Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89181 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widyo Santoso
"Meningkatnya peran Investor Kesehatan Swasta, baik domestik maupun asing, disertai semakin tingginya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan, mengakibatkan persaingan yang semakin ketat antar-pelaku pelayanan kesehatan di Tanah Air. Lakespra 'Saryanto', lembaga kesehatan milik TNI-AU/ABRI, mengalami pula dampak perkembangan tersebut berupa banyaknya keluhan atas lamanya waktu penyelesaian hasil General Medical Check-up yang dilaksanakannya. Upaya menekan waktu penyelesaian yang berkisar antara 7 (tujuh) sampai 14 (empat betas) hari ini, adalah dengan melaksanakan Penelitian Kerja.
Penelitian ini dibatasi pada Penelitian Waktu terhadap 207 (dua ratus tujuh) berkas General Medical Check-up Klien Swasta, serta difokuskan pada proses penyelesaian hasil saja. Janis penelitian adalah deskriptif-analitik, dan menurut waktunya adalah penelitian cross sectional. Populasi penelitian berkas General Medical Check-up klien swasta selama bulan November 1995, dengan jumlah sampel sebesar 207 (dua ratus tujuh) berkas. Data Primer dan Data Sekunder diamati dan dicatat melalui Lembar Pengumpul Data oleh beberapa anggota Aeroklinik serta siswa Sekolah Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa angkatan XIV.
Hasil penelitian menunjukkan adanya kesenjangan yang sangat besar antara Waktu Penyelesaian Sebenarnya dan Waktu Standar, dengan penyebab yang bervariasi dari Laju kerja, Sifat Produk, Cara Kerja, Kegagalan Manajemen, sampai Hal-hal dalam Batas Kemampuan Karyawan. Kesimpulan penelitian adalah bahwa usaha Lakespra 'Saryanto' meningkatkan income belum diimbangi mutu pelayanan manajerial yang sesuai, tercermin dari keterlambatan penyelesaian yang disebabkan oleh, pertama sebagian besar pekerjaan masih manual, kedua banyaknya waktu idle akibat dari hal-hal yang bersifat teknisprosedural maupun yang bersifat doktrin-prinsipiil. Upaya penanggulangan dilaksanakan dengan mengacu aspek-aspek tertentu, seperti hakekat Lakespra 'Saryanto', tugas dan fungsi, kekuatan, prioritas masalah, alternatif pemecahan, prosedur penanggulangan, dan lain sebagainya; yang terangkum dalam 2 (dua) pilihan yaitu menambah Modal Investasi dengan memanfaatkan Teknologi Komputer, atau melalui Teknik Manajemen Mempersingkat Kadar Kerja.
Daftar Bacaan : 36 (1973-1994)

Besides higher health-service quality required by the public; the recent booming of non-governmental health investors' role, of either local or of foreign origin, have caused tighter competition among Health Services in the country. The 'Saryanto' Institute of Aerospace Medicine, an Armed-Forces Health Institution, is also suffering from the impact of this situation. Lots of complaints on the production time of its non-governmental patient's general medical check-up result have been addressed to this Institution. In an effort to minimize the delay, which usually takes 7 (seven) to 14 (fourteen) days, we have conducted a Work Sampling Study.
This study is limited only to Time Expedience on 207 (two hundred and seven) non-governmental patient's general medical check-up files, and especially focused on their completion process. Typologically the study is an analytically descriptive, while according to the time of observation it is cross-sectional. The population is all of the non-governmental patient's general medical check-up files; and its sample is made up of the files of the second and third weeks of November 1995. Both primary and secondary data have been observed and written down on a Data Collecting Form by Data Collectors consisting of some Aero clinic?s personnel and students of the School of Aerospace Medicine XIV.
Final result of the study reveals a large gap between the Current Production Time and the Standard Time. It is caused by certain factors such as Rating Factor, Product Variety, Working Method, Management Failure, and Limitations of Working Capability. This study concludes, in spite of the effort to promote its market and income; this Institute still falls short of servicing its clients properly. This is easily concluded from the time spent to complete its non-governmental patient's check-up files. Causes can be grouped into 2 (two) categories; too much of the routine is carried out manually, and too much idle time occurred as the result from either technical-procedural problems or basic-doctrinal ones. Solving this problem should be done by reconsidering certain aspects, such as the nature of the 'Saryanto' Institute, its assignments, resources, priorities, problem-solving alternatives, etc. In conclusion to the alternatives, to achieve immediate improvement and eliminate idle time, either Capital Investment by computerization or improve Managerial Efficiency is recommended.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lenggang Kentjana Nusjirwan
"ABSTRAK
Rumah sakit sebagai tempat yang menyediakan pelayanan kesehatan telah berubah dari suatu organisasi sosio media menjadi sosio ekonomi, dan juga terjadi perubahan dalam fungsinya dari hanya pelayanan kuratif menjadi pelayanan menyeluruh.
Dalam menghadapi perkembangan masa kini., rumah sakit makin dituntut untuk mampu menghidupi diri sendiri, dan memanfaatkan serta mengefisiensikan segala sumberdaya yang terbatas, karena itu rurnah sakit harus mampu mengembangkan seluruh unitnya agar unit tersebut dapat merupakan sumber pendapatan bagi rumah sakit.
Rumah Sakit Santo Borromeus (RSStB) sebagai rumah sakit yayasan keagamaan yang bersifat not for profit, telah mempunyai citra dan kinerja yang baik, harus mengembangkan semua unitnya agar unit tersebut dapat menjadi sumber pendapatan yang memadai. Unit Medical Check Up ( MCU) RSStB, sampai saat ini belum dapat berkembang dengan baik, pemanfaatan masih 25% dari kapasitas kerjanya. Kemampuan untuk meraih pangsa pasar di Kotamadya Bandung hanya 0,06%, dan pangsa pasar di tingkat kecamatan hanya 0,15%.
Persaingan dalam pelaksanaan MCU sangat berat sehingga perlu ditetapkan posisi strategisnya, sebelum mengembangkan strategi pemasaran.
Terdapat beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perkembangan pemanfaatan Unit MCU. Dari faktor internal dan ekstemal tersebut diidentifikasikan kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman yang dihadapi.
Sebuah analisis dilakukan untuk menetapkan posisi strategis Unit MCU sebelum mengembangkan strategi pemasaran yang akan dijalankan
Dari analisis didapatkan bahwa posisi strategi dari Unit MCU RSStB adalah dalam posisi Konservatif yang berarti dalam posisi ini masih cukup kuat dalam segi finansial, tetapi daya saingnya sangat lemah sehingga sulit berkembang.
Strategi pemasaran yang diusulkan yaitu market penetration, market development, product development dan concentric diversification.
Agar strategi yang diusulkan dapat bermanfaat, disarankan untuk memperkuat pengorganisasian Unit MCU dan memperkuat bagian pemasaran agar dapat berfungsi seperti yang diharapkan

ABSTRACT
Marketing Strategy Preparation for The Medical Check Up Unit of Saint Borromeus Hospital.
The role of hospitals as medical service provider has shifted from socio-medical organization into socio -economic, and their function in providing curative services has also transformed into institution that provide comprehensive services.
To anticipated todays development, where there are more demand for hospitals to be self reliance and able to utilize their limited resources efficiently, hospital need to be able to develop all their units to become a profit centre Santo Borromeus Hospital in Bandung, as a not for profit religious order hospital, which poses a good image and performance, has to improve its units to be able to generate adequate revenue.
The hopital's Medical Check Up Unit (MCU) has not been My exploited, its utilization level only about 25%, and the ability to reap its market share in Bandung was only 0.06%, while within its area was only 0.15%.
Competition in providing this service is very stilt therefore Borromeus' MCU needs to define its strategic position prior to developing its marketing strategy.
There were several internal and external factors that can affect the MCU utilisation. Identified from these factors are the present strengths, weaknesses, opportunities, and threats of the MCU and later analyzed to ascertain the Unit's Strategic location
Subsequent analysis found that strategic position of Borromeus's MCU is in the Conservative position, which means that it has sufficient financial strength, yet it is very weak in competition, making it difficult to grow.
The proposed Marketing Strategy consist of "market penetration, marketdevelopment, product development, and concentric diversification strategies" To make the proposed strategy useful, its recommended that the MCU needs tostrengthen its organization and its marketing for it to function as per the strategy.
Library 41 books 1984 -1997
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Prihadi
"Pendahuluan : Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, merupakan rumah sakit Tingkat I dilingkungan TNI - AD / ABRI , dimana merupakan rumah sakit rujukan tingkat pusat untuk satuan-satuan kesehatan TNl - AD / ABRI yang ada di Indonesia. Sehingga daya tampung rumah sakit yang tersedia cukup besar yaitu sebanyak 1.082 tempat tidur. Namun kapasitas tersebut belum termanfaatkan secara maximal, dengan melihat indikator pelayanan yang ada seperti BOR= 48,49 ( standard= 60 - 80 ), LOS=15,71 ( standard= 6 - 9 ), BT0=17,69 ( standard= 40 - 50 ), TO1=16,69 ( standard = 1 - 3 ). Selain itu di RSPAD Gatot Soebroto juga masih terdapat permasalahan mengenai penanganan rekam medic pada bagian administrasi pasien, khususnya di bagian urusan rawat Inap / rawat mondoknya. Dimana masih terjadi keterlambatan pengembalian kartu rekam medis dari ruang unit rawat inap ke ruang unit penyimpanan pusat dibagian administrasi pasien. Menurut data prasurvey yang didapat peneliti, keterlambatan yang ada setiap bulan selama tiga bulan terakhir pada tahun 1995 adalah sebesar 20,33 buah atau 1,08 % perbulannya. Menurut Ketentuan dalam Permenkes RI No : 749.a I PER / XII / 1989 tentang rekam medis, telah dijelaskan segala sesuatunya tentang rekam medis termasuk diantaranya mengenal legalitas dan Cara pengembalian dan penyimpanan rekam medis. Selain itu dalam peraturan yang ada di RSPAD-GS atau Protap ( prosedurtetap ) rumah sakit tersebut dinyatakan bahwa rekam medis harus dikembalikan ketempat penyimpanan pusat setelah 2 X 24 Jam setelah penderita lepas rawat inap ke ruang unit penyimpanan pusat, jika hal tersebut terlampaui maka dikategorikan terlambat. Mengingat begitu pentingnya rekam medis maka keterlambatan pengembaliannya akan mempengaruhi proses pelayanan yang ada di rumah sakit tersebut. Dimana Rekam medis tersebut akan digunakan untuk pembuatan laporan sehubungan dengan fungsi rujukan dan fungsi lainnya pada RSPAD - Gatot Soebroto. Sebagaimana diketahui pada rumah sakit tersebut tenaga dokter yang melaksanakan pelayanan kepada penderita terdiri dari dokter militer dan dokter sipil, dan penderita yang dilayaninya terdiri dari penderita militer,penderita sipil TNI-AD / ABRI serta penderita masyarakat umum. Sehingga karakteristik penderita yang ada sangat bervariasi.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan melihat gambaran hubungan antar keterlambatan pengembaiian kartu rekam medis dari ruang unit rawat inap penderita ke ruang unit peyimpanan pusat dengan dokter yang menangani penderita dan karakteristik penderita Rumah sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta.
Metodologi : Penelitian ini merupakan penelitian " Crossectional - Descriptif ". Pengumpulan data dilaksanakan dengan menyebarkan Check list pemantauan pengembalian kartu rekam medis ke ruang unit rawat Inap penderita dan keruang ruang unit penyimpanan pusat di bagian pasien, setama 3 (tiga ) minggu pada bulan Januari 1996. Analisa terhadap data yang terkumpul dilakukan dengan analisa Univariat yaitu untuk melihat distribusi variabel bebas dan variabel terikat, dan analias Bivariat dengan menggunakan Uji Mac Nemar pada kelompok dokter yang menangani penderita dan Uji Chisquare pada karakteristik penderita. Pada analisa bivariat dilakukan guna melihat gambaran hubungan antara variabel babas dan variabel terikat.
Hasil : Dalam penelitian ini didapatkan sampel sebanyak 1.024 buah kartu rekam medis. Kemudian peneliti mengadakan analisa terhadap l.024 buah kartu rekam medis yang dikembalikan dari ruang rawat inap penderita ke ruang unit penyimpanan pusat . Menurut hasil analisa Univariat terlihat bahwa kartu rekam medis yang ditangani oleh Dokter Spesialis sebanyak 720 buah yang terdiri dart 72 buah terlambat atau 10 % dan 648 buah tidak terlambat atau 90 %. Kartu rekam medis yang ditangani oleh Dokter umum sebanyak 304 buah yang terdiri 117 buah terlambat atau 38,49 % dan 187 buah tidak terlambat atau 61,51%. Pada kelompok Dokter Militer terdapat keterlambatan sebanyak 91 buah atau 14,99 % sedang tidak terlambat sebanyak 516 buah atau 85,01 %. Pada kelompok Dokter Sipil terdapat keterlambatan sebanyak 98 buah atau 23,51 % dan 319 buah tidak terlambat atau 76,49 %. Menurut karakterlstlk penderita yang terdiri dari kelompok penderita militer dan kelompok penderita sipil, terjadi distribusi variabel terikat sebagai berikut : pada kelompok penderita militer terdapat keterlambatan sebanyak 109 buah atau 16,87 % dan 537 tidak terlambat atau 83,13 %. Pada penderita sipil terdapat keterlambatan sebanyak 80 buah atau 21,16 % dan tidak terlambat sebanyak 298 buah atau 78,84 %. Pada penderita kelompok militer perwira terdapat keterlambatan sebanyak 13 buah atau 5,99 % dan tidak terlambat sebanyak 204 atau 94,01% , pada kelompok bintara terdapat keterlambatan sebanyak 34 buah atau 15,81 % dan tidak terlambat sebanyak 62 atau 28,97 %, pada kelompok tamtama terdapat keterlambatan sebanyak 62 buah atau 28.97% dan tidak terlambat sebanyak 152 buah atau 71,03%. Pada penderita kelompok sipil berdasarkan kelas perawatan yang ada keterlambatan pengembalian kartu rekam medis terjadi sebagai berikut : pada penderita kelas perawatan I terdapat perawatan II terlambat sebesar 14,54 % dan tidak terlambat sebesar 85,46 %, pada penderita kolas perawatan III terlambat 43,44% dan tidak terlambat 58, %. Pada hasil analisa Bivariat dengan menggunakan uji nilai dengan rumus Mac Nemar dan rumus Chisquare dengan penentuan nilai P = 0.05 didapatkan hasil sebagat berikut : Pada kelompok dokter yang menangani penderita ; menurut kelompok Dokter Speslalis dan. Dokter Umum terdapat penolakan terhadap hipotesa yang diajukan sehingga terdapat perbedaan yang bermakna antara keterlambatan pengembalian kartu rekam medis yang ditangal oleh dokter Spesialis dan keterlambatan yang ditangani oleh dokter umum. Sedangkan pada kelompok Dokter Militer dan Dokter Sipil didapatkan hasil uji yang menyatakan penolakan hipotesa yang diajukan sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara keterlambatan pengembalian kartu rekam medis yang ditangani oleh dokter mlliter dan keterlambatan yang ditangani oleh dokter sipil. Berdasarkan Karakteristik penderita yang ada didapatkan hasil uji sebagat berikut : Pada kelompok penderita Militer dan Sipil terdapat hasil uji Chisquare menunjukkan adanya penerimaan terhadap hipotesa yang diajukan, sehingga tidak terdapat perbedaan keterlambatan yang terjadi antara kelompok penderita sipil dan kelompok penderita militer.
Untuk kelompok penderita militer berdasarkan kepangkatan yang ada yaitu kelompok Pa, Ba Dan Ta didapatkan hasil uji Chisquare menunjukkan penolakan terhadap hipotesa yang diajukan, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada keterlambatan yang terjadi pada kelompok keterlambatan sebesar 7,53 %, tidak terlambat 92,47 %, pada penderita kelas penderita Pa , Ba dan Ta. Pada Kelompok penderita Sipil berdasarkan kelas perawatan yang ada, hasil uji nilai Chisquare menunjukan hasil penolakan hipotesa yang diajukan , sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbadaan yang bermakna pada keterlambatan yang terjadi pada kelompok penderita sipil kelas perawatan I, II dan III.
Daftar Bacaan : 44 (1957 - 1994 ).
PREFACE: Gatot Subroto Military Hospital is the first class military hospital and top referral military hospital in Indonesia. It has 1082 beds, but the capacity of the hospital its not utilize as well, for example BOR = 48.49% (standard = 60 - 80%), LOS = 15.71 days (standard = 6 - 9 days), BTO = 17.69 % (standard = 40 - 50%), TCI = 16,69 days (standard = i - 3 days). Besides, in this hospital there is a problem about the medical records, specifically at inpatient unit. The main problem in this area Is the delayed of returning medical records from inpatient unit to central storage at patient administering. Base on the pre-survey data, for the last 3 months during 1995 the number of delayed is 20.33 records or 1.08% per month. In Permenkes Rl No: 749.aIPERIX1I11989 about the medical records, has been explained clearly about the legality, the procedure of returning and saving of medical records. So was in standard procedure of Gatot Subroto hospital, it says that the medical record should be returned to the central storage in 2 x 24 hours after the patient left, if not it will be categorized as delayed. Regarding to the significant role of the medical record, the delayed of returning medical record will take effect on services process in the hospital. The medical record that is planned to be use as main material of report writing. Ws known, that the sums of doctors (as personal) who do the services are the gathering of military and civilian doctors. There are wide range of characteristics of the patients, this result is come from the policy that allowed many rather social groups to be served.
PURPOSE: The objective of the research is to describe the relationship between medical record card's delayed return (from the inpatient unit to central storage) with the doctor who handle the patient's case and it's characteristic in Ruah Sakit Pusat Angkatan Darat - Gatot Subroto Jakarta.
METHOD: This research Is "a Crossectional - Descriptive". Data were collected by spreading the check list control of medical record return's card to the Inpatient unit and the central storage room in patient administering, and these processes are take 3 weeks of January 1996. Data were analyzed by Univariat Analysis, the aim is to see the distribution of independent and dependent variable. And move along with Unlvariat Analysis there is Bivariat Analysis that operates the Mac Nemar Test to the groups of doctor whose deal with patients, and Chi-square Test to the patient's characteristic. Goal of this analysis is to see the description of relationship between independent variable and dependent variable.
RESULT: The Sample could be collected and analyzed in this research are 1.024 medical record's cards. Results of the Univariat Analysis show that 720 medical record handled by Specialized Doctor are consist of 72 card (10%) delayed and the rest (90%) not delayed. There are 304 medical record cards handled by not specialized doctor, consist of 117 (38.49%) delayed and 187 (61.51%) not delayed. In group of military doctor there are 91 card (14.99%) delayed and 516 card (85.01 %) not delayed, and in group of civilian doctor there are 98 card (23.51 %) delayed and 319 card (76.49%) not delayed. According to patient's characteristic those consist of military and civilian, there is dependent variable distribution as follow: in the group of military patient, the delayed cards are 109 (16.87%) and 537 (83.13%) not delayed. Civilian patient's groups have 80 card (21.16%) are delayed and 298 (78.84%) are not. There are 13 card (5.99%) delayed and 204 (94.01%) not delayed in the group of upper military officer, 34 card (15.81 %) delayed and 62 (28.97%) not delayed in the group of lower military officer and 62 card delayed (28.97%) and 152 card not delayed in the lowest rank of military officer. The delayed card have been resulted in the group of civilian patient In accordance with service classification could be described as follow; in group of 1st class patient there 7.53% are delayed and 92.47% are not, in 2nd class 14.54% are delayed and 85.46% are not and in 3rd class 43.44% are delayed and 56.56% are not. The Result from the Bivariat Analysis which used value test from Mac Nemar formula and Chi-square formula with marked value P=0.05, is as follow: In the point of the doctor who does the service that there sometime occurred rejection to the hypothesis have been proposed, it's resulting an important difference between medical record's card return delayed handled by military doctor and by doctor in common. In the point of the military doctor and general doctor, the test result have been found that there are certain rejection to the hypothesis proposed, and follow with those result is a brief summary as there is important difference between medical record card delayed return handled by military doctor and by doctor in Common. In the point of patient characteristic, les found the result of the test as follow; in the group of military and civilian patients there are acceptance to the hypotheses proposed, and in return there is no difference in delayed card return between group of military patient and civilian patients. In the group of military patient according to the military rank (Pa, Ba and Ba), the result of Chi-square test show there is rejection to the hypotheses. As a summary it can be said that there is important difference in delayed return occurred in groups of I , II and III class.
Readers: 44 (1957 -1994)
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idayanti Palgunadi
"ASBTRAK
Instalasi Rawat Inap A (IRNA A) adalah salah satu unit rawat gabung di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) dengan sistem pelayanan terpadu dengan kapasitas 374 tempat tidur. Pada saat ini ada 2 (dua) jenis pelayanan farmasi di IRNA A meliputi : manajemen pemerintah (350 tempat tidur) dan manajemen swasta (24 tempat tidur). Dengan adanya dua prosedur pelayanan farmasi yang berbeda di dalam IRNA A, secara teoritis tentunya dapat menimbulkan berbagai masalah baik dalam pelaksanaan pelayanan maupun pendapatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pelaksanaan prosedur pelayanan obat dan alat kesebatan di IRNA A, mengkaji perbedaan prosedur yang berlaku baik terhadap kualitas pelayanan maupun pendapatan., serta kendalalhambatan dalam melaksanakan prosudur pelayanan obat dan alat kesehatan.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode telaah kasus dengan pendekatan deskriptif analitis dengan menggunakan data primer yaitu observasi di depo farmasi dan wawancara langsung dengan pejabat sruktural dan fungsional., dan data sekunder diperoleh dengan cara survey di lapangan dan dari data penunjang lainnya. Sebagai unit analisa adalah resep IRNA A lantai 6 dan lantai 7 pada bulan Januari 1996. Dan data yang diperoleh dihitung masing-masing prosentase variabel penelitian ( bentuk instruksi, jumlah instruksi, jenis instruksi, alur penyediaan, alur pengadaan, alur distribusi). Di samping itu dengan menggunakan program Billing Farmasi diperoleh data pemakaian serta biaya obat dan alat kesehatan yang merupakan target income IRNA A.
Penelitian ini meyimpulkan bahwa : Pelayanan farmasi dasar baik di IRNA A lantai 6 maupun IRNA A Iantai 7 sudah berjalan sesuai SOP, efisiensi pemakaian obat dan alat kesehatan dasar IRNA A lantai 7 lebih tinggi dari IRNA A lantai 6. Pelayanan obat dan alat kesehatan non dasar di lantai 7 sudah berjalan sesuai SOP sehingga seluruh obat dan alat kesehatan di IRNA A lantai 7 pengadaan dan pendistribusiannya sudah melalui depo, sedangkan lantai 6 belum sepenuhnya mengikuti SOP, akibatnya petugas di depo farmasi lantai 6 sulit mendapatkan informasi tentang asal 1 sumber, jenis, jumlah maupun harga obat dan alat kesehatan yang digunakan, karena hanya 3,96 % penyediaan dan 36,44 % pendistribusian yang melalui depo farmasi.
Sebagai saran perlu modifikasi prosedur pelayanan obat dan alat kesehatan di IRNA A lantai 6, sehingga ada kemiripan dengan prosedur yang berlaku di IRNA A lantai 7 dengan mempertimbangkan adanya peluang dan hambatan kendala.
Daftar Pustaka : 22 (1980 - 1995)

ABSTRACT
IRNA A (Instalasi Rawat Inap A) is an integrated ward in Cipto Mangunkusumo Hospital with 374 bed-capacity. In providing health services, including pharmacy service, the ward implements two different management's : government-managed (350 beds) and private- managed (24 beds). It is assumed that implementing two different systems in one unit will rise problems, in terms of revenue and operational problems.
The purposes of the study were to review the implementation of pharmacy service in the above systems which include the effect of such systems in quality of service and revenue ; and to find out the obstacles. In the hope to enhance the role of Pharmacy Department in health service.
The method applied was analytical descriptive using primary data ; observation at satellites and interview with management officer and health professionals (physicians, pharmacist and nurses) ; and secondary data : total prescriptions at 6th and 7th floor in January 1996. Data was then analyzed in terms of type and number of prescription, and flow of procurement and distribution. In addition, the cost of medications was also calculated.
The result showed that pharmacy service for essential supplies both in 6th and 7th floor run well in accordance with Standard Operating Procedure (SOP). However, efficiency of the utilization of supplies in 7th floor was better than another. While for non essential supplies, SOP was fully performed in 7th floor, whereas only part of it in 6th floor. In 7th floor all medications were supplied and distributed by pharmacy satellite. Whereas in 6th floor only 3,96 %, and 36,4 % of it was supplied and distributed by pharmacy satellite, respectively.. By doing so, pharmacy workers in 6th floor were poorly-informed regarding the origin, quality and quantity of medications used.
It is suggested to modify the procedures of services in drugs and health supplies provision in 6th floor IRNA A so that to be similar to the one in 7th IRNA A.
Bibliography : 22 ( 1980 - 1995)
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Irawan
"ABSTRAK
Kecemasan merupakan reaksi yang sering terjadi selama hospitalisasi, dan dapat berakibat kepada penurunan kondisi, lamanya adaptasi dan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan akibat kecemasan dapat diminimalkan apabila perawat memberikan intervensi yang tepat pada anak dengan kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran kecemasan anak prasekolah yang dirawat di bangsal berfasilitas dan tanpa fasilitas ruang bermain. Penelitian ini menggunakan metodologi deskriptif dengan pendekatan potong lintang pada 100 anak prasekolah. Pemilihan sampel menggunakan purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan lembar check list observasi kecemasan anak. Data dianalisis secara univariat. Hasil menunjukkan rata-rata skor kecemasan anak pada bangsal berfasilitas ruang bermain 29,70 dengan SD 6,609 sedangkan tanpa fasilitas ruang bermain 36,24 dengan SD 6,760. Kesimpulan penelitian ini adalah rata-rata skor kecemasan anak di bangsal berfasilitas ruang bermain lebih rendah daripada yang tidak mempunyai fasilitas ruang bermain. Hasil penelitian ini merekomendasikan bahwa perlunya fasilitas ruang bermain di bangsal perawatan anak untuk menurunkan kecemasan hospitalisasi.

ABSTRACT
Anxiety is a reaction that often occurs in children during hospitalization, this condition can caused in a decrease of conditions, duration of adaptation, growth and development disorders. The growth and development disorder caused by anxiety can minimized, if the nurse gave correctly intervention to children with anxiety. This study aimed to identify the description of anxiety among preschool-age children during hospitalization at ward with playroom and without playroom facility. This study was a descriptive approach research, applied a cross sectional method, and involved 100 of preschool-age children. Sampling method was used purposive sampling. Data was collected by using observed anxiety check list. The data was analyzed by using univariat method. The result showed that mean anxiety score in ward with playroom was 29.70 with SD 6.609, while in ward without playroom was 36.24 with SD 6.760. The study concluded that mean anxiety score of children in ward with playroom was lower than without playroom. The result of this study recommended that the importance of playroom in pediatric ward to decrease hospitalization anxiety."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S59579
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardiana B. Kaswan
"Sebagaimana diamanatkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara tahun 1993, pembangunan kesehatan pada dasarnya diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Terkandung di dalamnya masyarakat industri, karena pertumbuhan industri perlu didukung oleh masyarakat yang terpelihara kesehatannya, memiliki produktivitas tinggi dan kreatif untuk melanjutkan pembangunan di segala bidang. Amanat tersebut direalisasikan salah satunya melalui Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yang mewajibkan pimpinan perusahaan untuk memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik tenaga kerja yang akan diterima maupun yang akan dipindahkan, serta pemeriksaan berkala bagi semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya.
RSKS sebagai satu-satunya rumah sakit di Cilegon, suatu kota industri di Kabupaten Serang, menyediakan berbagai fasilitas kesehatan yang secara terus menerus diupayakan untuk ditingkatkan dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat umum, khususnya masyarakat industri. Meskipun pada awal pendiriannya di tahun 1983 RSKS berfungsi untuk memelihara kesehatan karyawan PT. Krakatau Steel (PTKS) beserta keluarganya, namun dalam perkembangannya saat ini, RSKS berupaya meraih pangsa pasar yang lebih besar, di luar masyarakat PTKS.
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh RSKS adalah masih rendahnya pemanfaatan fasilitas kesehatan terutama pelayanan general check up (GCU) oleh perusahaan lain. Suatu riset pasar yang dilakukan oleh Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (LPPM) pertengahan tahun 1995 menunjukkan bahwa potensi pasar cukup besar. Dari 124 perusahaan yang diteliti, 81% menyatakan melaksanakan pemeriksaan kesehatan bagi calon karyawan dan 74% melaksanakan pemeriksaan berkala bagi karyawan tetap, namun hanya 18% perusahaan yang melaksanakannya di RSKS.
Berdasarkan permasalahan pokok di atas, dalam tesis ini akan dikaji kinerja Unit GCU RSKS serta faktor-faktor yang mempengaruhi dan menyebabkan terjadinya kondisi seperti saat ini, baik yang berasal dari luar maupun dari dalam rumah sakit. Disamping itu dilakukan pula studi banding ke 4 unit pelayanan kesehatan di Jakarta untuk mengetahui dan membandingkan bagaimana Unit GCU dikelola.
Melalui suatu analisis tentang kekuatan dan kelemahan internal, serta peluang dan ancaman yang berasal dari lingkungan eksternal, pemetaan produk dengan menggunakan matrik General Electric, serta hasil studi banding, selanjutnya akan dirumuskan strategi dasar, strategi usaha serta strategi pemasaran pelayanan GCU di RSKS. Perumusan ketiga strategi tersebut didahului dengan perumusan masalah strategis yang dihadapi serta sasaran yang hendak dicapai.
Strategi dasar yang diterapkan adalah stabilisasi, sedangkan strategi usaha adalah investasi selektif untuk menghasilkan laba. Adapun strategi pemasaran pelayanan GCU ditetapkan dalam rumusan sesuai komponen-komponen sebagai berikut :
1. Segmentasi pasar, menghasilkan segmen pasar karyawan PTKS, karyawan PTKS Group, karyawan non PTKS dan segmen pasar masyarakat umum kota Cilegon;
2. Penetapan pasar sasaran, menghasikan segmen pasar karyawan PTKS dan Group, segmen pasar karyawan non PTKS, serta segmen pasar masyarakat umum kota Cilegon sebagai pasar sasaran;
3. Penempatan produk, yaitu memposisikan pelayanan GCU sebagai "Mitra Anda Dalam Pemeliharaan Kesehatan", yang kemudian didukung oleh suatu kebijakan bauran pemasaran yang merupakan kombinasi antara kebijakan produk, harga, tempat, promosi dan kebijakan untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Pelaksanaan kebijakan bauran pemasaran ini perlu dilakukan secara terkoordinasi dan terpadu.
Akhirnya strategi pemasaran yang ditetapkan dalam tesis ini disarankan untuk ditindaklanjuti melalui suatu implementasi strategi yang didukung oleh pengembangan sistem manajemen pemasaran.

Marketing Strategy For General Check-Up Services In Krakatau Steel HospitalIt is addressed by the State Guidelines 1993 that national health development is principally geared towards the improvement of community well being. This suggests that community will also imply industrial community due to the fact that industrial growth should be supported by healthy, highly productive and creative people who will sustain national development in all sectors. This statement was implemented through the Law Number 111970 regarding "Safety and Healthy at Work". This law has made the management of every company obliged to check physical and mental conditions of all staff and labor, and examine their physical capacities during recruitment and turnover beside to provide a periodical health check for every employee who work for them.
Krakatau Steel (KS) Hospital as the only hospital in Cilegon, an industrial city in Serang District, provides various health facilities which are continuously improved and adjusted to keep pace with people's demand, especially those of industrial community. When the hospital was established in 1983, it was mainly to provide health facilities and services for PT. Krakatau Steel (PTKS) staffs and their families. It is now, however, developed to gain a wider market with the outside PTKS community.
Nonetheless, KS Hospital is facing a constraint in which the rate of people or company outside PTKS using the health facilities, especially the general check-up (GCU) services, remain low. In contrast, a research conducted by the Institute of Management Education and Development (LPPM) in the mid 1995 proved the market potential to be large. Out of 124 companies researched, there is 81 % conducting health check for their staff candidates and 74 % conducting periodical health check for their permanent staffs, but only 18 % out of the companies conducting the health check in KS Hospital.
Based on the above main issue, this thesis will analyze and discuss the work performance of KS Hospital's GCU Unit including the factors affecting the present situation, both internally and externally. Apart from this, a comparative study is also carried out in four Health Services Unit in Jakarta, to investigate as well as to get a comparison on how GCU Unit is managed.
By using Strength, Weakness, Opportunity and Threat (SWOT) analysis, product mapping by using market attractiveness-business strengths matrix, and comparative study results, a basic strategy, business strategy, and marketing strategy for GCU Unit will be formulated afterwards. Prior to these formulations, existing strategic issues and target to be achieved will firstly be set up.
The basic strategy adopted is addressed to stabilization, whereas business strategy will refer to selective investment to gain profit. The marketing strategy for GCU will be based on the following components :
1. Market segmentation, producing market segment of PTKS, PTKS and Group market segment, non PTKS market segment, and population of Cilegon market segment in general;
2. Market targeting, resulting PTKS and Group market segment, non PTKS market segment, as well as the Population of Cilegon market segment as target markets;
3. Product positioning, resulting "Your Partner In Health Care" as GCU product position. This product position will be supported by a marketing-mix consists of a combination of policies which include product, price, place, promotion and customer satisfaction policies. The marketing-mix policy should be carried out under an integral coordination.
Finally, the marketing strategy discussed in this thesis is recommended to be followed-up by an implementation strategy which will be supported by developing a marketing management system."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septiana Lazasniti
"ABSTRAK
Persentase persalinan bedah sesar di Indonesia mengalami peningkatan pada tahun 2012-2017 dari 12% menjadi 17%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tren jumlah fasilitas pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, dan persalinan bedah sesar di Indonesia tahun 2007-2017 serta faktor yang memengaruhi persalinan bedah sesar di Indonesia tahun 2017. Penelitian dilakukan dengan desain cross sectional menggunakan data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) dan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2007, 2012, dan 2017. Analisis data yang digunakan adalah univariat, bivariat, dan multivariat menggunakan uji Chi-Square dan Regresi Logistik Sederhana. Hasil penelitian menunjukkan tren jumlah fasilitas pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, dan persalinan bedah sesar di Indonesia pada tahun 2007-2017 mengalami peningkatan. Hasil analisis didapatkan faktor confounding yaitu paritas dan jarak kelahiran. Kekuatan hubungan faktor yang memengaruhi persalinan bedah sesar di Indonesia pada tahun 2017 yaitu penolong persalinan adalah tenaga kesehatan spesialis (OR= 8,54), kehamilan kembar (OR= 2,48), kunjungan ANC 4 kali (OR= 1,51), indeks kepemilikan tinggi atau kuintil 4 dan 5 (OR= 1,20), tempat tinggal di perkotaan (OR= 1,13), indeks kepemilikan rendah atau kuintil 1 dan 2 (OR= 0,80), tempat persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan swasta (OR= 0,79), dan pemeriksa ANC oleh bukan tenaga kesehatan (OR= 0,37). Pilihan persalinan melalui bedah sesar perlu dipertimbangkan lagi berdasarkan faktor risikonya.

ABSTRACT
The percentage of cesarean delivery in Indonesia has increased in 2012-2017 from 12 to 17. This study aims to show the trend of number health care facility, health worker, and cesarean delivery in Indonesia year 2007-2017 as well factors that influence of cesarean delivery in Indonesia year 2017. The study was conducted with a cross sectional design using secondary data on the Indonesian Health Demographic Survey (SDKI) and Indonesian Health Profile in 2007, 2012, and 2017. Analysis of data was univariate, bivariate, and multivariate using the Chi-Square test and Simple Logistic Regression. The results show that the trend of number health care facilitiy, health worker, and cesarean delivery in Indonesia year 2007-2017 had increased. The results of research obtained confounding factors, that is parity and birth interval. The strength of the correlation between the factors that influence cesarean delivery in Indonesia year 2017 are birth attendant was specialist health worker (OR = 8.54), multiple pregnancy (OR = 2.48), ANC visits 4 times (OR = 1.51), high wealth index or quintile 4 and 5 (OR = 1.20), low wealth index or quintile 1 and 2 (OR = 0.8), place of delivery in a private health facility (OR = 0.79), and ANC examiners by non-health worker (OR = 0.37). The choice of labor through cesarean section needs to be considered again based on the risk factors."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Ardiya
"Penelitian ini membahas tentang rencana strategis pelayanan medical check up di Instalasi Bougenville RSUP Fatmawati. Hasil observasi didapatkan trend yang menurun pada pemeriksaan MCU dan Mitra IKS yang memeriksakan MCU di RSUP Fatmawati. Oleh karena itu diperlukan optimalisasi untuk meningkatkan pelayanan medical check up. Tujuannya untuk mengetahui analisis SWOT pada pelayanan medical check up di Instalasi Bougenville RSUP Fatmawati yang kemudian akan dirumuskan strategi alternatif untuk optimalisasi pelayanan. Penelitian ini menggunakan metode operational research dengan objek yang diteliti adalah lingkungan eksternal dan internal pelayanan medical check up RSUP Fatmawati, pengumpulan data dilakukan dengan kajian literatur, telaah dokumen, observasi dan wawancara mendalam berdasarkan tahapan pembuatan rencana strategis. Hasil akhir penelitian ini, menggunakan matriks Internal-External posisi pelayanan medical check up RSUP Fatmawati berada pada sel V, yaitu hold and maintain, strategi yang cocok pada posisi ini adalah market penetration dan product development. Selain itu peneliti merumuskan strategi yang dianalisis menggunakan matriks TOWS dan menghasilkan strategi alternative yang sejalan dengan matriks IE.

This research discusses the strategic plan of medical check up service at Bougenville Instalation of Fatmawati General Center Hospital. Based on the observation result, there is a decreasing trend figure in the examination of MCU and IKS Partners at Fatmawati General Center Hospital. Therefore, the optimization to improve medical check up service is necessary. The purpose is to know the analysis of the SWOT in the medical check up service at Bougenville Installation of Fatmawati General Center Hospital to formulate alternative strategies for service optimization. This study uses operational research method which the objects being studied are external and internal environment of medical check up service of Fatmawati General Center Hospital. Data collection is done by literature review, document review, observation and in depth interview based on stage of strategic plan making. The final result of this research, using the matrix of Internal External, the position of medical check up service of Fatmawati General Center Hospital is in cell V, which the hold and maintain strategy suitable in this position is market penetration and product development. In addition, the researchers formulate the strategies analyzed using the TOWS matrix and produced alternative strategies that were in line with the IE matrix.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67454
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Pratomo
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2015
344.0321 HAD a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Shintha Silaswati
"Penurunan kesehatan klien lanjut usia/lansia yang dirawat di rumah sakit seringkali terlambat diketahui
oleh perawat. Mendeteksi adanya masalah kesehatan yang kemudian menentukan klien mengalami
kemunduran kondisi kesehatan selama dalam perawatan belum dapat dilakukan dengan cepat. Kondisi
ini terjadi karena banyaknya instrumen yang harus diisi oleh perawat untuk dapat menentukan masalah
keperawatan klien dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikannya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan instrumen deteksi kemunduran kesehatan lansia dan pemodelan
teoritisnya yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan saat memberikan asuhan keperawatan
klien di Rumah Sakit. Penelitian ini diawali dengan studi literatur, identifikasi instrumen yang
digunakan Rumah Sakit untuk menapis masalah kesehatan lansia yang dirawat, me n g konsultasikan
i n s t r ume n k e p a d a 7 orang pakar akademisi dan praktisi dari berbagai keilmuan terkait,
dilanjutkan dengan menggunakan metode cross sectional untuk uji construct validity dengan analisa
menggunakan Confirmatory Factor Analysis. Uji model teoritis kemunduran kesehatan lansia dilakukan
dengan menggunakan Structural Equation Modelling pada 469 klien geriatri dari empat Rumah Sakit
Umum Daerah (2 Kabupaten dan 2 Kota). Analisa data menggunakan software MPlus dari Muthen and
Muthen versi 8.1. Hasil penelitian ini adalah instrumen deteksi kemunduran kesehatan lanjut usia
atau IDeKu Ke Lansia dan pemodelan teoritis kemunduran kesehatan lansia di rumah sakit Indonesia
yang komprehensif dan meliputi penilaian aspek fisik, kognitif-mental, sosial dan spiritual. Hasil
penelitian menjelaskan bahwa aspek f isik berdampak langsung terhadap kemunduran
kesehatan lansia (koefisien RMSEA < 0,05; CI 95%: < 0,05; probability RMSEA > 0,05; CFI 0,846;
TLI 0,801) atau memenuhi kriteria unidimensional dan fit. Tanda-tanda vital (frekuensi nadi dan
pernafasan), hasil pemeriksaan gula darah sewaktu, usia dan riwayat pendidikan merupakan indikator
yang secara langsung mempengaruhi kemunduran fisik. Kemunduran fisik berpengaruh langsung
terhadap masalah status gizi, aktifitas sehari-hari, kemunduran aspek kognitif-mental, dan aspek sosial.
Jenis Kelamin berdampak tidak langsung untuk terjadinya kemunduran fisik melalui mediator
kemunduran aspek sosial dan riwayat pekerjaan. IDeKu Ke Lansia merupakan instrumen pertama di
Indonesia yang secara valid dan reliabel mampu mengukur kemunduran kesehatan lansia secara
menyeluruh yaitu meliputi bio-psiko-sosio dan spiritual. Pengembangan instrumen ini dirancang untuk
memudahkan perawat dalam mengambil keputusan klinik secara cepat dalam memberikan asuhan
keperawatan. IDeKu Ke Lansia memiliki keunggulan sederhana, dapat dilakukan dengan cepat dan
mampu menilai kondisi kesehatan lansia secara komprehensif. IDeKu Ke Lansia diharapkan mampu
menguraikan kompleksitas masalah keperawatan selama lansia dalam perawatan, terutama dalam
mendeteksi masalah kesehatan lansia saat klien masuk ruang rawat inap di Rumah Sakit. Instrumen ini
dapat diubah dalam bentuk digital agar semakin memudahkan perawat untuk mengambil keputusan
klinis dalam pemberian asuhan keperawatan klien lansia yang dirawatnya
The deterioration of elderlys health status is often seen through by nurses. Detecting a health problem
to determine if the client goes under a deterioration during the care could not be done quickly yet. This
happens due to the time taken for many instruments a nurse has to fill out to determine the problem.
This research aims to develop the instrument to detect the elderlys health deterioration and its
theoretical model as the means to make the decisions on nurse care in hospitals. This research is done
with literature study, instruments identification on what has already used in the hospitals, consultation
with seven academic and practitioner experts from the related studies, followed by cross sectional
method to test out the construct validity with Confirmatory Factor Analysis. The theoretical model test
on elderlys health deterioration was conducted with Structural Equation Modelling on 469 geriatric
clients from State Hospitals (2 districts and 2 cities). Data analysis was done by MPlus software from
Muthen and Muthen ver.8.1. The result would be an elderly health deterioration detection instrument
or IDeKu KE Lansia and the a comprehensive theoretical model on elderlys health deterioration in
hospitals in Indonesia, including the assessments of physical, cognitive-mental, social and spiritual
aspects. The result shows that physical aspect is directly affecting on the deterioration (coefficient
RMSEA < 0,05; CI 95%; < 0,05; probability RMSEA > 0,05; CFI 0.846; TLI 0,801) or to fulfil the fit
and unidimensional criteria. Vital signs (pulse and breathing frequency), blood sugar test result, age,
and educational background are the indicators that directly affect the physical deterioration. The
physical deterioration would directly affect the nutritional status, daily activities, setbacks on cognitivemental,
and social aspect. Gender does not directly affect the physical deterioration through the
mediator of social aspect and educational background. IDeKu Ke Lansia is the first valid and reliable
instrument in Indonesia to measure the overall elderlys health deterioration including bio-psycho-socio
and spiritual. The development of this instrument is designed to let the nurse easily make a clinical
decision during the care. IDeKu Ke Lansia has a simple distinction, it could quickly and
comprehensively determine the elderlys health condition. IDeKu Ke Lansia is expected to disentangle
the complexity of elderlys health status during the care especially in detecting the problem at the time
when the elderly was admitted to the hospital. This instrument could be altered into digital form so that
it could be easily used by the nurse in taking clinical decisions during the elderly care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>