Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123866 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Bagaskoro Sugoto
"Indonesia dengan penduduk kurang lebih 202 juta merupakan salah satu pasar yang potensial di dunia. Hasil pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru mempunyai peran dalam mengubah gaya hidup masyarakat. Jakarta sebagai Ibukota negara saat ini memiliki jumlah penduduk sekitar 9 juta. Dan di siang hari jumlah ini dapat meningkat menjadi 11 juta penduduk. Berdasarkan data di atas sebenarnya pengusaha dalam negeri mempunyai pasar domestik yang cukup besar untuk memasarkan produk-produknya.
Industri peritelan omsetnya pada tahun 1996 mencapai angka Rp. 7 triliun, dengan pertumbuhan rata-rata per tahun 20% (bila tingkat pertumbuhan ini dapat dipertahankan) maka pada tahun 2003 omset industri ini akan mencapai Rp. 16 triliun. Bidang usaha yang semula hanya dianggap mainan, kini menjadi bidang usaha yang layak diperhitungkan karena mempunyai prospek yang menjanjikan. Bila suatu pusat perbelanjaan mampu menguasai 25% pangsa pasar maka omset yang mampu diraihnya adalah Rp. 4 triliun (angka yang cukup besar tentunya). Selain itu mulai PELITA VII nanti, Presiden Soeharto mentargetkan sektor pariwisata menjadi penghasil devisa terbesar di luar minyak bumi dan gas alam.
Penelitian ini mencoba untuk menganalisis posisi PASARAYA dalam menangkap peluang pasar yang ada. Di samping harus menghadapi sejumlah tantangan seperti kekurangkonsistenan para birokrat dalam mengimplementasikan peraturan yang telah dibuatnya. Kendala lain yang lebih besar akan dihadapi adalah era perdagangan bebas AFTA (ASEAN Free Trade Area) pada tahun 2003. Pada era ini hambatan yang sifatnya tariff terutama maupun non-tariff harus dihapuskan. Jalannya era perdagangan bebas (terutama barang dan jasa) ini akan diawasi dengan ketat oleh WTO (World Trade Organization) suatu badan yang dibentuk bersama oleh 117 negara.
PASARAYA yang sudah 24 tahun memiliki pengalaman dalam mengelola usaha peritelan, saat ini mempunyai aset sekitar Rp. 1,5 triliun dan memperkerjakan pegawai sekurang-kurangnya 5.000 pegawai. Dari data kinerja, tampak prestasinya tidak sejalan dengan usia yang ada. Untuk itu dalam penelitian ini akan memotret faktor-faktor yang kiranya memperlambat pertumbuhan Pusat Perbelanjaan ini. Analisisnya akan menggunakan pendekatan McKinsey General Electric, pendekatan ini sekaligus dapat memvisualisasikan posisi Pusat Perbelanjaan PASARAYA sekarang dan pada masa yang akan datang. Selain itu untuk mendukung penelitian ini, dilakukan juga riset ke para pembelanja yang sering datang ke pusat-pusat perbelanjaan. Dari mereka yang ingin didapat adalah pengalaman yang mereka pernah alami dan harapan yang ada terhadap Pusat Perbelanjaan ini.
Strategi yang digunakan adalah membenahi kembali arah usaha dan investasi SDM, sehingga segala yang berkaitan dengan usaha peritelan dapat ditangani oleh pegawai yang menjiwai dan kompeten di bidangnya. Di samping itu keunggulan yang selama ini ada yakni mengelola kerajinan dan batik perlu diberdayakan kembali."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S26401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trisomo Endri Mulia
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S41886
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tino Apriono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S41905
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatiek Sumiati
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S41904
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayat Kurniawan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S41902
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sri Dewi Hatri
"Penelitian ini bertujuan mengetahui dan menjelaskan bagaimana komitmen bekerja yang ada di PT. Pasaraya Nusakarya (PNK) sesuai dengan iklim komunikasi yang berkembang di perusahaan ini. Dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa kondisi perusahaan Pasaraya yang sedang mengalami krisis sedikit banyak mempengaruhi individu untuk tetap bertahan atau meninggalkan pekerjaannya. lklim komunikasi yang terjadi pada saat krisis turut mempengaruhi interaksi komunikasi dalam menunjang atau memperlemah komitmen bekerja paxa karyawan. Hal ini ditandai dengan tingginya tingkat perputaran karyawan (turn over) yang cukup tinggi di saat krisis terjadi.
Iklim komunikasi dipandang sebagai suatu kualitas pengalaman yang subyektif yang timbul dari persepsi karyawan terhadap interaksi dalam organisasi. Dimensi dalam iklirn komunikasi organisasi adalah dukungan, kepercayaan dan keterbukaan, tujuan kinerja tinggi dan partisipasi dalam keputusan (Redding, 1988). Sedangkan komitmen berorganisasi merupakan keadaan psikologis yang memberi ciri hubungan karyawan dengan organisasi tempatnya bekerja dan berimplikasi pada pengambilan keputusan untuk melanjutkan atau tidak keanggotaannya dalam organisasi. Allen dan Meyer menggolongkan komitmen berorganisasi ke dalam. tiga komponen yaitu, komitmen afektzf yaitu komitmen yang mengacu pada kedekatan emosional, keterlibatan dan identifikasi diri individu terhadap organisasi; komitmen berkesinambungan yaitu, komitmen yang didasarkan pada persepsi individu terhadap kerugian yang diasosiasikan oleh individu jika meninggalkan organisasi; komitrnen normatif yaitu komitmen yang mengacu pada perasaan kewajiban untuk tetap berada pada organisasi. Ketiga komponen ini merefleksikan keadaan psikologis tertentu (want to, need to dan ought to) dimana seorang individu dapat berada dalam keadaan psikologis yang berbeda derajat kekuatannya pada masing-masing komponen tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengamatan berperan serta (participant observation) yang berlokasi di Pasaraya Grande, salah satu toko ritel serba ada di Jakarta. Menggunakan paradigma interpretif untuk melihat bagaimana individu yang terlibat dalam organisasi mengartikan proses komunikasi yang terjadi di ruang lingkup kerjanya, sehingga dapat dilihat komitmen berorganisasi yang ada merupakan hasil dari proses interaksi komunikasi tersebut. Penelitian ini memfokuskan bagaimana iklim komunikasi pada saat krisis di perusahaan dapat membentuk suatu komitmen para anggota, yaitu untuk bertahan atau memutuskan keluar dari PT. Pasaraya Nusakarya.
Data primer diperoleh dan wawancara mendalam (in depth interview) dan pengamatan (obeservation) terhadap lima informan para eksekutif tingkat menengah di PT. Pasaraya Nusakarya. Pemilihan informan ini didasarkan pada kriteria yaitu eksekutif menengah yang sudah bekerja minimal lima tahun, kinerj a karyawan tidak pernah bermasalah terhadap perusahaan, telah mengikuti pelatihan minimal tiga kali sehingga internalisasi nilai terwujud baik dan dapat memberikan keterangan yang pasti dan terinci sehingga dapat menunjukkan bukti-bukti atas apa yang dilakukannya. Pemilihan informan ini disebabkan karena sebagian besar karyawan non eksekutif adalah karyawan kontrak dan pekerja paruh waktu sehingga hal yang lumrah jika perputaran karyawan non eksekutif lebih tinggi dibanding eksekutif.
Dari hasil penelitian, didapati bahwa komitmen berkaitan erat dengan nilai organisasi dan iklim komunikasi yang terjalin di antara anggota organisasi. Dari lima informan yang diwawancarai dan diamati, terbagi menjadi tiga kelompok komitmen, yaitu kelompok pertama, informan yang berkomitrnen afektif yang mendasarkan komitmennya pada kenyamanan dan mempunyai pemahaman nilai organisasi yang rendah. Kedua, adalah kelompok informan yang berkomitmen berkesinambungan yang mendasarkan komitmen pada kesempatan, mereka akan berkomitrnen jika ada sesuatu yang bisa diharapkan dan diperoleh dari organisasi dengan atau tanpa internalisasi nilai organisasi. Ketiga, kelompok informan dengan komitmen normatif, yaitu mereka yang tetap memegang teguh komitraen karena faktor keharusan dan atas kebanggaan diri dalam diri mereka. Nilai organisasi cenderung tertanam kuat sebagai akibat dari internalisasi nilai yang cukup lama.
Interaksi komunikasi yang terbuka dan suportif juga mempengaruhi individu dalam meneruskan komitmennya pada perusahaan, terutanna dan aspek lingkungan dan rekan sekerja. Hal ini membentuk iklim komunikasi yang mendorong individu untuk dapat menikmati keanggotaannya dalam organisasi walaupun kondisi krisis terjadi dalam perusahaan dimana hal ini mampu meningkatkan komitmen mereka untuk tetap bertahan di suatu organisasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22161
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Kusumah
"Kartu Kredit (credit card) sebagai salah satu alat pembayaran modern merupakan gambaran dari fenomena perubahan gaya hidup konsumen dalam era "global consumer shift", dewasa ini telah menunjukan peran yang cukup penting bagi perkembangan dunia perekonomian dan keuangan di Indonesia. Meningkatnya kebutuhan dan keinginan masyarakat akin kartu kredit (credit card ) sebagai sarana transaksi kouangan yang modern praktis dan relatif terjamin keamanannya selairi mencerminkan adanya perubahan dalam prilaku konsumen terutama dalam polo transaksi keuangan juga menunjukan kepada kita ternyata semakin meningkat pula inovasi - inonasi baru dalam bidang jasa keuangan dan perbankan yang menyebabkan persaingan dalam bisnis kartu kredit dewasa ini terasa semakin tajam khususnya di Indonesia. Kartu kredit Pasaraya sebagai salah satu jenis kartu kredit. "consumer credit card" hadir dalam bisnis kartu kredit di Indonesia sebagai usaha untuk menjartng konsumen potensial yang semakin tajam untuk diperebutkan. Kartu kredit Pasaraya muncul se bagai hasil kerja sama antara P.T. Bank. Dicta selaku pihak "issuer" dan pihak Alatief Corp. atas nama P.T. Pasaraya Nusakarya selakL "merchandiser" dengan keunggulan (brand Benefit) dan keistimewaannya yang tersendiri. Kaitannya dengan hat tersebut penelitian ini lebih diutamakan pada tkegiatan periklanan kartu kredit Pasaraya di majalah Femina dengan target pembaca khalayak wanita karier untuk lebih mengetahui dan memahami sejauh mana sikap mereka terhadap pesa iklan kartu kredit Pasaraya sesuai dengan tujuan yang telah dite tapkan oleh pihak pengiklan. Sifat penelitian ini adaiah deskriptif analitis dengan menggunakan metode survey sample purposive. Berdasarkan hasil akhir dari penelitian ini dapat disimpul an ternyata sikap wanita karier dalam penelitian ini cenderun bersikap sedikit positif terhadap pecan iklan kartu kredit Pasaraya di majalah Femina. Dengan demikian dari hasil penelitian tersebut dapat kita lihat bahwa kegiatan periklanan kartu kredit Pasaraya di majalah Femina dari periode Oktober 1995 sampai Maret 1996 dapat dikatakan kurang efektif dan belum mencapai target yang telah ditetapkan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
S4228
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Saria Diah Ayu Gufronika
"Bahaya asap rokok merupakan penyebab utama pencemaran udara di dalam ruangan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, menyadari perlunya adana kebijakan yang memberikan perlindungan terhadap para perokok pasif. Lahirnya PERDA Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara yang mengatur tentang KDM, menempatkan pemerintah Prpvinsi DKI Jakarta sebagai pemerintah provinsi pertama di Indonesia yang mengatur tentang KDM.
Tesis inimembahas tentang implementasi kebijakan KDM di Provinsi DKI Jakarta khususnya di pusat perbelanjaan Senayan City, Plaza Semanggi dan Blok M Mall. Penelitian ini bermaksud melihat bagaiman implementasi kebijakan KDM di pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan. Pertanyaan penelitian pada tesis ini adalah bagaimana implementasi kebijakan KDM di pusat perbelanjaan dan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan ini.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data gabungan. Hasil penelitian ini menyarankan perlunya pengawasan secara rutin dengan keterlibatan berbagai pihak terkait. Selain itu, perlu peningkatan kerjasama yang baik antara stakeholder terkait sehingga implementasi kebijakan ini dapat mencapai hasil yang optimal.

The dangers of cigarette smoke is a major cause of indoor air pollution. The Jakarta Provincial government was really sure that they need a policy to provides protection for passive smoker. Local Regulation Policy (PERDA) of Jakarta Provincial Government Number 2/2005 about air pollution control, include No Smoking Area Policy, put they as the first provincial government that regulated the No Smoking Area Policy.
This thesis discusses about implementation of No Smoking Area Policy in Jakarta, especially in shopping center in jakarta selatan: Senayan City, Plaza Semanggi and Blok M Mall.
This research is a quantitative study using mixed data collection techniques between quantitative and qualitative. The result of the study suggests the need for regular monitoring of the provincial government of the Jakarta, consistent law enforcement for violators policy and the need to involve the community in monitoring this implementation policy."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T32930
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>