Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 215575 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Titik Indrawati
"ABSTRAK
Daur hidup teknologi bagi bank lebih banyak ditentukan oleh kondisi eketernal sehingga teknologi dilihat bersama dengan lingkungan eketernal organisasi. Lingkungan eksternal merupakan pedoman untuk membuat inovasi dan menentukan tingkat penerapan teknologi informasi yang ideal bagi sebuah bank. Selanjutnya, inovasi dan penerapan teknologi informasi sebagai faktor internal bank harus menciptakan nilai bagi konsumen maupun keunggulan dalam persaingan perusahaan.
Satu sampel berjumlah 122 responden dari sembilan bank swasta umum di Jakarta, digunakan untuk menunjukkan pengaruh variabel lingkungan dan teknologi terhadap frekuensi (kekerapan) penggunaan peran interpersonal, informational, dan decisional seperti yang didefinisikan oleh Mintzberg {1973). Lingkungan sebagai faktor eksternal dan teknologi sebagai faktor internal bersama-sama mempengaruhi peran interpersonal, informational, dan decisional. Analisis data untuk menguji beberapa hipotesa meliputi penggunaan dummy variable, koefisien korelasi Pearson, uji t, uji F, uji F partial, dan analisis regresi berganda. Metode pengumpulan data menggunakan kuisioner tertutup yang memakai Skala Likert, untuk mendapatken data primer.
Penemuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa meningkatnya rutinitas pekerjaan menurunkan frekuensi penggunaan peran decisional. Teknologi informasi yang diterapkan dalam sebuah bank, kenyataannya dapat meningkatkan rutinitas pekerjaan dan memberikan dukungan terhadap peran decisional. Ini berarti penggunaan teknologi informasi oleh bank seyogyanya bukan hanya untuk kelancaran operasional bisnis, melainkan juga untuk menunjang peran informational maupun decisional.
Rentang kendali sebagai variabel kontrol dapat meramalkan peningkatan ketiga kategori peran manajer secara signifikan. Jadi peningkatan rentang kendali seorang manajer perlu diimbangi dengan penguasaan penggunaan teknologi informasi oleh manajer.
Selain rutinitas pekerjaan, dimensi teknologi lainnya adalah kaitannya dengan peraturan dan saling ketergantungan antar departemen. Penelitian ini menunjukkan adanya peraturan dapat meramalkan peningkatan frekuensi penggunaan peran interpersonal. Dengan demikian berarti bank seyogyanya menyederhanakan peraturan, prosedur, den standar yang ada.. Saling ketergantungan center departemen berkorelasi positif dengan ketiga kategori peran manajer, namun jika dikontrol oleh variabel bebaa lainnya tidak signifikan untuk meramalkan pelbagai peran manajer.
Di Indonesia terdapat sejumlah 240 bank yang menunjukkan kompleksnya lingkungan bank dan ramainya persaingan antar bank. Penelitian ini menemukan bahwa kompleksitas lingkungan menuntut peningkatan peran informational, peran decisional, dan peran interpersonal. Namun interaksi antara kompleksitas lingkungan dan dinamisme lingkungan tidak signifikan untuk meramalkan pelbagai peran manajer.
Baik kompleksitas lingkungan maupun dinamisme lingkungan merupakan dimensi dari lingkungan luar organisasi. Kompleksitas lingkungan menunjukkan banyaknya komponen-komponen/faktor-faktor dalam lingkungan luar organisasi yang berhubungan dengan pengambilan keputusan organisasi. Sedangkan dinamisme lingkungan menunjukkan derajat perubahan komponen-komponen/faktor-faktor tersebut.
Sebagian besar responden beranggapan bahwa dinamisme lingkungan tidak terlalu tinggi. Dengan kata lain lingkungan luar bank tidak terlalu turbulen. Walaupun dinamisme lingkungan berkorelasi positif dengan ketiga kategori peran manajer, namun jika dikontrol oleh variabel babas lainnya dinamisme lingkungan tidak signifikan untuk meramalkan pelbagai peran manajer.
Penelitian ini ingin membantu manajer bank dalam menentukan peran apa yang akan dimainkannya, agar cukup fleksibel dalam menghadapi era globalisasi. Manajer bank dituntut agar tanggap terhadap kompleksitas lingkungan, mampu menyederhanakan peraturan yang diterapkan dalam bank, den mampu menggunakan teknologi informasi. Disamping semua ini, manager bank juga dituntut agar dapat mengentisipasi peningkatan dinamisme lingkungan dan saling ketergentungan antar departemen yang akan terjadi dalam waktu dekat.
Walaupun sudah digunakan skor kompleksitas (centered) den skor dinamisme (centered), namun tidak berhasil menghilangkan masalah multikolinieritas antara variabel kompleksitas lingkungan dan dinamisme lingkungan. Diharapkan penelitian selanjutnya dilakukan dengan menambah data pengamatan atau variabel bebas yang baru, untuk mengatasi masalah multikolinieritas. Variabelvariabel bebas yang disarankan dimasukken ke dalam model persamaan regresi yang baru adalah gaya kepemimpinan, budaya organisasi, den birokrasi organisasi. Dengan menambah data pengamatan, memungkinkan untuk melakukan uji beda tiga rata-rata untuk meneliti apakah ada perbedaan frekuensi peran manajer pada setiap tingkat manajemen (atas, menengah, dan bawah).
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chrispinus Dimpudus
"Peningkatan kualitas sumberdaya manusia, menjadi perhatian utama dalam era pelaksanaan pembangunan jangka panjang kedua (PJP II) dan khususnya pada pelaksanaan pembangunan lima tahun VI.
Peningkatan kualitas sumberdaya manusia, berarti peningkatan fakor-falctor penentu kualitas kemampuan sumberdaya-manusia, yaitu peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan ("Knowledge"), peningkatan ketrampilan ("skill") dan pembinaan sikap ("attitude").
Peningkatan kualitas sumberdaya manusia ini, hendaknya diikuti oleh upaya peningkatan effektifitas kerjanya untuk mengelola sumber-sumber ekonomi menjadi lebih bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat.
Upaya peningkatan effektifitas kerja sumberdaya manusia dalam organisasi, dapat dilakukan melalui pendekatan dan manajemen faktorfaktor yang berhubungan dengan kinerja jabatan, baik pada sumberdaya manusia itu sendiri maupun pada keadaan lingktmgan jabatan.
Analisa atau pengkajian faktor-faktor yang mempengaruhi Icinerja jabatan, kemudian dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk membuat keputusan-keputusan dan atau kebijakan-kebijakan dalam manajemen sumberdaya manusia, dalam rangka memelihara, mengarahkan, merubah atau mengendalikan faktor-faktor tersebut untuk mendapatkan effektifitas kerja sumberdaya manusia dalam pencapaian tujuan organisasi.
Penelitian persepsi manajer menengah di 23 perusahaan industri minyak kelapa di Sulawesi Utara ini, dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran bagaimana keadaan persepsi manajer menengah atas factor-faktor yang mempengaruhi kinerjanya yaitu faktor :
1. Individu manajer menengah itu sendiri, yang terdiri dari unsur-unsur : Kemampuan dan ketrampilan, penerimaan jabatan dan motivasi kerja.
2. Lingkungan jabatan manajer menengah, yang terdiri dani unsur-unsur :
· Lingkungan langsung jabatan : kepemimpinan, komunikasi dan rancangan jabatan.
· Lingkungan menengah jabatan : sistem ganjaran, sistem penilaian prestasi kerja dan rancangan organisasi.
· Lingkungan eksternal jabatan : keadaan ekonomi, sosial dan adat istiadat.
Data persepsi manajer menengah dikumpulkan dengan menggunakan daftar pertanyaan berskala likert. Analisa data primer menunjukkan bahwa :
1. Persepsi manajer menengah atas faktor-faktor yang mempengaruhi kinerjanya, yaitu :
Faktor karakteristik individu manajer menengah dengan :
Kemampuan dan ketrampilan :
· Ilmu pengetahuan : umumnya baik (56%).
· Pengalaman kerja : umumnya cukup baik (72%)
· Kesehatan : berkisar antara nilai cukup baik (56%) dan baik (44%)
Penerimaan Jabatan :
· Sikap kerja : berkisar antara nilai cukup baik (40%) dan alai baik (44%).
· Aktrivitas kerja : berkisar antara nilai cukup baik (40%) dan nilai bank (60%).
· Minat kerja : berkisar antara nilai cukup baik (44%) dan nilai baik (56%).
Motivasi
· Kebutuhan manajer menengah dinilai dapat terpenuhi dengan baik sekali (48%), baik (40%) dan cukup baik, (12%).
· Harapan keberhasilan kerja, dinilai dengan baik sekali (40%), balk (48%), dan cukup baik (12%).
· Kepuasan kerja, dinyatakan dengan nilai baik sekali (56%) dan penilaian baik (44%).
Faktor lingkungan jabatan
· Lingkungan langsung jabatan : persepsi manajer menengah berkisar antara baik dan baik sekali.
· Lingkungan menengah jabatan : dinilai berkisar antara cukup baik dan baik.
· Lingkungan eksternal jabatan, dinilai berkisar antara nilai baik dan baik sekali.
2. Faktor karakteristik individu manajer menengah mempunyai pengaruh positif terhadap kinerjanya, sedangkan faktor lingkungan jabatan tidak berpengaruh.
Hasil temuan penelitian ini, diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan dalam rangka pendaya-gunaan sumberdaya manusianya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silmi Mustachfiroh Syahma Yani
"Penulisan tugas akhir ini diajukan sebagai usulan pemecahan masalah yang berhubungan dengan manajemen sumber daya manusia di PT R. Salah satu bagian terpenting dari SDM PT.R adalah project manager. Project manager dituntut untuk memiliki beberapa kompetensi yang diperlukan, antara lain: pengetahuan tentang dasar-dasar manajemen, berpola pikir kreatif, inovatif dan berani mengambil keputusan. Gambaran tentang project manager seperti ini belum dimiliki PT. R. Hal ini karena dulu ketika merekrut project manager hanya berdasarkan kedekatah hubungan tanpa sistem seleksi yang benar. Selain itu dari sisi jumlah, PT. R masih kekurangan project manager. Saat ini satu orang project manager menangani tiga proyek sekaligus dengan lokasi yang berbeda. Untuk itu perlu adanya sistem seleksi yang benar agar didapatkan project manager yang kompeten dan sesuai dengan PT. R.
Agar seleksi dapat dilakukan secara maksimal dan benar-benar menghasllkan project manager yang handal, maka dibutuhkan metode seleksi yang efisien dalam hal biaya dan memiliki validitas yang cukup tinggi dalam memprediksi kinerja di masa depan. Metode seleksi tersebut adalah wawancara berbasis kompetensi tintuk seleksi project manager. Sebelum wawancara tersebut dilakukan, maka perlu disusun rancangan uraian jabatan (job description) yang jelas pada jabatan project manager dan model kompetensi project manager berdasarkan job description yang telah dibuat. Model kompetensi yang dibuat berdasarkan LOMA's Competensy Dictionary."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T16819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathul Himam
"ABSTRAK
Menjelang berakhirnya abad ke-20, nampak usaha-usaha untuk membangun suatu bentuk bangsa dan negara Indonesia yang "mandiri" semakin meningkat dengan cepat. Dalam bidang ekonomi misalnya, usaha-usaha tersebut diarahkan pada pencapaian struktur ekonomi yang seimbang; yaitu struktur ekonomi dengan titik berat pada kekuatan industri yang didukung oleh bidang pertanian yang tangguh. Disadari bahwa realisasi usaha tersebut merupakan suatu hal yang penuh berisi tantangan dan mengandung banyak konsekuensi yang mesti dihadapi serta membutuhkan dukungan yang kuat --menyadari anti dan maknanya-- dari bangsa dan negara Indonesia.
Bila dikaji atas dasar kerangka pendekatan manajemen sumber daya manusia, bisa diartikan: (1) permasalahan yang dihadapi saat ini menuntut cara pendekatan manajemen yang khusus, mengingat permasalahan tersebut sifatnya sudah berkembang menjadi semakin kompleks dan lintas sektoral; sehingga pendekatan tradisional yang selama ini digunakan sudah tidak memadai lagi (Wagiono Ismangil, t.th., h. 1); (2) konsekuensinya, pendekatan sistem dalam manajemen haruslah dikembangkan; dengan dititikberatkan pada faktor manusia sebagai faktor yang dipengaruhi dan mempengaruhi sistem secara keseluruhan; (3) keberhasilan kerja dengan kendala waktu tertentu merupakan fokus yang ingin dicapai dalam manajemen. Dari hal-hal tersebut muncul dua pertanyaan besar yang senantiasa menarik perhatian para ahli untuk diteliti, yaitu: (a) cara pendekatan sistem yang bagaimana yang dapat dijadikan sebagai kerangka acuan untuk menganalisis manusia dan keberhasilan kerjanya?; (b) manusia dalam posisi apa serta dengan karakteristik yang bagaimana yang besar"
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mokhamad Anwar
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui determinan (faktor-faktor penentu) kinerja profitabilitas bank-bank yang sukses diantara Bank-bank Urnum Milik Pemerintah Daerah dan Bank Sasta Non Devisa di Indonesia Periode 1993-2000. Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah ROA (Return on Assets) dan ROE (Return on Equity). Hasil peneiitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu rekomendasi bagi manajemen bank-bank dalam memperbaiki kinerja usahanya pada masa mendatang.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan cross section data dan pooled data yaitu data-data keuangan 57 Bank-bank BUMD dan BUSND untuk periode tahun 1993 - 2000. Data-data keuangan yang digunakan adalah rasio-rasio ROA dan ROE sebagai variabel dependen. Sementara yang menjadi variabel indepeuden adalah LOTA (Loan to Total Assets), TSTD (Time and Savings Deposits to Total Deposits), CRTA (Capital and Reserves to Total Assets), LIQ (Loans to Deposits), TETA (Total Expenses to Total Assets), LOGTA (logarithm of Total Assets), MON (Growth in Money Supply), INT (SBI 1-month Rate), INF (Inflation Rate) dan DUMMY (periode sebelum dan pada masa crisis). Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan metode regresi berganda, pengujian ekonometrika dan statistik Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak E-views versi 3.0 dan SP55 Versi 10.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk ROA Measure, determinan profitabffitas beserta koefisiennya masing-masing adalah TETA (-), CRTA (+), ISI"U (-), LOGTA ({-) dan LIQ O. Yang paling dor inan mempengaruhi ROA dilihat dari derajat korelasinya adalah TETA, CRTA dan TSTD.
Adapun untuk ROE Measure, determinan profitabilitas beserta koefisiennya masing¬masing adalah adalah TE'I'A (-), TSTD (-), CRTA (-), LOGTA (+), LC]TA (-) dan LIQ (+). Yang paling dominan mempengaruhi ROA dilihat dari derajat korelasinya adalah TETA, TSTD, CRTA dan LOGTA.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa manajemen biaya, pemenuhan kecukupan modal, serta manajemen aset dan liabilitas ternyata merupakan faktor-faktor yang paling panting dalam menentukan kinerja profitabilitas bank."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T20463
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
ST. Untung Pujadi
"RINGKASAN EKSEKUTIF
Dalam lingkungan perbankan yang sifatnya cenderung menuju cuslomer driven, suatu bank
yang kurang memperhatikan arti pentingnya peran layanan kepada nasabah cepat atau lambat akan
mengakibatkan bank tersebut tersingkir dan kancah persaingan yang teijadi Dalam situasi
persaingan yang seperti itu jika suatu bank sangat concern dengan mutu, kualitas layanan dan
selalu memperbaharui layanan yang diberikannya setiap saat sesuai dengan perubahan perilaku
nasabah maka dapat dijamin bahwa bank tersebut tetap dapat bertahan dañ kancah persaingan
yang terjadi.
Tumbuhnya persaingan antar bank daiam pemberian dan peningkatan kualitas layanannya,
mengakibatkan bank-bank yang ada saling bebenah diri. Selain menciptakan produk-produk baru
yang sesuai dengan kebutuhan nasabah, masmg-masing bank mulai meningkatkan kualitas
Jayanannya. Berbagai macam strateji pelayanan mulai diperkenalkan dimana masing-masing
bank saling menyatakan keunggulafl yang dimilikinya.
Dari hasil penelitian mengenai kualitas layanan yang dilakukan dengan menggunakan
metode SERVQUAL (= persepsi - harapan) pada 10 dimensi tayanan yaitu responsiveness,
reliability, credibility, security, communication, tangibles, courtesy, competence, acces, dan
understanthng the customers di salah satu Bank Umum Swata Nasional (Devisa) diperoleh basil
yang menunjukkan bahwa servqual score atau skor gap untuk kesepuluh dimensi layanan di bank
tersebut ternyata bemilai negatif. Nilai negatif dalam serv quai score ini terjadi karena skor
persepsi nasabah terhadap kualitas layanan yang diberikan pihak manajemen bank lebib rendah
dan skor harapan mengenai kualitas layanan yang diinginkan oleh nasabah bank tersebut. Dengan
kata lain, servqual score yang bernilal negatif ini dapat menunjukkan bahwa saat ini kualitas
layanan yang diberikan oleh bank tersebut belum sesuai dengan apa yang menjadi harapan bagi
nasabahnya. Lebih jauh lagi tentang serquaI score yang bernilai negatif menunjukkan bahwa ada
ketidakpuasan nasabah sebagai konsumen pada kualitas layanan yang diberikan oleh bank
tersebut.
Dari hasil penelitian juga dapat diketahui bahwa ada dua kemungkinan yang menyebabkan
servqual score atau skor gap bernilai negatif Pertama, ada kemungkinan pihak manajernen Bank
tersebut memang kurang memperhatikan kualitas Layanan yang diberikan kepada para nasabahnya.
Kedua, ada kemungkinan para nasabah memiliki harapan begitu besar tentang kualitas layanan
yang mereka inginkan, Sebagai lembaga yang bergerak di bidang jasa, tentu saja hasil ternuan
yang diperoleh dan penelitian ini perlu menjadi perhatian bagi pihak manajemen bank tersebut,
lebih-Iebih dalam upayanya untuk meningkatkan kepuasan para nasabahnya
Untuk mengatasi hal tersebut disarankan agar pihak mariajetnen dapat melakukan bal-bal
sebagai berikut:
1. Bahwa pihak manajemen bank tetap harus selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas
layanan yang diberikan kepada nasabanya. Prioritas pemngkatan kualitas layanan yang haiu
dilakukaii pibak manajemen bank yang dapat dilakukan mulai dan dimensi kualitas layanan
yang memiliki skor gap riegatiftersebar kemudian bani diinensi kualitas layanan yang memìjilçj
skor gap negatif terkecil ( access, security, competence, tangibles, courtesy, credibility,
responsiveness, communication, reliability, dan understanding the customers).
Upaya peningkatan kualitas Layanan yang mengacu pada prioritas peningkatan kualitas Iayanan
yang telah berhasil ditemukan dalam penelitian ini akan sangat membantu pihak manajemen dalam menjembatani gap yang terjadi antara apa yang menjadi harapan para nasabah dengan apa yang menjadi persepsi nasabahnya saat ini.
2. Selain perlunya upaya peningkatan kualitas layanan yang diberikan kepada nasabah, penulis juga memberi saran kepada pihak manajemen untuk selalu memberi kepada kualitas layanan yang telah mereka berikan kepada para nasabah. Salah satu cara yang dapat dilakukan pihak manajemen adalah dengan mengadakan penelitian kualitas layanan secara rutin atau berkala.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Wahyuni Prabawanti
"Pada era globalisasi, perkembangan teknologi dan persaingan bisnis yang pesat menuntut perusahaan untuk melakukan perubahan-perubahan agar mencapai keberhasilan dalam mengoperasikan organisasinya. Peranan manusia menempati urutan terpenting untuk keberhasilan dari perusahaan. Perusahaan bisa memiliki teknologi yang paling canggih, dana mencukupi, sistem, prosedur, dan hal-hal lain yang baik, tetapi jika tidak mempunyai manusia yang bermutu didalam segala aspeknya maka hasil yang ingin dicapai oleh perusahaan tidak akan dapat terwujud. Jadi, sangat tepat apabila dikatakan bahwa karyawan merupakan aset perusahaan yang paling berharga (Kuswadi, 2004). Oleh karena itu, perusahaan perlu mengelola kinerja sumber daya manusianya secara optimal, yang berarti agar pimpinan dan karyawan didalam perusahaan ditunjang dengan sistem yang ada dapat bekerja bersama secara optimal untuk mencapai tujuan perusahaan.
Penulis menemukan indikasi adanya masalah pada peranan manajer penjualan PT X yang belum optimal, hal itu terlihat dari : (1) target penjualan yang ditetapkan perusahaan belum dapat dipenuhi dengan optimal oleh karyawan bagian penjualan. (2) komunikasi dan umpan balik yang belum efektif karena pertemuan antara manajer dan bawahan lebih banyak membahas dan memfokuskan pada pemasaran produk daripada memfokuskan pada individu karyawan.
Oleh karena itu untuk meningkatkan peranan manajer penjualan PT X dalam membantu bawahannya menghadapi hambatan dalam pemenuhan target penjualan diperlukau teknik konseling. Agar teknik konseling dapat dilakukan dengan efektif, diperlukan suatu keterampilan khusus yang diperoleh melalui pelatihan. Sehubungan dengan hal tersebut maka dalam Tugas Akhir diajukan rancangan pelatihan keterampilan konseling bagi manajer penjualan di PT X."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
TA16815
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kotter, John P., 1947-
Jakarta: 1998, 1998
650 KOT mt (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Juslida
"Team method has been implemented in CIPTO MANGUNKUSUMO - National General Hospital (RSUPN-CM), but still inadequate. ?Management training: assignment method? is one of those methods to improve the competencies of team leader in applying team method in nursing care. The objective of this research is to describe the effect of management training on the knowledge and attitude of team leader in applying the team method of assignment either at medical and surgical wards in RSUPN-CM.
The research design used for this study was an experimental quasi with control and intervention groups. The data of this study was analyzed using one-variance and be-variance analysis. One-variance analysis was needed to obtain the frequency distribution of all research variables, such as central tendencies of average, and standard deviation. Be-variance analysis was used to analyze the equivalent of two groups and to find out the differences or improvement for each group after intervention. "Chi square test" was used to analyze the equivalence, and "t test" was used to analyze the differences and improvement made by each group.
The result of one-variance test on independent variables showed that 52,9% respondents were > 48 years old; 70,6% SPK/SPR were educational background, 84,3% had nursing process training program; 70,6% of respondents did not have nursing documentation training program; 90,2% did not have nurse management training program, 82,4% did not have other training in nursing areas; and 80,4% of respondents had working experiences twenty years or more.
From one-variance test on dependent variables with median as categorized limit emerged that 43,1% of respondents had a better knowledge and 56,9% were poor in their knowledge result. Forty five point one percent of respondents reported to have positive attitude and 54,9% showed their negative attitude.
After intervention "management training of assignment method", it was obvious that there was a significant improvement on intervention group with p value = 0001 both for knowledge and attitude. There was also improvement on knowledge on control group, with p value = 0,007. In the other hand there is decreasing on attitude.
The most significant effect of training were on : 1) education : the average of improvement of attitude of SPK/SPR was higher than the respondent with AKPER/DIII background of education; 2) Working experiences : the average value was higher for respondents with longer working experiences ( 20 years or more) as compared to lesser than 20 years of working.
It was obvious that the further experimental research need to be conducted to measure the influence of training on behavior of team leader in management of team under her responsibility. The expected behavior could be maintained and even improved continuously other training to support the competencies of nurses in improvement of nursing care should be continuously developed in line with career leader/clinical leader.

Metode tim sudah lama diterapkan di Rumah Sakit Umum Nasional Dokter Cipto Mangunkusumo (RSUPN-CM), namun dalam pelaksanaannya masih Iemah. Pelatihan ?Manajemen: Metode Penugasan? merupakan suatu cara untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan ketua tim dalam menerapkan metode tim pada pemberian asuhan keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan ?Manajemen: Metode penugasan? terhadap pengetahuan dan sikap ketua tim dalam menerapkan metode tim di ruang penyakit dalam dan penyakit bedah RSUPN - CM.
Rancangan penelitian adalah kuasi eksperimen dengan kelompok kontrol dan intervensi. Analisis data penelitian menggunakan analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran frekuensi distribusi seluruh variabel penelitian, nilai rata-rata hitung dan standar deviasi. Analisis bivariat digunakan untuk menganalisis kesetaraan antara kedua kelompok dan untuk mengetahui perbedaan atau peningkatan yang terjadi pada masing-masing kelompok setelah diadakan intervensi. Untuk menganalisis kesetaraan dilakukan uji ?Chi Square?, sedangkan untuk menganalisis perbedaan atau peningkatan pada masingmasing kelompok digunakan ?uji t?.
Hasil analisis univariat terhadap variabel bebas menunjukkan bahwa 52.9% responden berusia > 48 tahun; 70,6% berpendidikan SPK/SPR, 84,3 % sudah mengikuti pelatihan proses keperawatan; 70,6% belum mengikuti pelatihan pendokumentasian asuhan keperawatan; 90,2% belum mengikuti pelatihan manajemen keperawatan; 82,4% belum mengikuti pelatihan lain di bidang keperawatan; 80,4% responden memiliki masa kerja lebih dari 20 tahun. Hasil analisis univariat untuk variabel terikat dengan median sebagai batas kategori menunjukkan 43,1% responden berpengetahuan balk dan 56,9% kurang, sedangkan untuk variabel sikap yaitu 45,1% responden mempunyai sikap positif dan 54,9% bersikap negatif.
Setelah diadakan pelatihan ?manajemen: metode penugasan? terlihat peningkatan yang bermakna pada kelompok intervensi, yaitu dengan nilai p = 0001 untuk pengetahuan, dan nilai p = 0,0001 untuk sikap. Untuk kelompok kontrol terjadi peningkatan untuk pengetahuan dengan nilai p = 0,007, tetapi untuk sikap terjadi penurunan. Dari semua variabel bebas yang dianalisis dalam penelitian ini, yang mempunyai pengaruh bermakna menurut kategori variabel internal adalah: 1). Pendidikan: peningkatan nilai rata-rata sikap SPK/SPR lebih tinggi daripada AKPER/D III); 2). Lama kerja : peningkatan nilai rata-rata sikap responden yang telah bekerja 20 tahun atau lebih ternyata lebih besar daripada responden yang bekerja kurang dari 20 tahun.
Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan mengembangkan penelitian sampai dengan eksperimen sehingga dapat diukur apakah pelatihan ?Manajemen : metode penugasan? juga dapat meningkatkan perilaku ketua tim dalam mengelola tim yang berada di bawah tanggung jawabnya. Peningkatan perilaku yang diharapkan terjadi dipertahankan dan ditingkatkan terus. Pelatihan lain yang menunjang kemampuan dalam memberikan asuhan perlu dikembangkan secara berjenjang dan berlanjut."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T3332
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulaiman Budiman
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh faktor-faktor suku bungs SBI, kurs Rp terhadap Dolar AS, IHSG, Pembiayaan dan Simpanan Mudharabah terhadap Laba Bruto bank- bank syariah di Indonesia. Sampel yang dipilih adalah Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri dan BNI (Unit) Syariah.
Untuk tujuan tersebut maka dilakukan pengujian menggunakan persamaan tinier regresi berganda, dengan metode Ordinary Least Square (OLS), dengan menggunakan data bulanan dan triwulan dari Januari 2001 hingga Desember 2003 yang diambil dari laporan keuangan bank syariah yang bersangkutan.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa faktor pembiayaan, secara statistik dan substansi, menjadi faktor (variabel bebas) tunggal yang signifikan terhadap laba bruto bank syariah dari ketiga sampel bank tersebut, yang mampu dijelaskan secara memuaskan, dari sejumlah persamaan fungsi regresi yang dihasilkan. Sedangkaii, fungsi regresi yang menggunakan faktor tunggai simpanan ,nudharabah, yang secara statistik juga signifkan. secara substansi kurang menemukan penjelasan yang meumaskan. Kombinasi dari dua variabel bebas ini dalam satu persamaan fungsi regresi tidak dapat dilakukan karena bermasalah dalam hal multikolinieritas atau otokorelasi atau keduanya. Selain itu, hasil pengujian juga menunjukkan, bahwa meskipun faktor yang sama-sama signifikan adalah pembiayaan tetapi koefisien dan slop yang dihasilkan berbeda sehingga bisa disimpulkan bahwa pengaruh faktor pembiayaan terhadap masing-masing bank syariah tersebut adalah berbeda. Diduga hat tersebut berkaitan dengan lamanya operasi, faktor kepemilikan, modal dan size (ukuran) yang berbeda dari masing-masing bank syariah.

This research is performed to seek whether there are influences from the factors of SBI's interest rate, exchanged rate Rp to US Dollar, IHSG. Financing (known as "credit" in term of conventional banks) and Mudharabah Deposits against Gross Profit of shariah banks in Indonesia using Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri and BNI (Unit) Syariah as our sample.
In order to achieve those goals, we use linear regression equations with Ordinary Least Square (OLS) method to perform tests on monthly dan quartely data from January 2001 up to December 2003 which were taken from the financial statement of the banks.
The result of the tests has shown that the financing has become the only factor or independent variable, statistically and substantially, that significantly influence the gross profit of the three banks above which can be rexplained, from the linear regression equations that resulted from the tests. Meanwhile, the linear regression equations whose using the mudharabah deposits as the only independent variable, which also significant statistically, substantially can not meet satisfactory explanations. The combination of these two variables in one linear regression equations also resulting problem of multicollinierity or autocorrelations or both. The tests also shown that eventhough the significant variable for the each banks is the financing but since the coefficients and the slopes from the each equations are different, we can conclude that the influences of the financing factor has the different degree for each banks. We believe that the sources of the difference are come from the period of the operations experienced, ownerships factor, the capital and the size of the each shariah banks.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T20124
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>