Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97437 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purnadi
"Gas alam dewasa ini sudah merupakan alternatif sumber energi yang penggunaannya semakin hari semakin meningkat. Hai ini didasarkan bahwa pengunaan gas alam lebih menguntungkan (lebih efisien), disamping bersih dan ramah lingkungan, serta tidak berbau, tidak korosif, tidak berwarna dan tidak beracun. Gas alam dipasarkan dengan model transportasi dalam dua Cara yaitu dengan menggunakan pipa atau dalam bentuk cair atau LNG (liquefied natural gas).
Walaupun saat ini Indonesia adalah pengekspor LNG terbesar di dunia, namun dalarn beberapa tender yang diikuti dalam tiga tahun terakhir ini sering mengalami kegagalan. Hal ini sangat merisaukan, mengingat saat ini Indonesia mempunyai beberapa sumber gas alam yang siap untuk dilakukan produksi seperti Tangguh dan Donggi. Sementara itu beberapa kontrak yang lama akan segera berakhir pada tahun 2004 dan 2008. Apalagi persaingan gas alam atau LNG ke depan akan semakin ketat karena selain kebutuhan dunia yang meningkat, pasokan juga akan meningkat dengan jumlah negara pengekspor yang bertambah pula.
Dengan kegagalan tersebut Indonesia kehilangan kesempatan untuk segera mendapatkan devisa yang sangat diperlukan untuk pembangunan negara yang sedang dilanda krisis ini. Disamping itu, Indonesia bisa kehilangan pangsa pasar yang sudah kita miliki sekarang ini.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka tesis ini akan melakukan penelitian untuk dapat menentukan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya saing gas alam/ LNG Indonesia dalam pemasaran internasional. Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode deskriptif kualitatif yang didukung dengan data-data yang bersifat kuantitatif. Adapun analisis-analisis yang dilakukan adalah berupa analisis lingkungan internal berupa analisis sumber daya dan kemampuan dan analisis diamond Porter, analisis lingkungan eksternal berupa lingkungan mikro atau industri dari Porter, analisis daya saing yang didasarkan pada analisis daya dorong (driving forces), analisis positioning berupa analisis kelompok strategis dan analisis matriks growth-share BCG (modifikasi). Selanjutnya berdasarkan analisis-analisis tersebut ditetapkan strategi yang tepat.
Ada beberapa pokok permasalahan yang dibahas dalam tesis ini yaitu bagaimana persaingan bisnis gas alam atau LNG dalam pasar internasional kini maupun di masa datang, bagaimana peta posisi daya saing gas alam atau LNG Indonesia dalam persaingan di pasar internasional dan strategi bisnis apa yang harus dilakukan untuk dapat meningkatkan daya saing gas alam atau LNG Indonesia, sehingga PT. Pertamina (Persero) yang ditunjuk sebagai pemasar tunggal LNG Indonesia dapat meningkatkan pemasaran LNG dalam pasar internasional."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13958
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimjati Achmad
"ABSTRAK
1. Selama hampir dua dasawarsa terakhir, Indonesia telah berhasil mengem-bangkan industri LNSnya, hingga mencapai pangsa pasar 39 % dari Total perdagangan LNG dunia tahun 1991. Dengan posisi sebagai eksportir LNG terbesar, komoditi ini memberi sumbangan yang berarti bagi pendapatan negara.
2. Prakiraan oleh International Energy Agency (lEA) menunjukkan bahwa pertumbuhan pasar dinegara net importer energi kawasan Asia-Pasifik masih akan cukup baik, antara lain karena : diversifikasi sumber energi menuju energi bersih, masih kecilnya saham gas alam dalam komposisi Total Energi Primer (TEP) dinegara tersebut, misalnya Jepang yang pada tahun 1990 baru mencapai sekitar10%, Korea Selatan 3,2 %, Taiwan 2,7%, dibanding dengan saham gas aiam dalam TEP dibeberapa negara Eropa, yang berkisar antara 15 % sampai 25 %, juga karena masih adanya peiuang pasar di negara industri baru di kawasan ini, seperti Hongkong dan Singapura.
3. Analisis terhadap keunggulan daya saing yang dimiliki oleh industri LNG Indo nesia dewasa ini, terutama dari segi tersedianya faktor produksi dan infra struktur, pertumbuhan pasar, adanya industri penunjang didalam negeri, baik industri hulu maupun hiiir, struktur industri dan persaingan, pengaruh peru-bahan lingkungan jauh perusahaan, serta peran pemerintah dalam menun-jang industri, cukup mendukung untuk suatu usaha pengembangan (Growth Strategy) industri LNG ini dimasa mendatang, dengan tetap memperhatikan low cost strategy ( hargayang bersaing dengan harga sumber energi lain ) serta product "differentiated" (jaminan stabilitas dan keamanan pasokan).
4. Pada sekitar tahun 2000 - 2006, kontrak jangka panjang ( generasi pertama) pembelian LNG Indonesia akan berakhir (jangka waktu kontrak 20 - 25 tahun, dimulai thn. 1977), dengan demikian, suatu growth strategy akan bertum- pu pada perpanjangan kontrak dan pengembangan pasar/fasilitas produksi baru.
5. Kendala yang akan dihadapi dalam pengembangan usaha akan bersumber dari struktur persaingan industri dimasa depan, baik dari masing-masing elemen persaingan, maupun dari struktur pasar. Dari aspek persaingan, dapat timbul karena melemahnya komitmen terhadap basic requirement, mtsalnya keinginan untuk tidak terikat pada suatu long-term contract. Keadaan ini akan meningkatkan "Uncertainty", dikaitkan dengan return dari investasi (Return on Investment), juga kendala dapat bersumber dari sifat fisik salah satu faktor produksi, misalnya sifat gas pada suatu ladang yang berbeda dengan ladang yang lain, sehingga dibutuhkan cost yang lebih tinggi untuk mengoiahnya dan berpengaruh terhadap keekonomisan proyek.
Struktur pasar yang terkonsentrasi pada suatu tempat juga dapat menjadi kelemahan dan kendala baik bag! pembeli, maupun pihak penjual (eksportir).
6. Peran Pemerintah dimasa depan dalam menunjang pertumbuhan industri ini sangat penting, terutama dalam hal pen- ciptaan lingkungan investasi yang menarik, dalam bentuk deregulasi dan berbagai insentif yang diperlukan untuk menarik investor. Hubungan dengan Pemerintah yang menjadi pasar LNG Indonesia perlu ditingkatkan untuk upaya diversifikasi pasar, sehingga mengurangi kerawanan yang mungkin timbul, sekaligus meningkatkan volume ekspor dan devisa yang dihasilkan."
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Esthi Ariningtias
"Seiring dengan penambahan jumlah populasi penduduk dan peningkatan ekonomian di suatu wilayah, kebutuhan energi akan mengalami kenaikan. Provinsi Kalimantan Timur akan mengalami kekurangan energi listrik di beberapa daerahnya sehingga diperlukan pembangunan beberapa pembangkit listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik. Dalam memenuhi kebutuhan gas yang akan digunakan dalam pembangkit listrik, diperlukan sumber-sumber gas baik dari lapangan-lapangan marjinal atau lapangan gas stranded.
Proses penyediaan gas dari lapangan gas stranded memerlukan skenario logistik yang optimal agar didapatkan biaya suplai yang minimal. Biaya suplai dalam rantai small scale LNG dipengaruhi biaya liquefaction, transportasi, regasifikasi dan distribusi. Optimasi logistik diperlukan untuk mendapatkan biaya suplai ke LNG Terminal paling rendah. Perhitungan optimasi ini dilakukan dengan menggunakan Solver, program di dalam Microsoft Excel yang memasukkan fungsi objektif, variabel bebas dan constrain.
Berdasarkan analisa dari hasil optimasi diperoleh skenario logistic terbaik untuk suplai gas ke PLN dari LNG Terminal 1 yaitu dengan metode milk-run memakai 2 unit kapal berkapasitas 12,000 m3, 1 unit tangki penyimpanan di LNG Terminal berukuran 5,000 m3.dan memakai truk untuk distribusi gas sedangkan ke PLN dari LNG Terminal 2 yaitu dengan metode hub and spoke memakai 1 unit kapal 10,000 m3, 1 unit tangki penyimpanan di LNG Terminal berukuran 7,500 m3.dan memakai truk untuk distribusi gas.
Dan dari hasil penelitian diperoleh biaya pengiriman dari Gas Plant ke LNG Terminal paling rendah yaitu dengan suplai gas dari LNG Plant 1. Untuk LNG Terminal 1 biaya pengiriman paling rendah dengan metode milk-run sedangkan LNG Terminal 2 dengan metode hub and spoke. Harga jual gas minimum ke PLN yaitu 12.64 USD/ MMBTU (Sanggata), 12.24 USD/ MMBTU (Bontang), 11.26 USD/ MMBTU (Melak), 10.93 USD/ MMBTU (Kaltim) dan 11.2 USD/ MMBTU (Kota Bangun).

Energy needs in a region will increase along with the escalation of its number of population and the level of the economy. East Kalimantan province will experience a shortage of electricity in some regions therefore several new power plants should be built to fulfill the electricity demands. To meet the needs of gas for power generation, source of the gas can be from marginal fields or stranded gas fields.
The supply process of gas from these stranded gas fields needs optimum logistic scenario so that minimum supply cost can be obtained. The cost of supply in small scale LNG is affected by the cost of liquefaction, transportation (shipping), LNG Terminal (regasification, jetty, storage tank) and distribution. Logistics optimization is acquired to get the lowest cost of gas supply to LNG Terminal.
Analysis of the optimization is completed with Solver, a program in Microsoft Excel that needs objective functions, decision variables and constrains. Based on the optimization, the best logistic scenario are as follows: To supply gas for PLN from LNG Terminal 1, the milk-run method is needed, employing 2 units of 12,000 m3ship, one of 5,000 m3 LNG storage tank at LNG Terminal and used trucks for distribution gas to Sanggata and Bontang. While to supply gas for PLN from LNG Terminal 2,the hub and spoke method is required, employing a 10,000 m3 ship, a 7,500 m3 storage tank at LNG Terminal and trucks to distribute the gas through Melak, Kaltim and Kota Bangun.
The calculation results are as follow: the lowest gas supplying cost from Gas Plant to LNG Terminal is obtained using gas from LNG Plant 1. The lowest cost of supply to PLN is 12.64 USD / MMBTU (Sanggata), 12.24 USD / MMBTU (Bontang), 11.26 USD / MMBTU (Melak), 10.93 USD / MMBTU (Kaltim) and 11.2 USD / MMBTU (Kota Bangun).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T39007
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Glorius Pasikki
"Inti dari suatu kilang pencairan gas alam terletak pada unit pendinginan dan unit pencairan gas alam Pemanliaatan energi yang optimal pada unit pendinginan dan unit pencairan akan sangat berpengaruh pada biaya produksi. Metode analisis yang dapat digtmakan untuk menganalisa eiisiensi energi dari suatu plant diantaranya aclalah basil produk utama., recovery produk utama, konsumsi energi spesilik, investasi, kemampuan beroperasi dan pemeliharaan.
Pada penulisan slcripsi ini metode yang digunakan untuk menganalisa eftsiensi energi pada unit pendinginan dan unit pencairan gas alam di kilang LNG PT Badak NGL Co. adalah konsumsi energi spesiiik atau lebih dikenal dengan specific horse power. Makin kecil harga speciic horse power dari suatu kondisi operasi, makin eiisien pula pemenfaatan energinya. Pada skripsi ini juga al-can dibahas langkah-langkah pefhitungan untuk mencari harga specific horse power dan menyusunnya dalam sebuah program komputer dalam bahasa pemrograman Borland Delphi 2.0.
Salah satu variahel yang menentultan besar kecilnya harga specific horse power adalah komposisi re5'igeran komponen ganda atau MCR (Mix Coponem Refigeranr), yang idealnya terdiri clari nitrogen, metana, etana dan propana. Namun pada kenyataannya di lapangan selalu terdapat impuritis dalam MCR yang berupa iso-butana dan nonnal butana. Pengaruh impuritis dan juga pengaruh kornposisi MCR secara keseluruhan terhadap ltarga specilic horse power pada daerah laju produksi LNG tertentu untuk train D yang mennpalcan train lama dan E yang merupakan train baru akan diamati, dan hasilnya akan dituangkan dalam makalah skripsi ."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49115
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"From its regional beginnings, the liquefied natural gas (LNG) business has transformed into a broad international industry spanning several continents. This guide covers the legal, regulatory, political and practical elements of the LNG chain."
London: Globe Law, 2006
665.73 LIQ
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
SIHOTANG, SEVENNO
"Gas alam merupakan bahan bakar fosil yang didominasi dengan metana dan mengandung sedikit jumlah gas lain seperti etana, propana, butana dan pentana. Gas alam ini diubah fasenya dari gas menjadi cair yang biasa disebut Liquefied Natural Gas (LNG). Volume LNG ini dapat diturunkan hingga 1:600 dari pada saat fase gas. Sehingga, ketika pada saat transport tidak menghabiskan waktu dan biaya jika gas alam dibawa dalam jumlah yang banyak. Penelitian ini bertujuan merancang alat penukar kalor pada proses cascade liquifikasi gas alam menjadi LNG. Pencairan gas alam ini menggunakan beberapa refrigerant, yaitu methane, ethylene, propane, dan sea water. Dalam studi Eiksun, Odmar [13], dijelaskan optimasi sistem pencairan gas alam dengan menggunakan refrigerant alami. Namun, dalam rancangan tersebut membutuhkan power yang besar. Oleh karena itu, dalam rancangan ini digunakan sistem cascade agar tenaga/power yang digunakan kompresor ataupun pompa pada setiap alat penukar kalor lebih kecil. Rancangan pencairan gas alam ini dengan proses cascade atau bertingkat menggunakan 10 alat penukar kalor yang berjenis shell and tube. Pada hasil rancangan alat penukar kalor, nilai koreksi koefisien perpindahan panas semua rancangan penukar kalor masih dibawah 30% dan pressure drop masih dalam batasan aman yaitu sebesar 10 psi atau 70 kPa.

Natural gas is a fossil fuel that is dominated by methane and contains a small amount of other gases such as ethane, propane, butane and pentane. This natural gas is phased from gas to liquid which is commonly called Liquefied Natural Gas (LNG). This volume of LNG can be lowered up to 1:600 from the time of the gas phase. Thus, when at the time of transport does not consume time and costs if natural gas is carried in large quantities. In Eiksun's study, Odmar [13], described the optimization of natural gas liquefaction systems using natural refrigerants. However, in the design requires a large amount of power. Therefore, in this design a cascade system is used so that the power / power used by the compressor or pump on each heat exchanger is smaller. This natural gas liquefaction design is a cascade or multistage process using 10 heat exchangers of the shell and tube type. In the results of the design of the heat exchanger, the correction value of the heat transfer coefficient of all heat exchanger designs is still below 30% and the pressure drop is still within the safe limit of 10 psi or 70 kPa.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doli Hasyda Bragoba
"Pemanfaatan gas di lapangan plant X menjadi LPG akan dilakukan analisis teknologi dan ekonomi karena kontrak distribusi gas ke PT.B akan berakhir di tahun 2014. Dalam rangka meningkatkan nilai tambah pada pemanfaatan gas pada plant X, untuk itu perlu analisis tekno-ekonomi ekstraksi gas LPG yaitu pertama dengan evaluasi teknologi metode proses Isopressure open refrigerant (IPOR), Cascaded refrigerant dan Cryogenic turbo expander refrigerat. Kedua dengan skenario atau skema bisnis yang meliputi membangun investasi fasilitas proses LPG, menyewa fasilitas proses LPG dan memperpanjang kontrak (jual putus).
Dari 3 simulasi teknologi NGL recovery yang mempunyai produksi LPG terbanyak, efisiensi recovery propane & butane tertinggi dan CAPEX & OPEX rendah yaitu pada simulasi Isopressure open refrigerant (IPOR) dengan hasil produksi LPG sebesar 384.1 ton/day, efisiensi LPG recovery sebesar 99.99%, CAPEX sebesar U$ 97,141,680.10 dan OPEX sebesar U$ 13,409,703.93. Untuk analisis keekonomian yang skema dengan NPV tertinggi yaitu skema kontrak jual putus karena komposisi propane dan butane pada gas umpan rendah 4.4% mol. Sedangkan analisis sensitivitas menunjukan pasokan gas umpan, gas komposisi dan harga LPG yang paling berpengaruh terhadap terjadinya perubahan IRR dan NPV.

Gas utilization at field plant X becomes LPG product need to review technology and economic analysis because of the contract will be end flow to PT.B in 2014. In order to increase the value added in the gas utilization plant X, it is necessary techno-economic analysis of LPG gas extraction are first, evaluation technologies process method Isopressure open refrigeration (IPOR), Cascaded refrigeration and Cryogenic turbo expander refrigeration. Second, scenarios or business scheme includes building a process facility LPG, hire LPG processing facility and extend the contract.
The results from 3 simulations NGL recovery is IPOR simulation with LPG production with 384.1 ton/day, high efficiency LPG recovery with 99.99%, CAPEX with U$ 97,141,680.10 and OPEX with U$ 13,409,703.93. For the economic analysis of the scheme highest NPV is extend contract because of the lowest propane and butane on feed gas with 4.4% mol. Meanwhile sensitivity analysis economic are showing of the supply feed gas, composition gas and LPG prices that involved impact to IRR and NPV values.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T38715
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arif Henryawan
"Nitrogen Expander merupakan jenis pencairan gas bumi yang sering diaplikasikan dalam kilang produksi LNG karena beberapa karakteristiknya. Namun, masalah utama dalam pengaplikasian teknologi ini adalah efisiensi energi yang relatif rendah. Dalam penelitian ini, kegiatan optimisasi pencairan gas bumi skala kecil berjenis expander telah dilakukan dengan cara menambahkan sistem precooling
Fungsi objektif dari penelitian ini adalah total konsumsi energi dari sistem pencairan, dengan variabel keputusan berupa tekanan gas bumi pascakompresi, tekanan nitrogen pascakompresi, suhu nitrogen preekspansi, suhu pendinginan refrigeran precooling, dan jenis refrigeran precooling.
Refrigeran yang digunakan sebagai precooling adalah beberapa senyawa hidrokarbon seperti propana, siklopropana, isobutana, nbutana, dan neopentana. Proses simulasi, regresi, dan optimisasi secara berurutan dilakukan dengan perangkat lunak UNISIM, Microsoft Excel, dan GAMS. Solver yang digunakan dalam penelitian ini adalah COUENNE.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penambahan sistem precooling pada nitrogen expander dapat menurunkan total konsumsi energi hingga 25,24%, tergantung refrigeran yang digunakan. Lebih lanjut, berdasarkan hasil optimisasi yang dilakukan, propana merupakan refrigeran precooling yang paling optimal dalam menurunkan total konsumsi energi jika dibandingkan dengan refrigeran precooling lainnya.

Nitrogen expander is the liquefaction process which suitable for SSLNG production plant because its characteristic. However, the major issue of this technology is it has relatively low energy efficiency. In this study, optimization of small-scale natural gas liquefaction through nitrogen expander was will be conducted with attaching precooled cycle to the liquefaction process.
Unit consumption energy is chosen to be objective function, while decision variables of this study are natural gas pressure after compression, the nitrogen pressure after compression, the inlet temperature of the high-pressure expander, the evaporation temperature in precooling cycle, and type of precooling refrigerant.
The refrigerant which used for precooling cycle are propane, cyclopropane, isobutane, nbutane, and neopentane. Simulation, regression, and optimization process sequentially will be supported by UNISIM, Microsoft Excel, and GAMS software. Moreover, the solver which used for this study is COUENNE.
This study shows that adding precooling cycle to the nitrogen expander system can reduce total consumption energy up to 25,24%, depends on the refrigerant which used. Furthermore, based on optimization result, propane is the most effective precooling refrigerant to reduce total consumption energy if compared with others precooling refrigerant.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triputri Syarifah
"ABSTRAK
Tesis ini bertujuan untuk menentukan dimensi Shell and Tube Vaporizer (STV)
pada pengembangan fasilitas regasifikasi berkapasitas 500 MMSCFD (~ 3.593
MWe) yang akan dipasang di ex-pengolahan LNG dengan keterbatasan lahan (30
x 30 m2). Diperoleh lima kelompok STV dengan media pemanas propana dan air
laut dan dimensi terbesar STV adalah 7,32 m (panjang) dan 1,45 m (diameter).
Parameter NPV, IRR, dan PBP atraktif untuk biaya regasifikasi 2-3
USD/MMBTU, cukup optimum saat biaya regasifikasi sebesar 2.75
USD/MMBTU, dengan NPV USD 38 M, IRR 23,9% dan PBP 4,59 tahun.
Berdasarkan analisis sensitivitas, biaya investasi lebih sensitif terhadap parameter
keekonomian dibandingkan harga sewa.

ABSTRACT
The objective of this thesis is to determine dimension of Shell and Tube Vaporizer
(STV) at regasification facility development with capacity of 500 MMSCFD (~
3.593 MWe) which will be installed at a location of ex-facilities of LNG
production that has area limitation (30 x 30 m2). There are five STV groups with
heating media of propane and sea water and the largest dimension is 7,32 m
(length) and 1,45 m (diameter). Parameters NPV, IRR, and PBP are attractive for
regasification cost of 2-3 USD/MMBTU, optimum enoughwhen the regasification
cost is 2.75 USD/MMBTU, result in NPV of USD 38 M, IRR of 23,9%, and PBP
of 4,59 years. Based on sensitivity analysis, investation cost is more sensitive to
the economic parameter compare with the rent cost"
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T38711
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isma Yatun
"Perancangan LPG Plant dengan memanfaatkan gas suar bakar sebagai bahan baku kilang LPG bertujuan untuk mengetahui kelayakan pembangunan LPG Plant ditinjau dari segi teknis maupun ekonomi sehingga dapat menjadi rekomendasi dalam pemenuhan kebutuhan LPG domestik dengan memanfaatkan gas suar bakar yang dihasilkan dari lapangan gas Tambun, Bekasi. Proses dasar LPG dari gas suar bakar adalah pemisahan menggunakan sistem refrijerasi. Produk yang dihasilkan memenuhi syarat LPG yang digunakan secara komersial yaitu jumlah komponen propana dan butana lebih dari 97,5 %.
Dari hasil simulasi diperoleh produk LPG sebesar 120 ton per hari, kondensat 240 barrel per hari dan lean gas sebesar 11 MMSCFD. Biaya investasi LPG Plant dengan kapasitas 15 MMSCFD adalah US $ 31.63 juta dengan tingkat nilai pengembalian yang disyaratkan 10%/tahun NPV sebesar US $ 121,45 juta, IRR 62,58 % dan Payback Period 2 tahun.

LPG Plant design is to study whether the utilization of flare gas as the feed gas of LPG Plant feasible or not to be developed technically and economically. This study could be recommended as an alternative to fulfill the LPG demand in domestic. Selected process for LPG recovery is Refrigeration system. The product has to fulfill the LPG specification which contains more than 97.5 % of propane and butane.
From the simulation, the result product of LPG Plant is 120 tonne/day of LPG, 240 barrel/day of condensates and 11 MMSCFD of lean gas to pipeline. Economic analysis shows that the total capital investment of this plant with 15 MMSCFD capacity is US $ 31.63 million. In case of 10 % MARR, NPV results are US $ 121,45 million , IRR 62,58 % and payback period is 2 years.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T32581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>