE) analysis. Based on the DOE analyses effective combinations were selected, and the production cost determined. Combination of temperature and heating time yielding the list cost is the most effective process.
DOE analyses provided three combinations that produces high strength at each level of temperature, which are the following combination A (900 °C, 30 minutes), B (950°C, 90 minutes) and C (1050°C, 60 minutes). Production cost analyses showed that the first combination has the list cost which is Rp. 112150,451 product.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pudji Astutui, examiner
"Energi panas yang terbuang sia-sia merupakan masalah dalam proses produksi. Hal ini juga terjadi pada proses produksi Spring Clip di P.T."X". Energi panas yang terbuang setelah proses bending digunakan untuk proses quenching sebagai pengganti proses hardening, dengan menggunakan variasi temperatur heating : 825, 916 dan 1100 °C, media quenching : air dan oil serta temperatur tempering : 200, 315, 450, 500 dan 650°C, dengan waktu tahan 2,5 jam. Dari penelitian yang lalu diperoleh 3 buah produk baik dari 108 sampel. Tujuan dari penelitian ini adalah meniadakan produk cacat sehingga harga pokok produk yang nyata dapat dihitung dan menentukan alternatif proses produksi yang paling efisien.
Dalam penelitian ini dilakukan penambahan proses yaitu tempering pada temperatur 550°C dan quenching 11 dengan media oli.
Hasil penelitian diperoleh 108 produk baik dengan harga pokok produk yang nyata adalah Rp.3.414,71/produk. Proses dengan media quenching oil, temperatur heating 91 6°C dan tempering 450°C merupakan alternatif proses yang efisien dengan harga pokok produk sebesar Rp.3.310,031produk turun sebesar 4,088%, sedangkan kapasitasnya 2.071 produk/hari meningkat sebesar 50,6% dari proses lama. Penghematan energi untuk pembuatan satu buah Spring Clip yang dapat dicapai dengan adanya proses baru adalah 2.881,617 kJ atau ekuivalen dengan Rp.87,65.

Heat loss is problem in the production process. This is also the problem in the production of Spring Clip at PT."X?. The heat energy haunted after the bending process is used for the quenching process substituting the hardening process, by varying the heating temperature : 825, 916 and 1100°C, by varying the quenching media : water and oil and varying the tempering temperature : 200,350,450,550 and 650°C, with holding time of 2,5 hours. The previous experiment indicates that only 3 good product, while the 105 products are defect. The objectives of this research are to eliminate the defect product so the production cost is obtained and to find the most efficient of production process system.
In this research, additional processes are performed e.g. tempering II on the temperature 550°C and quenching II with oil as media.
The result shows that all of 108 product are good with production cost is Rp.3,414.71/product. The process using heating temperature 916°C, oil as media quenching and tempering temperature 450°C is the most efficient of production process system and production cost is Rp.3,310.031 product decreasing by 4.088%, while the capacity of 2,071 product/day increasing by 50.6% than the previous process. The energy saving to produce one Spring Clip attained by using the new process is 2,881.615 kJ or equivalent to Rp.87.65.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T317
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wimpy Sunarto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S36444
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betrianis
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S35378
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S36084
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarmizi
"ABSTRAK
Alat Penukar Kalor merupakan suatu peralatan industri yang mempunyai fungsi strategis dalam berbagai proses terutama dalam industri kimia, untuk industri perminyakan, pupuk, dan lain-lain.
Guna mengantisipasi perkembangan dan peluang permintaan penawaran Alat Penukar Kalor dalam negeri yang akhir-akhir ini cenderung meningkat, maka industri manufaktur yang bergerak dalam proses pabrikasi alat penukar kalor perlu melakukan standarisasi dalam proses pabrikasi dan penawaran harga, sehingga perusahaan akan dapat mengantisipasi setiap perubahan unsur-unsur biaya yang akan terjadi, dan akan memberikan keleluasaan pada perusahaan untuk mendapatkan order melalui tender-tender yang ada.
Sistem estimasi terhadap perhitungan biaya pabrikasi dan penentuan harga alat penukar kalor yang dilakukan diiaksanakan dalam usaha untuk mempercepat proses penentuan harga sebuah unit Alat Penukar Kalor dengan ketepatan dan kecepatan terhadap estimasi perhitungan biaya-biaya yang akan dikeluarkan.
Dari hasil analisa terhadap sistem yang telah dilakukan temyata memberikan kontribusi penghematan dalam perhitungan penawaran harga terhadap; biaya sebesar 30 %, waktu sebesar 85 % dan jam tenaga kerja 72 %, serta tenaga kerja sebesar 20 %.

ABSTRACT
Heat Exchanger is an industrial equipment which possesses strategic functions in various processes in chemical industry, for oil industry, fertilizer and so forth.
In order to anticipate the development and demand opportunity of domestic Heat Exchanger which is recently increasing, therefore the industrial manufacture which is active in Heat Exchanger fabrication process needs to carry out standardization in fabrication process and price offering in order that the companies will be able to anticipate each cost changing element which will occur and will give convenience to the companies in obtaining orders through the existing tenders.
Estimation system fabrication cost calculation and Heat Exchanger price determination which is carried out, will be carried out for the purpose of quickening price fixing process of a Heat Exchanger unit with accuracy and speed towards cast calculation estimation to be spent.
The analysis result which is carried out to the system done has really given saving contribution in price offering calculation towards cost amounting to 30 %, the time is 85 %, working hours 72 %, and workers 20 %.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
P. Rustriono Gunadi
"Di jaman majunya perkembangan metode akuntansi biaya kontemporer, masih banyak perusahaan menggunakan sistem biaya konvensional untuk kalkulasi biaya pesanan ( Job Order Costing ) atau kalkulasi biaya proses ( Process Costing ) atau campuran dari keduannya. Sistem konvensional dapat mengakibatkan informasi biaya produksi yang terdistorsi. Dalam kenyataknnya, perusahaan yang menjual produk banyak yang melakukan keputusan kritikal tentang penetapan harga produk, melakukan penawaran, atau bauran produk berdasarkan data biaya yang tidak akurat. Dalam segala kemungkinan, masalahnya bukan pada membebankan biaya upah Iangsung atau bahan langsung. Biaya utama tersebut dapat ditelusuri ke produk individual, dan kebanyakan sistem biaya konvensional didisain untuk memastikan bahwa penelusuran tersebut terjadi, namun pembebanan biaya overhead ke produk individual merupakan suatu masalah yang lain. Menggunakan metode konvensional untuk pembebanan overhead ke produk, dan menggunakan tarif overhead yang ditentukan di muka (predetermined overhead rate ) berdasarkan satu tolok ukur aktivitas dapat menghasilkan biaya produk yang terdistorsi.
Pengelolaan dan analisis biaya mcliputi proses memperoleh data kalkulasi biaya yang akurat dan mengelola data tersebut untuk membantu manajer dalam membuat keputusan kritis, seperti penetapan harga, bauran produk dan keputusan teknologi proses serta menganalisis data biaya, menerjemahkan data, biaya tersebut ke dalam informasi yang berguna untuk perencanaan dan pengendalian manajerial. Fase ini termasuk pengukuran data biaya yang akurat dan relevan serta menganalisis data biaya tersebut untuk pengambilan keputusan. Activity-Based Costing (ABC) merupakan perkembangan baru sebagai usaha dalam peningkatan akurasi kalkulasi biaya produk yang dapat menghilangkan biaya produk yang terdistorsi sewaktu menggunakan sistem biaya konvensional serta menganalisis aktivitas yang pada akhimya diupayakan untuk pengendalian efisiensi biaya.
Hasil penelitian dari karya akhir ini menunjukkan bahwa adanya perhitungan harga pokok berdasarkan sistim biaya konvensional yang diterapkan perusahaan menghasilkan distorsi antara tipe kain yang dihasilkan sehingga harga pokok yang diperoleh tidak menggambarkan keadaan yang sebenamya dan dari analisis aktivitas yang dilakukan, yaitu dengan membedakan aktivitas penambah nilai dengan aktivitas bukan penambah nilai, dapat diketahui bahwa banyaknya aktivitas bukan penambah nilai aktivitas merupakan aktivitas yang memberikan kontribusi biaya yang cukup signifikan pada PT X yaitu totalnya sebesar Rp.1.348.478.337 atau dapat dikatakan memakan biaya kurang lebih 23.47% dari total biaya overhead perusahaan.
Temuan ini memberikan beberapa implikasi, yaitu bahwa sistem biaya tradisional untuk penetapan harga pokok produk menggunakan satu dasar alokasi biaya yaitu unit produksi menyebabkan biaya produk yang terdistorsi dan tidak mencerminkan tingkat akurasi yang memadai, sehingga diperlukan pengalokasian biaya overhead pabrik berdasarkan aktivitas menggunakan cost driver yang berbeda-beda yaitu jam kerja mesin, unit produksi, jurnlah frekuensi order sehingga mendapatkan perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat.
Saran yang dapat diajukan penhlis adalah Sistim Informasi akuntansi perlu disesuaikan sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengumpulan biaya rnenurut aktivitas yang lebih baik dari masing-masing fungsi di dalam suatu cost center, Penerapan sistem ABC perlu didukung oleh informasi yang menggambarkan semua aktivitas di sepanjang mata rantai penciptaan nilai, baik berupa data keuangan rnaupun non keuangan dan melakukan efisiensi pada aktivitas-aktivitas non value added activity sehingga dapat dilakukan perbaikan yang berkelanjutan dan rnenuju kepada Activity-Based Management System."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suparno
"ABSTRAK
Liner KL-3 adalah komponen dari ball mill liner yang berfungsi sebagai peralatan penghancur pada industri semen. Pembuatan Liner KL-3 dilakukan dengan proses pengecoran dan sebagai material produk digunakan baja mangan austenitik dengan kandungan mangan antara 12 % - 13 %.
PT. X yang bergerak dibidang permesinan dan manufaktur mencoba untuk memproduksi Liner KL-3, dan kendala yang dihadapi adalah belum adanya parameter proses perlakuan panas yang dapat memenuhi spesifikasi dan kualitas produk Liner.
Untuk mengatasi kendala ini dilakukan penelitian yang meliputi : perlakuan panas, pengujian sifat mekanis dan pengamatan struktur mikro, disamping itu dilakukan juga perhitungan estimasi biaya produksi dari Liner KL-3.
Dari hasil penelitian diperoleh parameter proses perlakuan panas yang sesuai dengan produk Liner KL-3 adalah pada temperatur austenisasi 1 000 °C dan waktu tahan 180 menit dengan media pendingin air. Pada kondisi ini dihasilkan sifat mekanis ; Kekerasan = 199 BHN, ketahanan impak = 0,346 Joule/mm2 , laju keausan = 8,297E-06 mm3lmm dan struktur mikro = 86 % Austenit, sedangkan besarnya biaya produksi untuk produk Liner KL-3 adalah Rp. 17.897.409,84 ,- atau Rp. 178.974,10 ,-1 produk."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyadi
Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2016
657.42 MUL a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Proper management of a company always plans its activities, especially in increasing profits for its business. Furthermore, in estimating production prices, it should take into account the amount of production costs incurred. The methods used to calculate the production costs are two kinds: full costing method and variable costing methods. Full costing includes all elements of costing into the cost of production, which consist of raw material cost, direct labor costs and factory overhead costs; both are variable and fixed cost behaviors. Variable costing method is profit planning and behavior method that does not take into account all elements of costing; it only calculates the production cost variable."
AHKAM 1:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>