Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175337 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gatot Trimulyadi Rekso
"Telah dilakukan sintesis dan karakterisasi kopolimer cangkok akrilamida (AAm) dan N,N dimetilakrilarnida (DMAA) pada serat polipropilen (PP) dengan teknik prairadiasi dalam atmosfir nitrogen. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi optimum proses pencangkokan gugus amida yang tidak dan tersubsitusi pads serat polipropilen, untuk memperoleh serat yang dapat diaplikasikan sebagai penukar ion logam dalam larutan.
Pada penelitian ini dipelajari parameter parameter yang mempengaruhi kadar pencangkokan yaitu, jenis dan komposisi pelarut, dosis total, konsentrasi monomer, waktu, dan temperatur reaksi . Karakterisasi serat kopolimer cangkok PP-g-Aam dan PP-g-DMAA yang dihasilkan dipelajari dengan spektroskopi infra merah, kesetabilan termal, dan pengamatan mikroskop elektron.
Hasil percobaan menunjukkan kondisi terbaik untuk pencangkokan akrilamida, adalah dosis total 20 kGy, pelarut campuran air dan metanol dengan perbandingan volume = 9 : 1 , konsentrasi akrilamida 30% (wlw), pada temperatur 400 C, dengan waktu reaksi selama 2 jam. Kadar pencangkokan rata rata yang diperoleh pada kondisi tersebut adalah 215 %. Untuk monomer N,N dimetilakrilamida adalah dengan dosis 20 kGy, pelarut air, konsentrasi monomer 50 % (w/w), pada temperatur reaksi 50 ° C , dengan waktu reaksi selama 4 jam. Kadar pencangkokan rata-rata untuk monomer ini sebesar 188 %. Energi aktivasi pencangkokan monomer akrilamida dan N,N dimetilakrilamida yang diperoleh adalah berturut turut 5,71 kkal/mol dan 12,4 kkal/mol. Ini berarti bahwa AAm lebih mudah dicangkokan daripada DMAA.
Pengamatan spektrum serapan FTIR dari serat yang telah dicangkok membuktikan telah terjadi pencangkokan gugus amida dengan munculnya vibrasi ulur gugus karbonil (1700 - 1600 cm -1 ) dan amina ( 3500 - 3400 cm-1 ) dan menurunnya intensitas vibrasi ulur gugus isopropil ( 1170 - 1140 cm'') dengan meningkatnya kadar pencangkokan. Pengujian sifat termal menunjukkan bahwa titik leleh serat PP-g-AAm dan PP-g-DMAA tidak menunjukkan penurunan yang berarti dibandingkan serat polipropilen . Pengamatan dengan SEM menunjukkan bahwa pencangkokan akrilamida lebih dominan sebagai poliamida dan terjadi dipermukaan serat, sedangkan N,N dimetilakrilamida cenderung terjadi di dalam serat.
Hasil pengujian pertukaran ion menunjukkan, bahwa serat PP-g-AAm mempunyai kapasitas penukaran yang masih rendah dan lebih selektif terhadap ion Cu (II) dibandingkan dengan ion ion Co (II) dan Fe (III) pads pH 4,4. Perlakuan dengan merefluks serat dalam larutan 1 N Na2CO3 dapat meningkatkan kapasitas pertukaran terhadap ion Cu (II) , pada pH 4,0 yaitu menjadi 64,5 mg/ g serat . Serat PP-g-DMAA mempunyai kapasitas pertukaran terhadap Cu (II) yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan PP-g-Aam, karena adanya pengaruh sterik dari gugus metil.

Synthesis and Characterization of Acrylamide (Aam) and N,N, Dimethylacrylamide (Dmaa) Grafted Onto Polipropylene (Pp) Fiber by Pre-Irradiation TechniquesThe synthesis and characterization of grafted acrylamide (AAm) and N,N, dimethylamide (DMAA) onto polypropylene (PP) by pre-irradiation techniques at nitrogen atmosphere have been carried out. The aim of this research was to find out optimum conditions of grafting of amide group neither substituted nor unsubstituted onto PP, and to study the grafted fibers prepared as an ion exchanger in solutions.
In this research, the parameters affected the degree of grafting e.g. solvents and its compositions, total irradiation dose, monomer concentrations, the temperatures, and the reaction period have been studied. The characterization of grafted PP-g-AAm and PP-g-DMAA copolymers were examined by Infra Red spectroscopy (FTIR), Differential Scanning Calorimetry (DSC) , and Scanning Electron Microscope (SEM).
The results show that the optimal conditions for grafting of AAm were as follows : total irradiation dose was 20 kGy, the solvent compositon was water/methanol 911 (v/v), the concentration of AAm was 30 % (w/w), temperature of 40 ° C and the reaction period of 2 hours. The averages degree of grafting was 215 %. The grafting condition reaction for DMAA as follows: irradiation dose was 20 kGy, water as a solvent, monomer concentration of 50 % (vlv), temperature of 50 °C and the reaction period of 4 hours . The average degree of grafting fibers was 188 %. The activation energy of AAm and DMAA monomers was 5.71 and 12.4 kkall mol, respectively. It means that AAm monomer was easier grafted onto PP fiber than DMAA.
From 1.111 spectra of grafted fibers, the amide group were shown by the vibration of carbonyl (1700 -- 1600 cm-I ) and amine (3500 - 3400 cm-I) groups. The increase in the degree of grafting followed by the decrease of intensity strectching vibration of isopropyl group (1170 -1140 cm-I) . Compared to the PP fibers , the melting point of PP-g-AAm and PP-g-DMAA did not differ, significantly. From the SEM observation it can be concluded that the AAm group pre dominantly as a polyacrylamide at the surface of fibers, and the DMAA grafted at the inner space of the fibers. The ion exchanger properties, shows that the capacity of PP-g-AAm as ion exchanger towards Cu(II) ion was low and higher selectivity than Co (II) and Fe (III) ions at pH 4.0. By reflux treatment in l N Na2CO3 solution, the exchange capacity towards Cu (II) ion was increased up to 64.5 mglg of fiber. The PP-g-DMAA fiber show much lower capacity as ion exchanger compared to PP-g-AAm, due to the a steric effect of methyl subtituent groups."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lu'lu Mubarokah
"enelitian ini bertujuan untuk mencari pelarut yang sesuai untuk
pencangkokkan Glisidil metakrilat (GMA) pada serat rayon terikat silang N,N’-
metilendiakrilamida (NBA) melalui teknik ozonasi dalam udara, yang memiliki
karakter sebagai matriks penukar ion yang tahan ternadap kondisi asam dan
basa. Gugus peroksida dan nidroperoksida dibentuk terlebih dahulu pada
permukaan serat rayon melalui ozonasi. Selanjutnya, serat rayon di ikat
silang dengan pengikat silang NBA dalam media gas N2 pada berbagai
konsentrasi monomer, waktu ozonasi dan suhu reaksi. Serat yang telah
terikat silang ini kemudian diuji ketahanannya dalam asam dan basa. Untuk
penoangkokkan GMA dilakukan ozonasi kembali pada serat terikat silang
selama 4 jam. Penoangkokkan GMA dilakukan pada beberapa pelarut
(metanol, metanol:air (4:6), etanol, aseton, n-neksan, N-metnyl-2-pirolidon,
dan 1,4-dioksan) Selanjutnya dengan menggunakan pelarut metanol dan
campuran metanol:air (416) dipelajari pengaruh konsentrasi, suhu dan waktu
pencangkokkan. Kemudian pada GMA tercangkok dilakukan modifikasi
dengan cara mereaksikannya dengan asam iminodiasetat (IDA) untuk
menghasilkan serat rayon-g-(GMA-IDA). Karakterisasi dilakukan dengan
menggunakan spektrofotometer FTIR, derajat pengembangan (% swelling)
dan penentuan kapasitas pertukaran ionnya. Ketahanan serat rayon
ternadap asam dan basa diperoleh pada ikat silang NBA dengan konsentrasi 5%, lame ozonasi 4 jam dan suhu reaksi 8O°C_ Kadar pencangkokkan (%G)
GMA tertinggi sebesar 56,6O%; 56,18%; dan 57,42% diperoleh dari hasil
pencangkokkan GMA 20% (%v/v), suhu reaksi 60°C dalam pelarut metanol,
metanol:air (416) dan 1,4-dioksan, waktu kopolimerisasi 2 jam. Hasil reaksi
GMA dengan IDA menghasilkan perbandingan mol 1:1. Pengamatan data
spektrum FTIR menunjukkan telah terjadi ikat silang NBA dan modifikasi
dengan GIVIA-IDA pada matriks serat rayon. Hasil uji pertukaran ion
diperoleh kapasitas pertukaran ion tertinggi sebesar 4,18 mek/g."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S30485
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Wijayanto
"Proses pengelasan amat penting dalam teknologi dengan bahan baku logam, Selalu digunakan untuk proses pembuatan, pengclasan dapat juga dipakai
dalam proses maintenance (reparasi) pada baha.n logam
penyarnbungan, penambalan, maupun pelapisan.
baik untuk Salah satu fungsi reparasi untuk pelapisan dalam proses las adalah proses hardfacing, yaitu teknik pengelasan logam dengan cara pelapisan permukaan dengan lapisan logam khu..:;;us. Hardfacing dalam penelitian ini dilakukan pada baja karbon menengsh dengan kekerasan I 67229 Hb untuk penonna!an pada perlakuan penns atau 201 - 269 Hb untuk perlakuan penas dengan celup dingin dan mempunyai komposisi kimia 0,45% C, 0,29% Si, 0,81% Mn, 0,025% P, 0,008% S, 0,8% Cr dengan proses SMAW (Shielded A4etal Arc Welding) dan rnenggunakan variasi perubahan arus pengelasan. Penelitian di1akukan terhadap 15 benda uji sebagai sampel dan dianalisa pengaruh pembahan arus pengelasan terhadap struktur m1kro, kekerasan dan keretakan. Dari foto logam las terlihat bahwa struktur yang teljadi adalah gabungan dari martensite, austenite dan bainite. dan terdapat indikasi bahwa tidak tmjadJ perubahan yang berarti terhadap stru.ktur mikro dari penggunaan besar arus
85 Ampere, 100 Ampere, 115 Ampere, 130 Ampere, dan 145 Ampere. Hal ini
terjadi karena komposisi kimia dari elel1roda las yang digunakan mernpunyai
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35319
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Adianto
"Perkembangan perdagangan dan pasar modal internasional mengarah pada ekspansi bisnis ke luar negeri, seiring dengan ekskalasi pertumbuhan dan internasionalisasi perdagangan dan pasar modal tersebut. Ekspansi bisnis dengan perluasan kapasitas, operas!, dan pasar menimbulkan banyak perusahaan multinasional (multinational corporation atau MNC), dengan alasan kebijakan perdagangan, pertimbangan politis, dan faktor-faktor ekonomi lainnya, seperti pengupahan, insentif, dan sebagainya.
Laporan keuangan MNC harus mengkonsolidasikan operas! anak perusahaan asing (foreign subsidiary) dan perusahaan induk (parent company), yang didasarkan pada perbedaan prinsip-prinsip akuntansi dan satuan mata uang. Mata uang asing (foreign currency) - yang merupakan denominasi laporan keuangan (financial statements) dari foreign subsidiary harus ditranslasikan dalam mata uang parent company.
Penerapan translation process sangat rumit, terutama dalam penentuan penggunaan kurs yang berlaku, karena fakta bahwa besaran kurs antara dua atau lebih mata uang sangat fluktuatif. Kesulitan lainnya adalah bagaimana melaporkan translation adjustment pada akun-akun (accounts) neraca ketika terjadi perubahan kurs valas. Translation adjustment merupakan hasil yang inheren (inherent results) dari translation process dari laporan keuangan entitas asing (foreign entity's financial statements') dari functional currency (Rupiah) ke dalam reporting currency (US Dollar), yang diakumulasikan sebagai consolidated stockholder's equity. Besaran atau jumlah translation adjustment dipengaruhi oleh oleh paparan entitas akuntansi (entity's accounting exposure).
Berdasarkan penelitian pada PT Goodyear Indonesia Tbk., PT Procter & Gamble Indonesia Tbk. dan PT Sobering Plough Indonesia Tbk., yang merupakan kelompok industri barang konsumsi, dalam rentang waktu 1995 - 1999, perubahan kurs pada laba rugi penjabaran dengan menggunakan translation process akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan akan meningkat seiring dengan penguatan perubahan kurs tukar US Dollar terhadap Rupiah, Jika tidak dipengaruhi oleh perubahan kurs, hubungan antara beberapa akun (accounts), seperti Current Ratio, Quick or Acid Test Ratio, Debt to Total Capital, Times Interest Earned, dan Profit Margin, akan sama besamya sebelum dan sesudah translation process. Jika dipengaruhi oleh perubahan kurs, hubungan antara beberapa akun (accounts) akan berbeda, yang menunjukkan pengaruh ekonomi dari perubahan kurs (economic effect of rate changes), seperti yang ditunjukkan oleh rasio Inventory Turnover, Receivables Turnover, Fixed Turnover, Total Assets Turnover, Debt to Equity, Return on Assets (ROA\ dan Return on Equity (ROE), yang besamya berbeda sebelum dan sesudah translation process, meskipun perbedaannya tidak begitu besar.
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi antara anak perusahaan (foreign subsidiary) dan perusahaan induk (parent company) memerlukan pengembangan harmonization of worldwide accounting standards : prinsip-prinsip umum akuntansi dan standar internasional, yang menjadi referensi peraturan akuntansi yang berlaku di semua negara, untuk mengurangi atau mempersempit perbedaan (regulasi akuntansi, kebiasaan bisnis, peraturan perpajakan, tradisi hukum, perbedaan mata uang dan kurs, dan faktor-faktor infiasi) antara prosedur akuntansi umum di berbagai negara.
Penggunaan reciprocal accounts dalam bentuk restated bukan translated akan sangat membantu dalam menyusun prosedur akuntansi dan memberikan informasi yang berkaitan dengan perabahan mata uang (currency changes) dari anak perusahaan (foreign subsidiary) atau functional currency ke perusahaan induk (parent company) atau reporting currency, yang akan menghindarkan disparitas pada kesalahan pencatatan transaksi (transaction recording)."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T258
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kopolimerisasi cangkok asam akrilat (AA) pada serat polipropilen isotaktik (PP) dipelajari menggunakan sinar Y dari sumber CO dengan teknik pra-iradiasi dalam atmosfir nitrogen. PP yang telah dihidrasi direaksikan dengan larutan AA dalam air. Proses pecangkokan ditentukan sebagai fungsi dosis total konsentrasi monomer temperatur dan waktu reaksi. Serat PP-g-AA dikarakterisasi dengan FTIR, DSC, SEMEDAX dan kapasitas penukaran ionnya terhadap ion Cu. Meningkatnya kadar pencangkokan akan meningkatkan pula kestabilan termal dan ketebalan serat. Serat yang telah dicangkok menunjukkan kinetika penularan ion yang tinggi terhadap ion Cu. Serat PP-g-AA dengan kadar pencangkokan 316.7% menunjukkan kapasitas penukaran ion sebesar 6.73 mek/g dan ion Cu terikat dan terdistribusi secara merata pada permukaan serat.

Graft copolymerization of acrylic acid (AA) onto polypropylene (PP) has been studied by using gamma rays from Co source by preirradition technique in nitrogen atmosphere . The preirradiated PP was treated with aqueous solution of AA . The precentage of grafting was determined as a function of total dose., monomer concentration,temperature and reaction periode PP-g-AA fibre was characterized by FTIR,DSC,SSEM-EDAX and the exchane capacity towards Cu ions.It was observed that the increase of percentage of grafting is followed by the increase of thermal stability and fibre thickness.High exchange kinetics towards Cu ions was shown.PP-g-AA fibre with degree of grafting of 316.7% showed exchange capacity of 6.73 meq/g and the binding copper ions were distributed homogenously in the fibre surface."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 1997
SAIN-II-2-Mei1997-1
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nidyaningsih
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T40164
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Ganantha Marsyafa
"Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan batuan keras serta mengestimasi volumenya untuk menjadi material timbunan dalam perencanaan pembangunan Bendungan Way Sekampung, Lampung. Penelitian ini menggunakan metode resistivitas. Pengukuran dilakukan pada 6 lintasan dengan panjang lintasan 235 m dan spasi 5 m menggunakan Konfigurasi Wenner. Metode resistivitas digunakan untuk mengidentifikasi jenis litologi di bawah permukaan. Hasil pengolahan data resistivitas dikorelasikan dengan peta geologi regional, klasifikasi nilai resistivitas batuan, dan data bor. Terdapat beberapa jenis litologi dengan distribusi resistivitas yaitu pada nilai resistivitas 0-80 Ωm diduga sebagai lapisan lempung bercampur tuf dengan nilai Standard Penetration Test (SPT) 0-11, 80-120 Ωm diduga sebagai lapisan batu pasir dengan nilai SPT 12-41, dan pada nilai resistivitas lebih dari 120 Ωm diduga sebagai batuan keras yaitu lapisan sekis. Pengolahan data dilakukan dengan metode inversi dua dimensi dan pemodelan tiga dimensi. Berdasarkan hasil interpolasi pemodelan 3-D ditemukan kemenerusan batuan sekis ke arah utara dan selatan daerah penelitian. Potensi cadangan batuan sekis ditemukan menerus pada lintasan 1, 2, 3 dan lintasan 4, 5, 6. Kemenerusan batuan sekis cukup tebal terjadi pada lintasan 4, 5 dan 6. Estimasi volume cadangan batuan sekis pada daerah penelitian yaitu 2.528.111 m3 dengan nilai resistivitas lebih dari 120 Ωm.

This research was conducted to identify the presence of hard rock and estimate its volume to become embankment material in the planning for the construction of the Way Sekampung Dam, Lampung. This study uses the resistivity method. Measurements were made on 6 tracks with a track length of 235 m and a spacing of 5 m using the Wenner Configuration. The resistivity method is used to identify the type of subsurface lithology. The results of resistivity data processing are correlated with regional geological maps, rock resistivity value classification, and drill data. There are several types of lithology with resistivity distribution, namely at a resistivity value of 0 – 80 Ωm it is suspected to be a layer of clay mixed with tuff with a Standard Penetration Test (SPT) value of 0-11, 80-120 Ωm is suspected to be a layer of sandstone with an SPT value of 12-41, and at a resistivity value of more than 120 Ωm it is suspected as a hard rock, namely a layer of schist. Data processing is done by two-dimensional inversion method and three-dimensional modeling. Based on the results of the 3-D modeling interpolation, it was found that there was continuity of schist rocks to the north and south of the study area. The potential for schist rock reserves is continuously found in tracks 1, 2, 3 and 4, 5, 6. Thick schist continuity occurs in lanes 4, 5 and 6. The estimated volume of schist reserves in the study area is 2,528,111 m3 with a value of resistivity of more than 120 Ωm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmawati Kusumastuti Roosadiono
"Isolasi α-selulosa dari jerami padi telah berhasil dilakukan, menghasilkan rendemen sebesar 26,95%, indeks kristalinitas 74,28% dan berat molekul relatif 28.517 g/mol. Selulosa kemudian dimodifikasi, dengan tujuan untuk menghasilkan serat penukar ion, dengan mencangkokkan monomer asam akrilat pada selulosa menggunakan teknik kopolimerisasi cangkok pra-iradiasi. Kondisi optimum reaksi pencangkokan diperoleh pada dosis radiasi 30 kGy, konsentrasi monomer 10% volum, suhu 60oC dan waktu reaksi 120 menit, dengan persen pencangkokan rata-rata sebesar 84,12 % dan berat molekul sebesar 45.295 g/mol. Kapasitas pertukaran ion selulosa-g-AA yang dihasilkan dari pencangkokan sebesar 3,54 mek/g. Selanjutnya, untuk meningkatkan ketahanan kimia dan termal dari selulosa-g-AA, dilakukan pengikatan silang menggunakan agen pengikat silang N,N?-metilenbisakrilamida (MBA).
Kondisi optimum pengikatan silang terdapat pada dosis radiasi 15 kGy dan konsentrasi MBA 5%, dengan fraksi terikat silang yang diperoleh sebesar 68,27%, swelling dalam air sebesar 346,42% dan kapasitas pertukaran ion sebesar 2,99 mek/g. Pengikatan silang dapat meningkatkan ketahanan terhadap asam sebesar 3%, indeks kristalinitas sebesar 2,12%, suhu transisi gelas sebesar 20,43oC, dan suhu dekomposisi akhir sebesar 12,14oC. Selulosa terikat silang dapat digunakan sebagai penyerap ion logam Cu2+, dengan kapasitas adsorpsi sebesar 16,5 mg/g (konsentrasi awal Cu2+ 100 mg/L), yang diperoleh dengan dosis pengikatan silang 10 kGy dan konsentrasi MBA 3%.

Isolation of α-cellulose from rice straw has been successfully carried out having 26.95% yield, with 74.28% crystallinity index and relative viscosity average molecular weight 28,517 g/mol. The α-cellulose is then chemically modified to be a fiber ion exchanger, by grafting acrylic acid monomer onto cellulose using pre-irradiation graft copolymerization technique. The optimum condition for grafting is obtained at 30 kGy radiation dose, 10% monomer concentration, 60°C grafting temperature and 120 minutes reaction time, with 84.12% grafting average and relative viscosity average molecular weight 45,295 g/mol. The ion exchange capacity of cellulose-g-AA obtained from grafting is 3,54 meq/g. Furthermore, to improve thermal and chemical resistance of cellulose-g-AA, the sampel is crosslinked using N,N?-methylenebisacrylamide (MBA) crosslinking agent.
The optimum condition is obtained at 15 kGy radiation dose and 5% MBA concentration producing 68.27% crosslinked fraction, 346,42% swelling in water and 2,99 meq/g ion exchange capacity. The crosslinking process increases acids resistance by 3%, crystallinity index by 2.12%, glass transition temperature by 20.43°C, and final decomposition temperature by 12.14oC. Crosslinked cellulose-g-AA can be used as Cu2+ adsorbent having adsorption capacity of 16.5 mg/g (initial concentration of Cu2+ 100 mg/L). This capacity is achieved with crosslinking dose of 10 kGy and MBA concentration of 3%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T34799
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Pembentukan gas sintesis (COPH2) dad metana melalui “refon'nasi CO2” dapat dilakukan dengan dan tanpa katalis. Reaksi tampa katalis rnembutuhkan wal-:tu reaksi 200 [cali lebih Iama dibandingkan reaksi dengan katalis.
Makalah ini membahas hasil penelitian reaksi refomlasi CO;/CI-L dengan menggunakan katalis Ni/SiO2_ Ni/or-Al;O3, Ni/ZSM-5 dan NifMordenite. Pengujian aktivitas katalis dilakukan pada temperatur 800°C, rasio CH../CO2 = 1, tekanan l atm.
Dari hasil percobaan diketahui bahwa katalis Ni/ZSM-5 menunjukkan lconversi C02 dan CH.. yang lebih tinggi dari katalis Ni/SIO2, Ni./A1203 dan Ni/Mordenite _ Hal ini disebabkan karena katalis Ni/ZSM-5 bersifat lebih asam. Pada uji stabilitas katalis Ni/ZSM-5 mampu bertahan lebih lama dad katalis Ni/Si02, Ni/A1203 dan Ni/Mordenite. Penumnan aktivitas pada katalis Ni/SiO1, Ni/on-A1203 dan Ni/Mordenite karena adanya pembentukan karbon."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49081
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>