Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202188 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lunardi Rusli
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S36273
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian dilakukan pada ruang semi bebas gema (semi-anechoic room) menggunakan metode yang mengacu kepada ISO 3745. Desain yang digunakan adalah hemisfer dengan sumber kebisingan yang dianalogikan dengan mesin dalam suatu industri. Nilai penurunan tingkat daya bunyi diperoleh dengan membandingkan tingkat daya bunyi sebelum dan sesudah dikendalikan. Material uji pengendali kebisingan yang digunakan terdiri dari lapisan plywood, busa, sabut dan tray (boks telur). Pengujian keefektifan bahan-bahan tersebut dilakukan dengan pengukuran sound transmission loss (STL). Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat daya bunyi (Lw) pada sumber suara menghasilkan Lw yang besar pada frekuensi 8000 Hz yaitu 99,6 dB. Pengukuran Lw sumber bunyi yang ditutup kotak plywood menghasilkan Lw total sebesar 78,66 dB dengan pengurangan Lw sebesar 21,02%. Pengukuran sumber bunyi dengan penggabungan
bahan plywood dan busa menghasilkan Lw total sebesar 47,79 dB dengan pengurangan Lw sebesar 52,02%. Pengukuran Lw dengan penggabungan plywood, busa dan tray menghasilkan Lw total sebesar 33,02 dB terjadi pengurangan Lw sebesar 66,84%. Pengukuran Lw total setelah ditutupi dengan penggabungan bahan plywood, busa,
tray dan sabut menghasilkan Lw total sebesar 31,94 dB dengan pengurangan Lw sebesar 67,93%.

Abstract
Research was conducted in a semi-anechoic room using a method referring to the ISO 3745. The design used is the Hemisphere in which the source of noise is analogous to engines in an industry. The value reduction in the rate of sound power is obtained by comparing the sound power level before and after control is given. The noise control test materials used consist of layers of plywood, foam, fiber and tray (egg box). The effectiveness of these materials is tested by measuring the sound transmission loss (STL). Test results reveal that the sound power level (Lw) of the source of noise produces a high Lw which is 99.6 dB. at a frequency of 8000 Hz. The measurement of Lw on the source of noise which is covered by plywood produces a total of 78.66 dB Lw with an Lw reduction of 21.02%. The measurement on the
sound source covered by plywood and foam materials produces a total of 47.79 dB Lw with an Lw reduction of 52.02%. The measurement of Lw by combining plywood, foam, and tray produces a total of 33.02 dB Lw with an Lw reduction of 66.84%. The measurement of the total Lw after being covered by plywood, foam, fiber, and tray is a total
of 31.94 Lw dB with an Lw reduction of 67.93%."
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, Universitas Trisakti. Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknologi Lingkungan], 2011
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Pujiriani
"Keluhan pendengaran subyektif yang dirasakan oleh pekerja merupakan salah satu dampak yang sering terjadi pada banyak pekerja yang terpajan bising. Keluhan pendengaran subyektif yang dirasakan oleh masinis merupakan salah satu indikasi adanya gangguan kesehatan masinis, terutama yang terkait dengan gangguan pendengaran (auditori) yang terjadi akibat kebisingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beberapa risiko penyebab timbulnya keluhan pendengaran subyektif dengan timbulnya keluhan pendengaran subyektif yang dirasakan oleh masinis kereta api Dipo Lokomotif Jatinegara tahun 2008. Angka timbulnya keluhan pendengaran subyektif yang dirasakan oleh masinis kereta api diasumsikan akan terus meningkat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April ? Juni 2008 di kantor Dipo Lokomotif Jatinegara dan kabin lokomotif kereta api Ciebon Express. Sampel pada penelitian ini sama dengan jumlah populasi masinis kereta api yang bertugas di Dipo Lokomotif Jatinegara, yaitu sebanyak 94 orang. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa alat ukur bising (sound level meter) dan kuesioner. Ada dua variabel independen yang diteliti, yaitu tingkat kebisingan di dalam kabin lokomotif dan lama masinis terpajan bising per hari. Sementara itu, ada tiga hal yang dikelompokkan menjadi variabel perancu, yaitu usia masinis, masa kerja masinis, dan penggunaan alat pelindung telinga (APT).
Hasil pengukuran tingkat kebisingan menunjukkan bahwa selama perjalanan dari Jakarta menuju Cirebon, tingkat kebisingan terendah terjadi pada saat kereta berhenti dengan keadaan mesin ON, sementara hasil tertinggi terjadi pada saat masinis membunyikan klakson panjang. Sementara itu, hasil analisis univariat menunjukkan bahwa dari semua sampel, hampir setengahnya menunjukkan adanya keluhan pendengaran subyektif. Sedangkan untuk variabel independen, didapatkan hasil bahwa sebagian besar masinis terpajan bising selama lebih dari 4 jam per hari, berusia lebih dari 40 tahun, telah bekerja dengan masa kerja lebih dari 5 tahun, dan tidak ada yang menggunakan alat pelindung telinga saat bekerja. Untuk analisis bivariat, didapatkan hasil bahwa dari keseluruhan variabel independen dan perancu yang diteliti hubungannya dengan variabel dependen, tidak ada satu pun variable yang menunjukkan adanya hubungan dengan timbulnya keluhan pendengaran subyektif.
Saran yang dapat diberikan kepada sesuai dengan penelitian ini adalah agar pihak PT. Kereta Api (Persero) melaksanakan program konservasi pendengaran agar kesehatan dan produktivitas masinis tetap terjaga dan perjalanan kereta api yang sehat dan selamat dapat tercipta."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
New York : McGraw-Hill, 1979
R 620.2 HAN
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Fader, Bruce
New York: John Wiley & Sons, 1981
620.2 FAD i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York: McGraw-Hill, 1991
R 620.23 Han
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Nindito Virnantio
"The development of mosques in Indonesia, especially in Jakarta, haven’t put an emphasis on sound quality. It’s observable from large openings on mosques which directly facing the road and traffic without any buffer, causing noise to be transmitted freely into the building. Although the quality of a praying determined by the prayer’s faith quality, there are lots of other activities besides praying (salat). There are educational activities such as reading qur’an, Da’wah, and preaching, which take place inside mosque, and those activities need a good sound quality. Knowing the impact of traffic noise would be a good foundation to increase sound quality and increasing quality of religious educational activities.

Pembangunan masjid di Indonesia, terutama Jakarta, selama ini belum terlalu mementingkan kualitas bunyi yang didengar. Hal ini terlihat dari rancangan masjid yang memiliki bukaan yang besar tanpa ada perantara langsung dengan jalan raya, sehingga kebisingan masuk dengan leluasa kedalam masjid. Meskipun tentu saja kualitas salat seseorang bergantung dari iman masing-masing, kegiatan di dalam masjid tidak hanya salat. Terdapat kegiatan pendidikan seperti pengajian, pembelajaran agama, dan ceramah. Kegiatan pendidikan tersebut-lah yang membutuhkan kualitas bunyi yang baik. Mengetahui pengaruh kebisingan lalu lintas merupakan langkah awal untuk meningkatkan kualitas bunyi, sehingga kegiatan pendidikan keagamaan di dalam masjid menjadi lebih baik.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59235
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: McGraw-Hill, 1971
620.23 NOI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Raini Az-Zahrah Putri
"Kebisingan merupakan semua suara yang tidak dikehendaki yang pada umumnya bersumber dari benda atau peralatan proses produksi yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan baik gangguan pendengaran (efek auditory) maupun keluhan kesehatan subjektif yang bersifat non auditory . Keluhan subjektif non auditory merupakan efek yang ditimbulkan akibat paparan kebisingan, namun bukan pada organ pendengaran, melainkan efek yang menyebabkan ketidaknyamanan pada seseorang seperti keluhan fisiologis, keluhan psikologis, dan keluhan komunikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran keluhan non auditory pada pekerja dan menganalisis pengaruh dari tingkat pajanan kebisingan, karakteristik pekerja, dan perilaku pekerja terhadap keluhan non auditory pada pekerja bagian operasi di area unit 5-7 pada perusahaan pembangkit listrik PT. X Tahun 2022. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – Mei dengan melibatkan 58 pekerja yang merupakan pekerja bagian operasi pada area unit 5-7. Desain yang digunakan pada penelitian ini ialah cross sectional dan pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner keluhan non auditory. Variabel independen pada penelitian ini diantaranya tingkat kebisingan (SEG), usia, masa kerja, penggunaan APT, pajanan kebisingan diluar aktivitas pekerjaan, dan pelatihan terkait bahaya bising. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 58 pekerja bagian operasi, terdapat 31 pekerja (53,4%) yang mengalami keluhan fisiologis, terdapat 43 pekerja (74,1%) yang mengalami keluhan psikologis, dan terdapat 43 pekerja (74.1%) yang mengalami keluhan komunikasi. Terdapat hubungan antara tingkat kebisingan (SEG) dengan keluhan psikologis dan keluhan komunikasi, namun tidak terdapat hubungan antara karakteristik dan perilaku pekerja pada keluhan non auditory.

Noise is unwanted sound that comes from objects or equipment from the production process that can cause health problems in the form of hearing loss and non-hearing complaints. Non-auditory effects are symptoms caused by exposure to noise, but not on the hearing organ. This effects will cause discomfort to a person such as physiological complaints, psychological complaints, and communication complaints. The purpose of this study was to describe the description of non-auditory complaints on workers and analyze the effect of noise exposure levels, worker characteristics, and worker behavior on non auditory complaints among operating workers in the unit area 5-7 at the power plant company PT. X on 2022. This research was conducted in March – May involving 58 workers who are operating division workers in units 5-7 area. The design used in this research is cross sectional and data collection is done by distributing questionnaires related to non-auditory. The independent variables in this study included noise intensity based on SEG, age, working period, use of Hearing Protection Devices (HPD), noise exposure outside of work activities, and training related to noise hazards Based on research conducted on 58 workers in the operations worker, there were 31 workers (53.4%) who have physiological complaints, there were 43 workers (74.1%) who have psychological complaints, and there were 43 workers (74.1%) who have communication complaints. There is a relationship between the noise level based on SEG with psychological complaints and communication complaints, but there is no relationship between the characteristics and behavior of workers on non-auditory complaints."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wilson, Charles E.
New York: Harper & Row , 1989
620.23 WIL n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>