Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191235 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Kintoko Rochadi
"Upaya mencegah dan 'menanggulangi bahaya penyebaran HIV/AIDS di Indonesia, antara lain adalah dengan memberikan informasi yang benar dan akurat kepada masyarakat. Salah satu media yang dapat dijadikan alat penyebaran informasi adalah suratkabar. Sangat disayangkan berbagai informasi HIV/AIDS di suratkabar masih belum Optimal dan masih sering tergelincir pada sensasional, vulgarisme, stigmatisasi dan melebih-lebihkan berita.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi frekuensi dan kecenderungan informasi HIV/ADS yang ditampilkan suratkabar Kompas, Republika dan Suara Pembaruan yang menggunakan metode analisis isi dengan pendekatan kualitatif yang akan mengungkapkan secara eksplisit dan implisit isi suatu suratkabar.
Hasil penelitian menunjukkan frekuensi informasi HIV/AIDS tertinggi didapat pada Kompas dan terendah pada Republika. Kecenderungan informasi HIV/AIDS Kompas dan Suara pembaruan didominasi berita sedangkan Republika didominasi rubrik opini. Kecenderungan berita HIV/AIDS di ketiga suratkabar didominasi berita biasa dan berorientasi realitas psikologis. Berbagai jenis informasi HIV/AIDS di Kompas, seperti rubrik opini, reportase dan wawancara cenderung berorientasi mendukung Strategi Nasional Penanggulangan AIDS kecuali feature yang cenderung berorientasi netral. Berbagai jenis informasi HIV/AIDS di Republika, seperti rubrik opini dan reportase cenderung berorientasi mengkritik Strategi Nasional Penanggulangan AIDS kecuali feature yang cenderung berorientasi netral. - Bebagai jenis infOrrnasi HIV/AIDS di Suara Pembaruan, seperti rubrik opini dan feature cenderung berorientasi netral terhadap Strategi Nasional PenangguIangan AIDS kecuali reportase dan wawancara yang cenderung berorientasi mendukung. Kompas lebih konsisten dalam penempatan halaman masalah. HIV/AIDS. Ketidaktepatan terminologi penulisan HIV/AIDS pada ketiga suratkabar tergolong cukup tinggi (41,6 persen).
Secara umum dapat digambarkan keputusan redaksional suratkabar sangat mempengaruhi frekuensi dan kecenderungan informasi HIV/AIDS di suratkabar, Peneliti mengharapkan adanya perhatian yang lebih proaktif dari para pemerhati dan instansi yang terkait dengan masalah HIV/AIDS. Diusahakan kerjasama yang langgeng dengan pihak pengelola suratkabar agar dapat meningkatkan mutu liputan HIV/AIDS.

Content Analysis Comparison Study of HIV/AIDS Information in Daily Newspapers, such as Kompas, Republika and Suara PembaruanThe effort to prevent and cope with the risk of HIV/AIDS disseminating among others are by providing right and accurate information to public. One of media being the tool of information spreading is newspaper. Unfortunately, various information on HIV/AIDS at newspapers are not optimum and still stick the sensational, vulgarism, stigmatization out and exaggerating.
This research is aimed at obtaining frequency information and preference of HIVIAIDS information published at daily Kompas, Republika and Suara Pembaruan by means of method of content analysis with qualitative approach that shall reveal the contained of a newspaper explicitly and implicitly.
Result of this research indicates the highest HIV/AIDS frequency information found out at Kompas and the lowest is obtained at Republika. The tendency of HIV/AIDS information contained at Kompas and Suara Pembaruan are dominated by news, the meanwhile, Republika is dominated by opinion heading. The tendencies of HIV/AIDS news at the all three newspapers are dominated by daily news and psychology reality oriented. Various kind of HIV/AIDS news at Kompas, namely, opinion heading, reporting, and interview tend to encouraging orientation of National Strategy of AIDS Prevention, but the feature is neutral oriented. Various kind of HIV/AIDS information at Republika, such as opinion heading and reporting inclined criticizes National Strategy of AIDS Prevention but the feature neutral oriented. Various kinds of HIV/AIDS information at Suara Pembaruan, such as opinion heading and feature tend to neutral orientation against National Strategy of AIDS Prevention but the reporting and interview tend to support. Kompas is more consistent in setting the pages on HIV/AIDS. Inaccuracies of using terminology on HIV/AIDS at the all three newspapers are high (41,5 percent).
In general, it can be described that newspaper editorial decision has impact on frequency and tendency information of HIV/AIDS at newspapers. The researcher expert that three will be a more proactive attention from the observers and related instance in HIV/AIDS matters. AIDS close and perpetuity relationship with newspaper organizer shall be made to improve HIV/AIDS coverage quality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cholifah
"Aids adalah salah satu penyakit yang dianggap dapat menghambat kelangsungan proses pembangunan karena umumnya yang diserang adalah kelompok usia produktif dan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk merawat penderita aids. Pers Indonesia yang dikenal dengan sebutan para pembangunan diharapkan ikut terlibat dalam menanggulangi atau menghambat penyebaran penyakit tersebut melalui pemberitaan atau tulisan yang bersifat informatif maupun persuasif. Beranjak dari uraian di atas, maka penelitian ini penulis beri judul INFORMASI AIDS DI SURAT KABAR IBUKOTA.
Subyek penelitian adalah tiga surat kabar ibukota yaitu Kompas, Poskota, dan Media Indonesia periode 24 Nopember sampai 31 Desember 1996. Jumlah tulisan yang dianalisis 50 tulisan. Metode yang digunakan adalah analisis isi. Kategori penelitian yaitu; kategori sumber informasi, sifat pemberitaan, kelengkapan unsur informasi, pemenuhan unsur informasi dasar. serta kategori karakteristik pemberitaan atau tulisan persuasif berdasarkan penggunaan imbauan. Teori yang digunakan adalah teori tentang komunikasi pembangunan dan komunikasi persuasif.
Hasil penelitian menunjukkan; Poskota dan Kompas banyak menggunakan sumber informasi pemerintah, Media Indonesia sebaliknya. Semua suratkabar yang diteliti lebih banyak memuat informasi aids dalam bentuk tulisan yang bersifat informatif dibanding persuasif. Masih banyak informasi aids yang dimuat oleh Poskota dan Media Indonesia yang tidak memenuhi unsur apa, mengapa, dan bagaimana baik dalam tulisannya yang bersifat informatif atau persuasif. Sedangkan untuk Kompas, ketidaklengkapan unsur informasi hanya ditemui pada tulisan yang bersifat informatif. Ketiga suratkabar umumnya jarang memuat ketiga informasi dasar sekaligus dalam satu tulisan. Da1am menyajikan tulisan yang bersifat persuasif, Kompas banyak menggunakan imbauan rasional, Poskota banyak menggunakan imbauan humor, sedangkan Media Indonesia banyak menggunakan gabungan antara imbauan emosional dan rasional.
Kesimpulan penelitian, informasi aids yang dimuat oleh ketiga suratkabar ibukota belum bersifat mendasar. Di samping itu. pers Indonesia ternyata belum banyak berperan sebagai pers pembangunan mengingat informasi yang disampaikan lebih banyak bersifat informatif. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlina
"Penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia dewasa ini. Penyakit ini terdapat hampir di semua negara di dunia termasuk Indonesia, dan hingga saat ini belum ada obatnya dan praktek pelacuran dan pergaulan seks dituding sebagai salah satu penyebab terbesar timbulnya virus tersebut. Menurut data WHO, 2 dari 3 penderita PMS terjadi pada kelompok umur di bawah 24 tahun, dan proporsi remaja yang terinfeksi diperkirakan lebih tinggi dibandingkan dengan yang sudah menikah. Di Indonesia berdasarkan Dirjen P2M/PLP Depkes R.I., sampai dengan Juni 2000, terdapat 42,9% penderita HIV/AIDS pada kelompok umur (20-29) tahun, sedangkan pada kelompok usia (15-19) tahun sekitar 7,1%.
Pada saat yang bersamaan, sejak tahun 80-an telah terjadi perubahan pandangan terhadap seksualitas dikalangan remaja yang kemudian mempengaruhi perilaku seksual remaja, sementara informasi yang bersifat merangsang dengan mudah didapat dan dinikmati melalui gambar porno, VCD/LD bahkan tayangan-tayangan televisi. Di sisi lain keterbatasan pengetahuan remaja tentang masalah kesehatan seksual reproduksi termasuk HIV/AIDS karena keterbatasan informasi dapat menimbulkan persepsi yang berbeda, sehingga remaja yang pada masa usianya ini cenderung melakukan aktivitas seks coba-coba untuk menjawab keingintahuannya dapat terjerumus ke perilaku seks bebas.
Berdasarkan keadaan diatas, dilakukan penelitian untuk melihat gambaran pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di Kabupaten Sinjai dan hubungannya dengan keterpaparan informasi dari berbagai media komunikasi massa (televisi, radio, VCD/LD, film, majalah, koran buku dan poster). Keterpaparan pada media komunikasi massa ini bersifat umum dan tidak secara khusus memuat pesan-pesan tentang HIV/AIDS.
Penelitian ini menggunakan desian Cross Sectional Study dengan menggunakan data primer. Responden berjumlah 400 orang yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan.
Hasil penelitian menunjukkan proporsi tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS yang cukup dan kurang sama besar yaitu 50% dengan keterpaparan yang paling sering dengan media radio, televisi dan buku. Secara statistik diperoleh hubungan yang bermakna antara keterpaparan majalah, poster, tingkat pendidikan ayah dan tingkat pendidikan ibu dengan pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS. Dari keempat faktor yang berhubungan tersebut, maka faktor keterpaparan majalah (OR : 4,81; 95% CI 3,01 - 7,69), keterpaparan poster (OR ; 1,86; 95% CI : 1,17- 2,96) dan tingkat pendidikan ayah (OR : 5,3; 95% CI : 3,33 - 8,59) merupakan faktor yang paling dominan dan secara bersamaan berhubungan dengan pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS.
Diperlukan peningkatan penyebaran informasi tentang HIV/AIDS melalui media televisi dan radio, sebagai upaya peningkatan pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS dalam rangka pencegahan peningkatan penderita HIV/AIDS. Selain itu juga perlu dilakukan penyampaian informasi HIV/AIDS melalui lingkungan sekolah dengan menambah dan melengkapi perpustakaan sekolah dengan majalah dan poster tentang HIV/AIDS melalui kerjasama instansi terkait (Depkes dan Depdiknas) berupa pengadaan bahan majalah dan poster, Ayah remaja yang berpendidikan baik dapat dijadikan contoh edukatif dalam strategi penyuluhan dan penyebaran informasi HIV/AIDS di kalangan remaja dalam rangka peningkatan pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS.

The Relationship between Mass Communication Media Exposure and Young Man Knowledge with HIV/AIDS in Senior High School Two South Sinjai, Sinjai District, South Sulawesi Province by the year 2000AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) it was now a great problem of public health in the world. This surface of symptom occurred in evident and the all countries in the world including Indonesia, till now hadn't get medicine treatment for that and prostitution practice and sex practice as caused appear the viruses. According the data WHO, 2 from 3 the sick man with a age group under 24 old, and proportion of young man who infected about higher than which had married. In Indonesia according Directorate of General P2M/PLP health department Republic of Indonesia till June 2000, occurred 42,9 % HIV/AIDS with age group (20-29) old, while for age group (15-19) old about 7,1 %.
In several conditions, since the year 80 decade had changed perception forward sexuality among young men, while the information stimuli which can effect their sexual behavior among young men, while information easy responsively and can get them trough pornography, VCD/LD while television program. In order side young men knowledge limited can appear precedent difference perception, and so the young men in their age trend done sexual activity tried for fulfill their knowledge and could with free sexual.
With that reality, have done researched for saw knowledge description among young men about I-IVIAIDS in Sinjai District and related with information exposures from several mass communication media (television, radio, VCDILD, film, magazine, newspaper, book, and poster), In this exposure communication by generally and it was not specially contain HIV/AIDS massages.
This researched used Cross Sectional Study designed and used primary data, Sum of respondent were 400 persons who got according calculated have been done.
Resulted this research shown proportion of the young men level about HIV/AIDS was enough and less than is the same namely 50 % with immediately frequency exposures with media involved radio, television, and book. By the statistic gotten relationship was significant between magazine exposures, poster, parent's education level and the young men knowledge about HIV/AIDS. From four factors which related, exposures of magazine factor ( OR : 4,81; CI : 3,01-7,69 ), poster exposure ( OR : 1,86 ; 95 % CI : 3,33 - 8,59 ) occur dominant factor and simultaneous relationship with the young men knowledge about HIV/AIDS.
Improving for information HIV/AIDS need through television and radio, for effort in this prevention improving HIV/AIDS. Beyond that necessary do explain HIV/AIDS information through school environment and to add and school library available about HIV/AIDS involved magazine and poster about HIV/AIDS through the other institution (health and national education department) look-like magazine and poster, the young men father can be model for educative with counseling and to distribute HIV/AIDS information among young men for improving their knowledge about HIV/AIDS.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T2732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Budiati Pudjono
"Tujuan penelitian adalah diperolehnya informasi mengenai tingkat pengetahuan kaum remaja tentang AIDS, dan diperolehnya informasi mengenai bentuk media penyampaian informasi yang tepat/sesuai untuk sasaran kelompok remaja dalam upaya pencegahan AIDS. Penelitian ini bertujuan menyediakan data dasar untuk pengembangan intervensi pada tahap selanjutnya, dan bagi Depkes hasil analisis situasi ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan untuk pengembangan program KIE dalam upaya pencegahan AIDS. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terstruktur terhadap siswa-siswa SMA, kemudian dianalisis secara deskriptif. Penelitian dimulai pada bulan September 1995 dan berakhir bulan Pebruari 1996, di wilayah Kotip Depok, Jawa Beret. Pemilihan daerah tersebut di samping faktor jarak dan biaya, karena Depok merupakan daerah Sub Urban yang terletak di perbatasan kota Jakarta. Populasi penelitian ini adalah siswa SMA di Kotip Depok. Sedangkan sampelnya adalah tiga SMA yang diambil secara random, dan sebagai responden adalah 100 orang siswa yang diambil secara acak.
Hasil penelitan menunjukkan, bahwa secara umum pengetahuan responden tentang AIDS cukup memadai. Hampir semua responden (94%) tahu tentang AIDS, dan 99 % responden tahu bagaimana cara penularan AIDS. Mereka mendengar atau mengetahui AIDS dari televisi (87%) dan dari surat kabar/koran (82%). Walau demikian, masih terdapat responden (40%) yang tidak tahu bagaimana cara penularan AIDS yaitu AIDS dapat ditularkan melalui piring, sendok/garpu dan gelas yang dipakai bersama-sama dengan penderita AIDS; menggunakan WC/kamar mandi umum yang sama dengan penderita AIDS; dan bakerja bersama-sama dengan penderita AIDS. Di samping itu, juga terdapat 6% responden yang mengatakan bahwa AIDS adalah sepala penyakit kelamin dan penyakit karena kutukan Tuhan. Dari data yang diperoleh, pada umumnya responden tahu media cetak dan media elektronik. Sebanyak 82% responden memilih televisi sebagai media penyampaian informasi yang dianggap paling tepat/sesuai dalam upaya pencegahan AIDS, dan 39% responden mengatakan bahwa informasi AIDS sebaiknya ditayangkan pada acara siaran/laparan khusus. Sedangkan media surat kabar/koran merupakan urutan kedua yang dipilih responden (49%) untuk penyampaian informasi AIDS, dan 63% responden mengatakan sebaiknya dimuat pada kolom "informasi khusus tentang AIDS"."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1996
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Yustinus Ade Stirman
"Kasus kerusakan atau pencemaran lingkungan terjadi hampir merata di setiap daerah dan mengakibatkan degradasi lingkungan baik lingkungan alam, sosial dan ekonomi akhir-akhir ini.
Kasus lingkungan itu, seperti penebangan liar (illegal logging) mengakibatkan total hutan yang rusak setiap tahunnya mendekati angka 57 juta hektar, dan membutuhkan dana rehabilitasi hingga Rp 285 triliun. dan negara menanggung kerugian hingga Rp. 31 triliun karena penebang liar (Majalah Harmoni No. 031Tahun 112004). Sampah juga menjadi masalah kota-kota besar di Indonesia seperti, Jakarta, Surabaya dan Makasar. Selain itu, pencemaran air tanah dan air permukaan juga terjadi beberapa kota besar di Indonesia.
Berdasarkan penelitian Puslit Kelautan ITB (1995), diprediksikan pada tahun 2010 akan terjadi "dead water" pada air permukaan akibat pencemaran. Bank dunia. pada tahun 1990 meneliti kualitas air tanah yang mengalami defisit 181 juta m3/tahun.
Sementara itu, menurut Bank Dunia jumlah kematian akibat pencemaran udara mencapai 12,6 persen (1996). Biaya kesehatan mencapai Rp. 2 triliun per tahun (Swis Contact:2002) dan biaya kesehatan karena debu Rp. 725.4 miliar setiap tahun (Bank Dunia : 1996).
Berdasarkan catatan WHO pada tahun 2001. Indonesia menempati peringkat lima dunia dalam hal pencemaran udara. Akibat pencemaran udara ini, diperkirakan setiap tahun angka IQ anak menurun secara drastis
Semakin parahnya kerusakan lingkungan Indonesia saat ini menuntut perhatian pers (surat kabar) dalam pemberitaan masalah lingkungan. Studi ini mengkaji penyajian surat kabar dalam memberitakan berita lingkungan
kepada pembacanya menurut frekuensi munculnya berita lingkungan berdasarkan tanggal berita, letak berita, rubrik, jenis berita, teknik penulisan, pentingnya berita, lokasi peristiwa, narasumber, kekritisan, kelengkapan dan sikap media terhadap lingkungan.
Berdasarkan hasil kajian dari pemberitaan itu dapat diketahui mana surat kabar yang ramah lingkungan dalam pemberitaannya. Untuk itu perlu dikembangkan tolok ukur surat kabar ramah lingkungan itu yang menjadi tujuan penelitian untuk diterapkan pada Kompas, Suara Pembaruan dan Media Indonesia.
Penelitian ini adalah expo facto dengan metode penelitian deskriptif dan teknik pengambilan sample secara purposive sampling. Penelitian ini menganalisis isi berita lingkungan Kompas, Suara Pembaruan dan Media Indonesia, tanggai 19 Mei - 20 Juni 2003. Validasi data untuk penelitian uji reabilitas dengan menggunakan rumus Halsti. Pengolahan datanya menggunakan metode SPSS.
Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa lima parameter dapat digunakan sebagai tolok ukur surat kabar ramah lingkungan yaitu, frekuensi berita, berita utama, depth news, kekritisan berita dan kelengkapan berita

Environmental damage or pollution occurs recently in almost every region and degraded natural, social and economic environment.
In environment, illegal logging has damaged close to 57 million hectares of forests, which requires Rp 285 trillions to rehabilitate The state an annual lost of Rp 31 trillions because of illegal logging (see magazine of Harmoni No 03/Year 1/2004).
Garbage and pollution of ground and surface water problems become increasingly complicate in suffers like Jakarta, Surabaya and Makasar.
Based on the research of Marine Development and Research Center of the Institute of Technology Bandung (1995), it is predicted that in 2020 ?dead water? will be in surface water due to pollution. The World Bank in 1990 researched the quality of ground water that undergoes deficit 181 million m3/year.
Meanwhile according to the world Bank total death caused by due to air pollution has reached 12.6 percent (1996). The health cost has reached to Rp. 2 trillion annually (Swiss contact: 2002) and health cost caused by dust has reached Rp. 725.4 billion annually (the World Bank : 1996).
According to WHO in 2001, Indonesia is the fifth largest air polluting country of the world. Due to Air pollution, every year IQ score of children will reduce significantly (KLH).
This serious deterioration Indonesian environment today requires the press more serious attention. The press has given more space news of politics, economy or entertainment compared with a news environment.
The low concern of media is caused by the internal interest of the owner, editor, and journalists and external interests of market that influence editorial policies an environmental news.
According to McQuail (2000), in general mass media has two kinds of accountability; they are internal and external. The Internal accountability refers to the system of monitoring within in the environment of the media itself. The journalists' freedom of searching and writing news is bound with rules stipulated by the chairman and owner of the media which raises conflicts of intern. The external accountability of mass media is related to external parties like social institutions, communities and pressure groups.
Conflicts arise between the press's idealism and media's business when the media increasing is depending on advertisement and media?s circulation. Business considerations often influence the editorial policies of a newspaper in selecting news that meets market tastes, particularly than media that has yet to be established financially.
The editorial policies of a newspaper in environment is revealed by of frequency and quality of news presented to readers. And this will indicate the newspaper's commitment to the environment.
On the basis question arise, "what are the standards of environmental committed newspaper," and (2) which newspaper (Kompas, Suara Pembaruan and Media Indonesia) has met these standard? The answers to these questions are the focus of this study.
This study is done expo facto on the basis of descriptive method. The technique of purposive sampling is used and conducted to analyze environmental contents of news of Kompas, Suara Pembaruan and Media Indonesia, from May 19 to June 20, 2003.
Data validation is based on reliability tests and Halsti formulation. To process the data, is used SPSS method.
The Conclusions of study are five parameters can be used as standards of environmental committed newspaper. These are news frequency, headline news, dept news, news criticism, and news completeness.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T15252
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Parlagutan
"Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menggunakan pendekatan agenda setting untuk mengetahui apakah media massa mampu menyeleksi isu-isu dan menyusunnya dalam suatu agenda, sehingga berita-berita tersebut dipersepsikan oleh publiknya sebagai isu yang penting pada kurun waktu tertentu. Dengan kata lain peneliti ingin mengetahui "apakah ada hubungan antara agenda media dengan agenda publik". Di samping itu ingin mengetahui pula adanya variabel lain yang mempengaruhi hubungan antara agenda media dan agenda publik tersebut.
Media massa yang menjadi objek penelitian ini adalah surat kabar Kompas dan surat kabar Suara Pembaruan yang terbit di Jakarta. Publik yang terpilih dalam penelitian ini adalah mahasiswa anggota organisasi GMKI di Jakarta- Dari populasi yang ada, diambil sampel sebanyak 45 orang dengan menggunakan prosedur "acak sederhana" (simple random sampling), dan isu-isu yang diteliti adalah isu-isu yang berskala nasional. Untuk variabel yang diduga mempengaruhi hubungan antara agenda surat kabar dengan agenda publik adalah: (1) kredibilitas media, (2) penggunaan media, dan (3) tingkat orientasi. Ketiga variabel tersebut bertindak sebagai variabel kontrol.
Penelitian ini menggunakan dua metode. Pertama, analisis isi (content analysis) yang digunakan untuk mengukur agenda surat kabar. Kedua, survey riset yang digunakan untuk mengukur agenda publik mahasiswa anggota GMKI.
Dari hasil studi penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa hubungan antara agenda surat kabar Kompas dengan agenda publik mahasiswa anggota GMKI mempunyai korelasi yang kuat (I = 0,80 ), juga diketahui bahwa hubungan hubungan antara agenda surat kabar Suara Pembaruan dengan agenda publik mahasiswa anggota GMKI mempunyai korelasi yang cukup kuat (Y5=0,67).
Kekuatan hubungan masing-masing agenda surat kabar terhadap agenda publik mahasiswa anggota GMKI, ternyata dipengaruhi oleh variabel kredibilitas surat kabar, penggunaan media, dan tingkat orientasi. Hubungan antara agenda media dan agenda publik, contohnya, lebih kuat dalam kondisi dimana individu mempersepsikan surat kabar yang bersangkutan memiliki kredibilitas tinggi. Jadi ketiga variabel tersebut merupakan specifying variable atau variabel yang merinci hubungan antara agenda surat kabar dengan agenda publik mahasiswa anggota GMKI pada keadaan kondisi yang berbeda."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Martua Hidayana
"ABSTRAK
Beberapa studi epidemiologi yang pernah dilakukan di Indonesia memperlihatkan bahwa prevalensi HIV/AIDS rendah dan beberapa PMS, seperti chlamidia, cukup problematik. Dari penelitian ini juga terungkap bahwa beberapa kegiatan surveilans sentinel sedang berjalan yang seringkali tumpang tindih. Pekerja seks di Surabaya misalnya mengeluhkan bahwa mereka dites oleh beberapa tim peneliti yang berbeda.
Dalam meninjau kegiatan-kegiatan HIV/AIDS dan PMS yang ada, ditemukan 2 bidang yang masih lemah yaitu advokasi dan pengembangan kebijakan strategi. Pengembangan penelitian sebaiknya diarahkan untuk memperbaiki 2 bidang penting ini.
Penelitian-penelitian berikut sebaiknya mengkombinasikan metode kualitatif dan kuantitatif, tetapi bukan merupakan kombinasi antara penelitian epidemiologi dengan penelitian sosial/behavorial karena bisa menimbulkan persoalan. Orang akan cemas atau khawatir karena adanya komponen surveilans dan mungkin tidak akan terbuka dan jujur dalam penelitian behavioral atau perilaku.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kegiatan dan penelitian tentang PMS dan HIV/AIDS. Pertama, masalah etika yang menyangkut kerahasiaan dan anonimitas dalam penelitian, termasuk akuntabilitas dan transparansi. Kedua, aspek gender yang belum nampak kuat dalam berbagai kegiatan PMS dan HIV/AIDS yang ada sekarang. Organisasi-organisasi perempuan banyak yang masih manganggap bidang ini tidak sebagai prioritas. Ketiga, proses partisipatoris yaitu dengan melibatkan kelompok sasaran, misalnya pekerja seks atau waria dan juga LSM, dalam perencanaan program. Keempat, pengembangan jaringan di antara lembaga pemerintah, LSM dan universitas yang bergerak daiam kesehatan reproduksi untuk mengurangi tumpang tindih kegiatan, bahkan konflik. Kelima, pengembangan self-help activities di dalam kelompok sasaran, misalnya kelompok Berdaya di Surabaya atau Bandungwangi di Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Prisgunanto
"Tidak ada media massa yang netral selalu ada keberpihakan, begitu pada kenyataannya Sebagai sebuah organisasi industri mereka selalu memilild misi atau kepentingan tertentu Banyak faktor yang mempengaruhi daiam memposisikan keberpihakan pemberitaan, sepeni; sidang pembaca, kantong ildan, ideologi kepentingan politik pemilik, juga kenerpengaruhan pwda kekualan pasar global. Penelitian ini berusaha menggali hal-hal tcrsebut dengan mengaitkan dengan berbagai teori yang ada.
Tujuan utama penelitian ini bempaya membuat pemetaan lugas kebexpihakan surat kabar nasional lewat dinamika framing dikaitkan dengan faklor-faktor ekstcmal yang mempengaruhi produksi pembentaan. Paradigma penelitian adaiah positivistik dengan pendekatan pada perspektif ekonomi politik media liberal neo klasik Analisis dilakukan dua tahap, pertama; data tekstual secara kuantitatif dan lcedua analisis framing model Gamson dan Modigliani secara kualitatiti Penggabungan dua analisis yang berbeda pamdigma ini diyakini dapat memberikan hasil temuan yang lebih komprehensif.
Dan hasil temuan terbukti bahwa surat kabar sebagai sebuah organisasi bisnis sudah pasti memihak pada sisi keuntungan dan bisnis perusahaan. Bentuk pemihakan ini jelas terlihat dad pemeliharaan sidang pembaca dan perolehan iklan lewat pemihakan pemberitaan Faktor-faktor inilah penyebab utama pemberitaan terimbas percaturan tatanan ekonomi global. Di samping itu masalah klasik ideologi dan kcpentingan politik pemilik modal cukup ikut mengintervensi pemberitaan Dari analisis tckstualitas terlihat semua surat kabar nasional berusaha netral dengan menonjolkan isu kernanusiaan dan anti perang. Sedang dari analisis naming terlihat jelas pemetaan keberpihakan.
Republika jelas sangat memihak Irak; Suara Pembaruan sangat memihak Amerika Serikat dengan koalisinya, sedangkan Media Indonesia mengalami perubahan dinamika framing yang semula sangat memihak Irak menjadi memihak Irak dalam taraf kurang. Demikian juga dengan Kompas yang netral menjadi memihak Irak dengan taraf kurang. Kajian yang digunakan dalam penelitian ini juga lintas perspektif dengan penggabungan teori-teori agenda setting, agenda media, sosiologi media, priming dan framing."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T5438
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meiwita Paulina Budiharsana
Jakarta: Pusat Penelitian Kesehatan - LPUI, 1996
305.2 MEI a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Inong Febi Fikriyah
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26609
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>