Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86972 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Neneng Ratnawati
"ABSTRAK
Perkembangan industri mempunyai pengaruh besar kepada lingkungan, karena unit produksi mengubah sumber alam menjadi produk baru dan menghasilkan limbah yang bisa mencemarkan bahkan merusak lingkungan. Karena itu perlu diusahakan teknik dan cara produksi yang memperkecil bahkan meniadakan dampak negatif terhadap lingkungan.
P.T HENKEL - INDONESIA (HI), merupakan perusahaan yang memproduksi bahan kimia baik organik maupun anorganlk dengan status Penanaman Modal Asing (PIMA). Limbah yang dihasilkan berupa Limbah cair, gas maupun padat, namun limbah utama yang menjadi masalah berupa Limbah cair (volume : 80 m 3 per hall). Limbah cair dari PT. HI dibuang ke Sungai Kalibaru. Berdasarkan SK Gub. KDKI No. 582 Tahun 1995 dan SK. Gub. K.D. Tingkat I Jawa Barat, Sungai Kalibaru termasuk dalam golongan D (peruntukan usaha perkotaan ).
Pengolahan limbah yang telah dilakukan adalah secara fisik, kimia dan biologis (secara aerob dengan lumpur aktif). Meskipun sudah dilakukan pengolahan, ada beberapa parameter belum memenuhi Baku Mutu yaitu COD (Chemical Oxygen Demand), BOD (Biological Oxygen Demand), dan padatan terlarut atau OS (Dissolved Solid). Berdasarkan data swa-pantau selama 2 tahun, efektifitas penurunan COD melalui proses koagulasi dalam rangkaian sistem pengolahan limbah hanya 60%, sedangkan DS yang seharusnya juga berkurang kenyataanya tidak berkurang bahkan semakin meningkat.
Tujuan dari peneiitian ini adalah menyelldki Idnerja dare variasi penggunan Alum yang dicampur dengan karbon aktif dalam meningkatkan efektifitas proses koagulasi serta mencari kondisi optimum dan percampuran Alum dan Karbon Aktif. Selain itu juga untuk melihat karakteristik dari Lumpur yang dihasilkan dalam rangka untuk menghindari terjadinya transfer limbah antar media.
Metode yang digunakan adalah True Experimental, pengolahan data stasistik digunakan dalam melihat hubungan sebab akibat serta menyatakan seberapa besar hubungan sebab aklbat tersebut yaitu penurunan COD, padatan terlarut (OS), padatan tersuspensi (5S), Kekeruhan. Pengambilan sampel dilakukan dari berbagai Bak Penampungan yang menampung limbah dan berbagal proses sebelum masuk ke Bak Ekuafisasi. Percobaan dilakukan di labor atom Teknik Penyehatan - Fakultas Sipil dan Perencanaan Universitas Indonesia, Depok. Data hasil percobaan dianalisa dengan menggunakan metode statistik ANAVA (Analysis of Varians) melalui penggunaan program SPSS for MS Windows release 6.0 dan dilanjutkan dengan Uji Bella Nyata Terkecil (BNT) atau Least Significant Difference (LSD).
Hasil percobaan menyimpulkan hal - hal sebagai benkut :
1. Pemakaian Alum dicampur dengan Karbon Aktif secara efektif dapat meningkatkan kinerja proses koagulasi dalam pengolahan kimia.
2. Pemakaian Alum yang dicampur dengan Karbon Aktif dapat menurunkan kadar COD dari 4.725 mg/l menjadi 187 mg/l (96%), kadar DS dari 8.950 mg/l menjadi 5.579 mg/l (55%), kadar SS dan 16,5 mg/l menjadi 1,5 mg/I (99,8%) dan kekeruhan dan 28,5 FTU menjadi 4 FTU (99,6%). Sementara itu sebagai pembanding, koagulasi dengan Alum saja tanpa penambahan Karbon Aktif hanya menurunkan kadar COD dari 4.725 mg/l menjadi 510 mg/l (89%), kadar DS dari 12.450 mg/l menjadi 8.950 mg/l (28%), 55 dad 1.430 mg/1 menjadi 16,5 mg/l (98,8%) dan kekeruhan dari 1.080 FTU menjadi 28,5 FM (97,4%).
3. Kondisi optimum dari percampuran Alum dan Karbon Aktif adalah Alum I A00 mg/I dan Karbon afktff = 8.000 mg/I.
4. Untuk menghindari transfer Iimbah antar media, disarankan lumpur yang dihasilkan dari proses kimia tidak dibuang namun dimanfaatkan karena masih mengandung logam Ni dan Zn. Hai ini perlu peneiltian lebih lanjut.
5. Selain karena kurang efektifnya proses koagulasi apabila memakai hanya Alum saja, faktor manusia juga menyebabkan kadar limbah yang keluar dan (PAL melebihi Baku Mutu. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan pembinaan terhadap sumber daya manusia yang menangani limbah. Hal ini bisa dilakukan melalui penyuluhan atau memberikan pengetahuan praktis mengenai penanganan limbah.
Daftar Kepustakaan : 35 (1956 -1995 )

ABSTRACT
Chemical Treatment of Waste Water Using Alum - Active CarbonIndustrial development has strong impact on environment. This is due to the fact that most production units always change natural resources into new product and waste material which, in turn tend to ruin life ecosystem, resulting in either short or long term impacts. Therefore, it is necessary to find a production technology, which is able to minimize or even eliminate negative impact on the environment.
PT. HENKEL INDONESIA (H I), - is a private company producing various organic and inorganic chemicals. The plant consists of several production units and release some solid, liquid, and gaseous wastes. The liquid waste is drained from the Washing Tank and liquid from the production unit floor are the main problem so far (80 m3/ day). The liquid waste is discharged into Kalibaru river where, according to Jakarta Governor's Decree (SK Gub. KDKI No. 582 Tahun 1995) and West Java Governor's Decree (5K. Gub. KD Tingkat I Jawa Barat No.660.311SK1694-BKPMD182), the river is classified as class for municipal usage. Actually HI treated the waste, particularly liquid waste, by was of physical, chemical and activated sludge biological treatment respectively. However, there still some waste parameters exceeding the threshold e.g. COD, BOD and DS while up to now the waste is continuously poured into the body water of Kalibaru river. Based on the statistical data collected by Hl staff during the last 2 years, the effectively of COD treatment by chemical coagulation method is only approximately 60 %, while DS cannot be decreased but it has even increased instead.
The aim of this experiment are to figure out the performance of chemical coagulation where Alum and Active Carbon chemicals are introduced to the treatment process in order to enhance the effectively as well as to find out the optimum condition of the combination. In addition the experiment also to analyze the sludge characteristics to prevent waste transfer between two media that may occur.
The method used in the experiment is True Experimental, a statistical approach to find out the cause and effect relationship and the method will state how close the relationship is. The sample was taken on November, 14, 1996 and the experiments were undertaken at The Civil Engineering & Planning Laboratory, University Of Indonesia, Depok.The data obtained are analyzed by statistical method namely the ANAVA (Analysis of Varians ) by using SPSS program for Windows release 6.0 and followed by LSD ( Least Significant Difference ).
The results of the experiments lead to the following conclusions:
1. In general, introducing a combination of Active Carbon and Alum can effectively increase the performance of Chemical Coagulation as a whole
2. The combination has decreased COD from 4,725 mg/l to 187 mg/l (96%), DS from 12,450 mg/l to 5,579 mg/l (55%), SS from 16.5 mg/l to 1.5 mg/l (99.8%) and turbidity from 28,5 FTU to 4 FTU (99.6%), respectively. Compared to coagulation with Alum without Active Carbon the decrease in COD was from 4,725 mg/l to 510 mg/l (89%), DS from 12,450 mg/l to 8,950 mg/l (28%), SS from 1,430 mg/l to 16.5 mg/l (98.8%) and turbidity from 1,080 FTU to 28.5 FTU (97.4%).
3. The optimum condition is reached when the composition of Alum is 1,400 mg/l and Active Carbon is 8,000 mg/l.
4. In order to avoid waste transfer between two media, it is not recommended to dispose it on soil, but should be used for other beneficial purposes, instead of its Zn and Ni content. For this purpose further research is needed.
5. In addition to the ineffective coagulation process, the human factor also plays a role towards the parameter level of waste. Therefore, the treatment unit personnel needs upgrading by organizing practical training to increase knowledge and skill in the treatment process.
Total of references : 35 (1956 - 1995 )
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niza Fitriani
"Industri dianggap sebagai penyebab utama kerusakan lingkungan karena pencemaran yang ditimbulkannya. Limbah industri dapat berwujud gas, padat, cair, dan lumpur. Berdasarkan beberapa wujud limbah industri tersebut limbah cair merupakan jenis limbah yang perlu mendapatkan perhatian karena berpengaruh penting terhadap kerusakan lingkungan. Untuk mengantisipasi kerusakan lingkungan akibat limbah industri, pemerintah mengharuskan pihak industri untuk membangun instalasi pengolahan limbah cair.
PT Procter & Gamble Indonesia (PT P&G) merupakan industri makanan (permen), kosmetik dan farmasi yang ada di Jakarta. Limbah cair dari PT P&G terutama mengandung bahan organik yang tinggi yang berasal dari produksi shampo (80 °/o dari total limbah), permen, obat-obatan, dan kosmetik. Sistem pengolahan limbah cair PT P&G dilakukan secara kombinasi fisik-kimia-biologis. Pengolahan kimia yang digunakan adalah proses koagulasilfiokulasi, sedangkan proses biologis yang digunakan adalah proses lumpur aktif (activated sludge).
Sejalan dengan jumlah produksi yang semakin meningkat dari jumlah limbah cair yang sangat fluktuatif maka kapasitas unit pengolah limbah saat ini mulai tidak sesuai dengan desain awal, sehingga kualitas limbah cair hasil pengolahan belum memenuhi baku mutu. Instalasi pengolahan air limbah OPAL) didesain untuk mengolah limbah cair dengan debit 60 m3/hari dan beban COD 120 kg/hari, sedangkan kondisi debit yang ada sekarang rata-rata sebesar 100 m3/hari dengan beban COD' 700 kg/hari.
Penelitian dibatasi pada upaya untuk mengoptimalkan dan meningkatkan efisiensi unit pengolah limbah yang sudah ada. Disamping itu dilakukan pengembangan terhadap unit proses biologis yang merupakan gabungan proses anaerob-aerob dalam reaktor tipe fixed film. Kombinasi fisik-kimia dan fisik-biologi dilakukan dengan simulasi percobaan laboratorium untuk mendapatkan hasil yang paling optimal dari masing-masing kombinasi tersebut Efisiensi kombinasi proses pengolahan secara fisik-kimia-biologi dilakukan dengan perhitungan komputer berdasarkan efisiensi yang diperoleh dari hasil percobaan di laboratorium.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran karakteristik limbah cair industri permen, kosmetik, dan farmasi; untuk mengetahui efisiensi pengolahan limbah cair industri dengan proses koagulasilf]okulasi, proses lumpur aktif, dan proses anaerob-aerob; dan untuk mendapatkan kombinasi pengolahan yang sesuai berdasarkan ketiga proses tersebut sehingga efisiensi yang diperoleh memenuhi baku mutu.
Pada penelitian ini metode ex post facto digunakan untuk mendapatkan gambaran karakteristik limbah cair dan efisiensi pengolahan limbah cair yang ada. Metode eksperimental dilakukan untuk mengetahui besarnya efisiensi proses koagulasi dan fiokulasi, proses Lumpur aktif, dan proses anaerobaerob dalam skala laboratorium.
Pengolahan kimia dengan proses koagulasi/flokulasi menggunakan bahan kimia Na2CO3 untuk pengaturan pH, PAC sebagai koagulan, dan polimer anionik sebagai koagulan pembantu. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, didapatkan dosis optimum koagulan yang digunakan, yaitu Na2CO3 sebesar 600 ppm, PAC sebesar 4000 ppm, dan polimer anionik sebesar 1.5 ppm_ Efisiensi yang diperoleh adalah : zat padat tersuspensi (SS) tebesar 80,3% dan COD sebesar 80;8%. Pengolahan biologis baik dengan proses lumpur aktif maupun gabungan proses anaerob-aerob dalam reaktor tipe fixed film dilakukan dengan menggunakan tiga variasi waktu tinggal (detention time), yaitu 24 jam, 48 jam, dan 72 jam.
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh bahwa proses iumpur aktif dengan waktu tinggal 24 jam dapat menurunkan COD maksimum sebesar 52,01%, dengan waktu tinggal 48 jam sebesar 68,29%, dan dengan waktu tinggal 72 jam sebesar 76,22% Uji statistik dengan ANOVA yang dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil secara umum menunjukkan perlakukan pemberian aerasi dan pengendapan dalam proses lumpur aktif berpengaruh nyata terhadap nilai COD pada tingkat kepercayaan 95%. Pengolahan limbah cair dengan proses anaerob-aerob dalam reaktor tipe fixed film (AAFBR) dengan waktu tinggal 24 jam dapat menurunkan COD maksimum sebesar 34,94%, dengan waktu tinggal 48 jam sebesar 75,34%, sedangkan dengan waktu tinggal 72 jam sebesar 81,53%.
Berdasarkan pengamatan, terlihat bahwa persentase penyisihan COD pada proses aerob cenderung menurun dengan bertambahnya waktu tinggal. Sebaliknya dengan proses anaerob, persentase penyisihan COD pada proses aerob semakin meningkat dengan bertambahnya waktu tinggal. Persentase penyisihan COD maksimal yang dicapai dengan proses anaerob adalah 48% dengan waktu tinggal selama 16 jam (213 dari waktu tinggal keseluruhan di dalam reaktor selama 24 jam), sedangkan persentase penyisihan COD maksimal yang dicapai dengan proses aerob adalah 79,88% dengan waktu tinggal selama 12 jam (116 dari waktu tinggal keseluruhan di dalam reaktor selama 72 jam). Uji statistik dengan ANOVA yang dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil menunjukkan bahwa keseluruhan proses anaerob dan proses aerob memberikan pengaruh yang bermakna terhadap nilai COD pada tingkat kepercayaan 95%.
Berdasarkan semua penelitian yang dilakukan, temyata efisiensi pengolahan Iimbah cair dengan proses koagulasi/flokulasi (proses fisik kimia), proses lumpur aktif dan proses anaerob-aerob (proses fisik-biologi) yang dilakukan secara terpisah belum dapat menurunkan beban COD sampai memenuhi baku mutu limbah yang berlaku. Untuk memperoleh efisiensi pengolahan yang dapat menurunkan beban COD sampai memenuhi baku mutu maka dilakukan penggabungan terhadap ketiga proses tersebut.
Berdasarkan beberapa alternatif kombinasi yang disusun, kombinasi proses koagulasi/flokulasi - proses lumpur aktif (td = 2 hari) - proses aerob dalam 'reaktor tipe fixed film (td = 12 jam) merupakan kombinasi yang dapat diterapkan dalam mengolah limbah cair PT P&G. Kombinasi tersebut dapat mengolah limbah cair dengan kadar lebih dari 7000 ppm (rata-rata kadar COD saat ini), dengan kadar maksimal yang dapat diolah sebesar 8170 ppm.

The Optimization Of Wastewater Treatment Through Physical, Chemical, And Biological Processes ( A Case Study of Candies, Cosmetics, and Pharmaceuticals Industries, PT Procter and Gamble Indonesia, Jakarta)Industry is considered as the main cause of environmental damage because it produces pollutants. Industrial waste can be divided into gaseous, solid, liquids, and sludge forms. Of these different forms, the liquid form or wastewater need special attention because it has potential adverse effects towards the environment. To anticipate the adverse effects towards the environment, the authorities endorse industries to install wastewater treatment plant.
Procter and Gamble Indonesia Ltd. (PT P&G) has a factory located in Jakarta and produce candies, cosmetics, and pharmaceuticals. Wastewater from P&G factory mainly contained high organic materials derived from shampoo production (80% of total wastewater), candies, cosmetics, and pharmaceutical. The system of wastewater treatment of PT P&G is a combination of physical-chemical-biological processes. Coagulation and flocculation processes are used to treat the wastewater chemically, while activated sludge process is used to treat the wastewater biologically.
In line with the increased productivity, thence, the production of wastewater has also increased. Therefore the present capacity of the treatment plant did not meet with the initial design. In addition the quality of the treatment process did not meet the required standard quality. The wastewater treatment plant is designed to treat wastewater with a debit of 60 m3lday and COD load of '120 kg/day, while the present debit and COD load is '100 m3/day and 700 kg/day respectively.
The study is confined to optimize and to increase the efficiency of the present processing unit. In addition, the processing unit is being developed with a biological process which is a combination of anaerobic-aerobic processes within a fixed film type reactor. The combination of wastewater treatment by means of physical-chemical and physical-biological processes was conducted by a laboratory experimental simulation in order to achieve the most optimal results from each component of the treatment procedure. Whilst the combination efficiency of physical-chemical-biological processes was conducted by computer calculation based on the efficiency obtained from the experimental results in the laboratory.
The objectives of this research is to study about the characteristics of the wastewater of candies, cosmetics, and pharmaceuticals industries; to examine the efficiency of wastewater treatment with coagulation/flocculation processes, activated sludge process, and anaerobic-aerobic processes; and to find out the appropriate combination of three treatment type in order to fulfill the required standard quality.
The ex post facto method was used to acquired the proper illustration of wastewater and the the efficiency of the wastewater treatment plant. The experimental method was used to measure the efficiency of coagulation/flocculation processes, activated sludge process, and anaerobic-aerobic processes in laboratory scale.
Chemical treatment by coagulation and flocculation processes used bicarbonate sodium (Na2CO3) to regulate pH (acidity), PAC (poly aluminium chloride) as coagulant and anionic polymer as adjunction coagulant. It was found that the optimal dose was 600 ppm for bicarbonate sodium, 4000 ppm for PAC and 1.5 ppm for anionic polymer. Whereas, the acquired efficiency was 80.3% for suspended solid (SS) and 80.8% for COD. Biological treatment processes both by way of activated sludge and or anaerobic-aerobic processes were conducted with three detention times, i.e. : 24, 48, and 72 hours.
The results showed that activated sludge process at a 24 hours detention time could reduce the maximum COD by 52.01 %. At a 48 hours detention time the maximum COD could be lowered by 68.29% and at 72 hours detention time up to 76.22%. Statistical test with ANOVA followed by the least significance difference (lsd) test, showed that the aeration treatment and sedimentation in activated sludge contributed significantly towards the COD at the 95% confident level. Wastewater treatment with anaerobic-aerobic processes within a fixed film type reactor at a detention time 24, 48 and 72 hours could reduce maximum COD up to 34.94%, 75.34% and 81.53% respectively.
It was observed that the proportion of COD removal in anaerobic process tend to decrease with an increase in detention time. On the other hand, the proportion of COD removal inaerob process has a propensity as the detention time increased. The proportion of maximal COD removal that can be accomplished by anaerobic process was 48 % at a detention time as long as 16 hours (213 of 24 hours total detention time in the reactor), while the proportion of maximal COD removal achieved by aerobic process was 78.88% at a detention time of 12 hours (116 of a total 72 hours detention time in the reactor). Statistical test with ANOVA, followed by the least significance difference (1sd) test indicated that the whole processes of anaerobic-aerobic treatment contributed significantly towards the COD values at the 95 % confidence level.
Of all the studies undertaken, it revealed that the combination of wastewater treatment by coagulation/flocculation processes, activated sludge process, anaerobic-aerobic processes in fixed film type reactor which were conducted separately turned out to be in efficient in reducing COD load meet the required standard of wastewater treatment.
Of the various combination alternatives formulated, the combination of coagulation/flocculation processes -- activated sludge process (Td = 48 hours) - aerobic process in fixed film type reactor (Td =12 hours) is considered as the best combination that can be applied in wastewater treatment at PT P&G. The combination can treat wastewater with a concentration of 7000 ppm (present average concentration of COD); the maximal concentration that could be processes is 8170 ppm.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Aisyah Al Anbiya
"Instalasi Pengolahan Air Limbah PT. Kimia Farma Plant Jakarta mengolah air limbah yang berasal dari kegiatan produksi obat, pencucian, limbah domestik yang menggunakan proses biologis dengan metode anaerob-aerob. Setelah 20 tahun beroperasi, IPAL tidak pernah dicek kesesuaian parameter disain unit pengolahannya sehingga harus dilakukan evaluasi untuk meningkatan efisiensinya. Evaluasi dilakukan dengan menghitung parameter-parameter disain pada kondisi eksisting dan membandingkannya dengan kriteria disain padaliteratur.Hasilnya yaitu efisiensi pengolahan keseluruhan penyisihan BOD=91%, COD=88%, TSS=96% dan telah masuk kriteria disain. Selain itu, terdapat beberapa parameter yang tidak masuk rentang kriteria disain diantaranya waktu tinggal dan organic loading (bak anaerob), F/M dan MLSS (bak aerob), overflow rate (bak sedimentasi). Sehingga pada perhitungan keseuaian kondisi rencana IPAL, bak anaerob tidak difungsikan dan dilakukan beberapa kontrol perbaikan agar mencapai nilai kinerja MLSS 4000 mg/L, F/M Ratio 0,076, kebutuhan udara 4195,37 m3/day, overflow rate 8,182 m3/m2.h.

Wastewater Treatment Plant of PT Kimia Farma Jakarta processesinfluent from the units of producingdrugs and washing equipment. It also processes waste water from biological process using anaerobic-aerobic method.After 20 years of operation, WWTP of PT Kimia Farma Plant Jakarta have never checked the suitability of the design parameters and the application in each unit, so that should have been done to improve the efficiency of The WWTP. An evaluation is conducted by calculating the design parameters on existing conditions and comparing it to the design criteria?s literature. The results of the overall processing efficiency in removal BOD were : 91%, COD: 88%, TSS: 96%.Moreover, there are several parameters that are not in the range of design criteria such as residence time and organic loading (unit of anaerobic), the F/M ratio and MLSS (unit of aerobic), overflow rate (unit of sedimentation). So that in the planning process, anaerobic unit was not used. Then, the writer used some improvements to achieve the performance value of MLSS 4000 mg/L, the F/M Ratio 0,076, aeration air demand 4195,37 m3/day, overflow rate 8,182 m2 m3/h.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56433
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indang Dewata
"Kegiatan pembangunan yang paling banyak menimbulkan pencemaran adalah limbah industri, limbah permukiman dan kota, limbah kendaraan bermotor, limbah pertanian dan pariwisita. Akibatnya lingkungan hidup yang tercemar adalah adalah perairan, sungai, danau, pesisir, udara dan tanah.
Untuk mengurangi tingkat pencemaran, maka yang harus dilakukan adalah meningkatkan efisiensi pengolahan bahan dalam setiap kegiatan pembangunan, dan pengembangan teknologi daur ulang limbah dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Selain dari pada itu perlu pula dikembangkan industri hilir yang menggunakan limbah dari industri hulu sebagai bahan bakunya, serta dikembangkan pengaturan nilai ambang batas limbah maksimum yang masih dibolehkan dibuang ke dalam lingkungan hidup, yaitu limbah yang tidak melebihi kemampuan lingkungan alam untuk mencernanya.
Sehubungan dengan hal tersebut maka jelaslah bahwa pengolahan dan daur ulang limbah wajib dilakukan oleh setiap industri. Dari kajian yang telah dilakukan mengenai sampai seberapa jauh pihak industri telah melaksanakan kewajiban tentang pengolahan limbah, diketahui bahwa ada industri yang telah melaksanakan sistem pengolahan daur ulang limbah, tetapi masih banyak yang belum melaksanakan.
Berdasarkan hal tersebut diatas permasalahan yang perlu diperhatikan antara lain pemanfaatan limbah untuk pengolahan limbah terhadap dua industri, yaitu industri pulp dan kertas serta industri lapis listrik yang melakukan proses pelapisan logam.
Industri pulp dan kertas telah melakukan proses daur ulang dan pengolahan limbah cair, tetapi pada akhir proses masih ada limbah padat berupa serat yang perlu dicari pemanfaatanya. Industri lapis listrik melakukan daur ulang hanya pada sebagian kecil limbah padatnya, sedangkan limbah cairnya yang sangat berpotensi mencemari lingkungan karena mengandung B3 yaitu logam berat dan sianida masih banyak yang belum diolah.
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Masri (1974), kemudian Larsen (1981), ternyata bahwa bahan-bahan alamiah seperti limbah padat proses lumpur aktif, limbah dari kulit kayu, merang, padi-padian. dapat mengikat kation logam berat di dalam larutan. Kemampuan ini teriadi karena bahanbahan tersebut mempuyai gugus aktif seperti polifenolik dalam tannin atau amida dalam chitin. Limbah pulp dan kertas antara lain mengandung lignin, selulosa dan hemiselulosa yang juga mengandung gugus aktif polihidroksil dan polifenolik. Di samping itu limbah beberapa kulit kayu mengandung tannin yang juga mampu mengikat logam berat karena juga mengandung gugus polifenolik. Berdasarkan pertimbangan tersebut dilakukan penelitian untuk menyelidiki pemanfaatan limbah serat dari unit pengelolaan limbah (UPL) limbah padat industri pulp dan kertas untuk menurunkan kadar logam berat dalam air limbah industri lapis listrik.
Untuk itu telah diselidiki kemampuan penyerapan limbah dari UPL pulp dan kertas untuk menyerap limbah krom, nikel dan seng dari limbah industri lapis listrik (electroplating). Kondisi optimum percobaan didapatkan dengan memvariasikan pH, kadar awal limbah cair dan waktupenyerapan limbah serat terhadap limbah cair industri lapis listrik."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995
T1593
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriyansyah
"Universitas sebagai tempat belajar dan riset memiliki potensi sebagai penghasil limbah. Fakultas Teknik menghasilkan limbah kimia yang barasal dan aktivitas praktikum dan riset di Jurusan Gas dan Petrokimia, Jurusan Metallurgi serta Jurusan lain. Salah satu Iaboratorium di Jurusan Gas dan Petrokimia adalah Laboratorium Dasar Proses Kimia (Lab DPK). Kegiatan praktikum pada Lab DPK terdiri dari praktikum Kimia Dasar, praktikum Kimia Fisika dan praktikum Kimia AnaIitik. Kegiatan praktilkum di Lab DPK menghasilkan berbagai jenis limbah yang tergolong Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Limbah ini ditampung selama satu semester dalam container penampung Iimbah.
Upaya pengelolaan Iimbah Lab DPK terdiri dari beberapa bagian yaitu segregasi limbah, pemanfaatan limbah, pengolahan limbah, dan pembuangan limbah. Segregasi limbah dilakukan dengan mengelompokkan limbah herdasarkan wujud dan jenisnya yaitu limbah logam berat, limbah korosif limbah organik, limbah cucian, dan limbah padatan. Upaya pemanfaatan limbah dilakukan terhadap limbah padalan. Sedangkan untuk kelornpok limbah lainnya dilakukan pengolahan Iimbah yaitu Iimbah logam berat dengan presipitasi hidroksida, limbah korosif dengan netralisasi, limbah organik dengan distilasi, dan Iimbah cucian dapal langsung dibuang.
Tahapan proses pengolahan limbah logam berat dan limbah korosifadalah mereduksi Cr(VI) menggunakan Sodium metabisulfit, mengolah limbah logam berat lainnya dan hasil reduksi Cr(VI) dengan koagulasi/flokulasi menggunakan Poly Aluminium Chloride dan presipitasi menggunakan NaOH, kemudian memisahkan cairan dan endapan hasil presipitasi. Cairan dari presipitasi digabung dengan Iimbah korosif agar saling menetralkan, kemudian ditambahkan basa NaOH agar diperoleh pH netral. Sedangkan sludge hasil presipitasi dipadatkan dengan menggunakan centrifuge, dikeringkan dalam oven, dikumpulkan dalam bunker, dan dibuang ke instansi pengolah limbah. Kemudian cairan hasil netralisasi dapat dibuang ke badan air.
Alat pengolahan limbah yang utama digunakan untuk mengolah limbah Iogam berat dan limbah korosif. Proses pengolahannya dilakukan secara batch setiap satu semester. Alat ini terdiri dari 3 tanki pengolahan dengan kapasitas tanki reduksi Cr(VI) sebesar 5 liter, tanki presipitasi 20 liter, dan tanki netralisasi 30 liter.
Material alat pengolahan limbah Lab DPK ini adalah acrylik resin. Biaya pengelolaan limbah terdiri dari biaya pembelian container penampung limbah, pembuatan alat pengolahan limbah, pembelian bahan pengolah Iimbah, pembuatan bunker penampungan akhir, analisa limbah, honor karyawan, biaya listrik dan lain-Iain, mencapai Rp 4.500.000,- (ratus ribu rupiah)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49412
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novalia
"Berbagai cara yang dilakukan untuk meningkatkan penyehatan dan pemeliharaan lingkungan Bandara Soekarno Hatta, salah satunya dengan konsep eco-airport. Komponen yang patut diperhatikan pada konsep eco-airport yaitu pada pengolahan limbah. Tujuan penelitian ini yaitu menggambarkan kualitas parameter limbah cair hasil olahan Instalasi Pengolahan Air Limbah Bandara Soekarno Hatta. Penelitian ini mengunakan desain studi kualitatif menggunakan data sekunder.
Hasil penelitian menunjukan Pengolahan Air Limbah Bandara soekarno Hatta melalui tahap Pengolahan Pendahuluan, Pengolahan Tahap pertama, Pengolahan Tahap Kedua dan Pengolahan Tahap Ketiga. Karakteristik limbah cair yang dihasilkan yaitu karakteristik fisik terdapat padatan tersuspensi.
Karakteristik kimia yaitu terdapat bahan organik seperti protein, lemak, minyak, ditemukan pula kandungan logam berat, nitrogen dan fosfor pada limbah Bandara Soekarno Hatta. Parameter yang tidak memenuhi syarat sepanjang tahun 2015 yaitu parameter pH pada bulan April dan November, nilai pH dibawah baku mutu < 6 bersifat asam, serta parameter Nitrit pada bulan Agustus diatas nilai baku mutu yaitu 7,38 mg/L, maka perlu adanya peninjaun kembali kinerja Instalasi Pengolahan Air Limbah, memperbaiki saluran pipa IPAL, penambahan larutan kapur, soda kostik serta memperlama waktu tinggal limbah di kolam pengendapan.

Various ways in which to improve sanitation and environmental preservation Soekarno Hatta Airport, one of them with the concept of eco-airport. Components that should be considered at the concept of eco-airport is on the processing of waste. The purpose of this study is to describe the quality parameters of wastewater processed Wastewater Treatment Soekarno Hatta Airport. This research uses qualitative study design using primary data and secondary data.
The results showed Wastewater Treatment Soekarno Hatta Airport through the processing stage introduction, the first stage of processing, the processing of the second stage and third stage processing. Characteristics of wastewater produced that contained the physical characteristics of the suspended solids.
Chemical characteristics of which are organic materials such as proteins, fats, oils, also found heavy metals, nitrogen and phosphorus in wastewater Soekarno Hatta Airport. Parameters that do not qualify throughout 2015 that the parameters pH in April and November, the pH value below the quality standard <6 acidic, as well as the parameters of Nitrite in August on the quality standard value is 7.38 mg / L, it is necessary to re peninjaun Wastewater Treatment performance, improve pipeline WWTP, the addition of a solution of Gentiles, caustic soda and lengthen the residence time of sewage in settling ponds.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S61956
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Anis
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
TA3218
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Faris
"Industri tekstil, khususnya batik menghasilkan limbah cair yang berasal dari proses pewarnaan. Limbah cair batik, selain mengandung senyawa pewarna yang kompleks, tetapi juga mengandung bahan-bahan sintetik yang sukar larut dan terurai dalam air. Banyak cara yang telah diteliti untuk mendapatkan proses pengolahan yang paling optimal, salah satunya adalah dengan mengkombinasikan pengolahan fisik, kimia, dan biologi. Proses pengolahan biologis sangat membutuhkan proses pendahuluan, yaitu untuk mendapatkan kondisi rasio BOD/COD = 0,6 yang menyatakan bahwa air limbah mempunyai biodegradabilitas yang cukup baik.
Tujuan dari studi ini adalah menguji jenis dan dosis optimum dari koagulan untuk mencapai rasio BOD/COD = 0,6 serta menguji apakah pengolahan dengan proses oksidasi dan adsorbsi karbon aktif efektif untuk menurunkan warna limbah cair batik. Proses yang digunakan dalam penelitian ini adalah koagulasi-flokulasi dengan FeSO4 dan PACl, adsorbsi karbon aktif granular dari tempurung kelapa, dan oksidasi dengan KMnO4.
Limbah batik yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai nilai COD sebesar 1936 ppm, BOD sebesar 667,5 ppm (rasio BOD/COD= 0,34), pH sebesar 9,95, TSS 4200 ppm, dan warna 8660 PtCo. Rasio BOD/COD = 0,6 berhasil dicapai saat dosis koagulan FeSO4 sebesar 3 g/L dan PACl sebesar 1,5 g/L. Oksidasi dengan KMnO4 menunjukan nilai removal warna yang semakin membaik saat kondisi limbah cair batik semakin asam. Kondisi optimal dicapai saat dosis KMnO4 sebesar 60 mL/L dengan tingkat removal warna sebesar 83,11% pada pH 3. Adsorbsi karbon aktif dinilai tidak cukup efektif karena perbandingan 1 gram karbon aktif berbanding 10 ml sampel limbah hanya dapat menurunkan warna sebesar 18%.

The textile industry, especially produce wastewater that comes from dyeing process. The wastewater from Batik, not only containing dye complex compounds, but also contain synthetic ingredients that difficult to dissolve and decompose in water. Many ways that has been studied to gain the optimal processing, one of which is to combine the processing of physical, chemical, and biological. Biological treatment process requires the pre-processing to get the condition of the BOD / COD ratio = 0.6 which states that the biodegradability in the wastewater is good enough.
The purpose of the study is to test the optimal type and dose from the coagulant to get the ratio BOD/COD = 0,6 and also to test whether the processing with oxidation process and adsorption of activated carbon are effective to lower batik’s wastewater. The process used in this study is a coagulation-flocculation with FeSO4 and PACl, adsorption with granular activated carbon of coconut shell, and oxidation with KMnO4.
Batik's wastewater that used in this study has a value of COD at 1936 ppm, BOD at 667.5 ppm, pH about 9.95, TSS at 4200 ppm, and color at 8660 PtCo. The ratio of BOD/COD = 0.6 was gained when the dose of coagulant, FeSO4 at 3 g/L and PACl at 1.5 g/L. Oxidation with KMnO4 showed greater values of color removal when the condition of batik’s wastewater are more acidic. Optimal condition is gained when the dose of KmnO4 at 60 ml /L with color removal rate of 83.11%. Activated carbon adsorption is not effective enough because of the ratio of 1 gram of activated carbon versus 10 mL samples of wastewater can only remove the color by 18%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S44495
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Setyowati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
TA493
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Melianawati Agustinia
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
TA499
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>